Memuliakan Tamu: Cermin Kesempurnaan Iman


“Memuliakan Tamu: Cermin Kesempurnaan Iman”


Mukadimah (±5 menit)

Alhamdulillāhi Rabbil ‘ālamīn.
Segala puji hanya milik Allah, Tuhan yang Maha Pemurah, Maha Penyayang.
Shalawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad ﷺ, keluarga beliau, para sahabat, dan orang-orang yang mengikuti sunnahnya hingga hari kiamat.

Jamaah rahimakumullāh…
Pernahkah kita merenung, mengapa ada rumah yang terasa lapang walau kecil, dan ada rumah yang terasa sempit walau luas?
Pernahkah kita bertanya, mengapa ada orang yang hartanya sederhana, tapi hidupnya penuh ketenangan?

Salah satu jawabannya adalah: karena keberkahan.
Dan salah satu pintu besar keberkahan itu bernama memuliakan tamu.


Memuliakan Tamu: Ukuran Iman (±7 menit)

Rasulullah ﷺ tidak mengatakan,
“Barangsiapa yang beriman, hendaknya banyak hartanya.”
Tidak pula beliau berkata,
“Barangsiapa yang beriman, hendaknya rumahnya besar.”

Namun Rasulullah ﷺ bersabda:

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ

“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya.”
(Muttafaqun ‘Alaih)

Perhatikan baik-baik, jamaah…
Iman disebut dulu, baru adab.
Seakan Rasulullah ﷺ ingin berkata:

Kalau ingin mengukur iman seseorang, lihat bagaimana ia memperlakukan tamunya.

Bukan ketika dia di masjid,
bukan ketika dia dipuji orang,
tetapi ketika pintu rumahnya diketuk oleh tamu.


Makna Memuliakan Tamu Menurut Ulama (±5 menit)

Al-Imam Al-Qāḍī ‘Iyāḍ رحمه الله berkata:

Barangsiapa ingin menjalankan syariat Islam dengan benar, maka wajib baginya memuliakan tamu dan tetangganya.

Artinya apa?
Memuliakan tamu bukan sekadar sopan santun,
tapi bagian dari ketaatan kepada Allah.

Bahkan Imam An-Nawawi رحمه الله berkata:

Menjamu dan memuliakan tamu adalah akhlak para nabi dan orang-orang shalih.

Kalau begitu, jamaah…
Jika kita ingin dekat dengan para nabi, dekatlah dengan akhlak mereka.


Batasan Menjamu Tamu: Islam Agama Seimbang (±6 menit)

Islam tidak memberatkan.
Islam tidak memaksa di luar kemampuan.

Rasulullah ﷺ bersabda:

جَائِزَتُهُ يَوْمٌ وَلَيْلَةٌ، وَالضِّيَافَةُ ثَلَاثَةُ أَيَّامٍ، فَمَا زَادَ فَهُوَ صَدَقَةٌ

“Jamuan istimewa itu satu hari satu malam, jamuan tamu tiga hari, dan selebihnya adalah sedekah.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Lihatlah keindahan Islam…
Hari pertama: istimewa.
Hari kedua dan ketiga: kewajiban adab.
Setelah itu: pahala sedekah.

Islam mengajarkan memuliakan tanpa menyusahkan.


Teladan Nabi Ibrahim: Menjamu Tanpa Bertanya (±7 menit)

Allah mengabadikan kisah Nabi Ibrahim ‘alaihissalām:

فَرَاغَ إِلَىٰ أَهْلِهِ فَجَاءَ بِعِجْلٍ سَمِينٍ

“Maka Ibrahim pergi diam-diam menemui keluarganya, lalu membawa daging anak sapi yang gemuk.”
(QS. Adz-Dzāriyāt: 26)

Jamaah rahimakumullāh…
Nabi Ibrahim tidak bertanya:

  • “Sudah makan belum?”
  • “Suka menu apa?”
  • “Lagi diet atau tidak?”

Beliau langsung menjamu dengan yang terbaik.

Ini pelajaran besar:

Memuliakan tamu bukan menunggu diminta, tapi bersegera memberi.


Kaum Anshar: Mengutamakan Tamu di Atas Diri Sendiri (±5 menit)

Allah memuji kaum Anshar:

وَيُؤْثِرُونَ عَلَىٰ أَنفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ

“Mereka mengutamakan orang lain atas diri mereka sendiri walaupun mereka dalam kesulitan.”
(QS. Al-Hasyr: 9)

Jamaah…
Mereka bukan orang kaya.
Mereka juga lapar.
Namun mereka berkata dalam diam:

Biarlah tamu kenyang, meski aku menahan lapar.

Inilah iman yang hidup.


Adab-Adab Praktis Menjamu Tamu (±7 menit)

Jamaah rahimakumullāh,
Islam tidak hanya mengajarkan niat, tapi juga adab.

  1. Wajah ceria
    Jangan sambut tamu dengan wajah masam.

  2. Ucapan lembut
    Nabi Ibrahim berkata: “Silakan kalian makan” — bukan perintah kasar.

  3. Hidangan didekatkan
    Agar tamu merasa dihormati.

  4. Tidak memaksa
    Karena memuliakan bukan menekan.

  5. Mengantar saat pulang
    Sebagai penghormatan terakhir.

Adab-adab kecil,
namun besar nilainya di sisi Allah.


Mengapa Memuliakan Tamu Mengundang Berkah? (±5 menit)

Karena tamu membawa tiga hal:

  1. Doa tanpa kita sadari
  2. Ampunan dosa
  3. Keberkahan rumah

Para salaf berkata:

Tamu datang membawa rezekinya sendiri, dan pulang membawa dosa tuan rumah.

Maka rugilah orang yang mengusir keberkahan dengan wajah masam dan kata kasar.


Penutup yang Menggetarkan (±5 menit)

Jamaah rahimakumullāh…
Kelak di hari kiamat,
Allah tidak bertanya:

  • “Seberapa besar rumahmu?”
  • “Seberapa mahal perabotmu?”

Namun Allah akan bertanya:

Bagaimana engkau memperlakukan hamba-Ku yang datang mengetuk pintu rumahmu?

Mari kita perbaiki iman,
dengan memperindah akhlak,
dan mari hidupkan sunnah memuliakan tamu.


Doa Penutup

Ya Allah, jadikan rumah-rumah kami rumah yang Engkau berkahi.
Jadikan kami hamba-hamba-Mu yang lembut, dermawan, dan memuliakan sesama karena-Mu.



Tidak ada komentar