Makna Tawakal Kepada Allah SWT

Zuhud & Kelembutan Hati

Makna Tawakal Kepada Allah SWT


Pendahuluan

Hadirin yang dimuliakan Allah,

Di antara penyakit hati manusia modern adalah merasa mampu mengendalikan segalanya, lalu panik ketika rencana runtuh. Di sinilah Islam menghadirkan satu maqām agung dalam perjalanan ruhani seorang mukmin, yaitu tawakal.

Tawakal bukan sikap lemah, bukan pula pasrah tanpa usaha. Tawakal adalah kekuatan hati yang bersandar penuh kepada Allah setelah ikhtiar maksimal. Ia adalah puncak keimanan setelah ilmu, amal, dan kesadaran akan keterbatasan diri.


1. Definisi Tawakal Menurut Al-Qur’an dan Ulama

Dalil Al-Qur’an

وَعَلَى ٱللَّهِ فَتَوَكَّلُوٓا۟ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ

“Dan hanya kepada Allah hendaknya kalian bertawakal, jika kalian benar-benar orang yang beriman.”
(QS. Al-Mā’idah: 23)

Makna Ayat

Ayat ini menjadikan tawakal sebagai syarat keimanan yang sejati, bukan sekadar akhlak tambahan.

Komentar Ulama

  • Imam Ibn Katsir:
    “Allah menjadikan tawakal sebagai bukti kejujuran iman, karena hati yang bergantung pada selain Allah menandakan kelemahan tauhid.”

  • Imam Al-Qurthubi:
    “Tawakal adalah perbuatan hati, sedangkan usaha adalah perbuatan anggota badan. Keduanya tidak saling meniadakan.”


2. Tawakal dalam Tafsir Al-Mīzān (Allamah Thabathabai)

Allamah Thabathabai menjelaskan bahwa:

Tawakal adalah penguatan kehendak batin ketika seluruh sebab lahiriah telah diupayakan, namun hasil belum di tangan manusia.

Makna Penting

  • Tawakal mengalahkan rasa takut
  • Tawakal mengusir keraguan
  • Tawakal menghubungkan hati dengan Sebab Tertinggi

Ini bukan sekadar psikologis, tetapi juga metafisis: ada bantuan gaib dari Allah bagi orang yang bertawakal.


3. Jaminan Allah bagi Orang yang Bertawakal

Dalil Al-Qur’an

وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ

“Barang siapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupinya.”
(QS. Ath-Thalāq: 3)

Komentar Ulama

  • Imam Fakhruddin Ar-Razi:
    “Ayat ini menunjukkan kecukupan mutlak, baik yang tampak maupun yang tersembunyi.”

  • Ibnu ‘Athaillah As-Sakandari:
    “Siapa yang merasa belum cukup dengan Allah, berarti ia belum benar-benar bertawakal.”


4. Tawakal Menurut Sunnah Nabi ﷺ

Hadis Kekuatan Tawakal

مَنْ أَرَادَ أَنْ يَكُونَ أَقْوَى النَّاسِ فَلْيَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ

“Barang siapa ingin menjadi manusia paling kuat, maka hendaklah ia bertawakal kepada Allah.”
(HR. Ahmad)

Makna Hadis

Kekuatan sejati bukan pada fisik, harta, atau jabatan, tetapi pada keteguhan hati yang bersandar kepada Allah.


5. Tawakal Bukan Meninggalkan Usaha

Hadis Teguran Nabi ﷺ

Seseorang bertanya: “Apakah aku lepaskan untaku lalu bertawakal?”
Nabi ﷺ bersabda:

اعْقِلْهَا وَتَوَكَّلْ

“Ikatlah terlebih dahulu, lalu bertawakallah.”
(HR. Tirmidzi)

Komentar Ulama

  • Imam Nawawi:
    “Hadis ini menolak pemahaman keliru bahwa tawakal berarti meninggalkan sebab.”

6. Tawakal Melahirkan Keberanian dan Keteguhan

Dalil Al-Qur’an

قَالُوا۟ عَلَى ٱللَّهِ تَوَكَّلْنَا رَبَّنَا لَا تَجْعَلْنَا فِتْنَةً لِّلْقَوْمِ ٱلظَّـٰلِمِينَ

“Mereka berkata: ‘Kepada Allah kami bertawakal. Wahai Tuhan kami, jangan Engkau jadikan kami sasaran fitnah bagi kaum zalim.’”
(QS. Yunus: 85)

Makna

Tawakal menjadikan seseorang tidak takut kepada manusia, karena hatinya hanya takut kepada Allah.


7. Tawakal Menjaga dari Setan dan Dosa

Dalil Al-Qur’an

إِنَّهُۥ لَيْسَ لَهُۥ سُلْطَـٰنٌ عَلَى ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَلَىٰ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ

“Sesungguhnya setan tidak berkuasa atas orang-orang beriman dan bertawakal kepada Tuhan mereka.”
(QS. An-Nahl: 99)

Komentar Ulama

  • Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah:
    “Setan masuk melalui celah ketakutan dan ketergantungan selain Allah.”

8. Tawakal Menurut Imam Ali a.s.

مَنْ تَوَكَّلَ عَلَى اللَّهِ ذَلَّتْ لَهُ الصِّعَابُ

“Barang siapa bertawakal kepada Allah, maka kesulitan akan menjadi mudah baginya.”

Makna ini menunjukkan bahwa tawakal mengubah cara seseorang menghadapi takdir, bukan mengubah takdir itu sendiri.


9. Doa Tawakal Imam Zainal Abidin a.s.

إِلَهِي أَنْتَ ثِقَتِي فِي كُلِّ كَرْبٍ، وَرَجَائِي فِي كُلِّ شِدَّةٍ

“Ya Allah, Engkaulah sandaranku dalam setiap kesempitan dan harapanku dalam setiap kesulitan.”

Doa ini menunjukkan bahwa tawakal adalah kehadiran Allah di setiap fase hidup, bukan hanya saat darurat.


Penutup: Tawakal sebagai Jalan Zuhud dan Kelembutan Hati

Hadirin yang dirahmati Allah,

Orang yang bertawakal:

  • Tidak rakus
  • Tidak panik
  • Tidak putus asa
  • Tidak takut kehilangan

Karena ia yakin: apa yang ditetapkan Allah tidak akan meleset, dan apa yang luput darinya memang tidak ditakdirkan untuknya.

Doa Penutup

Ya Allah, jadikan kami hamba-hamba-Mu yang berusaha dengan sungguh-sungguh, namun bersandar sepenuhnya kepada-Mu. Lembutkan hati kami dengan tawakal, dan kuatkan iman kami dengan keyakinan kepada takdir-Mu.



Tidak ada komentar