Gagasan Adalah Daun Warna-Warni dari Satu Akar Pohon yang Sama

Gagasan Adalah Daun Warna-Warni dari Satu Akar Pohon yang Sama

(Tentang Kesatuan Tujuan, Perbedaan Jalan, Hakikat Iman, dan Cinta sebagai Alat Penyingkap Kebenaran)

Disertai dalil Al-Qur’an dan Sunnah (Arab + terjemahan) serta ulasan para ulama, agar kandungan tasawufnya tetap lurus secara aqidah dan kaya secara ruhani.


I. PERBEDAAN BAHASA, KESATUAN MAKNA

Pokok Makna

Orang-orang Yunani yang tidak memahami bahasa, namun menangis dan ekstase ketika mendengar pembicaraan tentang Tuhan, menunjukkan bahwa ruh menangkap makna sebelum akal memahami kata. Hakikat tauhid melampaui bahasa dan istilah.

Dalil Al-Qur’an

وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ رَسُولٍ إِلَّا بِلِسَانِ قَوْمِهِ لِيُبَيِّنَ لَهُمْ

“Kami tidak mengutus seorang rasul pun melainkan dengan bahasa kaumnya agar ia menjelaskan kepada mereka.”
📖 (QS. Ibrāhīm: 4)

➡️ Isyaratnya: bahasa adalah alat penjelasan, bukan sumber hidayah itu sendiri.

Dalil Al-Qur’an

﴿فَإِنَّهَا لَا تَعْمَى الْأَبْصَارُ وَلَٰكِنْ تَعْمَى الْقُلُوبُ﴾

“Sesungguhnya yang buta bukan mata, tetapi hati.”
📖 (QS. Al-Ḥajj: 46)

Ulasan Ulama

  • Imam Al-Qusyairi:

    “Hati memiliki bahasa yang tidak dipelajari dengan lisan, tetapi dengan kejujuran.”


II. BANYAK JALAN, SATU TUJUAN: KA’BAH SEBAGAI SIMBOL

Pokok Makna

Jalan menuju Ka’bah berbeda-beda, tetapi tujuan batinnya satu. Perselisihan muncul karena manusia sibuk membela jalan, bukan menjaga arah.

Dalil Al-Qur’an

﴿وَلِكُلٍّ وِجْهَةٌ هُوَ مُوَلِّيهَا فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ﴾

“Setiap umat memiliki arah masing-masing, maka berlombalah dalam kebaikan.”
📖 (QS. Al-Baqarah: 148)

Dalil Al-Qur’an

﴿إِنَّ هَٰذِهِ أُمَّتُكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً﴾

“Sesungguhnya umat ini adalah umat yang satu.”
📖 (QS. Al-Anbiyā’: 92)

Ulasan Ulama

  • Ibnu ‘Athaillah:

    “Perbedaan jalan tidak membatalkan kesatuan tujuan, selama arah hati tetap kepada Allah.”


III. AKAR YANG SATU, DAUN YANG BERWARNA-WARNI

Pokok Makna Utama

Iman dan kufur lahir dari satu akar batin yang sama, yaitu pencarian terhadap Tuhan. Perbedaan muncul ketika makna batin mengalir melalui lidah dan konsep.

Dalil Al-Qur’an

﴿فِطْرَتَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا﴾

“(Tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia atasnya.”
📖 (QS. Ar-Rūm: 30)

Hadis Nabi ﷺ

كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ

“Setiap anak dilahirkan di atas fitrah.”
📚 HR. Bukhari dan Muslim

Ulasan Ulama

  • Imam An-Nawawi:

    “Fitrah adalah kesiapan hati untuk menerima tauhid.”


IV. PIKIRAN ADALAH BURUNG BEBAS, TAK BISA DIHAKIMI

Pokok Makna

Pikiran sebelum diucapkan tidak bisa dihukumi. Ia bagaikan burung liar: belum tertangkap, belum bisa dinilai.

Dalil Al-Qur’an

﴿لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا﴾

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai kemampuannya.”
📖 (QS. Al-Baqarah: 286)

Hadis Nabi ﷺ

إِنَّ اللَّهَ تَجَاوَزَ عَنْ أُمَّتِي مَا حَدَّثَتْ بِهِ أَنْفُسَهَا

“Allah memaafkan umatku atas apa yang terlintas di hati mereka selama belum diucapkan atau dilakukan.”
📚 HR. Bukhari dan Muslim

Ulasan Ulama

  • Ibnu Hajar Al-Asqalani:

    “Lintasan hati tidak dihukum, karena ia bukan hasil pilihan sadar.”


V. TUHAN MELAMPAUI SEMUA DUNIA DAN IMAJINASI

Pokok Makna

Allah tidak berada di dalam gagasan, mimpi, atau imajinasi. Dia Pencipta semuanya, bukan bagian dari semuanya.

Dalil Al-Qur’an

﴿لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ﴾

“Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan-Nya.”
📖 (QS. Asy-Syūrā: 11)

Dalil Al-Qur’an

﴿وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنْتُمْ﴾

“Dia bersama kalian di mana pun kalian berada.”
📖 (QS. Al-Ḥadīd: 4)

Ulasan Ulama

  • Imam Ahmad bin Hanbal:

    “Apa pun yang terlintas dalam benakmu tentang Allah, maka Allah tidak seperti itu.”


VI. “INSYAALLAH”: BAHASA PARA PENCINTA

Pokok Makna

Ucapan “InsyaAllah” bukan formalitas, tetapi pengakuan total bahwa diri tidak memiliki kendali apa pun.

Dalil Al-Qur’an

﴿وَلَا تَقُولَنَّ لِشَيْءٍ إِنِّي فَاعِلٌ ذَٰلِكَ غَدًا ۝ إِلَّا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ﴾

“Jangan sekali-kali engkau mengatakan ‘Aku pasti melakukan ini besok’, kecuali dengan (mengucapkan) ‘InsyaAllah’.”
📖 (QS. Al-Kahfi: 23–24)

Ulasan Ulama

  • Imam Ibn Qayyim:

    “InsyaAllah adalah pengakuan kelemahan makhluk dan keagungan Kehendak Allah.”


VII. CINTA ADALAH ALAT MENGHANCURKAN KERAGUAN

Pokok Makna

Akal melahirkan keraguan, tetapi cinta menghabiskannya. Iblis menggunakan logika, Adam menggunakan adab dan cinta.

Dalil Al-Qur’an (Iblis)

﴿أَنَا خَيْرٌ مِنْهُ خَلَقْتَنِي مِنْ نَارٍ﴾

“Aku lebih baik darinya; Engkau menciptakanku dari api.”
📖 (QS. Al-A‘rāf: 12)

Dalil Hadis

حُبُّكَ الشَّيْءَ يُعْمِي وَيُصِمُّ

“Cintamu kepada sesuatu dapat membuatmu buta dan tuli.”
📚 HR. Abu Dawud

➡️ Cinta dunia membutakan, cinta kepada Allah menyadarkan.

Ulasan Ulama

  • Imam Junayd Al-Baghdadi:

    “Cinta sejati adalah meninggalkan perdebatan dan memilih adab.”


VIII. SYARIAT ADALAH SUMBER AIR, MA’RIFAT ADALAH ISTANA

Pokok Makna

Syariat menjaga keteraturan dunia, tetapi ma’rifat membawa manusia ke hadirat Raja. Keduanya bukan musuh, tetapi tingkat.

Dalil Al-Qur’an

﴿وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّىٰ يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ﴾

“Sembahlah Tuhanmu hingga datang kepadamu keyakinan.”
📖 (QS. Al-Ḥijr: 99)

Ulasan Ulama

  • Imam Malik:

    “Siapa yang bertasawuf tanpa fiqih menjadi zindiq, siapa yang berfiqih tanpa tasawuf menjadi fasik.”


IX. BERBICARALAH SESUAI KEMAMPUAN PENDENGAR

Dalil Hadis

كَلِّمُوا النَّاسَ عَلَى قَدْرِ عُقُولِهِمْ

“Berbicaralah kepada manusia sesuai kadar akal mereka.”
📚 HR. Muslim (makna shahih)

Ulasan Ulama

  • Ali bin Abi Thalib رضي الله عنه:

    “Apakah kalian ingin Allah dan Rasul-Nya didustakan?”
    (ketika orang menyampaikan ilmu berat kepada yang belum siap)


PENUTUP CERAMAH

Jamaah yang dirahmati Allah,
Akar kita satu: fitrah mencari Tuhan.
Daun kita berwarna-warni: bahasa, jalan, pemahaman.
Siapa sibuk mematahkan daun orang lain,
ia lupa menyirami akarnya sendiri.

اللهم أرنا الحق حقًا وارزقنا اتباعه، وأرنا الباطل باطلًا وارزقنا اجتنابه، واجعلنا من العاشقين لك لا من المجادلين فيك.

Aamiin.



Tidak ada komentar