Larangan Berlebih-lebihan (Isrāf) dan Sombong (Makhīlah) dalam Islam

Larangan Berlebih-lebihan (Isrāf) dan Sombong (Makhīlah) dalam Islam


Pendahuluan

Islam adalah agama keseimbangan (wasathiyyah). Ia tidak memerintahkan umatnya hidup miskin, namun juga melarang hidup berlebihan. Nikmat dunia boleh dinikmati, asal tidak melampaui batas dan tidak disertai kesombongan.

Hadis Nabi ﷺ yang akan kita bahas hari ini meletakkan empat pilar aktivitas manusia:

  1. Makan
  2. Minum
  3. Berpakaian
  4. Bersedekah

Semuanya boleh, bahkan dianjurkan—dengan satu syarat besar: tidak berlebih-lebihan dan tidak sombong.


Dalil Utama dari Sunnah Nabi ﷺ

Hadis ‘Amr bin Syu‘aib dari Ayahnya dari Kakeknya radhiyallahu ‘anhum

Teks Arab:

وَعَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ جَدِّهِ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ
« كُلْ، وَاشْرَبْ، وَالْبَسْ، وَتَصَدَّقْ، فِي غَيْرِ سَرَفٍ، وَلَا مَخِيلَةٍ »

Terjemah:

“Makanlah, minumlah, berpakaianlah, dan bersedekahlah, selama tidak berlebih-lebihan dan tidak disertai kesombongan.”

Riwayat dan penilaian:

  • HR. Abu Dāwud, Ahmad
  • Dita‘liq oleh al-Bukhari
  • Dinilai hasan oleh Syaikh al-Albani dalam Shahih al-Jāmi‘ ash-Shaghīr no. 4505

Makna Global Hadis

Hadis ini menunjukkan:

  • Islam tidak mematikan naluri manusia
  • Islam mengatur, bukan melarang tanpa hikmah
  • Musuh utama nikmat adalah:
    • Isrāf (berlebihan)
    • Makhīlah (kesombongan)

Dalil-Dalil Pendukung dari Al-Qur’an

1. Larangan Isrāf (Berlebih-lebihan)

Teks Arab:

وَلَا تُسْرِفُوا ۚ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ

Terjemah:

“Dan janganlah kalian berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.”
(QS. Al-A‘rāf: 31)


2. Perintah Bersikap Seimbang

Teks Arab:

وَكَذَٰلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطًا

Terjemah:

“Dan demikianlah Kami jadikan kalian umat yang pertengahan.”
(QS. Al-Baqarah: 143)


3. Sifat Hamba Allah yang Ideal

Teks Arab:

وَالَّذِينَ إِذَا أَنْفَقُوا لَمْ يُسْرِفُوا وَلَمْ يَقْتُرُوا وَكَانَ بَيْنَ ذَٰلِكَ قَوَامًا

Terjemah:

“Dan orang-orang yang apabila membelanjakan harta, mereka tidak berlebihan dan tidak pula kikir, tetapi berada di tengah-tengah antara keduanya.”
(QS. Al-Furqān: 67)


Dalil Sunnah Pendukung

1. Kesederhanaan Nabi ﷺ

Teks Arab:

كَانَ أَكْلُ النَّبِيِّ ﷺ قَلِيلًا

Makna riwayat (dengan makna shahih):

“Makan Nabi ﷺ itu sederhana.”

(Maknanya dikuatkan oleh banyak hadis tentang kesederhanaan hidup beliau)


2. Ancaman bagi Orang yang Hidup Mewah Berlebihan

Teks Arab:

أَكْثَرُ أَهْلِ النَّارِ الْمُتَرَفُونَ

Terjemah:

“Kebanyakan penghuni neraka adalah orang-orang yang hidup bermewah-mewahan.”
(HR. Ahmad – hasan li ghairih)


Komentar dan Ulasan Para Ulama

1. Imam Ibn Rajab al-Hanbali رحمه الله

Dalam Jāmi‘ al-‘Ulūm wal-Hikam:

“Hadis ini adalah kaidah besar dalam akhlak Islam. Seluruh kenikmatan dunia boleh dinikmati, selama tidak membawa kepada isrāf dan kesombongan.”


2. Imam Al-Qurthubi رحمه الله

Beliau berkata:

“Isrāf tidak diukur dari banyak atau sedikitnya, tetapi dari melampaui batas kebutuhan dan maslahat.”


3. Syaikh Ibn ‘Utsaimin رحمه الله

Beliau menjelaskan:

“Isrāf adalah menggunakan nikmat di luar batas yang dibenarkan syariat, sedangkan makhīlah adalah merendahkan orang lain dengan nikmat tersebut.”


Bentuk-Bentuk Isrāf dalam Kehidupan Sehari-hari

1. Isrāf dalam Makan

  • Piring penuh, perut penuh, hati lalai
  • Membuang makanan

2. Isrāf dalam Pakaian

  • Berlebihan demi gengsi
  • Pamer merek dan status

3. Isrāf dalam Sedekah

  • Memberi untuk dipuji
  • Memberi di luar kemampuan hingga menyusahkan diri

Perbedaan Isrāf dan Nikmat

Nikmat Isrāf
Disyukuri Dipamerkan
Mencukupi Melampaui batas
Mendekatkan pada Allah Menjauhkan dari Allah

Sikap Seorang Mukmin

  • Menikmati nikmat tanpa terikat
  • Menggunakan dunia tanpa diperbudak
  • Rendah hati meski berkecukupan

Penutup

Islam bukan agama yang melarang kebahagiaan, tetapi agama yang membersihkan kebahagiaan dari dosa dan kesombongan.

Nikmat yang disyukuri akan bertahan, nikmat yang diisrāfkan akan menghilang.


 

Tidak ada komentar