INTELEK PARSIAL ADALAH BAGIAN DARI INTELEK UNIVERSAL
INTELEK PARSIAL ADALAH BAGIAN DARI INTELEK UNIVERSAL
(Kerendahan Hati Nabi, Hakikat Akal, Malaikat, dan Tanggung Jawab Anggota Tubuh)
Pendahuluan
Alhamdulillāhi Rabbil ‘ālamīn. Segala puji bagi Allah yang menciptakan akal sebagai cahaya, dan menjadikannya sebab kemuliaan manusia. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad ﷺ, manusia paling sempurna akalnya, paling luas ilmunya, dan paling dalam kerendahan hatinya.
Tema ini mengajak kita memahami bahwa akal manusia hanyalah cabang, sedangkan Intelek Universal adalah sumbernya—dan sumber itu terhubung dengan kenabian, kewalian, dan kehendak Allah.
I. Kerendahan Hati Adalah Tanda Kesempurnaan
Rumi membuka dengan perumpamaan yang sangat dalam:
Cabang yang paling banyak buahnya justru paling merunduk.
Dalil Al-Qur’an
﴿وَعِبَادُ ٱلرَّحْمَـٰنِ ٱلَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى ٱلْأَرْضِ هَوْنًا﴾
“Adapun hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih adalah mereka yang berjalan di bumi dengan rendah hati.”
📖 (QS. Al-Furqān: 63)
Dalil Hadis
مَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلَّا رَفَعَهُ اللَّهُ
“Tidaklah seseorang merendahkan diri karena Allah, kecuali Allah akan mengangkat derajatnya.”
📖 (HR. Muslim)
Ulasan Ulama
Imam Al-Ghazali رحمه الله:
“Kesombongan lahir dari kekosongan batin, sedangkan tawadhu’ lahir dari kepenuhan ma‘rifat.”
Nabi ﷺ adalah manusia paling tawadhu’ karena seluruh ‘buah’ ilmu, hikmah, dan nur terkumpul pada diri beliau.
II. Nabi Muhammad ﷺ Adalah Asal Cahaya
Dalam teks disebutkan makna terkenal:
“Seandainya bukan karena engkau (Muhammad), Aku tidak menciptakan (alam).”
Walaupun ungkapan ini bukan hadis shahih secara lafaz, maknanya diakui para ulama.
Dalil Al-Qur’an
﴿وَمَآ أَرْسَلْنَـٰكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَـٰلَمِينَ﴾
“Dan tidaklah Kami mengutusmu (Muhammad), kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam.”
📖 (QS. Al-Anbiyā’: 107)
Penjelasan Ulama
Imam Qadhi ‘Iyadh رحمه الله:
“Seluruh kebaikan yang sampai kepada makhluk, mengalir melalui perantara risalah Nabi Muhammad ﷺ.”
Maka para nabi, wali, dan orang saleh adalah bayang-bayang cahaya kenabian.
III. Intelek Universal dan Intelek Parsial
Rumi menjelaskan:
Pikiran manusia seperti anggota tubuh, sedangkan Intelek Universal seperti jiwa yang menggerakkannya.
Dalil Al-Qur’an
﴿يُؤْتِى ٱلْحِكْمَةَ مَن يَشَآءُ ۚ وَمَن يُؤْتَ ٱلْحِكْمَةَ فَقَدْ أُوتِىَ خَيْرًا كَثِيرًا﴾
“Allah menganugerahkan hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki. Barangsiapa diberi hikmah, sungguh ia telah diberi kebaikan yang banyak.”
📖 (QS. Al-Baqarah: 269)
Ulasan Ulama
Ibn ‘Arabi رحمه الله:
“Akal manusia adalah pantulan dari Akal Kullī; bila pantulan itu terhalang, manusia tersesat.”
Ketika Intelek Universal “menarik bayangannya”, manusia:
- kehilangan bimbingan
- menjadi bingung
- bahkan jatuh dalam kegilaan maknawi
IV. Akal dan Malaikat: Hakikat yang Serupa
Rumi menyatakan:
Malaikat adalah intelek yang terejawantah.
Dalil Al-Qur’an
﴿لَا يَعْصُونَ ٱللَّهَ مَآ أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ﴾
“Mereka (para malaikat) tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang Dia perintahkan dan selalu melaksanakan apa yang diperintahkan.”
📖 (QS. At-Tahrīm: 6)
Ulasan Ulama
Imam Fakhruddin Ar-Razi رحمه الله:
“Hakikat malaikat adalah akal murni tanpa syahwat.”
Manusia diberi akal dan syahwat. Bila akal memimpin → naik seperti malaikat.
Bila syahwat memimpin → turun lebih rendah dari hewan.
V. Tubuh Akan Bersaksi di Hari Kiamat
Dalil Al-Qur’an
﴿وَقَالُوا۟ لِجُلُودِهِمْ لِمَ شَهِدتُّمْ عَلَيْنَا ۖ قَالُوٓا۟ أَنطَقَنَا ٱللَّهُ ٱلَّذِىٓ أَنطَقَ كُلَّ شَىْءٍ﴾
“Mereka berkata kepada kulit mereka: ‘Mengapa kalian bersaksi terhadap kami?’
Kulit itu menjawab: ‘Allah yang membuat segala sesuatu berbicara telah membuat kami berbicara.’”
📖 (QS. Fuṣṣilat: 21)
Aqidah Ahlus Sunnah
Anggota tubuh benar-benar berbicara, bukan sekadar simbol.
Imam Ath-Thahawi رحمه الله:
“Kami beriman kepada apa yang Allah firmankan, tanpa menakwilkannya secara batil.”
VI. Allah Memberi Sesuai Kebutuhan
Rumi menjelaskan hikmah:
Tuhan tidak memberi mata kepada makhluk yang hidup dalam kegelapan.
Dalil Al-Qur’an
﴿لَا يُكَلِّفُ ٱللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا﴾
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai kesanggupannya.”
📖 (QS. Al-Baqarah: 286)
Ulasan Ulama
Ibn Katsir رحمه الله
“Rahmat Allah tampak pada pembebanan yang sesuai dengan kesiapan hamba.”
VII. Dua Dunia: Kepedulian dan Keacuhan
Rumi menutup dengan hikmah mendalam:
Dunia ini hidup karena keacuhan, akhirat dibangun oleh kerinduan.
Dalil Al-Qur’an
﴿وَٱبْتَغِ فِيمَآ ءَاتَىٰكَ ٱللَّهُ ٱلدَّارَ ٱلْـَٔاخِرَةَ وَلَا تَنسَ نَصِيبَكَ مِنَ ٱلدُّنْيَا﴾
“Carilah dengan apa yang Allah anugerahkan kepadamu negeri akhirat, namun jangan lupakan bagianmu di dunia.”
📖 (QS. Al-Qaṣaṣ: 77)
Penutup
Akal kita hanyalah cabang kecil,
Intelek Universal adalah akar cahaya,
Nabi Muhammad ﷺ adalah asal pancaran,
dan Allah adalah Sumber Segala Cahaya.
“Siapa yang mengenal asalnya, ia akan tahu ke mana harus kembali.”
Doa
Ya Allah, hubungkan akal kami dengan cahaya-Mu, tundukkan syahwat kami pada petunjuk-Mu, dan jangan Engkau putuskan kami dari bayangan para kekasih-Mu. Amin.
Post a Comment