Memperbanyak Kebajikan untuk Menghapus Keburukan
Memperbanyak Kebajikan untuk Menghapus Keburukan
(Gaya lisan mimbar, menghentak hati, bertahap dari lembut → tajam → tangis → harap)
Catatan untuk khatib/da’i:
Teks ini bukan untuk dibaca cepat, tapi diolah dengan jeda, pengulangan kalimat kunci, tatapan jamaah, dan intonasi naik–turun. Jika dibawakan dengan tenang dan penuh penghayatan, durasi ±90 menit sangat tercapai.
PEMBUKA MIMBAR (±10 MENIT)
(Nada pelan, mengajak sadar)
Alhamdulillāh…
Segala puji hanya bagi Allah…
Kita memuji-Nya, kita mohon pertolongan-Nya, kita mohon ampunan-Nya…
Saudara-saudaraku yang dimuliakan Allah…
Apakah kita pernah takut kepada dosa kita sendiri?
Bukan takut neraka orang lain…
Bukan sibuk menilai kesalahan orang lain…
Tapi…
Takut pada satu dosa yang kita simpan rapi dalam hati.
Karena, demi Allah…
Bisa jadi satu dosa yang kita anggap kecil,
lebih berat di sisi Allah
daripada seribu amal yang kita banggakan.
(Jeda… pandang jamaah)
Hari ini…
bukan ceramah tentang siapa yang paling banyak amalnya.
Hari ini…
adalah peringatan tentang siapa yang paling selamat di hadapan Allah.
BAGIAN I: MANUSIA SALAH NIAT DALAM BERAMAL (±15 MENIT)
(Nada naik, kritis, menyentil)
Saudara-saudaraku…
Banyak orang hari ini:
- shalat untuk dilihat,
- sedekah untuk dipuji,
- puasa untuk disebut hebat,
- dakwah untuk dikagumi.
Tapi sedikit yang beramal karena takut dosanya.
Padahal…
orang paling cerdas bukan yang paling tinggi amalnya,
melainkan yang paling gemetar karena dosanya.
Seorang ulama berkata:
“Orang paling berakal adalah yang takut terhadap dosa-dosanya meskipun sedikit.”
Kenapa?
Karena orang bodoh itu:
- merasa aman dengan amalnya,
- tenang dengan ibadahnya,
- bangga dengan kesalehannya.
Sedangkan orang beriman:
- gelisah setelah beramal,
- menangis setelah ibadah,
- takut amalnya ditolak.
(Ulangi perlahan)
Takut… amalnya… ditolak…
BAGIAN II: KEBENARAN AGUNG — KEBAJIKAN MENGHAPUS KEBURUKAN (±15 MENIT)
(Nada kokoh, penuh dalil)
Allah berfirman:
إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ
“Sesungguhnya kebaikan-kebaikan itu menghapus keburukan-keburukan.”
Saudara-saudaraku…
Allah tidak menutup pintu meski dosa kita banyak.
Allah tidak mengusir hamba yang kembali.
Tapi…
perhatikan baik-baik!
Allah tidak berkata:
“Kebaikan meninggikan derajatmu”
Allah berkata:
“Kebaikan menghapus keburukan.”
Artinya apa?
Beramallah untuk membersihkan,
bukan untuk meninggikan diri.
Beramallah karena takut,
bukan karena ingin dikenal.
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Iringilah keburukan dengan kebaikan, niscaya ia menghapusnya.”
Bukan:
“Pamerkan kebaikan agar dipuji.”
BAGIAN III: ORANG BERIMAN TAKUT MESKI TAAT (±15 MENIT)
(Nada dalam, menyayat hati)
Allah memuji satu golongan:
“Mereka beramal, tetapi hati mereka takut…”
Aisyah radhiyallahu ‘anha bertanya:
“Apakah mereka itu pezina? Pencuri?”
Nabi ﷺ menjawab:
“Tidak… mereka shalat… mereka puasa… mereka sedekah…
tetapi takut amalnya tidak diterima.”
Saudara-saudaraku…
Kalau sahabat saja takut…
lalu kita ini siapa?
Kalau orang sekelas mereka gemetar…
mengapa kita tenang?
(Nada diturunkan)
Mungkin…
karena kita lebih sibuk menghitung amal,
daripada menghitung dosa.
BAGIAN IV: TAKUT SATU DOSA — BUKAN BANYAK AMAL (±15 MENIT)
(Nada tajam, mengguncang)
Salah satu sahabat berkata:
“Aku lebih rela kedua mataku keluar,
daripada Allah tidak mengampuni satu dosa saja.”
Satu dosa, saudara-saudaraku…
Karena Allah berfirman:
فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ
“Barang siapa berbuat kejahatan seberat zarrah, ia akan melihat balasannya.”
Zarrah itu apa?
➡️ Debu…
➡️ titik…
➡️ hampir tak terlihat…
Lalu bagaimana dengan:
- dosa yang kita ulang?
- maksiat yang kita nikmati?
- kesalahan yang kita anggap biasa?
(Diam sejenak)
Demi Allah…
banyak manusia masuk neraka
bukan karena tidak beramal,
tapi karena meremehkan dosa.
BAGIAN V: BAHAYA BERAMAL DEMI KEDUDUKAN (±10 MENIT)
(Nada peringatan keras)
Saudara-saudaraku…
Beramal demi kedudukan itu berbahaya.
Allah berfirman:
تِلْكَ الدَّارُ الْآخِرَةُ نَجْعَلُهَا لِلَّذِينَ لَا يُرِيدُونَ عُلُوًّا فِي الْأَرْضِ
“Akhirat hanya untuk mereka yang tidak mencari ketinggian di dunia.”
Orang yang mencari maqam:
- mudah ujub,
- mudah meremehkan orang lain,
- lupa bahwa dosa bisa membinasakannya.
Ulama berkata:
“Siapa yang mencari ketinggian dengan amal, akan direndahkan oleh amal itu.”
BAGIAN VI: DUA TIPE MANUSIA (±10 MENIT)
(Nada kontras, perbandingan)
Tipe Pertama
- Beramal karena takut
- Menangis karena dosa
- Tujuannya: selamat
Tipe Kedua
- Beramal demi pujian
- Bangga dengan amal
- Tujuannya: martabat
Allah berfirman:
وَبَدَا لَهُمْ مِنَ اللَّهِ مَا لَمْ يَكُونُوا يَحْتَسِبُونَ
“Akan tampak bagi mereka dari Allah apa yang tidak mereka sangka.”
(Nada pelan)
Semoga…
kita tidak termasuk golongan kedua.
PENUTUP & DOA (±10 MENIT)
(Nada lirih, mengajak tangis)
Saudara-saudaraku…
Jika engkau beramal… jangan bangga.
Jika engkau taat… jangan merasa aman.
Jika engkau berbuat baik… niatkanlah untuk menutup dosa-dosamu.
Karena keselamatan…
lebih mahal daripada kedudukan.
Mari kita tutup dengan doa…
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا، وَكَفِّرْ عَنَّا سَيِّئَاتِنَا، وَلَا تَجْعَلْ أَعْمَالَنَا حُجَّةً عَلَيْنَا
“Ya Allah, ampunilah dosa-dosa kami, hapuskan kesalahan kami, dan jangan Engkau jadikan amal kami sebagai hujjah yang memberatkan kami.”
Āmīn yā Rabbal ‘ālamīn.
Post a Comment