Selalu Bermuhasabah Akan Keadaan Hati
Zuhud & Kelembutan Hati
Selalu Bermuhasabah Akan Keadaan Hati
I. Pendahuluan: Hati sebagai Pusat Kehidupan Ruhani
Hadirin rahimakumullah,
Dalam Islam, hati (qalb) adalah pusat penentu baik dan rusaknya manusia. Amal lahir hanyalah pantulan dari kondisi batin. Oleh karena itu, para ulama menempatkan muhasabah (introspeksi diri) sebagai amalan besar yang sering terlupakan, padahal tanpanya seseorang akan berjalan dalam kegelapan tanpa sadar.
Dalil Al-Qur’an
Allah Ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap jiwa memperhatikan apa yang telah ia persiapkan untuk hari esok (akhirat). Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
(QS. Al-Hasyr [59]: 18)
Komentar Ulama
Imam Al-Qurthubi rahimahullah berkata:
“Ayat ini adalah pokok dasar muhasabah. Seorang mukmin wajib menimbang amalnya sebelum ia ditimbang di hadapan Allah.”
II. Hakikat Muhasabah Menurut Sunnah dan Salaf
Hadis tentang Muhasabah
Dari Maimun bin Mihran, ia berkata:
لَا يَكُونُ الْعَبْدُ تَقِيًّا حَتَّى يُحَاسِبَ نَفْسَهُ كَمَا يُحَاسِبُ شَرِيكَهُ
“Seorang hamba tidak akan menjadi orang bertakwa sampai ia menghisab dirinya sebagaimana ia menghisab rekan bisnisnya.”
(HR. At-Tirmidzi no. 2459 – hasan)
Ucapan Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhu
حَاسِبُوا أَنْفُسَكُمْ قَبْلَ أَنْ تُحَاسَبُوا، وَزِنُوهَا قَبْلَ أَنْ تُوزَنُوا
“Hisablah diri kalian sebelum kalian dihisab, dan timbanglah diri kalian sebelum kalian ditimbang.”
Ulasan Imam Ibnul Qayyim
Dalam Madarijus Salikin, beliau berkata:
“Muhasabah adalah cahaya hati. Tanpanya, seseorang akan tenggelam dalam gelapnya nafsu dan angan-angan.”
III. Cepatnya Perubahan Hati dan Urgensi Muhasabah
Hati manusia sangat mudah berbolak-balik. Dalam hitungan detik, hati bisa berubah dari ikhlas menjadi riya’, dari tawadhu’ menjadi sombong.
Dalil Sunnah
Rasulullah ﷺ bersabda:
إِنَّ الْقُلُوبَ بَيْنَ أُصْبُعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ الرَّحْمَنِ يُقَلِّبُهَا كَيْفَ يَشَاءُ
“Sesungguhnya hati manusia berada di antara dua jari dari jari-jari Ar-Rahman, Dia membolak-balikkannya sesuai kehendak-Nya.”
(HR. Muslim no. 2654)
Komentar Imam An-Nawawi
“Hadis ini menunjukkan bahwa hati tidak pernah aman dari perubahan, maka muhasabah harus dilakukan terus-menerus.”
IV. Muhasabah Sebelum dan Sesudah Beramal
1. Muhasabah Sebelum Beramal
Menimbang niat:
- Apakah amal ini karena Allah?
- Ataukah karena pujian, gengsi, atau kebiasaan?
Dalil
قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
“Katakanlah: sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam.”
(QS. Al-An’am [6]: 162)
2. Muhasabah Setelah Beramal (Tiga Jenis)
a. Muhasabah atas ketaatan
Apakah amal dilakukan sesuai sunnah dan khusyu’?
Rasulullah ﷺ bersabda:
صَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُونِي أُصَلِّي
“Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat.”
(HR. Bukhari no. 631)
Imam Al-Ghazali berkata:
“Amal tanpa kehadiran hati ibarat jasad tanpa ruh.”
b. Muhasabah atas dosa dan kelalaian
Dosa kepada Allah dan dosa kepada sesama harus disadari dan diselesaikan.
إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ
“Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni dosa selain itu bagi siapa yang Dia kehendaki.”
(QS. An-Nisa’ [4]: 48)
c. Muhasabah atas perkara mubah
Makan, minum, bekerja—apa niatnya?
Imam Sufyan Ats-Tsauri berkata:
“Niat dapat mengubah kebiasaan menjadi ibadah.”
V. Manfaat Besar Muhasabah
1. Mengetahui Aib Diri
Muhammad bin Waasi’ berkata:
لَوْ كَانَ لِلذُّنُوبِ رِيحٌ مَا قَدَرَ أَحَدٌ يَجْلِسُ إِلَيَّ
“Seandainya dosa memiliki bau, niscaya tidak ada seorang pun sanggup duduk di dekatku.”
Imam Ibn Rajab berkata:
“Siapa yang sibuk dengan aib dirinya, Allah akan menyibukkannya dari membicarakan aib orang lain.”
2. Mengenal Hak Allah
Tanpa mengenal Allah, ibadah menjadi kering dan sedikit nilainya.
وَمَا قَدَرُوا اللَّهَ حَقَّ قَدْرِهِ
“Mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya.”
(QS. Az-Zumar [39]: 67)
VI. Janji Allah bagi Orang yang Bersungguh-sungguh Bermuhasabah
Dalil Penutup
وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا ۚ وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ
“Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh di jalan Kami, pasti Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang berbuat ihsan.”
(QS. Al-Ankabut [29]: 69)
Komentar Al-Harits Al-Muhasibi
“Siapa yang memperbaiki batinnya dengan muhasabah, Allah akan memperindah lahirnya tanpa ia sadari.”
Penutup Ceramah
Hadirin yang dirahmati Allah,
Mari kita biasakan muhasabah sebelum tidur, sebelum bicara, sebelum beramal, dan setelahnya. Karena orang yang paling cerdas adalah yang paling sering menghisab dirinya, dan orang yang paling rugi adalah yang lalai hingga ajal datang tanpa persiapan.
Post a Comment