ZUHUD: Jalan Membebaskan Hati dari Dunia

Zuhud & Kelembutan Hati

ZUHUD: Jalan Membebaskan Hati dari Dunia


Pendahuluan: Dunia di Tangan, Akhirat di Hati

Hadirin yang dimuliakan Allah,

Merasa cukup (qana‘ah) memang tidak mudah. Penyakit hati seperti:

  • membandingkan diri dengan yang lebih kaya,
  • lemahnya rasa syukur,
  • dan panjangnya angan-angan dunia,

sering membuat hati tidak pernah tenang, meski harta bertambah.

Padahal, zuhud bukan soal miskin atau kaya, melainkan soal hati:

Apakah dunia menguasai kita, atau kita yang menguasai dunia?


1. Hakikat Dunia dalam Pandangan Al-Qur’an

Allah sejak awal telah menjelaskan kehinaan dan kefanaan dunia.

Dalil Al-Qur’an

اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ

“Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan dunia hanyalah permainan, senda gurau, perhiasan, saling bermegah-megahan dan berlomba dalam harta dan anak.”
(QS. Al-Hadid: 20)

Komentar Ulama

  • Ibn Katsir:
    “Allah mencela dunia bukan karena zatnya, tetapi karena manusia tertipu olehnya dan melalaikan akhirat.”

2. Definisi Zuhud Menurut Bahasa dan Syariat

Secara Bahasa

Zuhud (الزهد) berarti berpaling dari sesuatu karena dianggap remeh.

Menurut Para Ulama

a. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah

“Zuhud adalah meninggalkan apa yang tidak bermanfaat bagi akhirat.”

➡️ Bukan meninggalkan dunia, tetapi meninggalkan yang melalaikan.

b. Sufyan Ats-Tsauri

“Zuhud bukanlah makan makanan kering dan berpakaian lusuh, tetapi memendekkan angan-angan.”

c. Hasan bin Ali r.a. (dinukil Ibnul Qayyim)

“Zuhud bukan mengharamkan yang halal, tetapi yakin bahwa apa yang di sisi Allah lebih baik daripada apa yang ada di tanganmu.”

Komentar Ibnul Qayyim

“Inilah definisi zuhud yang paling menyeluruh, karena di dalamnya terdapat ridha terhadap takdir Allah.”
(Madarijus Salikin)


3. Tingkatan Zuhud Menurut Imam Ahmad

Imam Ahmad bin Hanbal رحمه الله menjelaskan:

  1. Meninggalkan yang haram
    → Zuhudnya orang awam

  2. Meninggalkan yang berlebihan dari yang halal
    → Zuhudnya orang-orang khusus

  3. Meninggalkan segala kesibukan selain Allah
    → Zuhudnya orang-orang ma‘rifatullah

➡️ Semakin tinggi ma‘rifat, semakin halus zuhudnya.


4. Anjuran Zuhud dalam Sunnah Nabi ﷺ

Hadis Utama

ازْهَدْ فِي الدُّنْيَا يُحِبَّكَ اللَّهُ، وَازْهَدْ فِيمَا عِنْدَ النَّاسِ يُحِبَّكَ النَّاسُ

“Zuhudlah engkau terhadap dunia, niscaya Allah mencintaimu. Dan zuhudlah terhadap apa yang dimiliki manusia, niscaya manusia mencintaimu.”
(HR. Ibnu Majah)

Komentar Ulama

  • Ibn Daqiq Al-‘Id:
    “Hadis ini menghimpun kebahagiaan dunia dan akhirat sekaligus.”

5. Nabi ﷺ Mencontohkan Zuhud Sejati

Hadis

كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيلٍ

“Jadilah engkau di dunia seperti orang asing atau seorang musafir.”
(HR. Bukhari)

Makna Hadis

Musafir:

  • tidak membangun rumah megah,
  • tidak mengumpulkan barang berlebihan,
  • fokus pada tujuan perjalanan.

➡️ Tujuan kita bukan dunia, tetapi akhirat.


6. Bahaya Cinta Dunia

Hadis

حُبُّ الدُّنْيَا رَأْسُ كُلِّ خَطِيئَةٍ

“Cinta dunia adalah pangkal segala dosa.”
(Hasan – diriwayatkan Al-Baihaqi)

Komentar Ulama

  • Imam Al-Ghazali:
    “Bukan dunia yang tercela, tetapi cinta dunia yang berlebihan.”

7. Zuhud Tidak Bertentangan dengan Kekayaan

Para Nabi dan Sahabat adalah contoh zuhud sejati meski kaya raya.

Dalil Al-Qur’an

نِعْمَ الْمَالُ الصَّالِحُ لِلرَّجُلِ الصَّالِحِ

“Sebaik-baik harta adalah harta yang shalih di tangan orang shalih.”
(HR. Ahmad)

  • Nabi Daud dan Sulaiman: raja sekaligus zuhud
  • Utsman, Abdurrahman bin Auf: kaya, dermawan, zuhud
  • Rasulullah ﷺ: paling zuhud, namun mampu memiliki dunia bila mau

➡️ Zuhud itu di hati, bukan di dompet.


8. Enam Hal yang Harus Dizuhudi

Para ulama menyebut enam perkara:

  1. Harta
  2. Popularitas (wajah)
  3. Kekuasaan
  4. Ketergantungan pada manusia
  5. Nafsu
  6. Segala selain Allah

➡️ Bukan ditinggalkan secara fisik, tetapi tidak dijadikan tujuan hidup.


9. Buah Zuhud

a. Ketenangan Hati

Dunia kecil di mata, Allah besar di hati.

b. Ridha terhadap Takdir

Pahit terasa manis karena pahala.

c. Dicintai Allah dan Manusia

Karena tidak rakus, tidak iri, tidak memusuhi.


Penutup: Zuhud adalah Perjalanan Hati

Hadirin yang dirahmati Allah,

Para ulama sepakat:

“Zuhud adalah memindahkan hati dari dunia ke akhirat.”

Bukan berarti meninggalkan dunia,
tetapi menjadikan dunia sebagai alat, bukan tujuan.

Doa Penutup

Ya Allah, jadikan dunia di tangan kami, bukan di hati kami. Jadikan kami hamba-Mu yang zuhud, qana‘ah, dan Engkau ridha kepada kami.



Tidak ada komentar