Bahaya Kemunafikan, Kerusakan Agama, dan Kewajiban Amar Ma’ruf Nahi Munkar

“Bahaya Kemunafikan, Kerusakan Agama, dan Kewajiban Amar Ma’ruf Nahi Munkar”

(Tafsir Al-Mā’idah: 61–80)


PENDAHULUAN

Jamaah rahimakumullah,
Surah Al-Mā’idah adalah surah yang sangat keras dalam menyingkap penyakit umat: kemunafikan, kebohongan agama, pembiaran kemungkaran, dan keberanian menyelewengkan wahyu. Ayat 61–80 menelanjangi akibat buruk ketika agama dipermainkan, ulama diam, dan manusia mengikuti hawa nafsu.

Imam Al-Qurthubi menyebut:

“Ayat-ayat ini bukan hanya sejarah Bani Israil, tetapi cermin bagi umat Muhammad bila mereka menempuh jalan yang sama.”


I. KEMUNAFIKAN: IMAN DI LISAN, KAFIR DI HATI

📖 Dalil Al-Qur’an

﴿ وَإِذَا جَاءُوكُمْ قَالُوا آمَنَّا وَقَدْ دَخَلُوا بِالْكُفْرِ وَهُمْ قَدْ خَرَجُوا بِهِ ﴾
(QS. Al-Mā’idah: 61)

Artinya:
“Dan apabila mereka datang kepadamu, mereka berkata, ‘Kami beriman,’ padahal mereka datang dengan kekafiran dan pergi pun dengan kekafiran itu…”

🧠 Tafsir & Ulasan Ulama

  • Ibnu Katsir:

    Ini adalah sifat munafik sejati: iman sebagai topeng sosial, kufur sebagai keyakinan batin.

  • Hasan Al-Bashri:

    “Mereka tidak takut kepada Allah, tetapi takut kehilangan posisi di tengah manusia.”

🕋 Dalil Sunnah

قال رسول الله ﷺ:
«آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلَاثٌ…»
(HR. Bukhari dan Muslim)

Artinya:
“Tanda orang munafik itu ada tiga: jika berbicara berdusta, jika berjanji mengingkari, dan jika diberi amanah berkhianat.”

📌 Pesan dakwah:
Munafik bukan sekadar tidak shalat, tetapi memanipulasi agama demi kepentingan diri.


II. DOSA STRUKTURAL: DUSTA, ZALIM, DAN MAKAN YANG HARAM

📖 Dalil Al-Qur’an

﴿ وَتَرَى كَثِيرًا مِّنْهُمْ يُسَارِعُونَ فِي الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَأَكْلِهِمُ السُّحْتَ ﴾
(QS. Al-Mā’idah: 62)

Artinya:
“Engkau akan melihat banyak di antara mereka bersegera dalam dosa, permusuhan, dan memakan yang haram.”

🧠 Penjelasan Ulama

  • Imam Al-Ghazali:

    Suap dan harta haram mematikan nurani, membuat dosa terasa biasa.

  • As-Sa’di:

    Kata “yusāri‘ūn” (bersegera) menunjukkan dosa dilakukan tanpa rasa bersalah.


III. DOSA ULAMA YANG DIAM TERHADAP KEMUNGKARAN

📖 Dalil Al-Qur’an

﴿ لَوْلَا يَنْهَاهُمُ الرَّبَّانِيُّونَ وَالْأَحْبَارُ ﴾
(QS. Al-Mā’idah: 63)

Artinya:
“Mengapa para ulama dan pendeta mereka tidak melarang mereka dari ucapan dosa dan memakan yang haram?”

🧠 Tafsir Ulama

  • Ibnu Taimiyyah:

    Diamnya ulama lebih berbahaya daripada maksiat orang awam.

  • Al-Qurthubi:

    Ayat ini dalil bahwa amar ma’ruf nahi munkar wajib atas orang berilmu.

🕋 Dalil Sunnah

قال رسول الله ﷺ:
«مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ…»
(HR. Muslim)

Artinya:
“Barang siapa melihat kemungkaran, hendaklah ia mengubah dengan tangannya…”

📌 Renungan:
Jika ulama diam, dosa menjadi budaya.


IV. SU’U ZHAN KEPADA ALLAH & BAHAYA MERUSAK AQIDAH

📖 Dalil Al-Qur’an

﴿ وَقَالَتِ الْيَهُودُ يَدُ اللَّهِ مَغْلُولَةٌ ﴾
(QS. Al-Mā’idah: 64)

Artinya:
“Orang-orang Yahudi berkata, ‘Tangan Allah terbelenggu.’”

🧠 Ulasan Aqidah

  • Ini adalah su’uzhan kepada Allah.
  • Ahlus Sunnah menetapkan sifat Allah tanpa tahrif, ta’thil, atau tasybih.

﴿ بَلْ يَدَاهُ مَبْسُوطَتَانِ يُنْفِقُ كَيْفَ يَشَاءُ ﴾
“Bahkan kedua tangan-Nya terbuka, Dia memberi rezeki sesuai kehendak-Nya.”


V. KESELAMATAN BUKAN DARI IDENTITAS, TAPI IMAN & AMAL

📖 Dalil Al-Qur’an

﴿ إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ هَادُوا وَالنَّصَارَى… مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَعَمِلَ صَالِحًا ﴾
(QS. Al-Mā’idah: 69)

Artinya:
“Siapa pun yang beriman kepada Allah, hari akhir, dan beramal saleh…”

🧠 Penjelasan Ulama

  • Ibnu Katsir:

    Ayat ini berlaku sebelum diutusnya Nabi Muhammad, dan setelah itu iman harus mengikuti Rasulullah ﷺ.


VI. GHULUW (BERLEBIHAN) DALAM AGAMA

📖 Dalil Al-Qur’an

﴿ لَا تَغْلُوا فِي دِينِكُمْ غَيْرَ الْحَقِّ ﴾
(QS. Al-Mā’idah: 77)

Artinya:
“Janganlah kalian berlebih-lebihan dalam agama dengan cara yang tidak benar.”

🕋 Hadis Nabi ﷺ

«إِيَّاكُمْ وَالْغُلُوَّ فِي الدِّينِ»
(HR. Ahmad)

Artinya:
“Jauhilah sikap berlebih-lebihan dalam agama.”

📌 Catatan:
Ghuluw bisa berupa:

  • Mengkultuskan tokoh
  • Mengharamkan yang Allah halalkan
  • Mengafirkan tanpa ilmu

VII. KEHANCURAN UMAT: TIDAK SALING MENEGUR

📖 Dalil Al-Qur’an

﴿ كَانُوا لَا يَتَنَاهَوْنَ عَنْ مُنْكَرٍ فَعَلُوهُ ﴾
(QS. Al-Mā’idah: 79)

Artinya:
“Mereka tidak saling melarang perbuatan mungkar yang mereka lakukan.”

🧠 Ulasan Ulama

  • Fudhail bin Iyadh:

    Umat binasa bukan karena dosa, tetapi karena meremehkan dosa.


PENUTUP (KESIMPULAN INTI CERAMAH)

  1. Kemunafikan adalah penyakit mematikan iman
  2. Ulama yang diam ikut menanggung dosa
  3. Agama rusak saat hawa nafsu diikuti
  4. Keselamatan ada pada iman, tauhid, dan amal saleh
  5. Amar ma’ruf nahi munkar adalah penjaga umat


Tidak ada komentar