Praktik Riba Modern dan Solusinya



CERAMAH MIMBAR 2–3 JAM

“Praktik Riba Modern dan Solusinya”

Bagian 1 — Pembukaan (20–30 Menit)


BAGIAN 1 — PEMBUKAAN FORMAL

الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا.
من يهده الله فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له.
أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمدًا عبده ورسوله.

Amma ba’du—

Jama’ah kaum muslimin yang dimuliakan Allah…

Pada hari ini kita akan membahas satu perkara yang menghancurkan peradaban, merusak keluarga, melumpuhkan umat, dan merupakan dosa besar yang kedudukannya lebih berat daripada zina, lebih dahsyat daripada minum khamr, dan lebih ganas daripada membunuh seorang manusia tanpa hak.

Itulah RIBA.

Riba adalah penyakit ekonomi, penyakit akidah, penyakit moral, dan penyakit sosial yang kembali marak menjelang akhir zaman.
Rasulullah ﷺ telah mengabarkan bahwa riba akan menguasai manusia:

Dalil 1 — Hadis tentang riba merajalela di akhir zaman

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ:
«لَيَأْتِيَنَّ عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ لَا يَبْقَى مِنْهُمْ أَحَدٌ إِلَّا أَكَلَ الرِّبَا، فَإِنْ لَمْ يَأْكُلْهُ أَصَابَهُ مِنْ غُبَارِهِ»

“Pasti akan datang suatu zaman di mana tidak ada seorang pun kecuali akan memakan riba; bila ia tidak memakannya, ia pasti terkena debunya.”
(HR. Abu Dawud, Ibnu Majah)

Imam As-Suyuthi menjelaskan:

“Makna debunya adalah terjerumus dalam transaksi yang ada unsur riba, meskipun tidak langsung memakannya.”

Dan zaman itu telah tiba—bahkan kita hidup di dalamnya.


Riba Menghancurkan Rahmat dan Keberkahan

Dalil 2 — Allah memberangi pelaku riba

Allah berfirman:

﴿يَمْحَقُ اللَّهُ الرِّبَا وَيُرْبِي الصَّدَقَاتِ﴾
(QS. Al-Baqarah 2:276)

Artinya:
“Allah menghancurkan riba dan menyuburkan sedekah.”

Imam Qurtubi berkata:

“Makna yamhaqu adalah mencabut keberkahan, menghancurkan harta secara perlahan.”

Maka benarlah realita hari ini—orang yang mengandalkan riba, meskipun hartanya terlihat banyak, rumahnya tidak pernah tenang, keluarganya tidak harmonis, dan rezekinya bocor di setiap arah.

Dalil 3 — Ancaman perang dari Allah

Allah berfirman lagi:

﴿فَإِنْ لَمْ تَفْعَلُوا فَأْذَنُوا بِحَرْبٍ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ﴾
(QS. Al-Baqarah 2:279)

“Jika kalian tidak meninggalkan riba, maka umumkanlah perang dengan Allah dan Rasul-Nya.”

Para ulama berkata:

• Ibnu Katsir: “Tidak ada dosa lain yang disebut dengan ancaman perang kecuali riba.”
• Imam Malik: “Pelaku riba adalah musuh Allah di dunia dan akhirat.”

Maka pada hari ini, kita membahas riba bukan sekedar masalah ekonomi, tetapi masalah aqidah, ketaatan, dan survival umat Islam.


Mengapa Riba Marak di Akhir Zaman?

Ada tiga sebab besar:

  1. Jahil (tidak tahu) — banyak kaum muslimin tidak mengerti bentuk-bentuk riba modern.
  2. Terpaksa oleh sistem — ekonomi global sekarang dibangun di atas bunga.
  3. Syahwat hidup mewah — orang ingin cepat kaya, cepat punya kendaraan, cepat punya rumah, meski dengan hutang berbunga.

Umar bin Khattab pernah berkata:

“Sesungguhnya riba itu rumit. Aku khawatir kalian terjatuh ke dalam riba tanpa kalian sadari.”

Dan itu terjadi hari ini.
Riba berubah bentuk—dari meja rentenir, menjadi:

  • cicilan “bunga ringan”
  • kredit kendaraan
  • KPR 20–30 tahun
  • kartu kredit
  • pinjaman online
  • koperasi simpan pinjam
  • bank konvensional
  • bunga tabungan
  • asuransi konvensional
  • marketplace paylater
  • dan sistem kapitalisme global

Masyarakat mengira “lebih modern”—padahal hakikatnya riba tetap riba, hanya dikemas lebih rapi.


Mengapa Kita Bahas Panjang Hari Ini?

Karena riba bukan sekadar dosa, tetapi:

  • merusak akidah
  • mengundang laknat
  • merusak keluarga berantakan karena hutang
  • menghancurkan generasi
  • menghancurkan negara
  • menunda datangnya pertolongan Allah

Rasulullah ﷺ bersabda:

«اجْتَنِبُوا السَّبْعَ الْمُوبِقَاتِ… قَالَ: وَأَكْلُ الرِّبَا»

“Jauhilah tujuh dosa besar yang membinasakan… salah satunya memakan riba.”
(HR. Bukhari Muslim)


Transisi Akhir Bagian 1

Hadirin jama’ah sekalian…

Kita telah melihat:

  • betapa dahsyatnya ancaman Allah
  • betapa kerasnya peringatan Rasulullah ﷺ
  • dan betapa tersebarnya riba modern di tengah masyarakat

BAGIAN 2 — MAKNA RIBA & KLASIFIKASINYA

Jama’ah yang dimuliakan Allah…

Pembahasan riba tidak akan pernah kokoh sampai kita memahami definisi ilmiahnya sebagaimana dijelaskan oleh Al-Qur’an, Sunnah, dan para ulama besar sejak zaman sahabat.

Karena riba bukan istilah ekonomi modern—tetapi istilah syar’i yang ditegaskan oleh Allah ﷻ dalam kitab-Nya.


1️⃣ DEFINISI RIBA MENURUT SYARIAT

A. Riba secara bahasa (اللغة)

Kata الرِّبا berarti:

  • kelebihan
  • tambahan
  • sesuatu yang bertambah

B. Riba secara syariat (الشرع)

Imam Abu Bakr ibn Al-‘Arabi berkata:

“الرِّبا هو الزيادة المشروطة على أصل المال”
“Riba adalah tambahan yang disyaratkan atas pokok harta.”

Imam Asy-Syaukani menjelaskan:

“كُلُّ قَرْضٍ جَرَّ مَنْفَعَةً فَهُوَ رِبًا”
“Setiap pinjaman yang mendatangkan manfaat (tambahan) adalah riba.”

Jadi, definisi ringkasnya:

“Tambahan pada transaksi hutang atau jual beli yang tidak dibenarkan syariat.”


2️⃣ DALIL LARANGAN RIBA

Larangan riba bukan hanya satu ayat. Allah menurunkan larangan ini secara bertahap, sampai akhirnya diancam dengan peperangan.


A. Dalil Al-Qur’an

(1) Riba menghancurkan keberkahan

﴿يَمْحَقُ اللَّهُ الرِّبَا وَيُرْبِي الصَّدَقَاتِ﴾
(Al-Baqarah 2:276)

“Allah menghancurkan (keberkahan) riba dan menyuburkan sedekah.”

(2) Ancaman perang dari Allah dan Rasul

﴿فَإِنْ لَمْ تَفْعَلُوا فَأْذَنُوا بِحَرْبٍ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ﴾
(Al-Baqarah 2:279)

“Jika kalian tidak meninggalkan riba, maka umumkanlah perang dengan Allah dan Rasul-Nya.”

(3) Peringatan keras terhadap memakan harta riba

﴿وَذَرُوا مَا بَقِيَ مِنَ الرِّبَا﴾
(Al-Baqarah 2:278)

“Tinggalkanlah sisa riba yang masih tersisa.”


B. Dalil Hadis

(1) Riba termasuk 7 dosa besar

Nabi ﷺ bersabda:

«اجْتَنِبُوا السَّبْعَ الْمُوبِقَاتِ… قَالُوا: وَمَا هُنَّ؟ قَالَ: الشِّرْكُ بِاللَّهِ… وَأَكْلُ الرِّبَا…»
(HR. Bukhari Muslim)

“Jauhilah tujuh dosa besar… di antaranya memakan riba.”

(2) Pelaku riba dikutuk semuanya

Nabi ﷺ bersabda:

«لَعَنَ رَسُولُ اللَّهِ آكِلَ الرِّبَا وَمُوكِلَهُ وَشَاهِدَيْهِ وَكَاتِبَهُ؛ هُمْ سَوَاءٌ»
(HR. Muslim)

“Rasulullah melaknat pemakan riba, pemberi riba, pencatatnya, dan saksinya; mereka semua sama (dosanya).”

Imam Muslim menjelaskan:

“Laknat ini menunjukkan riba adalah dosa besar paling berbahaya.”


3️⃣ MACAM-MACAM RIBA DALAM ISLAM

Para ulama membagi riba menjadi dua jenis utama:

A. Riba al-Qardh (رِبَا القَرْض)

= Riba dalam transaksi hutang

Yaitu tambahan atas pinjaman.
Contoh:

  • Pinjam 1 juta, kembali 1,2 juta
  • Pinjam 5 juta, kembali 5 juta + “administrasi”
  • Pinjam motor, harus kembali motor + uang
  • Pinjam uang, tapi harus membeli barang pemberi pinjaman

Imam Ibnu Qudamah berkata:

“Setiap tambahan yang disyaratkan pada hutang adalah riba ijma’ seluruh ulama.”


B. Riba al-Buyu’ (رِبَا البُيُوع)

Riba dalam jual beli yang terkait dengan enam komoditas ribawi:

  1. emas
  2. perak
  3. gandum
  4. gandum kasar
  5. kurma
  6. garam

Hadisnya:

«الذَّهَبُ بِالذَّهَبِ… وَالْفِضَّةُ بِالْفِضَّةِ… مِثْلًا بِمِثْلٍ، يَدًا بِيَدٍ… فَمَنْ زَادَ أَوِ اسْتَزَادَ فَقَدْ أَرْبَى»
(HR. Muslim)

“Emas dengan emas… perak dengan perak… harus sama dan tunai. Siapa menambah atau meminta tambahan, ia telah melakukan riba.”

Dari sini lahir dua jenis riba jual beli:


1. Riba Fadhl (رِبَا الفَضْل)

Pertukaran barang ribawi yang tidak sama takarannya.

Contoh modern:

  • Emas 10 gram ditukar emas 11 gram = riba fadhl
  • Emas 10 gram ditukar dengan uang tunai tetapi tidak tunai = riba
  • Uang 100 ribu ditukar 110 ribu di tempat = riba fadhl (money changer tidak tunai)

2. Riba Nasi’ah (رِبَا النَّسِيئَة)

Penambahan karena penundaan waktu.

Contoh modern:

  • Kredit emas: emas diambil hari ini, dibayar cicilan → riba nasi’ah
  • Menukar uang asing tapi tidak tunai → riba nasi’ah
  • “Bayar 0% sekarang, ada biaya administrasi 5%” → riba tersembunyi

Imam Nawawi berkata:

“Riba nasi’ah adalah riba yang paling banyak terjadi di masa kini.”


4️⃣ KOMENTAR ULAMA TENTANG KEDASyATAN RIBA

Ibn Hajar Al-Asqalani

“Riba lebih keji daripada zina karena merusak tatanan masyarakat.”

Imam Al-Ghazali

“Riba adalah kezaliman yang menghancurkan struktur ekonomi.”

Imam Malik

“Seandainya riba halal, maka manusia tidak akan berdagang.”

Syaikh Al-Albani

“Sistem riba adalah inti ekonomi Yahudi dan akan mendominasi akhir zaman.”


5️⃣ MENGAPA ISLAM BEGITU MENGHARAMKAN RIBA?

Karena riba:

  1. Mengambil harta orang miskin
  2. Bentuk penjajahan ekonomi
  3. Menyalahi prinsip tolong-menolong
  4. Menciptakan kesenjangan
  5. Mengubah manusia menjadi pemalas
  6. Mematikan kreativitas dan usaha
  7. Menjerumuskan keluarga dalam hutang bertahun-tahun

Riba adalah eksploitasi—dan Islam melawan segala bentuk eksploitasi.


TRANSISI KE BAGIAN 3

Jama’ah yang dirahmati Allah…

Setelah memahami:

  • definisi riba
  • jenis-jenis riba
  • dalil Al-Qur’an dan Hadis lengkap
  • penjelasan ulama

Maka kini masuk pada bagian yang paling penting, paling relevan, dan paling panjang:

Baik Jordan, berikut BAGIAN 3 — Durasi 35–45 menit
“Jenis–Jenis Riba Modern dan Contoh Nyata yang Terjadi Hari Ini”
(Gaya ceramah mimbar — formal, tegas, dalil lengkap)


🎙️ BAGIAN 3 — JENIS-JENIS RIBA MODERN & CONTOH PRAKTIKNYA

Muqaddimah Bagian 3

Jamaah yang dimuliakan Allah…
Setelah kita memahami definisi riba, hukum riba, serta ancaman kerasnya… kini kita masuk pada bagian paling penting dan paling dekat dengan kehidupan kita:

“Bagaimana bentuk riba di zaman modern?”
“Apa saja contoh riba yang mungkin kita lakukan tanpa sadar?”

Para ulama menjelaskan:

■ Perubahan zaman tidak mengubah hukum Allah

Riba tetap riba, meskipun:

  • Diberi nama “biaya administrasi”
  • Disebut “bunga layanan”
  • Disebut “fee pengelolaan dana”
  • Atau “imbal jasa”

Sebagaimana kaidah:

العِبْرَةُ فِي الْعُقُودِ لِلْمَقَاصِدِ وَالْمَعَانِي لَا لِلْأَلْفَاظِ وَالْمَبَانِي
“Penilaian suatu transaksi kembali pada maksud dan hakikatnya, bukan pada nama dan bungkusnya.”


🟥 1. RIBA QARDH (Pinjaman Berbunga)

Ini bentuk riba paling banyak terjadi hari ini.

Definisi:

Setiap pinjaman yang memberikan manfaat kepada pemberi pinjaman maka itu adalah riba.

Hadis:

«كُلُّ قَرْضٍ جَرَّ نَفْعًا فَهُوَ رِبًا»
“Setiap pinjaman yang memberikan keuntungan (bagi pemberi pinjaman) adalah riba.”

Contoh modern:

  • Pinjaman online (rentenir digital)
  • Cicilan HP dengan bunga
  • Pinjaman karyawan dengan potongan tetap
  • Bank konvensional
  • Pinjam 1 juta, bayar 1,2 juta

Ini adalah riba qardh yang jelas keharamannya.


🟥 2. RIBA JAHILIYAH (Denda Karena Telat Bayar)

Di masa jahiliyah mereka berkata:

“Apakah engkau akan membayar? Jika tidak, aku tambah utangmu!”

Hari ini, praktiknya sama:

Contoh:

  • “Jika telat bayar cicilan, denda 5%.”
  • “Jika lewat jatuh tempo, bunga naik.”
  • “Jika gagal bayar, total utang digandakan.”

Padahal Allah berfirman:

﴿ فَلَكُمْ رُءُوسُ أَمْوَالِكُمْ لَا تَظْلِمُونَ وَلَا تُظْلَمُونَ ﴾
“…maka kalian hanya boleh mengambil pokok harta kalian; tidak menzalimi dan tidak dizalimi.”
(QS. Al-Baqarah: 279)


🟥 3. RIBA NASI’AH dalam Sistem Bank Modern

Ini riba penundaan pembayaran dengan tambahan.
Inilah riba paling dominan dalam bunga bank.

Contoh:

  • Menabung dengan bunga
  • deposito berbunga
  • bunga pinjaman bank
  • kartu kredit
  • kredit rumah atau motor dengan bunga berjalan

Semua tambahan atas hutang karena waktu = riba nasi’ah.


🟥 4. RIBA FADHL pada Jual Beli

Nabi SAW bersabda:

« الذَّهَبُ بِالذَّهَبِ… مِثْلًا بِمِثْلٍ… يَدًا بِيَدٍ »
“Emas ditukar dengan emas… harus sama… tunai.”

Riba fadhl terjadi bila ada pertukaran barang ribawi tidak seimbang.

Contoh modern:

  • Menukar emas lama ke emas baru + menambah uang tanpa akad terpisah
  • Jual beli uang valuta dengan selisih tapi tidak tunai
  • Menukar rupiah dengan dolar tapi pembayarannya ditunda

Para ulama menyebut:

Forex non-spot → termasuk riba fadhl + riba nasi’ah


🟥 5. RIBA dalam Asuransi Konvensional

Ulama menjelaskan, asuransi konvensional mengandung tiga masalah besar:

  1. Riba → karena ada tambahan uang dari dana yang disetor
  2. Gharar → ketidakjelasan
  3. Maisir (judi) → untung-untungan

Majma’ Fiqh Islami memutuskan:

Asuransi konvensional = haram
Asuransi syariah = boleh dengan ketentuan tertentu


🟥 6. RIBA dalam Leasing Konvensional

Leasing (pembiayaan) menjadi masalah ketika:

  • Perusahaan leasing membeli barang secara fiktif,
  • Lalu membebankan bunga atas sewa beli.

Contoh:
Harga motor cash 17 juta → kredit jadi 28 juta.
Tambahan 11 juta = riba.

Kaidah:

Bila pihak leasing tidak benar-benar membeli barang, akadnya rusak, tambahan yang muncul = riba.


🟥 7. RIBA dalam Sistem Gaji: PayLater & Potongan Gaji

Bentuk baru riba modern:

A. PayLater

  • Beli sekarang, bayar nanti
  • Bila lewat jatuh tempo → bunga

Ini 100% riba jahiliyah.

B. Pinjaman perusahaan

Beberapa tempat kerja memberi pinjaman lalu memotong gaji dengan bunga.
Ini termasuk riba qardh.


🟥 8. RIBA GURU & SISWA — yang sering dianggap sepele

Banyak orang tidak tahu ini termasuk riba kecil:

  • Meminjamkan kalkulator, “tapi nanti sewa ya.”
  • Meminjamkan pulpen dengan syarat “balikin dua buah.”
  • Menyewakan uang receh di kantin.
  • Jual pulsa hutang dengan tambahan.

Hadis Nabi:

«لاَ يَحِلُّ سَلَفٌ وَبَيْعٌ»
“Tidak halal menggabungkan utang dan jual beli.”


🟥 9. RIBA dalam Diskon, Voucher, Poin Reward (Jika terkait utang)

Diskon dan poin sebenarnya halal kecuali:

  • Diskon karena meminjam uang
  • Cashback karena hutang
  • Poin reward dari kartu kredit (berbasis bunga)

Semua keuntungan yang muncul bukan dari transaksi jual beli, tapi dari akad riba.


🟥 10. RIBA di Marketplace / E-Commerce

Contoh riba terselubung:

  • Kasbon pegawai toko online dengan bunga
  • Sistem denda telat bayar PayLater
  • Program “cicilan 0%” tapi ada biaya administrasi yang hakikatnya bunga

Fatwa MUI:

Cicilan 0% halal jika benar-benar 0 tambahan.
Jika ada tambahan “administrasi” per bulan → riba terselubung.


📌 ULASAN ULAMA TENTANG RIBA MODERN

Imam Ibn Taymiyyah:

“Riba tidak berubah meskipun berganti nama.”

Imam Al-Qurthubi:

“Penambahan sekecil apapun atas hutang termasuk riba meski manusia menamainya sebagai hadiah.”

Syekh Bin Baz:

“Bunga bank adalah riba yang jelas dan sangat berbahaya.”

Syekh Al-Utsaimin:

“Kartu kredit berbunga termasuk riba jahiliyah paling buruk.”


🕌 PENUTUP BAGIAN 3

Jamaah sekalian…
Inilah bentuk-bentuk riba yang merajalela hari ini.
Riba tidak hanya ada di bank.
Riba ada di rumah kita.
Di sekolah kita.
Di marketplace kita.
Di pinjaman kecil yang dianggap sepele.

Riba adalah musuh yang menyamar.

Dan musuh terbesar adalah yang tidak disadari kehadirannya.

Baik Jordan, berikut ini BAGIAN 4 — durasi 35–45 menit
“Dampak Riba: Kehancuran Hidup, Negara, dan Peradaban Manusia”
(Gaya ceramah mimbar — formal, tegas, dalil lengkap)


🎙️ BAGIAN 4 — DAMPAK RIBA TERHADAP INDIVIDU, KELUARGA, EKONOMI, DAN PERADABAN

Muqaddimah Bagian 4

Jamaah yang dimuliakan Allah…
Setelah kita melihat betapa luasnya riba modern, sekarang kita masuk ke pembahasan inti yang seringkali tidak disadari oleh masyarakat:

Mengapa Allah memerangi riba?
Apa dampaknya bagi diri, keluarga, masyarakat, dan bangsa?

Riba bukan sekadar dosa besar.
Para ulama menyebutnya:

“Ummul Fawāḥisy” — Ibu Segala Kerusakan.

Karena dari riba muncul:

  • kriminalitas
  • perbudakan ekonomi
  • depresi global
  • kehancuran keluarga
  • runtuhnya moral
  • krisis peradaban

🟥 1. Dampak Riba Terhadap Individu

A. Hati menjadi keras, tidak peka terhadap dosa

Allah berfirman:

﴿ فَأْذَنُوا بِحَرْبٍ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ ﴾
“Maka umumkanlah perang dari Allah dan Rasul-Nya.”
(QS. Al-Baqarah: 279)

Imam Ibn Katsir menjelaskan:

“Orang yang mengonsumsi riba, hatinya tidak akan mendapatkan cahaya hidayah.”

Riba membunuh sensitivitas terhadap dosa.


B. Hidup terasa sempit meskipun banyak uang

Allah berfirman:

﴿ يَمْحَقُ اللَّهُ الرِّبَا ﴾
“Allah memusnahkan (menghancurkan) riba.”
(QS. Al-Baqarah: 276)

Ibn Abbas berkata:

“Allah menghapus keberkahan dari harta riba meski tampak banyak.”

Hasilnya:

  • uang ada
  • aset bertambah
  • tapi hati gelisah
  • hidup tidak tenang

C. Riba membuka pintu masalah bertubi-tubi

Sebagian ulama mengatakan:

“Riba adalah dosa yang menghancurkan kehidupan sebelum menghancurkan akhiratnya.”

Dampak nyata riba bagi individu:

  • sering sakit
  • emosi tidak stabil
  • sulit bahagia
  • sering kehilangan tanpa sebab
  • hilangnya rasa syukur
  • munculnya hutang baru setelah hutang lama

Riba seperti lubang gelap:
Semua yang masuk tidak pernah kembali.


🟥 2. Dampak Riba Terhadap Keluarga

A. Rumah tangga kehilangan ketenangan

Dalam hadis disebutkan:

“Harta yang tumbuh dari riba, akhirnya akan menuju kepada kehancuran.”

Keluarga yang hidup dari riba cenderung menghadapi:

  • pertengkaran
  • rumah terasa panas
  • anak tidak nurut
  • rezeki cepat habis
  • masalah bertubi-tubi

Karena keberkahan dicabut.


B. Riba memicu perceraian

Studi modern menyebutkan:

60–70% perceraian dipicu masalah ekonomi.
Hutang menjadi penyebab nomor 1.

Karena riba menciptakan tekanan:

  • cicilan meningkat
  • denda menumpuk
  • biaya hidup melonjak
  • suami istri saling menyalahkan

Imam Al-Qurthubi menjelaskan:

“Riba memutus hubungan, baik kekerabatan maupun rumah tangga.”


C. Anak tumbuh dengan karakter materialistis

Ketika keluarga hidup dari riba:

  • penghasilan tidak halal
  • harta tercemar
  • makanan tidak berkah

Nabi SAW bersabda:

«كُلُّ لَحْمٍ نَبَتَ مِنْ سُحْتٍ فَالنَّارُ أَوْلَى بِهِ»
“Setiap daging yang tumbuh dari yang haram, maka neraka lebih pantas baginya.”

Anak yang makan dari harta riba cenderung:

  • keras kepala
  • sulit diarahkan
  • malas ibadah
  • tumbuh tanpa adab
  • jauh dari kebaikan

🟥 3. Dampak Riba Terhadap Masyarakat

A. Menciptakan jurang si kaya dan si miskin

Bank-bank besar menguasai modal.
Yang kaya semakin kaya.
Yang miskin semakin tertindas hutang.

Sistem riba menghasilkan:

  • ketidakadilan
  • kriminalitas
  • perampokan
  • pencurian
  • penipuan
  • konflik sosial

Ibn Taymiyyah mengatakan:

“Riba adalah akar ketidakadilan dalam ekonomi masyarakat.”


B. Maraknya kriminalitas karena tekanan ekonomi

Statistik dunia menunjukkan:
Negara dengan tingkat hutang rumah tangga tinggi → peningkatan kejahatan meningkat drastis.

Karena riba melahirkan:

  • stres
  • kegagalan bayar
  • pengangguran
  • tekanan hidup
  • tindakan nekad

Riba adalah lingkaran setan:
Hutang → bunga → hutang baru → tekanan → kejahatan.


C. Lahirnya gaya hidup konsumtif

PayLater, cicilan, kredit barang → mendorong masyarakat membeli sesuatu yang tidak mereka mampu.

Alhasil:

  • gaya hidup tinggi
  • status sosial palsu
  • kemewahan semu

Imam Malik berkata:

“Riba membuat manusia tamak dan rakus.”


🟥 4. Dampak Riba Terhadap Negara

A. Negara menjadi budak lembaga keuangan internasional

Hari ini:

  • negara berhutang ke IMF
  • terikat ke Bank Dunia
  • dipaksa mengikuti aturan ekonomi asing

Riba membuat negara kehilangan kedaulatan.
Imam Al-Ghazali berkata:

“Sebuah negeri tidak akan tegak jika ekonominya dikuasai oleh orang asing.”


B. Krisis ekonomi global adalah buah dari riba

Contoh nyata:

  • Krisis 1998
  • Krisis 2008
  • Krisis 2020–2030 yang terus mengancam

Semuanya dipicu:

  • pinjaman berbunga
  • sistem kredit
  • spekulasi pasar
  • manipulasi ekonomi

Ibn Khaldun berkata:

“Riba adalah perusak peradaban. Ketika riba merajalela, kehancuran negara tinggal menunggu waktu.”


C. Inflasi meningkat, harga tak terkendali

Riba menyebabkan:

  • uang kehilangan nilai
  • harga naik
  • krisis pangan
  • kesenjangan sosial

Sistem riba membuat negara mengejar pertumbuhan ekonomi semu yang hanya menguntungkan elit global.


🟥 5. Dampak Riba Terhadap Peradaban Seluruh Dunia

A. Sistem ekonomi global dibangun atas riba

Hari ini seluruh dunia tunduk pada:

  • sistem bunga
  • hutang pemerintah
  • kartu kredit
  • obligasi
  • spekulasi

Ini bukan sistem Islam.
Ini sistem Yahudi-Kapitalis yang pernah dikritik oleh Rasulullah SAW dalam Al-Qur’an.


B. Peradaban dihancurkan melalui “senjata hutang”

Jamaah…
Dulu perang dilakukan dengan senjata.
Sekarang perang dilakukan dengan:

“Beban hutang dan bunga.”

Bangsa dijajah tanpa pasukan.
Hanya dengan bunga bank.

Ini yang disebut ulama sebagai:

“Perang sunyi riba.”


C. Riba mempercepat datangnya akhir zaman

Nabi SAW bersabda:

«لَيَأْتِيَنَّ عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ لَا يَبْقَى أَحَدٌ إِلَّا أَكَلَ الرِّبَا…»
“Akan datang masa, tidak tersisa seorang pun kecuali akan memakan riba…”

Para ulama menafsirkan:

  • riba menjadi sistem global
  • manusia tidak bisa menghindari debunya
  • tanda mendekatnya kiamat

Dan kita hidup pada masa itu.


🕌 Penutup Bagian 4

Jamaah sekalian…
Inilah dampak riba.
Riba bukan hanya dosa.
Riba adalah bencana.
Riba bukan hanya persoalan ekonomi.
Riba adalah senjata penghancur kehidupan manusia.

Siapa yang hidup dengan riba — hidupnya tidak akan tenang.
Siapa yang menolak riba — Allah akan bukakan pintu keberkahan

Baik Jordan, berikut ini BAGIAN 5 — durasi 30–40 menit
“Solusi Menghindari Riba: Jalan Keluar Syariah untuk Individu, Keluarga, dan Masyarakat”
(Gaya ceramah mimbar — formal, tegas, dengan dalil lengkap)


🎙️ BAGIAN 5 — SOLUSI PRAKTIS agar Selamat dari Riba

Muqaddimah Bagian 5

Jamaah yang dirahmati Allah…
Pada bagian sebelumnya kita membahas dampak riba yang begitu mengerikan:
merusak individu, keluarga, masyarakat, negara, hingga peradaban dunia.

Maka kini kita masuk pada bahasan paling penting:

Bagaimana cara keluar dari riba?

Bagaimana caranya agar hidup kita kembali berkah, tenang, dan diridai Allah?

Para ulama menegaskan:

“Tidak ada dosa besar yang tidak bisa diampuni, selama pelakunya bertaubat.”

Allah membuka jalan keluar bagi siapa saja yang mau kembali kepada aturan-Nya.


🟩 1. Taubat Besar: Pondasi Selamat dari Riba

Allah berfirman:

﴿ فَمَنْ جَاءَهُ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّهِ فَانْتَهَى فَلَهُ مَا سَلَفَ ﴾
“Barangsiapa mendapat peringatan dari Tuhannya lalu ia berhenti (dari riba), maka baginya apa yang telah berlalu.”
(QS. Al-Baqarah: 275)

Imam At-Thabari menjelaskan:

“Ayat ini menunjukkan bahwa taubat riba diterima, dan dosa-dosa sebelumnya dihapuskan.”

Taubat riba syaratnya:

  1. Berhenti total dari semua transaksi riba
  2. Menyesal sungguh-sungguh
  3. Tidak mengulangi, walau dalam bentuk modern
  4. Mengembalikan harta riba bila bisa / atau disalurkan ke fakir miskin tanpa niat pahala

Jamaah sekalian…
Taubat dari riba harus dimulai hari ini, bukan besok.
Karena riba adalah perang.


🟩 2. Keluarlah dari Semua Hutang Berbunga — Secepat Mungkin

Jika jamaah masih memiliki hutang yang mengandung bunga:

  • kartu kredit
  • pinjaman online berbunga
  • cicilan barang berbasis bunga
  • kredit bank konvensional
  • KTA, KMG, KPR bunga

Maka solusinya bukan kabur, tapi selesaikan dengan strategi syar’i.

A. Lunasi pokoknya, tinggalkan bunganya

Allah berfirman:

﴿ وَذَرُوا مَا بَقِيَ مِنَ الرِّبَا ﴾
“Tinggalkan sisa riba yang belum dipungut.”
(QS. Al-Baqarah: 278)

Maksud para ulama:

  • bayar pokok hutang
  • tolak bunga

Jika institusi tetap memaksa, maka:

  • nego
  • restruktur
  • minta keringanan
  • jelaskan kondisi
  • buat laporan percakapan (untuk bukti usaha)

Selama jamaah serius ingin keluar, Allah akan bukakan jalan.


🟩 3. Ganti Semua Transaksi dengan Skema Syariah

Para ulama menegaskan bahwa menghindari riba tidak cukup dengan niat, tapi harus diiringi tindakan nyata.

⭐ Solusi pengganti:

A. Pembiayaan Syariah (murabahah / ijarah / musyarakah / mudharabah)

Model ini mengganti bunga dengan:

  • margin
  • bagi hasil
  • biaya sewa

B. Menabung di bank syariah

Dana tidak diputar ke transaksi riba.

C. Pakai akad-akad yang dibolehkan syariat

Seperti:

  • qardh
  • wakalah
  • kafalah
  • tabarru’
  • bai’ salam
  • bai’ istishna’

D. Ganti PayLater riba dengan akad syariah

Saat ini banyak platform yang menyediakan:

  • cicilan syariah tanpa bunga
  • margin tetap
  • akad murabahah transparan

🟩 4. Tinggalkan Gaya Hidup yang Mendorong Riba

Jordan…
Riba tidak akan berhenti selama gaya hidup kita lebih besar dari kemampuan kita.

Maka jauhilah:

  • gengsi sosial
  • gaya hidup konsumtif
  • lomba-lomba kemewahan
  • kredit yang tidak perlu
  • membeli barang karena ingin terlihat kaya

Nabi SAW bersabda:

« الزُّهْدُ فِي الدُّنْيَا لَيْسَ بِتَحْرِيمِ الْحَلَالِ… وَلَكِنْ أَنْ لَا تَكُونَ بِمَا فِي يَدَيْكَ أَوْثَقَ مِنْكَ بِمَا فِي يَدِ اللَّهِ »
“Zuhud bukan berarti mengharamkan yang halal… tetapi menjadikan apa yang di sisi Allah lebih engkau percaya dibanding apa yang di tanganmu.”

Sumber riba adalah ambisi dunia yang berlebihan.


🟩 5. Bangun Proteksi Diri dan Keluarga dengan Ilmu Muamalah

Rasulullah bersabda:

« طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَة »
“Menuntut ilmu adalah kewajiban.”

Termasuk ilmu:

  • akad
  • muamalah
  • transaksi jual beli
  • hutang piutang
  • syarat sah jual beli
  • mana riba, mana bukan

Banyak orang jatuh riba bukan karena niat,
tapi karena tidak tahu.

Belajar muamalah:

  • ikut kajian
  • baca kitab ulama
  • belajar ekonomi syariah
  • memahami dasar akad

🟩 6. Bangun Ekonomi Keluarga dengan Cara Halal

A. Perbanyak sumber penghasilan yang halal

Semakin halal rezeki → semakin mudah keluar dari riba.

B. Buat dana darurat

Agar tidak terjebak pinjaman berbunga saat terdesak.

C. Mulai bisnis kecil dengan modal halal

Rasulullah SAW bersabda:

« التَّاجِرُ الصَّدُوقُ مَعَ النَّبِيِّينَ »
“Pedagang yang jujur bersama para nabi.”

Bisnis kecil yang halal lebih diberkahi daripada hutang besar yang berbunga.


🟩 7. Bangun Komunitas Anti Riba di Lingkungan

Solusi riba tidak bisa sendirian.
Harus berjamaah.
Buat kelompok:

  • arisan syariah
  • koperasi syariah
  • toko tanpa riba
  • marketplace halal

Di sinilah umat Islam membangun alternatif bagi sistem riba dunia.


🟩 8. Perbanyak Doa Perlindungan dari Hutang

Nabi SAW setiap hari berdoa:

« اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّجَالِ »
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari lilitan hutang dan tekanan manusia.”

Jamaah…
Jika Rasulullah yang mulia saja memohon perlindungan dari hutang,
maka kita lebih patut lagi.


🟩 9. Yakinlah Bahwa Allah Akan Ganti dengan yang Lebih Baik

Jamaah sekalian…
Saat seseorang meninggalkan riba karena Allah,
maka Allah berfirman:

﴿ وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا • وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ﴾
“Siapa yang bertakwa kepada Allah, Allah akan berikan jalan keluar dan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.”
(QS. At-Talaq: 2–3)

Imam As-Sa'di menjelaskan:

“Ayat ini umum untuk setiap orang yang meninggalkan sesuatu demi Allah.”

Termasuk meninggalkan riba.


🕌 PENUTUP BAGIAN 5

Jamaah yang dimuliakan Allah…
Kita telah melihat jalan keluar dari riba.
Semua solusi telah Allah sediakan.
Tinggal apakah kita mau mengambilnya atau tidak.

Riba bukan takdir.
Riba adalah pilihan.
Siapa meninggalkannya — Allah cukupkan.
Siapa memeliharanya — Allah memeranginya.

LANJUTAN — BAGIAN 6
CERAMAH MIMBAR: “PRAKTIK RIBA MODERN DAN SOLUSINYA”
(Tema Besar: Upaya Menyelamatkan Umat dari Sistem Riba Global)


🕌 BAGIAN 6 — “MENGAPA RIBA SULIT DIHINDARI DI ERA MODERN?”

(Analisis mendalam tentang faktor sosial, politik, ekonomi, dan budaya yang membuat riba menjadi sistem global)


🔷 Mukadimah Bagian 6

Jamaah yang dirahmati Allah,
Setelah kita membahas bentuk–bentuk riba modern dan konsekuensi dunia–akhiratnya, kini saatnya kita memahami mengapa sistem riba begitu kuat mencengkram kehidupan manusia hari ini.

Tanpa memahami penyebabnya, kita akan sulit mencari solusi yang tepat.


📌 1. Sistem Ekonomi Dunia Memang Dirancang Berbasis Utang

Hadirin sekalian, dunia hari ini hidup dalam sistem bernama fiat money, yaitu uang yang tidak berbasis emas atau perak, tetapi hanya berdasarkan perintah pemerintah.

Uang fiat:

  • bisa dicetak tanpa batas
  • nilainya terus turun (inflasi)
  • mendorong masyarakat berutang semata untuk hidup

Inilah yang membuat riba menjadi fondasi ekonomi global.

Rasulullah ﷺ telah mengingatkan fenomena seperti ini:

📖 Hadis – Ramainya Riba

النَّبِيُّ ﷺ قَالَ:
« لَيَأْتِيَنَّ عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ، لَا يَبْقَى مِنْهُمْ أَحَدٌ إِلَّا أَصَابَهُ مِنْ الرِّبَا »

Artinya:
“Akan datang suatu masa pada manusia di mana tidak ada seorang pun di antara mereka kecuali akan terkena (tersentuh) riba.”
(HR. Abu Dawud)

Ulama menjelaskan:

  • riba akan menjalar ke seluruh struktur ekonomi
  • bahkan orang yang menjauhinya sekalipun akan terkena percikannya

Seakan hadis ini menggambarkan realitas zaman sekarang.


📌 2. Industri Kapitalisme Global Bertahan dari Riba

Kapitalisme internasional bekerja dengan prinsip:

  • modal dari bank
  • bank hidup dari bunga
  • bisnis berkembang dari utang
  • negara membiayai program dari utang luar negeri
  • masyarakat dipaksa memakai kartu kredit, cicilan, dan pinjaman

Maka riba bukan sekadar praktik pribadi—
ia adalah mesin besar yang menggerakkan peradaban modern.

Inilah mengapa Allah menyebut riba sebagai perang terhadap-Nya—
karena sistem riba menghancurkan tatanan dunia.

📖 Surah Al-Baqarah 279

فَإِنْ لَمْ تَفْعَلُوا فَأْذَنُوا بِحَرْبٍ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ

Artinya:
“Maka jika kamu tidak meninggalkan riba, ketahuilah bahwa Allah dan Rasul-Nya memproklamasikan perang terhadap kalian.”

Ibnu Katsir berkata:

“Tidak ada dosa lain dalam Al-Qur’an yang disebut sebagai ‘perang dari Allah’ selain riba.”


📌 3. Gaya Hidup dan Budaya Konsumerisme

Riba semakin kuat karena manusia dipaksa untuk:

  • mengejar gaya hidup di atas kemampuan
  • membeli barang bukan kebutuhan, tapi keinginan
  • merasa harus punya apa yang orang lain punya
  • mengukur kesuksesan dengan materi

Akibatnya:

  • orang merasa butuh cicilan
  • utang dianggap normal
  • riba dianggap jalan keluar

Padahal Nabi ﷺ mengingatkan:

📖 Hadis larangan hidup memaksakan diri

أَعْظَمُ النَّاسِ رِزْقًا أَقَلُّهُمْ تَكَلُّفًا

“Manusia yang paling besar rezekinya adalah yang paling sedikit memaksakan diri.”
(HR. Ahmad)


📌 4. Kurangnya Ilmu dan Kesadaran Umat

Banyak umat Islam:

  • tidak tahu mana akad yang halal
  • tidak paham cara kerja bank syariah
  • tidak membedakan antara cicilan dan bunga
  • menganggap semua bantuan keuangan itu sama

Padahal ulama sepakat:

“Riba bukan sekadar dosa besar, tapi termasuk tujuh dosa penghancur.”

Ketidaktahuan ini yang membuat riba laris.


📌 5. Negara dan Pemerintah Cenderung Memakai Sistem Bunga

Sebagian negara Muslim pun masih bertumpu pada:

  • obligasi berbunga
  • pinjaman luar negeri berbunga
  • proyek pembangunan yang dibiayai riba
  • bank konvensional sebagai mayoritas transaksi

Jika negara saja memakai riba—
bagaimana rakyat bisa terhindar?

Ibnu Taimiyyah menyebut:

“Jika penguasa menetapkan sistem ekonomi batil, rakyat akan terjerumus seluruhnya.”


📌 6. Banyak Lembaga Syariah Belum Syariah Total

Beberapa lembaga syariah masih:

  • meniru sistem bank konvensional
  • memakai akad syariah secara format bukan substansi
  • menambah margin yang mirip bunga
  • melakukan denda serupa penalti bank

Sebagian ulama menyebut fenomena ini sebagai:

“Syariah di atas kertas, riba dalam praktik.”

Karena itu masyarakat sering bingung—
mana akad yang benar-benar halal,
mana yang hanya “syariah tempelan”.


📌 7. Karena Riba Memberi Kenyamanan Sesaat

Riba sering terasa:

  • cepat
  • mudah
  • praktis
  • menyelesaikan masalah hari ini

Namun ia menimbulkan:

  • masalah baru
  • tekanan mental
  • hutang menumpuk
  • keluarga berantakan
  • usaha hancur
  • hidup tidak berkah
  • hati gelisah

Allah telah memperingatkan:

📖 Surah Ar-Rum 39

وَمَا آتَيْتُمْ مِنْ رِبًا لِيَرْبُوَا فِي أَمْوَالِ النَّاسِ فَلَا يَرْبُوَا عِنْدَ اللَّهِ

Artinya:
“Apa yang kalian berikan dalam bentuk riba agar harta manusia bertambah, tidak akan bertambah di sisi Allah.”

Ulama mengatakan:

“Riba terlihat menambah, tetapi hakikatnya mengurangi.”

Ini sebabnya orang yang hidup dalam riba, meski gajinya naik, tetap tidak pernah cukup.


📌 8. Karena Umat Islam Kurang Yakin dengan Janji Allah

Sering terdengar:

  • “Kalau tanpa kredit, kapan punya rumah?”
  • “Kalau tidak pakai pinjaman bunga, usaha tidak jalan.”
  • “Susah kalau hanya mengandalkan halal.”

Padahal Allah menjanjikan:

📖 Surah Ath-Thalaq 3

وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ

Artinya:
“Barangsiapa bertawakkal kepada Allah, maka Allah cukup baginya.”

Ulama besar, Syaikh As-Sa’di, berkata:

“Tawakal adalah sebab terbesar turunnya rezeki halal.”


🔶 RANGKUMAN BAGIAN 6

Mengapa riba sulit dihindari?

  1. Sistem ekonomi dunia berbasis utang
  2. Kapitalisme global menjadikan riba sebagai mesin ekonomi
  3. Budaya konsumtif mendorong manusia berutang
  4. Kurang ilmu dan pemahaman
  5. Negara pun memakai utang berbunga
  6. Lembaga syariah belum sepenuhnya syariah
  7. Riba terlihat mudah dan cepat
  8. Kurang yakin pada rezeki Allah.

LANJUTAN — BAGIAN 7
CERAMAH MIMBAR: “PRAKTIK RIBA MODERN DAN SOLUSINYA”
(Tema Besar: Upaya Menyelamatkan Umat dari Sistem Riba Global)


🕌 BAGIAN 7 — SOLUSI SYARIAH PRAKTIS UNTUK BEBAS RIBA

(Panduan bertahap, realistis, dan sesuai kondisi umat hari ini)

Jamaah yang dirahmati Allah,
Setelah kita memahami betapa mengerikannya riba dan mengapa sistem dunia sekarang begitu sarat riba, maka pada Bagian 7 ini kita masuk pada inti:
Bagaimana caranya kita keluar dari riba?
Bagaimana caranya kita menyusun hidup yang lebih halal, berkah, dan bebas beban hutang?

Bagian ini tidak hanya idealis—
tetapi praktis, sistematis, dan bisa diterapkan oleh siapa pun.


📌 1. Langkah Pertama: Bertaubat dan Bertekad Kuat

Kunci pertama keluar dari riba bukan uang—tetapi niat tulus dan taubat yang sungguh-sungguh.

📖 QS. Al-Baqarah 275

وَمَنْ تَابَ فَلَهُ مَا سَلَفَ
“Barangsiapa bertaubat, maka baginya (ampunan atas) apa yang telah lalu.”

Artinya:

  • Allah hapuskan dosa riba sebelumnya
  • Allah buka pintu rezeki baru
  • Allah berikan jalan keluar yang tidak diduga-duga

Imam Ibnul Qayyim berkata:

“Siapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah, Allah gantikan dengan yang lebih baik.”


📌 2. Ubah Cara Pandang: Riba Bukan Solusi, Tapi Musibah

Selama kita masih merasa riba itu:

  • cepat
  • mudah
  • solusi instan

…maka kita akan terus terjebak.

Ubah pola pikir:

  • cicilan bukan fasilitas, tetapi jerat
  • hutang konsumtif bukan bantuan, tetapi penyakit
  • kartu kredit bukan kenyamanan, tetapi jebakan

Rasulullah ﷺ bersabda:

📖 Hadis

« الْقَرْضُ هَمٌّ بِاللَّيْلِ وَذُلٌّ بِالنَّهَارِ »
“Hutang adalah kekhawatiran di malam hari dan kehinaan di siang hari.”


📌 3. Berhenti Membuka Hutang Baru

Sebelum melunasi hutang lama, tutup pintu masuk hutang baru.

  • berhenti menggunakan kartu kredit
  • jangan menambah cicilan
  • jangan ambil pinjaman untuk menutup pinjaman
  • stop kredit untuk barang keinginan

Ulama mengatakan:

“Menghentikan sumber dosa lebih utama dari memperbaiki akibatnya.”


📌 4. Buat Daftar Semua Hutang dan Susun Prioritas

Ambil kertas, tulis seluruh hutang:

  • hutang ke bank
  • cicilan kendaraan
  • hutang paylater
  • pinjol
  • hutang keluarga/teman
  • akad-akad yang mengandung bunga

Kemudian beri tanda:

  • yang ribanya paling besar → lunasi dulu
  • yang paling mendesak → prioritaskan
  • yang paling menekan → selesaikan segera

Ini disebut Debt Snowball Syariah.


📌 5. Perbesar Pendapatan Halal, Perkecil Pengeluaran Konsumtif

Banyak orang ingin bebas hutang, tapi:

  • gaya hidup boros
  • suka nongkrong
  • sering belanja online
  • membeli barang di luar kemampuan
  • ikut tren bukan kebutuhan

Mulai sekarang:

  • potong pengeluaran 10–30%
  • masak di rumah
  • stop cicilan gaya hidup
  • perbanyak usaha kecil-kecilan
  • buka pintu rezeki halal (jualan, freelance, jasa, dll.)

Allah berjanji:

📖 QS. Ath-Thalaq 2

وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا
“Siapa bertakwa, Allah beri jalan keluar.”

Banyak orang terbukti—
ketika mulai meninggalkan riba,
Allah bukakan pintu rezeki dari jalan yang tidak disangka.


📌 6. Ganti Semua Transaksi Riba dengan Akad Syariah yang Halal

Berikut akad-akad syariah yang paling aman:

A. Murabahah (jual-beli dengan margin)

Contoh: beli motor lewat koperasi syariah.

B. Ijarah (sewa murni)

Contoh: sewa rumah dari pemilik, bukan kredit rumah berbunga.

C. Musyarakah / Mudharabah

Untuk kerjasama bisnis.

D. Qardhul Hasan (pinjaman tanpa bunga)

Untuk keadaan darurat.

E. Ba’i Salam / Ba’i Istishna’

Untuk pembayaran di muka (pre-order yang dibolehkan).

Jika bingung, bawa akadnya ke ustadz atau ahli ekonomi syariah untuk dicek kehalalannya.


📌 7. Hindari Perangkap Riba Modern

Hati-hati dengan:

  • PayLater
  • kartu kredit
  • pinjol legal/ilegal
  • kredit tanpa DP
  • kredit barang yang di-markup dua kali lipat
  • pembiayaan leasing berbunga
  • rentenir
  • jasa gadai berbunga
  • aplikasi keuangan digital yang menambah fee mirip bunga

Kebanyakan ini adalah riba yang dilabeli “kemudahan”.


📌 8. Solusi untuk Usaha yang Terkunci dalam Riba

Banyak pedagang/bos kecil/UMKM terjebak bunga bank karena modal.

Solusinya:

  1. Gabung koperasi syariah
  2. Usaha patungan (syirkah) dengan keluarga/teman
  3. Gadai emas syariah (rahn) jika terpaksa
  4. Cari investor, bukan pemberi pinjaman
  5. Gunakan akad Mudharabah (modal dari satu pihak, pengelolaan dari pihak lain)
  6. Kurangi skala usaha dahulu daripada mengambil kredit bunga

📌 9. Solusi untuk Pembiayaan Rumah Tanpa Riba

Rumah adalah kebutuhan besar. Banyak tergoda kredit KPR berbunga.
Berikut alternatifnya:

1. Menyewa sambil menabung
Lebih halal dan tidak memerangi Allah.

2. KPR Syariah langsung ke developer
Bukan bank, tetapi developer syariah yang menyerahkan rumah lalu dicicil tanpa bunga.

3. Beli rumah bekas langsung dari pemilik—akad diatur syariah
Misalnya: harga disepakati, cicilan tetap tanpa bunga.

4. Patungan keluarga untuk membeli aset
Aturan syirkah bisa dibuat jelas.


📌 10. Bangun Dana Darurat 3–6 Bulan

Ini penting agar tidak kembali terjerumus hutang saat ada:

  • sakit
  • kecelakaan
  • kehilangan pekerjaan
  • kebutuhan mendadak

Orang yang tidak punya dana darurat cenderung berhutang setiap masalah muncul.


📌 11. Berdoa Setiap Hari dengan Doa Khusus Anti Hutang

Rasulullah ﷺ mengajarkan doa berikut:

📖 Doa Menghindari Hutang

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ، وَقَهْرِ الرِّجَالِ

Artinya:
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari lilitan hutang dan tekanan manusia.”

Doa ini sangat ampuh—
diajarkan Nabi kepada sahabat yang hampir depresi karena utang.


📌 12. Lakukan Hijrah Riba Bertahap 1–5 Tahun

Banyak orang tiba-tiba ingin bebas riba besok pagi.
Tidak harus drastis—bertahap lebih realistis.

✨ Tahun 1

  • berhenti nambah utang
  • lunasi hutang kecil
  • tutup kartu kredit
  • pindah rekening ke bank syariah

✨ Tahun 2–3

  • lunasi hutang bunga besar
  • ganti akad bisnis ke syariah
  • hijrah ke cicilan halal

✨ Tahun 4–5

  • bebas hutang
  • mulai investasi syariah
  • menabung untuk rumah tanpa riba
  • bantu orang lain dari jerat hutang

📌 13. Perbaiki Ekonomi Rumah Tangga

Keluarga harus satu suara:

  • setuju menjauhi riba
  • kurangi gaya hidup mewah
  • pilih sekolah terjangkau
  • beli barang seperlunya
  • komitmen tabungan Kristen syariah
  • buat anggaran bulanan

Ustadz Salim A. Fillah berkata:

“Keluarga yang memaksa diri hidup di atas kemampuannya akan diseret menuju riba.”


📌 14. Solusi Komunitas & Masyarakat

Sebarkan manfaat:

  • majelis anti riba
  • koperasi syariah RT/RW
  • membantu tetangga yang kesulitan hutang
  • gerakan sedekah untuk membantu pelunasan cicilan

Banyak desa yang akhirnya bebas riba melalui gerakan ini.


📌 15. Solusi Level Negara

Negara dapat:

  • mengganti utang berbunga dengan sukuk syariah
  • membangun bank syariah murni
  • meminimalkan pinjaman luar negeri
  • mendukung UMKM syariah
  • membuat regulasi anti riba digital (paylater & pinjol)

📌 PENUTUP BAGIAN 7

Jamaah sekalian,
Solusi menghindari riba bukan mustahil.
Ia hanya butuh:

  • ilmu
  • niat
  • komitmen
  • langkah bertahap
  • tawakal kepada Allah

Jika umat Islam satu per satu keluar dari riba—
maka sistem riba global akan runtuh dengan sendirinya.

LANJUTAN — BAGIAN 8
CERAMAH MIMBAR: “PRAKTIK RIBA MODERN DAN SOLUSINYA”
(Tema Besar: Strategi Hidup Berkah Tanpa Riba — Panduan Lengkap 2–5 Tahun)


🕌 BAGIAN 8 — STRATEGI HIDUP BERKAH TANPA RIBA

(Panduan Jangka Pendek 2 Tahun — Jangka Menengah 5 Tahun)

Jamaah yang dirahmati Allah,
Bagian ini adalah penutup dari keseluruhan kajian tentang riba.
Di sini saya sampaikan program hidup 2–5 tahun untuk keluar dari riba, menyelamatkan keluarga, memperbaiki ekonomi, dan meraih keberkahan.

Ini bukan teori.
Banyak keluarga, pedagang, dan profesional berhasil melakukannya—pelan-pelan, tapi pasti.


🌙 1. Tahun 1 – Fase Hijrah Niat (Menghentikan Sumber Riba)

📌 1) Menghentikan penambahan hutang baru

  • tutup kartu kredit
  • stop paylater
  • stop kredit handphone, motor, elektronik
  • berhenti ikut gaya hidup

📌 2) Pindahkan uang ke bank syariah

Mulailah dengan:

  • tabungan syariah
  • gaji masuk ke rekening syariah
  • transaksi harian lewat bank syariah

Langkah kecil ini menghilangkan ketergantungan kepada sistem ribawi.

📌 3) Susun catatan hutang

  • tulis semua hutang detail
  • pisahkan hutang riba dan non-riba
  • hitung total bunganya
  • prioritaskan yang paling menjerat

📌 4) Pasang komitmen keluarga

Semua harus sepakat:

  • “kita tidak ambil hutang baru”
  • “kita tidak kredit barang konsumtif”
  • “kita hidup sesuai kemampuan”

🌙 2. Tahun 2 – Fase Hijrah Finansial (Melunasi Hutang & Mengubah Akad)

📌 1) Lunasi hutang dengan bunga terbesar dulu

Ini efeknya paling signifikan.

📌 2) Restrukturisasi transaksi

Negosiasikan:

  • ganti cicilan berbunga menjadi cicilan tetap (murabahah)
  • bila memungkinkan, bayar pokoknya saja
  • lunasi lebih cepat untuk mengurangi bunga

📌 3) Tingkatkan pendapatan halal

Mulai usaha kecil:

  • jual makanan
  • menjahit
  • desain
  • freelance
  • berdagang online
  • jual pakaian
  • buka warung kecil

Jangan gengsi.
Yang penting halal.

📌 4) Turunkan pengeluaran 10–30%

  • kurangi jajan
  • masak di rumah
  • pilih paket data yang hemat
  • stop nongkrong-nongkrong
  • beli barang second tapi layak

📌 5) Bangun Dana Darurat 1–2 Bulan

Agar tidak kembali berhutang ketika ada musibah.


🌙 3. Tahun 3 – Fase Hijrah Aset (Mengatur Kebutuhan Besar Tanpa Riba)

Pada fase ini, mulai naik level.

📌 1) Rencanakan rumah tanpa riba

Dengan opsi:

  • sewa sambil menabung
  • patungan syariah keluarga
  • KPR langsung ke developer syariah
  • beli rumah bekas cicil ke pemilik tanpa bunga

📌 2) Ganti kendaraan secara halal

Hindari kredit leasing berbunga.
Solusinya:

  • beli motor second cash
  • beli mobil kecil cash
  • patungan keluarga untuk kendaraan usaha

📌 3) Investasi syariah

Investasikan pada:

  • emas
  • logam mulia
  • saham syariah (sesuai DSN MUI)
  • reksadana syariah
  • usaha kecil halal

Hindari trading spekulatif (mirip judi).

📌 4) Hijrah penuh dari sistem ribawi

Saat ini:

  • tidak ada hutang baru
  • cicilan riba sudah berkurang drastis
  • akad-akad utama sudah syariah
  • tabungan & pendapatan halal

🌙 4. Tahun 4 – Fase Hijrah Bisnis (Ekonomi Berkah & Tahan Guncangan)

Pada tahap ini, keluarga dan usaha mulai stabil.

📌 1) Besarkan pendapatan halal

  • buka cabang usaha
  • tambah layanan usaha
  • gandakan stok barang
  • rekrut satu karyawan

📌 2) Perbesar dana darurat 3–6 bulan

Ini membuat keluarga tidak akan mudah jatuh pada jerat hutang kembali.

📌 3) Aset halal berkembang

  • punya rumah (syariah)
  • kendaraan halal
  • deposito syariah
  • emas 20–100 gram
  • saham syariah yang stabil

📌 4) Jadikan bisnis sebagai ladang pahala

  • bukan sekadar mencari untung
  • tapi mencari keberkahan
  • bantu orang lain keluar dari riba
  • rekrut orang miskin jadi karyawan
  • mudahkan orang yang berhutang

📌 5) Bantu keluarga & tetangga

Keluarga yang kuat ekonominya bisa:

  • memberi pinjaman tanpa bunga
  • melunasi hutang saudara
  • membantu pendidikan keponakan
  • meringankan tetangga yang bangkrut

🌙 5. Tahun 5 – Fase Masyarakat Bebas Riba (Gerakan Kolektif Umat)

Jika umat Islam melakukan langkah-langkah ini bersama-sama, maka:

📌 1) Riba akan melemah sendiri

Karena:

  • sedikit orang kredit
  • sedikit orang paylater
  • sedikit yang ambil bunga

Bank ribawi otomatis kehilangan pasar.

📌 2) Komunitas anti riba terbentuk

  • orang-orang patungan modal
  • tukang, petani, pedagang terbantu
  • usaha lokal maju
  • terjadi tolong-menolong

📌 3) Tercipta “Kampung Bebas Riba”

Sudah ada di berbagai kota:

  • semua penduduk menolak kredit
  • seluruh transaksi pakai akad syariah
  • koperasi syariah RT/RW
  • zakat & sedekah berjalan baik
  • pedagang jujur dan adil

📌 4) Ekonomi umat kembali kuat

Umat Islam kembali:

  • berdiri
  • mandiri
  • bebas tekanan bank
  • bebas tekanan rentenir

📌 5) Lingkungan keluarga lebih berkah

Ketika uang halal:

  • anak-anak shalih
  • suami istri harmonis
  • hati tenang
  • tidur nyenyak
  • hidup tanpa tekanan hutang
  • doa-doa lebih cepat dikabulkan

🌙 REFLEKSI PENUTUP BAGIAN 8

Wahai jamaah sekalian,
Tidak ada kehidupan yang lebih tenang selain hidup tanpa riba.
Hidup dalam keberkahan.
Hidup dalam naungan rahmat Allah.

Percayalah…

“Allah tidak akan meninggalkan hamba yang meninggalkan riba karena takut pada-Nya.”

Barangkali hidup kita sederhana…
tidak punya rumah mewah…
tidak punya mobil mahal…

Tapi hidup kita:

  • aman
  • damai
  • tidak dikejar debt collector
  • tidak dihantui cicilan
  • tidak takut telpon tak dikenal
  • tidak stres tiap tanggal jatuh tempo
  • tidak tidur dengan gelisah

Dan itulah karunia terbesar.

Tidak ada komentar