SAKSI, AMANAH, DAN KEADILAN DI HARI YANG TIDAK ADA DUSTA

“SAKSI, AMANAH, DAN KEADILAN DI HARI YANG TIDAK ADA DUSTA”

(Tafsir Jalalain QS. An-Nisā’: 41–60)


I. HARI KETIKA SETIAP UMAT DIDATANGKAN SAKSI

(QS. An-Nisā’: 41–42)

Dalil Al-Qur’an

فَكَيْفَ إِذَا جِئْنَا مِن كُلِّ أُمَّةٍ بِشَهِيدٍ وَجِئْنَا بِكَ عَلَىٰ هَٰؤُلَاءِ شَهِيدًا

Artinya:
“Maka bagaimanakah keadaan mereka kelak apabila Kami mendatangkan seorang saksi dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan engkau (Muhammad) sebagai saksi atas mereka?”
(QS. An-Nisā’: 41)

يَوْمَئِذٍ يَوَدُّ الَّذِينَ كَفَرُوا وَعَصَوُا الرَّسُولَ لَوْ تُسَوَّىٰ بِهِمُ الْأَرْضُ وَلَا يَكْتُمُونَ اللَّهَ حَدِيثًا

Artinya:
“Pada hari itu orang-orang kafir dan yang mendurhakai Rasul berharap seandainya mereka disamakan dengan tanah, dan mereka tidak dapat menyembunyikan sesuatu pun dari Allah.”
(QS. An-Nisā’: 42)

Tafsir Jalalain

  • Setiap umat disaksikan oleh nabinya
  • Nabi Muhammad ﷺ menjadi saksi atas umat ini
  • Orang kafir berharap menjadi tanah karena dahsyatnya hisab
  • Tidak ada lagi dusta yang bisa disembunyikan

Komentar Ulama

📚 Ibnu Katsir:

“Ayat ini menunjukkan kesempurnaan hujjah Allah. Tidak ada satu amal pun yang luput dari kesaksian.”

📚 Al-Qurṭubī:

“Kesaksian Nabi ﷺ adalah kemuliaan sekaligus ancaman bagi umatnya.”

Hadis Pendukung

قال رسول الله ﷺ:
«كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْؤُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ»

Artinya:
“Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

📝 Pesan Dakwah:
Hari kiamat adalah hari kejujuran mutlak, tidak ada sandiwara iman.


II. SHALAT, KESADARAN, DAN KESUCIAN

(QS. An-Nisā’: 43)

Dalil Al-Qur’an

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَقْرَبُوا الصَّلَاةَ وَأَنتُمْ سُكَارَىٰ حَتَّىٰ تَعْلَمُوا مَا تَقُولُونَ

Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendekati salat sedang kamu dalam keadaan mabuk, hingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan.”
(QS. An-Nisā’: 43)

Tafsir Jalalain

  • Larangan shalat tanpa kesadaran
  • Junub wajib mandi, kecuali musafir (tayammum)
  • Tayammum adalah rahmat, bukan keringanan murahan

Komentar Ulama

📚 Imam Asy-Syafi‘i:

“Shalat adalah dialog sadar dengan Allah. Tanpa kesadaran, ia kehilangan ruhnya.”

📚 Ibnu ‘Āsyūr:

“Kesucian lahir adalah pintu kesucian batin.”

Hadis

قال ﷺ:
«مِفْتَاحُ الصَّلَاةِ الطُّهُورُ»

Artinya:
“Kunci salat adalah bersuci.”
(HR. Tirmidzi)


III. PENYIMPANGAN AHLI KITAB & BAHAYA LISAN

(QS. An-Nisā’: 44–46)

Dalil Al-Qur’an

أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ أُوتُوا نَصِيبًا مِّنَ الْكِتَابِ يَشْتَرُونَ الضَّلَالَةَ

Artinya:
“Tidakkah kamu memperhatikan orang-orang yang telah diberi bagian dari Kitab, mereka membeli kesesatan dengan petunjuk.”
(QS. An-Nisā’: 44)

يُحَرِّفُونَ الْكَلِمَ عَن مَّوَاضِعِهِ

(QS. An-Nisā’: 46)

Tafsir Jalalain

  • Mereka memutar makna wahyu
  • Menghina Nabi ﷺ dengan bahasa licik
  • Lisan digunakan untuk merusak agama

Hadis

قال ﷺ:
«إِنَّ الرَّجُلَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ لَا يُلْقِي لَهَا بَالًا تَهْوِي بِهِ فِي النَّارِ»

Artinya:
“Seseorang bisa mengucapkan satu kata yang ia anggap remeh, namun menjatuhkannya ke neraka.”
(HR. Bukhari)

📝 Pesan:
Kerusakan agama sering bermula dari lisan yang tidak bertakwa.


IV. SYIRIK: DOSA YANG TIDAK DIAMPUNI

(QS. An-Nisā’: 48)

Dalil Al-Qur’an

إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ

Artinya:
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa mempersekutukan-Nya.”
(QS. An-Nisā’: 48)

Komentar Ulama

📚 Ibnu Taimiyah:

“Syirik adalah memalingkan hak Allah kepada selain-Nya.”

📚 Al-Ghazali:

“Riya adalah syirik tersembunyi yang paling berbahaya.”

Hadis

قال ﷺ:
«أَخْوَفُ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمُ الشِّرْكَ الأَصْغَرُ: الرِّيَاءُ»
(HR. Ahmad)


V. KEADILAN ALLAH & PENYAKIT HASAD

(QS. An-Nisā’: 49–55)

Dalil Al-Qur’an

أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ يُزَكُّونَ أَنفُسَهُمْ
(QS. An-Nisā’: 49)

أَمْ يَحْسُدُونَ النَّاسَ عَلَىٰ مَا آتَاهُمُ اللَّهُ مِن فَضْلِهِ
(QS. An-Nisā’: 54)

Ulama

📚 Ibnu Qayyim:

“Hasad adalah keberatan hati terhadap takdir Allah.”

📚 Ibnu Katsir:

“Allah memberi nikmat sesuai hikmah, bukan hawa nafsu manusia.”


VI. NERAKA DAN SURGA: KEADILAN & RAHMAT

(QS. An-Nisā’: 56–57)

Dalil Al-Qur’an

كُلَّمَا نَضِجَتْ جُلُودُهُمْ بَدَّلْنَاهُمْ جُلُودًا غَيْرَهَا

Artinya:
“Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti dengan kulit yang lain agar mereka merasakan azab.”
(QS. An-Nisā’: 56)

وَالَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ سَنُدْخِلُهُمْ جَنَّاتٍ
(QS. An-Nisā’: 57)

📚 Ibnu Rajab:

“Ancaman neraka adalah keadilan, janji surga adalah rahmat.”


VII. AMANAH, KEADILAN, DAN KEPEMIMPINAN

(QS. An-Nisā’: 58–59)

Dalil Al-Qur’an

﴿إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَن تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَىٰ أَهْلِهَا﴾

Artinya:
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada yang berhak.”
(QS. An-Nisā’: 58)

﴿أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ﴾
(QS. An-Nisā’: 59)

📚 Al-Mawardi:

“Keadilan adalah ruh kepemimpinan. Tanpanya, kekuasaan adalah kehancuran.”


VIII. MUNAFIK & HUKUM TAGHUT

(QS. An-Nisā’: 60)

Dalil

﴿يُرِيدُونَ أَن يَتَحَاكَمُوا إِلَى الطَّاغُوتِ﴾

Artinya:
“Mereka hendak berhukum kepada tagut.”
(QS. An-Nisā’: 60)

📚 Ibnu Katsir:

“Tagut adalah setiap hukum yang menyelisihi wahyu.”


PENUTUP MATERI

Ayat 41–60 An-Nisā’ mengajarkan:

  • Iman akan diuji dengan kejujuran
  • Syariat dijaga dengan amanah
  • Keadilan ditegakkan dengan wahyu
  • Keselamatan ditentukan oleh tauhid


Tidak ada komentar