Iman Itu Kehidupan
Iman Itu Kehidupan
Pendahuluan: Sengsara yang Paling Dalam Adalah Krisis Iman
Saudaraku yang dirahmati Allah ﷻ,
manusia bisa miskin harta, miskin kedudukan, miskin kesehatan—namun semua itu belum tentu membuatnya sengsara. Akan tetapi, miskin iman adalah kemiskinan paling menyakitkan dan paling membinasakan.
Orang yang kehilangan iman akan kehilangan arah hidup, kehilangan makna penderitaan, dan kehilangan harapan masa depan. Hidupnya sempit meski dunia digenggam, jiwanya gelisah meski raganya bersenang-senang.
Allah ﷻ telah menegaskan:
Dalil Al-Qur’an
وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا
“Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit.”
(QS. Thaha: 124)
Komentar Ulama
- Ibnu Katsir: Penghidupan sempit bukan selalu miskin harta, tetapi sempit hati dan jiwa.
- Al-Qurthubi: Orang yang berpaling dari iman akan selalu gelisah meskipun hidupnya tampak lapang.
I. Iman: Sumber Kehidupan Jiwa
Tidak ada satu pun yang mampu:
- menenangkan jiwa,
- membersihkan hati,
- mengusir kegelisahan,
- memberi makna pada penderitaan,
kecuali iman yang benar kepada Allah ﷻ.
Dalil Hadis
ذَاقَ طَعْمَ الإِيمَانِ مَنْ رَضِيَ بِاللَّهِ رَبًّا وَبِالإِسْلَامِ دِينًا وَبِمُحَمَّدٍ رَسُولًا
“Telah merasakan manisnya iman orang yang ridha Allah sebagai Rabb-nya, Islam sebagai agamanya, dan Muhammad sebagai Rasulnya.”
(HR. Muslim)
Ulasan Ulama
- Imam An-Nawawi: Manisnya iman adalah ketenangan batin yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata.
- Ibnu Qayyim: Jika hati hidup dengan iman, maka musibah pun terasa ringan.
II. Kehidupan Tanpa Iman: Kegelapan yang Membinasakan
Orang yang kehilangan iman akan mencari pelarian palsu. Dalam pandangan orang-orang yang jauh dari Allah, bunuh diri dianggap solusi, padahal itu adalah pintu azab yang kekal.
Allah menggambarkan kondisi hati orang-orang yang menolak iman:
Dalil Al-Qur’an
وَنُقَلِّبُ أَفْئِدَتَهُمْ وَأَبْصَارَهُمْ كَمَا لَمْ يُؤْمِنُوا بِهِ أَوَّلَ مَرَّةٍ
“Dan Kami palingkan hati dan penglihatan mereka sebagaimana mereka dahulu tidak beriman kepadanya, dan Kami biarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan.”
(QS. Al-An‘am: 110)
Komentar Ulama
- Hasan Al-Bashri: Hukuman terbesar bagi hati adalah ketika ia tidak lagi mampu menerima kebenaran.
- Ibnu Taimiyyah: Kesesatan berulang adalah akibat berpaling dari iman pertama.
III. Iman dan Kebahagiaan: Sejajar dan Seiring
Seberapa besar iman seseorang, sebesar itu pula kebahagiaan dan ketenangannya. Lemah iman → sempit jiwa. Kuat iman → lapang dada.
Allah ﷻ berfirman:
Dalil Al-Qur’an
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً
“Barangsiapa mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan, dalam keadaan beriman, maka pasti Kami akan berikan kepadanya kehidupan yang baik.”
(QS. An-Nahl: 97)
IV. Makna Hayatan Thayyibah Menurut Para Ulama
Apakah kehidupan yang baik itu harta? Jabatan? Kesenangan dunia?
Penjelasan Ulama
- Ibnu Katsir: Hayatan thayyibah adalah ketenangan hati dan rezeki yang diberkahi.
- Ath-Thabari: Ia adalah ridha terhadap takdir Allah.
- As-Sa‘di: Ia adalah kebahagiaan batin yang tidak tergantung keadaan dunia.
Hayatan thayyibah mencakup:
- ketenangan jiwa,
- keyakinan terhadap janji Allah,
- kebersihan hati dari syubhat dan syahwat,
- kerelaan terhadap takdir,
- keikhlasan menjalani kehidupan.
V. Iman: Pengikat Makna Hidup dan Kematian
Orang beriman:
- melihat musibah sebagai ujian,
- melihat dunia sebagai ladang,
- melihat akhirat sebagai tujuan.
Sedangkan orang tanpa iman:
- melihat musibah sebagai kutukan,
- melihat dunia sebagai segalanya,
- melihat kematian sebagai kehancuran.
Dalil Hadis
عَجَبًا لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ… إِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ
“Sungguh menakjubkan urusan orang beriman… jika ia tertimpa kesusahan, ia bersabar, maka itu baik baginya.”
(HR. Muslim)
VI. Penutup: Iman Adalah Nafas Kehidupan
Wahai saudaraku,
iman bukan sekadar pengakuan lisan. Iman adalah kehidupan itu sendiri.
Jika iman hidup:
- hati tenang,
- dada lapang,
- air mata bermakna,
- penderitaan bernilai pahala.
Namun jika iman mati:
- dunia terasa sempit,
- jiwa gelap,
- hidup kehilangan arah.
Maka jagalah imanmu sebagaimana engkau menjaga nyawamu.
Karena iman itulah kehidupan,
dan tanpa iman, hidup hanyalah penantian menuju kehancuran.
Post a Comment