Berseberanganlah dengan Orang-orang yang Gemar pada Sesuatu yang Menyebabkan Allah Benci
Berseberanganlah dengan Orang-orang yang Gemar pada Sesuatu yang Menyebabkan Allah Benci
I. Mukadimah Ruhani (Pengantar Ceramah)
Saudara-saudaraku yang dimuliakan Allah…
Di antara tanda kebinasaan jiwa yang paling halus namun paling berbahaya adalah ketika seseorang menyukai apa yang Allah benci, dan membenci apa yang Allah cintai, sementara ia merasa dirinya baik-baik saja, bahkan merasa sedang berada di jalan kebenaran.
Ini bukan dosa kecil.
Ini bukan kesalahan biasa.
Ini adalah perselisihan batin antara hamba dengan Rabb-nya.
II. Prinsip Dasar: Ukuran Cinta dan Benci dalam Iman
Dalil Al-Qur’an
ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ كَرِهُوا مَا أَنزَلَ اللَّهُ فَأَحْبَطَ أَعْمَالَهُمْ
Artinya:
“Yang demikian itu karena sesungguhnya mereka membenci apa yang Allah turunkan, maka Allah menghapus amal-amal mereka.”
📖 (QS. Muhammad: 9)
Penjelasan Ulama
- Imam Ibnu Katsir رحمه الله menjelaskan:
Membenci hukum Allah, walaupun tetap beramal secara lahir, dapat menggugurkan amal tersebut karena rusaknya sikap hati.
➡️ Ibadah tanpa kesesuaian hati dengan apa yang Allah cintai tidak bernilai di sisi Allah.
III. Hakikat Berseberangan (Al-Mukhalafah) yang Diperintahkan
Berseberangan bukan berarti sombong atau merasa paling suci,
tetapi memisahkan sikap hati dan arah hidup dari jalan yang dimurkai Allah.
Dalil Al-Qur’an
وَإِن تُطِيعُوا أَكْثَرَ مَن فِي الْأَرْضِ يُضِلُّوكَ عَن سَبِيلِ اللَّهِ
Artinya:
“Jika engkau menuruti kebanyakan manusia di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah.”
📖 (QS. Al-An‘am: 116)
Ulasan Ulama
- Imam Al-Qurthubi رحمه الله:
Kebenaran tidak diukur oleh jumlah pengikut, tetapi oleh kesesuaiannya dengan wahyu.
➡️ Kadang keselamatan justru berada pada sikap ‘berbeda’.
IV. Cinta Dunia, Sanjungan, dan Kedudukan: Penyakit yang Dibenci Allah
Dalil Al-Qur’an
تُرِيدُونَ عَرَضَ الدُّنْيَا وَاللَّهُ يُرِيدُ الْآخِرَةَ
Artinya:
“Kalian menghendaki kesenangan dunia, sedangkan Allah menghendaki (kebaikan) akhirat.”
📖 (QS. Al-Anfal: 67)
Hadis Nabi ﷺ
حُبُّ الدُّنْيَا رَأْسُ كُلِّ خَطِيئَةٍ
Artinya:
“Cinta dunia adalah pangkal dari setiap kesalahan.”
📜 (HR. Al-Baihaqi – dinilai hasan oleh sebagian ulama)
Komentar Ulama
- Imam Al-Ghazali رحمه الله:
Yang tercela bukan dunia itu sendiri, tetapi ketika dunia menguasai hati dan menjadi tujuan hidup.
➡️ Sanjungan, popularitas, dan kemegahan adalah ujian, bukan kemuliaan.
V. Ketika Allah Melapangkan Dunia: Rahmat atau Istidraj?
Dalil Al-Qur’an
فَلَمَّا نَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَابَ كُلِّ شَيْءٍ
Artinya:
“Ketika mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu kesenangan dunia bagi mereka.”
📖 (QS. Al-An‘am: 44)
Hadis Nabi ﷺ
إِذَا رَأَيْتَ اللَّهَ يُعْطِي الْعَبْدَ مِنَ الدُّنْيَا عَلَى مَعَاصِيهِ مَا يُحِبُّ فَإِنَّمَا هُوَ اسْتِدْرَاجٌ
Artinya:
“Jika engkau melihat Allah memberi seorang hamba kenikmatan dunia padahal ia terus bermaksiat, maka itu adalah istidraj.”
📜 (HR. Ahmad)
Penjelasan Ulama
- Ibnu Rajab Al-Hanbali رحمه الله:
Istidraj adalah ketika dosa tidak diiringi rasa takut, dan nikmat tidak diiringi syukur.
➡️ Nikmat tanpa taubat bisa jadi tanda murka yang tersembunyi.
VI. Dua Tipe Hamba: Cermin untuk Muhasabah
Tipe Pertama
- Senang dengan apa yang Allah senangi
- Sedih jika jauh dari ketaatan
- Tak nyaman dengan dosa walau kecil
Tipe Kedua
- Benci perintah Allah karena berat
- Senang maksiat karena nikmat
- Tersinggung jika dinasihati
Dalil Al-Qur’an
فَأَمَّا مَن طَغَىٰ وَآثَرَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا فَإِنَّ الْجَحِيمَ هِيَ الْمَأْوَىٰ
Artinya:
“Adapun orang yang melampaui batas dan mengutamakan kehidupan dunia, maka nerakalah tempat tinggalnya.”
📖 (QS. An-Naz‘iat: 37–39)
VII. Peringatan Keras: Perselisihan dengan Allah
Saudara-saudaraku…
Membenci apa yang Allah cintai
dan mencintai apa yang Allah benci
adalah puncak permusuhan seseorang terhadap dirinya sendiri.
Dalil Al-Qur’an
وَمَن يُشَاقِقِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا بَعِيدًا
Artinya:
“Barang siapa menentang Allah dan Rasul-Nya, sungguh ia telah sesat sejauh-jauhnya.”
📖 (QS. Al-Ahzab: 36)
Ulasan Ulama
- Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah رحمه الله:
Hakikat iman adalah keselarasan kehendak hamba dengan kehendak Allah.
VIII. Penutup & Doa
Saudara-saudaraku…
Jangan tertipu oleh banyaknya amal
jika hati masih mencintai yang dibenci Allah.
Jangan merasa aman
jika jiwa masih berat pada ketaatan.
اللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ
Artinya:
“Ya Allah, tampakkanlah kepada kami kebenaran sebagai kebenaran dan karuniakan kepada kami kemampuan untuk mengikutinya. Dan tampakkanlah kebatilan sebagai kebatilan dan karuniakan kepada kami kemampuan untuk menjauhinya.”
Amin ya Rabbal ‘Alamin.
Post a Comment