Ketika Hati Digoda, Al-Qur’an Menyelamatkan, dan Dzikir Menghidupkan Jiwa
Ketika Hati Digoda, Al-Qur’an Menyelamatkan, dan Dzikir Menghidupkan Jiwa
PEMBUKAAN KHUSYUK (±10 MENIT)
(Baca perlahan, suara tenang)
الحمد لله رب العالمين…
نحمده ونستعينه ونستغفره،
ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا…
Jamaah yang dimuliakan Allah…
Pada malam yang penuh rahmat ini,
kita tidak sedang membicarakan orang lain…
kita sedang membuka diri kita sendiri.
Berapa banyak dari kita yang shalat… tapi hati gelisah
Berapa banyak yang mengaji… tapi masih mudah marah
Berapa banyak yang tahu ayat… tapi kalah oleh bisikan
Malam ini…
Allah berbicara tentang hati kita
Tentang bisikan yang tidak terlihat
Tentang cara selamat sebelum terlambat
BAGIAN I — AYAT 201
Orang Bertakwa Bukan Tanpa Godaan (±15 MENIT)
(Baca ayat perlahan)
إِنَّ ٱلَّذِينَ ٱتَّقَوْا۟ إِذَا مَسَّهُمْ طَـٰٓئِفٌۭ مِّنَ ٱلشَّيْطَـٰنِ تَذَكَّرُوا۟ فَإِذَا هُم مُّبْصِرُونَ
“Sesungguhnya orang-orang bertakwa, ketika disentuh waswas setan, mereka ingat kepada Allah… lalu mereka pun melihat.”
Jamaah…
Allah tidak berkata: orang bertakwa tidak digoda
Allah berkata: ketika digoda, mereka ingat
Waswas itu sentuhan cepat
Masuk ke pikiran…
Turun ke hati…
Mengajak pelan-pelan…
Tapi orang bertakwa punya rem
Namanya: dzikir
Bukan dzikir lisan saja…
Tapi kesadaran akan Allah
Maka tiba-tiba Allah berkata:
فَإِذَا هُم مُّبْصِرُونَ
“Tiba-tiba mereka melihat…”
Melihat apa?
Melihat mana yang jalan pulang,
mana yang jalan menuju gelap
BAGIAN II — AYAT 202
Istiqamah dalam Maksiat (±10 MENIT)
(Nada sedikit tegas)
وَإِخْوَٰنُهُمْ يَمُدُّونَهُمْ فِى ٱلْغَىِّ ثُمَّ لَا يُقْصِرُونَ
“Teman-teman mereka membantu dalam kesesatan, dan mereka tidak berhenti.”
Jamaah…
Setan itu tidak sendirian
Dia punya teman manusia
Mereka bukan hanya jatuh…
Tapi konsisten dalam dosa
Dosa yang tidak lagi ditangisi
Dosa yang mulai dibela
Dosa yang dianggap biasa
Hati-hati…
Istiqamah tanpa kebenaran adalah kehancuran
BAGIAN III — AYAT 203
Al-Qur’an Bukan Karangan, Tapi Cahaya (±10 MENIT)
(Nada ilmiah, tenang)
قُلْ إِنَّمَآ أَتَّبِعُ مَا يُوحَىٰٓ إِلَىَّ مِن رَّبِّى
“Katakanlah: Aku hanya mengikuti wahyu dari Tuhanku.”
Jamaah…
Al-Qur’an tidak mengikuti keinginan kita
Kitalah yang harus mengikuti Al-Qur’an
Al-Qur’an bukan untuk diperdebatkan
Tapi untuk ditunduki
Ia disebut:
- بَصَائِر → cahaya mata hati
- هُدًى → penunjuk jalan
- رَحْمَة → pelukan Allah bagi orang beriman
BAGIAN IV — AYAT 204
Diam yang Mengundang Rahmat (±15 MENIT)
(Nada diperlambat, dalam)
وَإِذَا قُرِئَ ٱلْقُرْءَانُ فَٱسْتَمِعُوا۟ لَهُۥ وَأَنصِتُوا۟ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
“Jika Al-Qur’an dibacakan, dengarkan dan diamlah agar kamu dirahmati.”
Jamaah…
Rahmat Allah turun ketika kita diam
Diam dari bicara
Diam dari membantah
Diam dari merasa paling tahu
Banyak hati tidak tersentuh Al-Qur’an
Bukan karena ayatnya kurang kuat
Tapi karena hatinya terlalu ribut
BAGIAN V — AYAT 205
Dzikir Lirih, Jalan Orang Dalam (±15 MENIT)
(Suara diturunkan)
وَٱذْكُر رَّبَّكَ فِى نَفْسِكَ…
“Ingat Tuhanmu dalam hatimu…”
Ini dzikir tanpa saksi manusia
Tidak perlu tepuk tangan
Tidak perlu dilihat
Pagi…
Petang…
Saat sendiri…
Saat lelah…
Inilah dzikir yang:
- mematikan waswas
- menenangkan jiwa
- membersihkan hati
BAGIAN VI — AYAT 206
Belajar Merendah dari Malaikat (±10 MENIT)
(Nada khidmat)
لَا يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِهِ
“Malaikat tidak sombong untuk beribadah.”
Jamaah…
Makhluk tanpa dosa tidak sombong
Lalu bagaimana dengan kita yang penuh dosa?
Jika malaikat sujud…
Maka kita lebih pantas menangis dalam sujud
DOA PENUTUP
(Baca sangat pelan, beri jeda)
اللهم…
يا الله…
Engkau tahu betapa lemahnya hati kami…
Ya Allah…
Jika waswas datang…
ingatkan kami kepada-Mu…
Ya Allah…
Jika kami hampir jatuh…
sadarkan kami sebelum terlambat…
اللهم لا تجعلنا من الذين
يسمعون القرآن ولا ينصتون…
ولا تجعلنا من الغافلين…
اللهم ارزقنا ذكراً خفياً
يحيي قلوبنا…
ويبصر بصائرنا…
يا الله…
Jadikan kami hamba yang jika digoda… kembali
Jika lalai… menangis
Jika bersalah… bersujud
اللهم اختم لنا بخير
واجعل آخر كلامنا من الدنيا
لا إله إلا الله
محمد رسول الله…
آمين… آمين… آمين يا رب العالمين…
Post a Comment