ILMU DALAM ISLAM: CAHAYA KEHIDUPAN DAN JALAN KESELAMATAN



ILMU DALAM ISLAM: CAHAYA KEHIDUPAN DAN JALAN KESELAMATAN


Pendahuluan

الحمد لله رب العالمين، نحمده ونستعينه ونستغفره، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا، من يهده الله فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullāh,

Ilmu dalam Islam bukan sekadar pengetahuan, bukan hanya gelar dan kecerdasan intelektual. Ilmu adalah cahaya yang dengannya manusia mengenal Allah, membedakan haq dan batil, serta selamat di dunia dan akhirat. Tanpa ilmu, ibadah menjadi sesat, amal menjadi tertolak, dan iman menjadi rapuh.


I. Pengertian Ilmu dalam Islam

1. Pengertian Bahasa dan Istilah

Kata ilmu berasal dari bahasa Arab:

عَلِمَ – يَعْلَمُ – عِلْمًا
Artinya: mengetahui, lawan dari jahl (kebodohan).

Definisi Ulama

🔹 Imam Raghib Al-Ashfahani (Al-Mufradāt fī Gharīb al-Qur’ān):

“Ilmu adalah mengetahui sesuatu sesuai dengan hakikatnya.”

🔹 Imam Al-Munawi rahimahullah:

“Ilmu adalah keyakinan yang kuat, tetap, dan sesuai dengan realita.”

🔹 Definisi syar‘i:

Ilmu adalah pengetahuan yang sesuai dengan Al-Qur’an dan Sunnah, melahirkan ketundukan kepada Allah, dan diamalkan.

🖊 Ibnu Taimiyah:

“Ilmu yang tidak melahirkan amal dan rasa takut kepada Allah bukanlah ilmu yang bermanfaat.”


II. Ilmu yang Benar Melahirkan Khasyyah

Dalil Al-Qur’an

﴿إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ﴾

“Sesungguhnya yang paling takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya hanyalah para ulama.”
(QS. Fāṭir [35]: 28)

🖊 Imam Ibnu Katsir:

“Setiap orang yang lebih mengenal Allah, maka ia akan lebih takut kepada-Nya.”

Ukuran ulama bukan banyaknya hafalan, tetapi kedalaman khasyyah (takut kepada Allah).


III. Cara Memperoleh Ilmu dalam Pandangan Islam

Islam tidak membatasi ilmu hanya pada satu jalur, tetapi memadukan akal, hati, dan wahyu.

1. Melalui Akal dan Penalaran

  • Berpikir
  • Meneliti
  • Menganalisis

📖 Dalil:

﴿أَفَلَا تَعْقِلُونَ﴾
“Tidakkah kalian berpikir?”
(QS. Al-Baqarah: 44)


2. Melalui Indra dan Pengalaman (Empiris)

📖 Dalil:

﴿وَاللَّهُ أَخْرَجَكُم مِّن بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لَا تَعْلَمُونَ شَيْئًا وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ﴾
(QS. An-Naḥl: 78)

🖊 As-Sa‘di:

“Indra dan akal adalah alat, tetapi wahyu adalah pembimbingnya.”


3. Melalui Intuisi

Intuisi adalah ilham yang Allah berikan, bukan wahyu, dan harus tetap ditimbang dengan syariat.

🖊 Al-Ghazali:

“Intuisi yang bertentangan dengan wahyu adalah bisikan hawa nafsu.”


4. Melalui Wahyu

Ini adalah sumber tertinggi dan paling pasti.

📖 Dalil:

﴿ذَٰلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِّلْمُتَّقِينَ﴾
(QS. Al-Baqarah: 2)


IV. Sumber Ilmu dalam Islam

1. Wahyu (Al-Qur’an dan Sunnah)

  • Ayat qauliyyah (firman Allah)
  • Menjadi hudā, furqān, dan bayyinah

📖 Dalil:

﴿وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ تِبْيَانًا لِّكُلِّ شَيْءٍ﴾
(QS. An-Naḥl: 89)

🖊 Imam Asy-Syafi‘i:

“Tidak ada satu pun masalah agama kecuali jawabannya ada dalam Al-Qur’an dan Sunnah.”


2. Alam Semesta (Ayat Kauniyyah)

📖 Dalil:

﴿أَلَمْ تَرَوْا أَنَّ اللَّهَ سَخَّرَ لَكُم مَّا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ﴾
(QS. Luqmān [31]: 20)

🖊 Ibnu Katsir:

“Alam semesta adalah kitab terbuka bagi orang-orang yang berpikir.”

➡ Dari sinilah lahir sains, teknologi, dan ilmu alam, selama tidak bertentangan dengan wahyu.


V. Tujuan Ilmu dalam Islam

1. Mengenal Allah (Ma‘rifatullah)

﴿فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا اللَّهُ﴾
(QS. Muhammad [47]: 19)

🖊 Imam Al-Bukhari:

“Ilmu didahulukan sebelum ucapan dan amal.”


2. Menunjukkan Jalan Kebenaran

﴿قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ﴾
(QS. Az-Zumar: 9)


3. Syarat Diterimanya Amal

Hadits Rasulullah ﷺ

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ:
«مَنْ عَمِلَ عَمَلًا لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ»

“Barang siapa mengamalkan suatu amalan yang tidak ada perintahnya dari kami, maka amalan itu tertolak.”
(HR. Muslim)

🖊 Imam An-Nawawi:

“Hadits ini adalah kaidah besar dalam agama.”


VI. Ciri Orang Berilmu Menurut Islam

Bukan sekadar ustaz, kiai, atau profesor.

Ciri orang berilmu:

  1. Takut kepada Allah
  2. Mengamalkan ilmunya
  3. Menyebarkan ilmu
  4. Tidak menjual agama demi dunia
  5. Selalu mencari kebenaran

🖊 Hasan Al-Bashri:

“Orang alim adalah yang takut kepada Allah, meski sedikit ilmunya.”


Penutup dan Nasihat

Ma’asyiral muslimin rahimakumullāh,

Ilmu adalah jalan ibadah,
ilmu adalah penjaga iman,
dan ilmu adalah pembeda antara hidayah dan kesesatan.

Mari kita berdoa:

اللَّهُمَّ انْفَعْنَا بِمَا عَلَّمْتَنَا، وَعَلِّمْنَا مَا يَنْفَعُنَا، وَزِدْنَا عِلْمًا



Tidak ada komentar