ALLAH YANG MAHA ESA, AL-QUR’AN YANG SEMPURNA, DAN JALAN HIDUP ORANG BERIMAN

“ALLAH YANG MAHA ESA, AL-QUR’AN YANG SEMPURNA, DAN JALAN HIDUP ORANG BERIMAN”

Tadabbur QS. Al-An‘ām: 101–120


I. ALLAH MAHA PENCIPTA, MUSTAHIL MEMILIKI ANAK

📖 Al-An‘ām: 101

هُوَ بَدِيعُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۖ أَنَّىٰ يَكُونُ لَهُ وَلَدٌ وَلَمْ تَكُنْ لَهُ صَاحِبَةٌ ۖ وَخَلَقَ كُلَّ شَيْءٍ ۖ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ

Artinya:
“Dialah Pencipta langit dan bumi tanpa contoh sebelumnya. Bagaimana mungkin Dia mempunyai anak, padahal Dia tidak mempunyai istri? Dia menciptakan segala sesuatu dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.”

🧠 Tafsir & Ulasan Ulama

  • Tafsir Jalalain: Badī‘ artinya mencipta tanpa contoh terdahulu, maka mustahil Allah menyerupai makhluk.
  • Imam Al-Qurṭubi: anak hanya lahir dari kebutuhan dan keturunan, sedangkan Allah Maha Kaya dan Maha Sempurna.
  • Ibnu Katsir: ayat ini membantah Yahudi, Nasrani, dan musyrikin secara sekaligus.

📜 Dalil Pendukung قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ ۝ اللَّهُ الصَّمَدُ ۝ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ
(QS. Al-Ikhlash: 1–3)


II. TAUHID ULŪHIYYAH: HANYA ALLAH YANG DISIBADAHI

📖 Al-An‘ām: 102

ذَٰلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمْ ۖ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ فَاعْبُدُوهُ ۖ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ وَكِيلٌ

Artinya:
“Itulah Allah Tuhanmu; tidak ada Tuhan selain Dia; Pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia; dan Dia Pemelihara segala sesuatu.”

🧠 Ulasan Ulama

  • Ibnu Taimiyah: pengakuan Allah sebagai Pencipta harus berbuah ibadah, jika tidak maka tauhidnya cacat.
  • As-Sa‘di: wakīl berarti Allah cukup sebagai tempat bersandar.

📜 Hadis احْفَظِ اللَّهَ يَحْفَظْكَ
“Jagalah Allah, niscaya Allah menjagamu.”
(HR. Tirmidzi)


III. ALLAH TIDAK DAPAT DILIHAT DI DUNIA, NAMUN DILIHAT DI AKHIRAT

📖 Al-An‘ām: 103

لَا تُدْرِكُهُ الْأَبْصَارُ وَهُوَ يُدْرِكُ الْأَبْصَارَ ۖ وَهُوَ اللَّطِيفُ الْخَبِيرُ

Artinya:
“Penglihatan mata tidak dapat menjangkau-Nya, tetapi Dia dapat menjangkau segala penglihatan; Dia Maha Lembut lagi Maha Mengetahui.”

🧠 Penjelasan Ahlus Sunnah

  • Jalalain: ayat ini tidak menafikan ru’yatullah di akhirat.
  • Ijma‘ Ahlus Sunnah: orang beriman akan melihat Allah di surga.

📜 Hadis Sahih إِنَّكُمْ سَتَرَوْنَ رَبَّكُمْ كَمَا تَرَوْنَ الْقَمَرَ لَيْلَةَ الْبَدْرِ
“Sesungguhnya kalian akan melihat Tuhan kalian sebagaimana kalian melihat bulan purnama.”
(HR. Bukhari dan Muslim)


IV. AL-QUR’AN ADALAH BUKTI, MANUSIA SENDIRI YANG MEMILIH

📖 Al-An‘ām: 104

قَدْ جَاءَكُمْ بَصَائِرُ مِنْ رَبِّكُمْ...

Artinya:
“Sungguh telah datang kepadamu bukti-bukti dari Tuhanmu. Barang siapa melihat, maka manfaatnya bagi dirinya sendiri; dan barang siapa buta, maka bahayanya atas dirinya…”

🧠 Hikmah Ulama

  • Ibnu Katsir: hidayah itu ditawarkan, paksaan tidak melahirkan iman.
  • Rasul ﷺ hanya penyampai, bukan penjaga iman manusia.

V. ADAB DAKWAH: JANGAN MEMAKI SESUEMBAHAN ORANG LAIN

📖 Al-An‘ām: 108

وَلَا تَسُبُّوا الَّذِينَ يَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ...

Artinya:
“Dan janganlah kamu memaki sesembahan yang mereka sembah selain Allah, agar mereka tidak memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan.”

🧠 Ulasan Ulama

  • Al-Qurṭubi: dakwah harus mempertimbangkan mafsadat dan maslahat.
  • Ibnu ‘Āsyūr: ini dasar etika dialog lintas keyakinan.

📜 Hadis مَا كَانَ الرِّفْقُ فِي شَيْءٍ إِلَّا زَانَهُ
“Kelembutan tidak ada pada sesuatu kecuali menghiasinya.”
(HR. Muslim)


VI. HATI DIBALIKKAN KARENA KEENGGANAN BERIMAN

📖 Al-An‘ām: 109–110

وَنُقَلِّبُ أَفْئِدَتَهُمْ وَأَبْصَارَهُمْ...

Artinya:
“Kami membolak-balikkan hati dan penglihatan mereka, sebagaimana mereka tidak beriman sejak awal…”

🧠 Penegasan Ulama

  • Ibnu Katsir: ini hukuman spiritual, bukan kezhaliman Allah.
  • Hidayah dicabut setelah penolakan berulang.

📜 Hadis إِنَّ الْقُلُوبَ بَيْنَ أُصْبُعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ الرَّحْمَنِ
“Sesungguhnya hati berada di antara dua jari Ar-Rahman.”
(HR. Muslim)


VII. SETIAP NABI PUNYA MUSUH

📖 Al-An‘ām: 112–113

وَكَذَٰلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا...

Artinya:
“Dan demikianlah Kami jadikan bagi setiap nabi musuh, yaitu setan-setan dari golongan manusia dan jin…”

🧠 Hikmah

  • Jalalain: keindahan ucapan batil adalah tipu daya setan.
  • Orang yang tidak beriman kepada akhirat mudah tertipu retorika kosong.

VIII. AL-QUR’AN ADALAH HAKIM TERAKHIR

📖 Al-An‘ām: 114–115

أَفَغَيْرَ اللَّهِ أَبْتَغِي حَكَمًا...

Artinya:
“Maka patutkah aku mencari hakim selain Allah, padahal Dialah yang menurunkan Al-Qur’an dengan terperinci…”

🧠 Ulasan Ulama

  • Asy-Syafi‘i: siapa yang mencari hukum selain wahyu akan tersesat.
  • Kalimat Allah benar dan adil, tidak berubah.

IX. BAHAYA MENGIKUTI MAYORITAS

📖 Al-An‘ām: 116

وَإِن تُطِعْ أَكْثَرَ مَن فِي الْأَرْضِ يُضِلُّوكَ...

Artinya:
“Jika kamu mengikuti kebanyakan manusia di bumi, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah…”

🧠 Komentar Ulama

  • Fudhail bin ‘Iyadh: “Kebenaran tidak diukur dari banyaknya pengikut.”
  • Islam bukan agama suara terbanyak, tetapi dalil terkuat.

X. HALAL–HARAM ADALAH BAGIAN DARI IMAN

📖 Al-An‘ām: 118–119

فَكُلُوا مِمَّا ذُكِرَ اسْمُ اللَّهِ عَلَيْهِ...

Artinya:
“Makanlah dari apa yang disebut nama Allah atasnya jika kamu beriman…”

🧠 Penegasan

  • Mengikuti hawa nafsu dalam halal-haram adalah ciri penyimpangan iman.

📜 Hadis إِنَّ الْحَلَالَ بَيِّنٌ وَإِنَّ الْحَرَامَ بَيِّنٌ
(HR. Bukhari dan Muslim)


XI. PENUTUP SURAH: TINGGALKAN DOSA LAHIR DAN BATIN

📖 Al-An‘ām: 120

وَذَرُوا ظَاهِرَ الْإِثْمِ وَبَاطِنَهُ...

Artinya:
“Tinggalkanlah dosa yang tampak dan yang tersembunyi…”

🧠 Ulasan Ulama

  • Hasan al-Bashri: dosa tersembunyi lebih berbahaya karena merusak hati.
  • Islam membersihkan lahir dan batin.

🧭 PENUTUP PESAN CERAMAH

  • Allah Maha Esa → tidak pantas disekutukan
  • Al-Qur’an sempurna → cukup sebagai hakim
  • Mayoritas bukan ukuran → dalil adalah penentu
  • Iman sejati → meninggalkan dosa lahir dan batin


Tidak ada komentar