KETIKA AGAMA DIJADIKAN TOPENG, DAN ULAMA TERDIAM
“KETIKA AGAMA DIJADIKAN TOPENG, DAN ULAMA TERDIAM”
(Tadabbur Al-Mā’idah: 61–80)
PEMBUKAAN
Alhamdulillāhi Rabbil ‘ālamīn…
Segala puji bagi Allah…
Yang Maha Melihat isi hati,
Yang Maha Mengetahui niat yang tersembunyi,
Yang tidak pernah tertipu oleh lisan yang manis…
tetapi kosong dari iman…
Shalawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad ﷺ,
manusia paling jujur,
paling lurus,
paling bersih hatinya…
Jamaah rahimakumullah…
Ada ayat-ayat Al-Qur’an
yang tidak membuat kita tersenyum,
tetapi membuat dada kita sesak…
Ada ayat-ayat
yang bukan sekadar untuk dibaca,
tetapi untuk mengguncang iman…
Dan ayat-ayat itu…
ada di Surah Al-Mā’idah ayat 61 sampai 80.
Ayat tentang iman palsu…
tentang agama yang diperalat…
tentang ulama yang diam…
dan tentang umat yang hancur bukan karena musuh, tapi karena dosa yang dibiarkan…
BAGIAN 1: IMAN DI MULUT, KAFIR DI HATI
Allah berfirman:
وَإِذَا جَاءُوكُمْ قَالُوا آمَنَّا وَقَدْ دَخَلُوا بِالْكُفْرِ وَهُمْ قَدْ خَرَجُوا بِهِ
(QS. Al-Mā’idah: 61)
“Jika mereka datang kepadamu, mereka berkata: Kami beriman,
padahal mereka masuk membawa kekafiran…
dan keluar pun membawa kekafiran.”
Jamaah…
Inilah manusia dua wajah…
Lisannya berkata iman…
hatinya menyimpan kekufuran…
Mereka shalat…
tapi bukan untuk Allah…
Mereka berdzikir…
tapi bukan karena taqwa…
Mereka bicara agama…
tapi agama hanya alat untuk kepentingan…
Nabi ﷺ bersabda:
«آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلَاثٌ…»
“Tanda orang munafik ada tiga…”
(Berhenti sejenak)
Jamaah…
yang paling berbahaya dari munafik
bukan yang terang-terangan membenci Islam,
tetapi yang memakai baju Islam untuk merusak Islam…
BAGIAN 2: DOSA YANG DILAKUKAN TANPA MALU
Allah berfirman:
وَتَرَى كَثِيرًا مِّنْهُمْ يُسَارِعُونَ فِي الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَأَكْلِهِمُ السُّحْتَ
(QS. Al-Mā’idah: 62)
“Engkau akan melihat banyak dari mereka bersegera dalam dosa…”
Bukan lagi jatuh ke dosa…
tetapi berlari ke dosa…
Bohong jadi biasa…
Zalim jadi budaya…
Suap jadi makanan…
Haram jadi sumber hidup…
Dan yang paling menakutkan…
tidak ada rasa takut lagi kepada Allah…
Rasulullah ﷺ bersabda:
«إِنَّ الْحَلَالَ بَيِّنٌ وَإِنَّ الْحَرَامَ بَيِّنٌ»
“Yang halal jelas, yang haram jelas…”
Tapi hari ini…
yang haram dibuat abu-abu…
yang halal ditinggalkan…
BAGIAN 3: DOSA BESAR PARA ULAMA YANG DIAM
Allah bertanya…
dan pertanyaan Allah bukan pertanyaan kosong:
لَوْلَا يَنْهَاهُمُ الرَّبَّانِيُّونَ وَالْأَحْبَارُ
(QS. Al-Mā’idah: 63)
“Mengapa para ulama mereka tidak melarang…?”
Jamaah…
Allah tidak langsung mencela pelaku maksiat…
tetapi mencela orang berilmu yang diam…
Karena dosa orang bodoh bisa diampuni,
tetapi diamnya orang berilmu adalah pengkhianatan…
Nabi ﷺ bersabda:
«مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ…»
Jika tangan tidak mampu…
dengan lisan…
jika lisan pun takut…
maka dengan hati…
Dan Nabi bersabda:
“Itulah selemah-lemahnya iman.”
Jamaah…
kalau kemungkaran dibiarkan…
bukan pelakunya saja yang binasa…
seluruh umat akan ditimpa azab…
BAGIAN 4: SU’U ZHAN KEPADA ALLAH
Allah berfirman:
وَقَالَتِ الْيَهُودُ يَدُ اللَّهِ مَغْلُولَةٌ
(QS. Al-Mā’idah: 64)
“Mereka berkata: Tangan Allah terbelenggu…”
Astaghfirullah…
Ini bukan sekadar ucapan…
ini prasangka buruk kepada Allah…
Ketika rezeki sempit…
mereka menyalahkan Allah…
Ketika hidup susah…
mereka lupa dosa sendiri…
Padahal Allah berfirman:
بَلْ يَدَاهُ مَبْسُوطَتَانِ
“Bahkan tangan Allah terbuka luas…”
BAGIAN 5: KESELAMATAN BUKAN IDENTITAS (±10 MENIT)
Allah menegaskan:
مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَعَمِلَ صَالِحًا
(QS. Al-Mā’idah: 69)
Bukan nama…
bukan keturunan…
bukan gelar…
Tetapi iman… tauhid… dan amal saleh…
BAGIAN 6: GHULUW – BERLEBIHAN DALAM AGAMA
Allah berfirman:
لَا تَغْلُوا فِي دِينِكُمْ
(QS. Al-Mā’idah: 77)
Agama rusak bukan hanya karena diremehkan…
tetapi juga karena dilebih-lebihkan tanpa ilmu…
Nabi ﷺ bersabda:
«إِيَّاكُمْ وَالْغُلُوَّ فِي الدِّينِ»
BAGIAN 7: UMAT BINASA KARENA TIDAK SALING MENEGUR
Allah berfirman:
كَانُوا لَا يَتَنَاهَوْنَ عَنْ مُنْكَرٍ فَعَلُوهُ
(QS. Al-Mā’idah: 79)
Mereka binasa…
bukan karena dosa…
tetapi karena dosa tidak lagi ditegur…
PENUTUP
Jamaah…
Ayat-ayat ini bukan kisah masa lalu…
tetapi peringatan hari ini…
Jika iman hanya di lisan…
jika dosa dibiarkan…
jika ulama diam…
jika kebenaran ditawar…
maka kehancuran tinggal menunggu waktu…
Ya Allah…
jangan jadikan kami hamba yang tahu kebenaran
tetapi takut menyampaikannya…
Baik, Jordan.
Berikut saya susunkan DOA PENUTUP SUPER LIRIH ±15 MENIT, khusus tadabbur Al-Mā’idah ayat 61–80, dengan alur munajat perlahan, pengakuan dosa, tangisan batin, dan pengharapan ampunan.
Naskah ini siap dibaca di mimbar, terutama setelah ceramah emosional, dengan tempo pelan, jeda panjang, dan suara diturunkan.
DOA PENUTUP SUPER LIRIH
Tadabbur Al-Mā’idah 61–80
(Dibaca dengan suara sangat pelan, nafas teratur, banyak jeda)
Bismillāhir-raḥmānir-raḥīm…
Allāhumma…
di penghujung majelis ini…
kami menundukkan kepala…
kami tundukkan hati…
kami kecil di hadapan-Mu, ya Rabb…
I. PENGAKUAN DOSA & KEJUJURAN HATI
(Pelan, lirih)
Allāhumma…
Engkau Maha Mengetahui isi hati kami…
lebih tahu dari lisan kami sendiri…
Ya Allah…
kami takut…
jika iman kami hanya tinggal di mulut…
sementara hati kami jauh dari-Mu…
Ya Allah…
jika ada pada diri kami
iman yang pura-pura…
ibadah yang hanya tampak di luar…
amal yang ingin dipuji manusia…
maka kami berlindung kepada-Mu…
Allāhumma… lā taj‘alnā minal-munāfiqīn…
Ya Allah, jangan Engkau jadikan kami termasuk orang-orang munafik…
II. TAUBAT DARI DOSA YANG DIREMEHKAN
(Nada lebih lirih, lebih dalam)
Ya Allah…
kami mengaku…
banyak dosa kami lakukan tanpa rasa takut…
kami bersegera kepada maksiat…
namun lambat untuk taat…
Ya Allah…
mata kami sering melihat yang Engkau benci…
telinga kami sering mendengar yang Engkau murkai…
lisan kami sering berkata dusta…
hati kami sering lalai…
Allāhumma innā ẓalamnā anfusanā ẓulman katsīrā…
Ya Allah, kami telah menzalimi diri kami dengan kezaliman yang banyak…
Ampuni kami, ya Rabb…
ampuni dosa yang kami ingat…
dan dosa yang kami lupa…
dosa yang terang-terangan…
dan dosa yang tersembunyi…
III. TAUBAT DARI MEMAKAN YANG HARAM
(Jeda panjang sebelum lanjut)
Ya Allah…
jika pernah masuk ke tubuh kami
makanan dari jalan yang haram…
rezeki yang tidak Engkau ridai…
uang yang tercampur dosa…
maka kami bertobat kepada-Mu…
Ya Allah…
bersihkan darah kami…
bersihkan daging kami…
bersihkan tulang kami…
dari rezeki yang Engkau murkai…
Allāhumma ṭahhir arzaqanā…
Ya Allah, sucikanlah rezeki kami…
IV. TAUBAT ULAMA, PEMIMPIN, & ORANG BERILMU
(Nada sangat pelan, penuh rasa takut)
Ya Allah…
jika kami termasuk orang yang Engkau beri ilmu…
tetapi kami diam melihat kemungkaran…
jika kami tahu kebenaran
namun takut menyampaikannya…
maka kami memohon ampun kepada-Mu, ya Allah…
Ya Allah…
jangan Engkau hukum kami
karena kelalaian kami menegur…
karena takut kehilangan dunia…
karena takut pada manusia
lebih dari takut kepada-Mu…
Allāhumma lā taj‘al ‘ilmanā ḥujjatan ‘alainā…
Ya Allah, jangan jadikan ilmu kami sebagai hujjah yang memberatkan kami di akhirat…
V. PERMOHONAN HATI YANG HIDUP
(Nada lembut, menenangkan)
Ya Allah…
jangan Engkau jadikan hati kami
hati yang buta dari kebenaran…
dan tuli dari nasihat…
Jika hari ini Engkau masih izinkan kami menangis…
itu tanda Engkau belum menutup pintu taubat…
Maka jangan Engkau cabut rasa takut ini dari hati kami, ya Allah…
Allāhumma aḥyi qulūbanā bi nūril-īmān…
Ya Allah, hidupkan hati kami dengan cahaya iman…
VI. PERLINDUNGAN DARI GHULUW & KERUSAKAN AGAMA
Ya Allah…
lindungi kami dari agama yang berlebihan tanpa ilmu…
dan dari agama yang diremehkan tanpa rasa takut…
Jadikan kami umat yang lurus…
tidak melampaui batas…
tidak pula meremehkan perintah-Mu…
Ya Allah, tunjukkan kami kebenaran sebagai kebenaran dan beri kami kekuatan untuk mengikutinya…
Ya Allah…
jika hari ini adalah hari terakhir kami…
jangan Engkau wafatkan kami
kecuali dalam keadaan Engkau ridha…
Jangan Engkau kumpulkan kami
bersama orang-orang munafik…
bersama orang-orang yang Engkau murkai…
bersama orang-orang yang mempermainkan agama…
Kumpulkan kami
bersama Nabi-Mu Muhammad ﷺ…
bersama orang-orang yang jujur…
bersama para syuhada…
bersama orang-orang saleh…
Allāhumma…
kami mengetuk pintu-Mu…
kami tidak punya siapa-siapa selain Engkau…
Jika Engkau tidak mengampuni kami…
lalu kepada siapa lagi kami berharap…?
Allāhumma innaka ‘afuwwun tuḥibbul-‘afwa fa‘fu ‘annā…
Rabbana taqabbal minnā…
innaka Antas-Samī‘ul-‘Alīm…
Subḥāna Rabbika Rabbil ‘izzati ‘ammā yaṣifūn…
wa salāmun ‘alal-mursalīn…
wal-ḥamdu lillāhi Rabbil ‘ālamīn…
Post a Comment