Jangan Bersedih, Bersandar pada Allah

Jangan Bersedih, Bersandar pada Allah

Pendahuluan

Saudara-saudaraku seiman,
Hidup ini tidak selalu berjalan mulus. Terkadang kita dihadapkan pada cobaan, kesulitan, bahkan musibah yang membuat hati gelisah, pikiran resah, dan jiwa gundah. Pada saat-saat seperti inilah, Allah SWT mengingatkan kita untuk bersandar kepada-Nya, menyeru dengan nama-Nya, dan menenangkan hati melalui dzikir serta doa.

Allah berfirman:

قُل لَّا يَسْتَوِي الْخَبِيثُ وَالطَّيِّبُ وَلَوْ أَعْجَبَكَ كَثْرَةُ الْخَبِيثِ فَاتَّقُوا اللَّهَ يَا أُولِي الْأَلْبَابِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
(QS. Ar-Rahman: 29)

“Katakanlah: 'Tidak sama yang buruk dengan yang baik, walaupun banyaknya yang buruk itu mempesonamu. Maka bertakwalah kepada Allah, wahai orang-orang yang berakal, agar kamu beruntung.’”

Komentar Ulama:

  • Menurut Ibnu Katsir, ayat ini mengingatkan kita agar selalu menyandarkan segala urusan pada Allah, karena semua makhluk di langit dan bumi selalu membutuhkan pertolongan-Nya. Ketika kita menghadapi masalah, seruan hati ‘Ya Allah!’ adalah doa yang paling dekat kepada-Nya.

1. Berseru kepada Allah dalam Kesulitan

Bayangkan ketika:

  • Ombak menggunung di lautan, kapal berguncang, semua penumpang panik → mereka berseru, “Ya Allah!”
  • Seseorang tersesat di gurun pasir, kafilah bingung arah → mereka berseru, “Ya Allah!”
  • Musibah menimpa, bencana melanda → mereka berseru, “Ya Allah!”

Firman Allah:

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
(QS. Al-Baqarah: 186)

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka memenuhi (segala perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka memperoleh petunjuk.”

Komentar Ulama:

  • Imam Al-Qurtubi menekankan bahwa Allah selalu dekat dan mendengar seruan hamba-Nya, terutama saat mereka dalam kesulitan. Berseru kepada Allah adalah cara untuk menenangkan hati, menguatkan iman, dan mendekatkan diri pada pertolongan-Nya.

2. Dzikir Membawa Kedamaian Jiwa

Setiap dini hari, ketika mata dunia masih terpejam, kita dianjurkan menengadahkan tangan, mengulurkan doa, dan melantunkan dzikir. Allah SWT berfirman:

الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ اللَّهِ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
(QS. Ar-Ra’d: 28)

“Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.”

Komentar Ulama:

  • Al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin menyebut dzikir sebagai penawar gelisah dan obat hati. Dengan berdzikir, jiwa menjadi damai, syaraf tidak menegang, dan iman kembali berkobar.

3. Mengingat Keagungan Allah

Allah adalah nama yang paling indah dan memiliki segala keagungan. Dalam Al-Qur’an:

اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ لَهُ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَىٰ
(QS. Al-A’raf: 180)

“Allah, tidak ada Tuhan selain Dia. Bagi-Nya nama-nama yang indah.”

Komentar Ulama:

  • Ibnu Katsir menegaskan bahwa nama Allah meneguhkan keimanan hamba, karena menyebut nama-Nya adalah bentuk pengakuan atas keagungan, kekuasaan, dan kasih sayang-Nya yang tiada tara.

Selain itu, Al-Qur’an juga menegaskan kepemilikan-Nya atas segala sesuatu:

وَلِلَّهِ غَيْبُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَإِلَيْهِ يُرْجَعُ الْأَمْرُ كُلُّهُ
(QS. Ghafir: 16)

“Dan milik Allah-lah gaib langit dan bumi, dan kepada-Nyalah kembali segala urusan.”


4. Doa Menghilangkan Kesedihan

Dalam kehidupan, kesedihan, kegelisahan, dan ketakutan sering menghinggapi jiwa. Nabi Muhammad SAW mengajarkan doa agar hati tenteram:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: اللّهُمَّ إِنِّي عَبْدُكَ، ابْنُ عَبْدِكَ، ابْنُ أَمَتِكَ، نَاصِيَتِي بِيَدِكَ، مَاضٍ فِيَّ حُكْمُكَ، عَدْلٌ فِيَّ قَضَاؤُكَ، أَسْأَلُكَ بِكُلِّ اسْمٍ هُوَ لَكَ سَمَّيْتَ بِهِ نَفْسَكَ، أَوْ عَلَّمْتَهُ أَحَدًا مِنْ خَلْقِكَ، أَوْ أَنْتَ أَنْزَلْتَهُ فِي كِتَابِكَ، أَوِ اسْتَأثَرْتَ بِهِ فِي عِلْمِ الْغَيْبِ عِندَكَ، أَنْ تَجْعَلَ الْقُرْآنَ رَبِيعَ قَلْبِي وَنُورَ صَدْرِي وَجَلَاءَ حُزْنِي وَذَهَابَ هَمِّي
(HR. Ahmad)

“Ya Allah, sesungguhnya aku hamba-Mu… jadikanlah Al-Qur’an sebagai penyejuk hatiku, cahaya dadaku, penghapus sedihku, dan hilangkan kegundahan dari diriku.”

Komentar Ulama:

  • Doa ini menunjukkan cara praktis untuk menenangkan jiwa dengan memohon pertolongan langsung kepada Allah, menyingkirkan rasa takut, cemas, dan kesedihan.

5. Penutup: Berserah dan Bertawakal

Saudara-saudaraku,
Hanya Allah yang Maha Dekat, Maha Mendengar, dan Maha Mengabulkan. Kita diminta:

  1. Berseru kepada Allah saat kesulitan.
  2. Mengingat Allah melalui dzikir untuk menenangkan hati.
  3. Mengakui keagungan dan kepemilikan-Nya atas segala urusan.
  4. Memohon dengan doa yang tulus untuk hilangkan kesedihan dan kegelisahan.

Allah SWT berfirman:

فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ إِنَّكَ عَلَى الْحَقِّ الْمُبِينِ
(QS. Al-Ma’idah: 23)

“Maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya kamu berada di atas jalan yang benar.”

Komentar Ulama:

  • Ibn Katsir menyatakan bahwa tawakal adalah penyerahan total kepada Allah setelah berusaha maksimal. Ini adalah kunci ketenangan batin dan kemenangan hakiki.

Doa Akhir Ceramah

Ya Allah, gantikanlah kepedihan ini dengan kesenangan, sirnakan rasa takut, dinginkan panasnya kalbu, padamkan bara jiwa, anugerahkan kedamaian dan kemenangan nyata. Hanya kepada-Mu kami bersandar dan bertawakal. Engkaulah sebaik-baik Pelindung dan Penolong. Amin.



Tidak ada komentar