PERKARA-PERKARA YANG MEWAJIBKAN MANDI BESAR(Kajian Fikih Thaharah – Irsyādul ‘Ibād)



PERKARA-PERKARA YANG MEWAJIBKAN MANDI BESAR

(Kajian Fikih Thaharah – Irsyādul ‘Ibād)


Pendahuluan

الحمد لله رب العالمين،
والصلاة والسلام على سيدنا محمد، وعلى آله وصحبه أجمعين.

Ma‘āsyiral muslimīn rahimakumullāh,

Dalam Islam dikenal dua macam hadas: hadas kecil dan hadas besar.
Hadas secara bahasa berarti sesuatu yang kotor, namun secara istilah:

Hadas adalah keadaan yang menghalangi sahnya shalat dan ibadah tertentu.

Hadas kecil disucikan dengan wudu, sedangkan hadas besar tidak cukup dengan wudu, tetapi wajib mandi besar (al-ghusl), yang juga disebut mandi junub atau mandi wajib.


Dalil Umum Kewajiban Mandi Besar

Dalil Al-Qur’an

وَإِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوا

Artinya:
“Dan jika kalian dalam keadaan junub, maka bersucilah (mandilah).”
(QS. Al-Mā’idah: 6)

🖊 Imam Ibn Katsir رحمه الله:

“Ayat ini adalah dalil yang tegas tentang kewajiban mandi untuk menghilangkan hadas besar.”


Enam Perkara yang Mewajibkan Mandi Besar

Sebagaimana dijelaskan dalam Safīnah an-Najāh dan Irsyādul ‘Ibād, ada enam perkara yang mewajibkan mandi besar.


1. Masuknya Hasyafah ke dalam Farji atau Dubur

Penjelasan

  • Hasyafah: ujung kepala alat kelamin laki-laki
  • Farji: kemaluan perempuan

Jika sebagian hasyafah masuk, maka wajib mandi bagi kedua pelaku, meskipun tidak keluar mani.

Dalil Hadis

إِذَا جَلَسَ بَيْنَ شُعَبِهَا الْأَرْبَعِ، ثُمَّ جَهَدَهَا، فَقَدْ وَجَبَ الْغُسْلُ

Artinya:
“Jika seorang laki-laki telah berada di antara empat anggota tubuh istrinya dan bersungguh-sungguh (jima‘), maka wajib mandi.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Dalam riwayat lain:

وَإِنْ لَمْ يُنْزِلْ

“Meskipun tidak keluar mani.”

🖊 Imam An-Nawawi رحمه الله:

“Hadis ini menjadi dasar bahwa bertemunya dua kemaluan saja sudah mewajibkan mandi, walaupun tidak keluar mani.”

Catatan Fikih (Mazhab Syafi‘i)

  • Berlaku pada farji maupun dubur
  • Berlaku walaupun:
    • dengan mayat
    • dengan binatang (na‘ūdzu billāh)
    • pelaku hidup atau mati

🖊 Syaikh Nawawi al-Bantani:

“Kewajiban mandi di sini tidak melihat halal-haram perbuatan, tetapi karena sebab hadas besar.”


2. Keluarnya Air Mani

Penjelasan

Mani adalah cairan kental yang keluar dari laki-laki atau perempuan, baik:

  • sengaja atau tidak
  • sadar atau tidur (mimpi basah)

Dalil Hadis

إِنَّمَا الْمَاءُ مِنَ الْمَاءِ

Artinya:
“Sesungguhnya mandi itu karena keluarnya air (mani).”
(HR. Muslim)

Hadis Ummu Salamah رضي الله عنها:

قَالَ: «نَعَمْ إِذَا رَأَتِ الْمَاءَ»

Artinya:
“Ya, jika ia melihat air (mani).”
(HR. Bukhari dan Muslim)

🖊 Imam Ibn Hajar al-‘Asqalani:

“Baik keluar karena syahwat, mimpi, atau sebab lain, selama itu mani maka wajib mandi.”


3. Haid

Penjelasan

Haid adalah darah alami yang keluar dari rahim perempuan yang telah mencapai usia minimal 9 tahun Hijriyah.

  • Maksimal haid: 15 hari
  • Jika lebih: istihadhah

Dalil Hadis

فَإِذَا أَدْبَرَتِ الْحَيْضَةُ فَاغْتَسِلِي وَصَلِّي

Artinya:
“Jika haid telah selesai, maka mandilah dan shalatlah.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

🖊 Ijma‘ Ulama:

“Mandi setelah haid adalah kewajiban dan syarat sah shalat.”


4. Nifas

Penjelasan

Nifas adalah darah yang keluar setelah melahirkan, baik:

  • persalinan normal

  • operasi

  • bayi hidup atau meninggal

  • Umumnya: 40 hari

  • Maksimal menurut Syafi‘iyah: 60 hari

Dalil

Nifas disamakan hukumnya dengan haid berdasarkan ijma‘.

🖊 Imam An-Nawawi:

“Segala hukum haid berlaku pula pada nifas, kecuali masa minimal.”


5. Melahirkan (Walaupun Tanpa Darah)

Penjelasan

Seorang perempuan wajib mandi besar setelah melahirkan, meskipun:

  • bayi belum sempurna
  • hanya segumpal daging

🖊 Syaikh Salim bin Sumair al-Hadhrami:

“Melahirkan sendiri adalah sebab hadas besar, walaupun tidak keluar darah nifas.”

Jika melahirkan saat puasa:

  • Puasa batal
  • Wajib qadha

6. Mati

Penjelasan

Setiap Muslim yang meninggal dunia wajib dimandikan, kecuali syahid perang.

Dalil Hadis

اغْسِلُوهُ بِمَاءٍ وَسِدْرٍ

Artinya:
“Mandikanlah ia dengan air dan daun bidara.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Pengecualian: Syahid Perang

📖 Hadis Nabi ﷺ:

دَعُوهُمْ فَإِنَّ كُلَّ جُرْحٍ يُدْمَى يَوْمَ الْقِيَامَةِ لَوْنُهُ لَوْنُ الدَّمِ وَرِيحُهُ رِيحُ الْمِسْكِ

Artinya:
“Biarkan mereka, karena setiap luka mereka akan mengalir darah pada hari kiamat, warnanya darah namun baunya seperti misk.”
(HR. Bukhari)

🖊 Kaidah Fikih:

“Asal larangan adalah haram.”

🖊 Imam Ibn Qudamah:

“Syahid tidak dimandikan sebagai bentuk kemuliaan dari Allah.”


Penutup

Ma‘āsyiral muslimīn rahimakumullāh,

Mandi besar bukan sekadar membersihkan badan, tetapi:

  • mengangkat penghalang ibadah
  • memuliakan shalat
  • menjaga kesucian lahir dan batin

Barang siapa menjaga thaharahnya, Allah akan menjaga ibadah dan hidupnya.

اللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِنَ الْمُتَطَهِّرِينَ



Tidak ada komentar