SAAT HALAL DIHARAMKAN, HARAM DIHALALKAN – RUNTUHNYA AKAL DAN IMAN

“SAAT HALAL DIHARAMKAN, HARAM DIHALALKAN – RUNTUHNYA AKAL DAN IMAN”

Tadabbur QS. Al-An‘ām: 121–140


🌑 PEMBUKAAN EMOSIONAL (±10 menit)

Alhamdulillāh…
Alhamdulillāh yang masih mengizinkan kita duduk di majelis Al-Qur’an.
Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad ﷺ,
yang datang membawa agama yang jelas antara halal dan haram,
antara cahaya dan kegelapan.

Jamaah yang dimuliakan Allah…

Kerusakan umat tidak selalu dimulai dari maksiat besar.
Sering kali ia dimulai dari perubahan kecil terhadap hukum Allah.
Hari ini yang halal dipertanyakan,
yang haram dicarikan alasan,
dan yang batil dibungkus dengan bahasa ilmiah.

Padahal…
Saat manusia mulai mengatur halal dan haram dengan pikirannya sendiri,
di situlah kehancuran iman dimulai.

Dan malam ini,
Al-Qur’an membuka tabir itu dengan sangat tegas
melalui QS. Al-An‘ām ayat 121 sampai 140.


🩸 BAGIAN I

HARAM YANG DIREMEHKAN, HATI YANG MENGHITAM (Ayat 121)

Allah berfirman:

وَلَا تَأْكُلُوا مِمَّا لَمْ يُذْكَرِ اسْمُ اللَّهِ عَلَيْهِ وَإِنَّهُ لَفِسْقٌ
“Dan janganlah kalian memakan sesuatu yang tidak disebut nama Allah atasnya. Sesungguhnya itu adalah kefasikan.”

Jamaah…

Allah tidak sedang bicara soal makanan semata,
tetapi soal ketaatan.

Menurut Tafsir Jalalain,
yang diharamkan adalah bangkai dan sembelihan atas nama selain Allah.
Adapun sembelihan muslim yang lupa menyebut nama Allah, tetap halal
menurut Ibnu Abbas dan Imam Syafi’i.

Namun perhatikan kelanjutannya…

وَإِنَّ الشَّيَاطِينَ لَيُوحُونَ إِلَىٰ أَوْلِيَائِهِمْ
“Setan-setan membisikkan kepada kawan-kawannya…”

Setan tidak langsung menyuruh zina.
Tidak langsung menyuruh kufur.
Ia mulai dari mengaburkan halal dan haram.

Rasulullah ﷺ bersabda:

إِنَّ الْحَلَالَ بَيِّنٌ وَإِنَّ الْحَرَامَ بَيِّنٌ
“Sesungguhnya halal itu jelas dan haram itu jelas.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Jika hari ini halal tidak lagi jelas,
itu bukan karena syariatnya kabur,
tapi karena hati kita yang mulai redup.


🌑 BAGIAN II

MATI DALAM HIDUP, HIDUP DALAM IMAN (Ayat 122)

Allah berfirman:

أَوَمَنْ كَانَ مَيْتًا فَأَحْيَيْنَاهُ
“Apakah orang yang mati lalu Kami hidupkan…”

Yang dimaksud mati di sini, kata para ulama, mati hati karena kufur.
Ia berjalan, berbicara, tertawa…
tetapi tidak pernah merasa diawasi Allah.

Lalu Allah berfirman:

وَجَعَلْنَا لَهُ نُورًا يَمْشِي بِهِ فِي النَّاسِ
“Kami berikan kepadanya cahaya…”

Cahaya itu adalah iman.
Dengan iman, seseorang bisa membedakan:
ini hak, ini batil;
ini berkah, ini laknat.

Tanpa iman…
yang haram terasa biasa,
yang maksiat terasa wajar,
yang syirik terasa budaya.


🕳️ BAGIAN III

ELIT JAHAT & TIPU DAYA (Ayat 123–124)

Allah berfirman:

وَكَذَٰلِكَ جَعَلْنَا فِي كُلِّ قَرْيَةٍ أَكَابِرَ مُجْرِمِيهَا
“Di setiap negeri Kami jadikan pembesar-pembesar yang jahat.”

Jamaah…

Perusak agama bukan orang bodoh,
tetapi orang pintar tanpa iman.

Mereka berkata:

لَنْ نُؤْمِنَ حَتَّى نُؤْتَىٰ مِثْلَ مَا أُوتِيَ رُسُلُ اللَّهِ
“Kami tidak akan beriman sampai diberi seperti para rasul.”

Ini penyakit lama:
sombong terhadap wahyu.

Allah jawab dengan satu kalimat yang menghancurkan kesombongan:

اللَّهُ أَعْلَمُ حَيْثُ يَجْعَلُ رِسَالَتَهُ
“Allah lebih tahu di mana menempatkan risalah-Nya.”


💔 BAGIAN IV

HIDAYAH: SAAT DADA LAPANG ATAU TERCEKIK (Ayat 125)

Allah berfirman:

فَمَنْ يُرِدِ اللَّهُ أَنْ يَهْدِيَهُ يَشْرَحْ صَدْرَهُ لِلْإِسْلَامِ

Hidayah itu lapang.
Islam terasa ringan.
Perintah terasa nikmat.

Sebaliknya…

وَمَنْ يُرِدْ أَنْ يُضِلَّهُ يَجْعَلْ صَدْرَهُ ضَيِّقًا حَرَجًا
“Dadanya sempit seperti mendaki langit.”

Shalat terasa berat.
Nasihat terasa menyesakkan.
Al-Qur’an terasa mengganggu.

Itulah tanda…
bukan Islam yang berat, tapi hati yang sakit.


🌿 BAGIAN V

JALAN LURUS & RUMAH KESELAMATAN (Ayat 126–127)

Allah menegaskan:

وَهَٰذَا صِرَاطُ رَبِّكَ مُسْتَقِيمًا

Jalan Allah tidak bercabang.
Tidak menyesuaikan zaman.
Tidak tunduk pada selera.

Balasannya?

لَهُمْ دَارُ السَّلَامِ عِنْدَ رَبِّهِمْ

Bukan sekadar surga,
tapi keselamatan dari penyesalan.


🔥 BAGIAN VI

DIALOG MENGERIKAN JIN & MANUSIA (Ayat 128–130)

Allah kumpulkan mereka semua…

يَا مَعْشَرَ الْجِنِّ قَدِ اسْتَكْثَرْتُمْ مِنَ الْإِنسِ

Manusia berkata:
“Kami saling menikmati…”

Inilah maksiat berjamaah.
Manusia menikmati dosa,
jin menikmati ketaatan manusia.

Dan jawabannya:

النَّارُ مَثْوَاكُمْ
“Neraka tempat tinggal kalian.”


⚖️ BAGIAN VII

ALLAH TIDAK ZALIM (Ayat 131–135)

Allah menegaskan:

وَمَا رَبُّكَ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُونَ

Tidak ada amal yang hilang.
Tidak ada dosa yang terlupa.

Manusia boleh merasa aman,
tapi azab tidak pernah lupa alamat.


🩸 BAGIAN VIII

SYIRIK SOSIAL & PEMBUNUHAN GENERASI (Ayat 136–140)

Allah berfirman:

قَدْ خَسِرَ الَّذِينَ قَتَلُوا أَوْلَادَهُمْ سَفَهًا

Mereka membunuh anak-anaknya…
bukan hanya dengan penguburan,
tetapi dengan merusak iman, akhlak, dan masa depan.

Lalu Allah tutup dengan vonis:

قَدْ ضَلُّوا وَمَا كَانُوا مُهْتَدِينَ
“Mereka telah sesat dan tidak mendapat petunjuk.”


🔚 PENUTUP CERAMAH

Jamaah…

Al-Qur’an hari ini tidak sedang menceritakan orang kafir Mekah.
Ia sedang menegur siapa saja
yang berani memainkan hukum Allah.

Halal itu amanah.
Haram itu penjaga.
Dan iman adalah cahaya.


🤲 DOA 

Allāhumma…
Yā Allāh…
Tuhan yang Maha Mengetahui isi hati kami…

Kami berlindung kepada-Mu
dari hati yang menghalalkan yang Engkau haramkan…
dan mengharamkan yang Engkau halalkan…

Yā Allāh…
Jangan Engkau jadikan kami
termasuk orang-orang yang mati hatinya
namun hidup jasadnya…

Hidupkanlah hati kami dengan iman…
Terangi langkah kami dengan cahaya-Mu…

Yā Allāh…
Lapangkan dada kami untuk Islam…
Jangan Engkau sempitkan hati kami dari kebenaran…

Jauhkan kami dari bisikan setan…
yang mengubah maksiat menjadi terasa indah…
dan ketaatan menjadi terasa berat…

Yā Allāh…
Selamatkan anak-anak kami…
dari pembunuhan iman…
dari kebodohan…
dari masa depan tanpa cahaya…

Jangan Engkau kumpulkan kami
bersama orang-orang yang bermain-main dengan agama-Mu…

Masukkan kami ke dalam Dārussalām
rumah keselamatan di sisi-Mu…

Ampuni dosa kami…
kedua orang tua kami…
guru-guru kami…
dan seluruh kaum muslimin…

Rabbana…
jangan Engkau wafatkan kami
kecuali dalam keadaan berserah diri sepenuhnya kepada-Mu

Āmīn… Āmīn… Āmīn yā Rabbal ‘ālamīn…



Tidak ada komentar