LARANGAN BERBISIK-BISIK TANPA MELIBATKAN YANG LAIN

LARANGAN BERBISIK-BISIK TANPA MELIBATKAN YANG LAIN


PEMBUKAAN – MEMBUKA PINTU PERASAAN (±10 menit)

Bismillāhirraḥmānirraḥīm…

Alhamdulillāhi Rabbil ‘ālamīn…
Segala puji bagi Allah…
Tuhan yang menciptakan manusia
bukan hanya dengan tubuh…
tetapi juga dengan perasaan.

Shalawat dan salam semoga tercurah
kepada Nabi Muhammad ﷺ…
Nabi yang tidak hanya mengajarkan shalat…
tetapi juga mengajarkan adab menyentuh hati manusia.

Jamaah yang dirahmati Allah…

Sebelum kita melangkah lebih jauh…
mari kita bertanya pada diri sendiri…

Pernahkah kita tersenyum di luar
tapi terluka di dalam?

Pernahkah kita duduk di tengah orang-orang…
namun merasa sendirian?

Dan pernahkah luka itu…
tidak disebabkan oleh pukulan…
tidak disebabkan oleh cacian…
tetapi hanya oleh bisikan kecil
yang membuat hati bertanya:

“Ada apa dengan diriku?”


PERTANYAAN PEMBUKA YANG MENOHOK (±5 menit)

Jamaah…

Pernahkah Anda berada di suatu majelis…
bertiga…
lalu dua orang di samping Anda
saling mendekat…
berbisik…
tertawa kecil…

Dan Anda hanya duduk…
diam…
berpura-pura tidak peduli…

Padahal di dalam hati ada suara pelan berkata:

“Apakah mereka membicarakanku?”
“Apakah aku tidak pantas didengar?”

Jika pernah…

Ketahuilah…
Islam tidak meremehkan rasa itu.


MEMBACA HADIS INTI DENGAN KHUSYUK (±5 menit)

Mari kita dengarkan sabda Nabi ﷺ…
sabda yang lahir dari hati paling lembut…

وَعَنْ ابْنِ مَسْعُودٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ

«إِذَا كُنْتُمْ ثَلَاثَةً
فَلَا يَتَنَاجَى اثْنَانِ دُونَ الْآخَرِ
حَتَّى تَخْتَلِطُوا بِالنَّاسِ
مِنْ أَجْلِ أَنَّ ذَلِكَ يُحْزِنُهُ»

Artinya:

“Jika kalian bertiga,
maka janganlah dua orang berbisik-bisik
tanpa melibatkan yang satu lagi,
hingga kalian berbaur dengan orang banyak,
karena hal itu akan membuatnya bersedih.”

(HR. Bukhari dan Muslim)


BAGIAN I – ISLAM AGAMA YANG MENJAGA HATI (±15 menit)

Jamaah yang dimuliakan Allah…

Perhatikan alasan Rasulullah ﷺ…

“Karena itu membuatnya sedih…”

Subhanallah…

Islam melarang sesuatu bukan karena kerasnya perbuatan itu
tetapi karena lembutnya dampak pada hati.

Tidak ada pukulan…
tidak ada makian…
tidak ada suara keras…

Tapi Rasulullah ﷺ berkata:
“Itu menyedihkan…”

Artinya apa?

👉 Islam sangat menghormati perasaan manusia.


DALIL AL-QUR’AN – NAJWA DARI SETAN

Allah berfirman:

إِنَّمَا النَّجْوَىٰ مِنَ الشَّيْطَانِ
لِيَحْزُنَ الَّذِينَ آمَنُوا

“Sesungguhnya bisik-bisik itu berasal dari setan,
untuk menimbulkan kesedihan pada orang-orang beriman.”

(QS. Al-Mujādilah: 10)

Jamaah…

Setan tidak selalu datang dengan dosa besar
kadang ia datang dengan sikap kecil
yang membuat hati seorang mukmin terluka.


BAGIAN II – LUKA YANG TIDAK TERLIHAT (±15 menit)

Jamaah…

Ada luka yang:

  • tidak berdarah
  • tidak terlihat
  • tidak bisa diceritakan

Tapi membuat seseorang:

  • pulang dengan hati berat
  • tersenyum tapi kosong
  • hadir tapi merasa asing

Dan Rasulullah ﷺ menutup pintu luka itu
sebelum ia membesar.


PENJELASAN IMAM AN-NAWAWI

Imam An-Nawawi رحمه الله berkata:

“Larangan ini karena berbisik-bisik
menyakiti hati orang ketiga
dan menimbulkan prasangka buruk.”

Jamaah…

Islam menjaga kita dari su’uzhan
bahkan sebelum su’uzhan itu muncul.


BAGIAN III – PRASANGKA ADALAH AWAL PERPECAHAN (±15 menit)

Allah berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا
اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ

“Hai orang-orang beriman,
jauhilah banyak dari prasangka.”

(QS. Al-Hujurat: 12)

Jamaah…

Prasangka itu lahir dari:

  • sikap yang tidak dijelaskan
  • tawa yang tidak dibagi
  • bisikan yang tidak dilibatkan

Dan Rasulullah ﷺ mematikan sumber prasangka itu
sejak awal.


BAGIAN IV – ADAB LEBIH TINGGI DARI SEKADAR BENAR (±15 menit)

Jamaah…

Bisa jadi isi bisikan itu tidak haram
tidak ghibah…
tidak dusta…

Tapi cara menyampaikannya salah.

Islam mengajarkan:

Tidak semua yang boleh itu pantas.

Adab lebih tinggi dari sekadar hukum.


KOMENTAR IBNU HAJAR

Ibnu Hajar Al-‘Asqalani رحمه الله berkata:

“Larangan ini untuk menjaga
agar tidak ada seorang pun
merasa tersingkir dan terasing.”


BAGIAN V – APLIKASI DALAM KEHIDUPAN (±10 menit)

Jamaah…

Larangan ini berlaku:

  • di masjid
  • di pengajian
  • di rumah
  • di tempat kerja

👉 Jangan membentuk lingkaran eksklusif
👉 Jangan membuat orang merasa tidak dianggap
👉 Jangan bercanda yang membuat orang bertanya-tanya

Karena bisa jadi… yang kita anggap sepele
adalah doa sedih di malam hari bagi orang lain.


PENUTUP EMOSIONAL – MUHASABAH (±10 menit)

Jamaah yang dirahmati Allah…

Mari kita jujur…

Berapa kali kita:

  • berbisik tanpa melibatkan
  • tertawa tanpa berbagi
  • berbicara tanpa peduli perasaan

Mungkin kita tidak berniat jahat…
tapi niat baik tidak menghapus luka.


KALIMAT PENUTUP MENYENTUH

Jika Rasulullah ﷺ
melarang bisikan kecil
demi menjaga satu hati…

Maka pantaskah kita
meremehkan perasaan saudara kita?

Mari kita pulang malam ini
dengan tekad:

👉 Lebih peka
👉 Lebih lembut
👉 Lebih beradab

Karena akhlak kecil
bisa menjadi amal besar di sisi Allah.



DOA PENUTUP 

Doa Pelembut Hati dan Penjaga Ukhuwah

Bismillāhirraḥmānirraḥīm…

Allāhumma…
Ya Allah…
Tuhan yang menyatukan hati-hati yang tercerai…
Tuhan yang melembutkan jiwa-jiwa yang keras…

Pada malam ini, ya Allah…
kami duduk bersama…
namun Engkau lebih tahu isi hati kami masing-masing…

Engkau tahu…
ada hati yang tersenyum…
namun menyimpan luka…
ada jiwa yang diam…
namun merasa tersisih…

Ya Allah…
jika di majelis ini pernah ada hati yang tersakiti…
oleh sikap kami…
oleh kata-kata kami…
oleh bisikan yang mengecualikan…
oleh tawa yang tidak kami bagi…

Maka ya Allah…
ampuni kami…
ampuni kebodohan kami dalam menjaga perasaan saudara kami…


Allāhumma…

Kami bersaksi…
bahwa ukhuwah itu indah di lisan…
namun berat dalam pengamalan…

Kami mudah mengucap “saudara”…
namun sering lupa menjaga rasa…

Ya Allah…
lembutkan hati kami…
ajarkan kami adab sebelum bicara…
ajarkan kami empati sebelum tertawa…
ajarkan kami diam yang tidak melukai…


Ya Allah…

Jika di antara kami ada yang pernah pulang dengan hati sedih…
merasa tidak dianggap…
merasa tidak dilibatkan…
merasa terasing di tengah saudara…

Maka ya Allah…
usaplah hatinya dengan rahmat-Mu…
gantikan luka itu dengan ketenangan…
dan balaslah kesabarannya dengan pahala yang sempurna…


Allāhumma…

Jangan Engkau jadikan kami sebab retaknya ukhuwah…
jangan Engkau jadikan kami perantara sakitnya hati…

Jadikan lisan kami penghubung kasih…
bukan pemutus hubungan…

Jadikan sikap kami penguat persaudaraan…
bukan penyebab jarak…


Ya Allah…

Satukan hati kami dalam ketaatan…
bukan dalam kepentingan…

Satukan kami dalam cinta karena-Mu…
bukan karena dunia…

Jauhkan kami dari bisikan setan…
yang menanamkan prasangka…
yang membesarkan perbedaan…
yang mengecilkan kasih sayang…


Allāhumma…

Jika kami harus berbeda pendapat…
maka satukanlah hati kami…

Jika kami pernah khilaf…
maka kuatkanlah ukhuwah kami…

Jika kami pernah menyakiti…
maka ajarkan kami meminta maaf…
dan ajarkan kami memberi maaf…


Ya Allah…

Himpun kami kelak di akhirat…
sebagaimana Engkau menghimpun kami di majelis ini…

Himpun kami dalam naungan cinta-Mu…
bukan dalam hisab permusuhan…

Jadikan persaudaraan kami saksi…
bahwa kami pernah berusaha saling menjaga…
meski dengan segala kekurangan kami…


Allāhumma…

Jangan Engkau pisahkan kami
dengan dendam yang tidak diselesaikan…

Jangan Engkau pisahkan kami
dengan prasangka yang tidak diluruskan…

Jangan Engkau pisahkan kami
kecuali dalam keadaan Engkau ridha…


Rabbana ighfir lanā
wa li-ikhwāninā alladzīna sabaqūnā bil-īmān
wa lā taj‘al fī qulūbinā ghillan
lilladzīna āmanū…

“Ya Tuhan kami, ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman, dan jangan Engkau jadikan dalam hati kami rasa dengki terhadap orang-orang beriman.”


Subḥāna Rabbika Rabbil ‘izzati ‘ammā yaṣifūn…
Wa salāmun ‘alal mursalin…
Walḥamdu lillāhi Rabbil ‘ālamīn…

Āmīn… āmin… yā Rabbal ‘ālamīn…



Tidak ada komentar