RUPA WAJAHMU AKAN NAMPAK DI PERMUKAAN CERMIN (Kesucian Hati, Kelayakan Ilmu, dan Bahaya Makanan Syubhat)
RUPA WAJAHMU AKAN NAMPAK DI PERMUKAAN CERMIN
(Kesucian Hati, Kelayakan Ilmu, dan Bahaya Makanan Syubhat)
Pendahuluan
Jamaah rahimakumullāh,
Imam Jalaluddin Rumi dalam Fīhī Mā Fīhī mengajarkan satu kaidah halus dalam perjalanan ruhani: hakikat tidak akan turun kecuali pada wadah yang layak. Sebagaimana wajah tidak akan tampak kecuali pada cermin yang bening, demikian pula kebenaran tidak akan tampak kecuali pada hati yang bersih.
Banyak orang gemar bertanya tentang hakikat, rahasia batin, dan pengalaman ruhani, tetapi lupa satu hal penting:
apakah hatinya telah siap menerima jawabannya?
1. Tidak Semua Pertanyaan Layak Dijawab
Rumi mengatakan:
Lebih baik seseorang tidak bertanya kepada fakir (ahli hakikat), karena pertanyaan itu bisa memancing kebohongan.
Bukan karena sang fakir pendusta, tetapi karena kebenaran itu terlalu tinggi untuk diturunkan ke hati yang masih dikuasai dunia.
Dalil Al-Qur’an
﴿وَاتَّقُوا اللَّهَ وَيُعَلِّمُكُمُ اللَّهُ﴾
“Bertakwalah kepada Allah, niscaya Allah akan mengajarkan kepadamu.”
(QS. Al-Baqarah: 282)
Penjelasan Ulama
- Imam Ibn Katsir: Ilmu hakiki adalah buah ketakwaan, bukan sekadar hasil bertanya.
- Imam Malik rahimahullah berkata:
“Ilmu ini adalah cahaya, dan cahaya Allah tidak diberikan kepada ahli maksiat.”
2. Kebenaran Bisa Berubah Menjadi “Kebohongan” di Telinga yang Salah
Rumi mengajarkan kaidah halus:
Sesuatu yang benar pada tempatnya, bisa menjadi kebohongan bila diberikan kepada yang tidak layak.
Dalil Al-Qur’an
﴿وَلَا تُؤْتُوا السُّفَهَاءَ أَمْوَالَكُمُ﴾
“Jangan kalian serahkan harta kalian kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya.”
(QS. An-Nisā’: 5)
Qiyas Ulama
- Jika harta dunia saja tidak boleh diberikan kepada yang belum layak,
- Maka ilmu hakikat lebih pantas dijaga dari orang yang hatinya masih materialistik.
Imam Al-Ghazali berkata:
“Menyampaikan ilmu kepada yang tidak layak adalah bentuk pengkhianatan terhadap ilmu itu sendiri.”
3. Hati Orang Shalih Sangat Sensitif terhadap Pengaruh Dunia
Rumi mengibaratkan:
- Hati orang shalih seperti kain putih bersih
- Sedikit noda akan langsung tampak
- Berbeda dengan hati yang telah lama kotor, noda apa pun tak lagi terlihat
Dalil Al-Qur’an
﴿كَلَّا بَلْ ۜ رَانَ عَلَىٰ قُلُوبِهِم مَّا كَانُوا يَكْسِبُونَ﴾
“Sekali-kali tidak! Bahkan apa yang mereka kerjakan telah menutupi hati mereka.”
(QS. Al-Muthaffifīn: 14)
Ulasan
- Imam Al-Qurthubi: “Ar-rān adalah lapisan dosa yang menutupi cahaya hati.”
- Orang awam mungkin tidak merasakan efek makanan haram atau syubhat, tetapi orang yang hatinya hidup akan langsung terganggu.
4. Kisah Darwisy dan Remah Makanan
Darwisy mendapatkan pencerahan ruhani hanya dari remah makanan yang berasal dari gadis yang bersih.
Maknanya:
Benda membawa jejak batin pemiliknya.
Hadis Nabi ﷺ
«إِنَّ اللَّهَ طَيِّبٌ لَا يَقْبَلُ إِلَّا طَيِّبًا»
“Sesungguhnya Allah Maha Baik dan tidak menerima kecuali yang baik.”
(HR. Muslim)
Hadis Tentang Makanan Haram
«كُلُّ جَسَدٍ نَبَتَ مِنْ سُحْتٍ فَالنَّارُ أَوْلَىٰ بِهِ»
“Setiap daging yang tumbuh dari yang haram, maka neraka lebih layak baginya.”
(HR. Tirmidzi)
5. Mengapa Para Wali Sangat Menjaga Makanan?
Karena makanan membentuk hati, dan hati adalah cermin.
Dalil Al-Qur’an
﴿يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا﴾
“Wahai para rasul, makanlah dari yang baik dan beramallah saleh.”
(QS. Al-Mu’minūn: 51)
Komentar Ulama
- Ibn ‘Athaillah:
“Bagaimana mungkin cahaya masuk ke hati yang dipenuhi asap haram?” - Para sufi berkata:
“Siapa menjaga perutnya, Allah akan menjaga hatinya.”
6. Rupa Wajahmu Akan Tampak di Cermin
Makna judul ini:
- Cermin = hati
- Wajah = hakikat diri
- Dunia, makanan, pergaulan, dan niat adalah debu yang menempel di cermin
Dalil Al-Qur’an
﴿يَوْمَ لَا يَنفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ﴾
“Pada hari ketika harta dan anak-anak tidak berguna, kecuali orang yang datang kepada Allah dengan hati yang selamat.”
(QS. Asy-Syu‘arā’: 88–89)
Penutup
Jamaah yang dimuliakan Allah,
Jangan tergesa-gesa bertanya tentang rahasia, sebelum membersihkan wadah penerimanya.
Jangan heran bila tidak memahami hakikat, karena cermin masih buram.
Bersihkan:
- Makanan
- Niat
- Pandangan
- Pergaulan
Maka tanpa bertanya pun, kebenaran akan memantul dengan sendirinya.
Karena ketika cermin bening,
rupa wajahmu akan tampak tanpa perlu dijelaskan.
Post a Comment