TARBIYAH FARDIYAH
TARBIYAH FARDIYAH
TUJUAN INSTRUKSIONAL
Setelah
mendapatkan materi ini peserta mampu :
- Berusaha
memahami konsep-konsep da’wah fardi
- Memahami
fungsi Tarbiyah Fardiyah
- Memahami
tahapan-tahapan da’wah fardiyah dengan baik
- Mampu
melakukan Tarbiyah Fardiyah
TITIK TEKAN MATERI
Pokok-pokok
pikiran dan titik tekan materi yang harus disampaikan adalah pada era jahriyah
jamahiriyah sekarang ini, dimana sudah menyentuh seluruh lapisan masyarakat
sangat diperlukan pendekatan sosial yang tinggi yang diikuti tentunya dengan
kontak person untuk dapat dilibatkan dalam membantu memecahkan masalah umat itu
sendiri.
Eklusifisme
dan mengisolasi gerakan da’wah sendirian justru akan mengancam laju perjalanan
da’wah itu sendiri.
POKOK - POKOK MATERI
- Urgensi
da’wah fardiyah di era jahriyah jamahiriyah
- Pengertian
da’wah fardiyah
- Kondisi –
kondisi da’wah fardiyah
- Faktor
sukses dan hambatan da’wah fardiyah, psikologis dan komunikasi
- Tahapan –
tahapan da’wah fardiyah
- Ta’aruf
- Taqarrub
- Ikhtiyar
- Menyampaikan
fikrah
- Tarbiyah
fardiyah
Urgensi da’wah fardiyah di era jahriyah jamahiriyah
Realitas
kondisi umat saat ini menjadikan data yang menguatkan bahwa banyak diantara
kaum muslim saat ini hanya sebagian kecil yang mengakui dalam hatinya dan
menjalankan dengan sebenar-benarnya syariat Islam. Tak heran bila kita temui
seorang Islam yang KTP (mengaku beragama Islam sesuai kartu tanda penduduk),
dia merasa sebagai salah satu umat Islam namun kenyataannya ia jarang sekali
melaksanakan syariatnya. Namun ada pula yang tidak menjalankannya sama sekali.
Ironis memang, di saat gema kebangkitan Islam dikumandangkan ternyata masih
banyak mereka yang tidak peduli sama sekali.
Jika
kita perhatikan kondisi umat Islam saat ini maka ada beberapa faktor
penyebabnya yaitu ;
- Adanya keterbatasan
pemahaman tentang Islam
- Adanya
kelemahan komitmen akan aktivitas da’wah
- Merebaknya
aksi perang pemikiran (Ghazwul Fikr) oleh imprelisme barat
- Munculnya
pandangan ekstrim terhadap Islam
- Lemahnya
pengawasan pemerintah terhadap aktivitas gerakan pemurtadan, perusakan
moral dan sosial
- Kehidupan
ekonomi yang menurun sehingga menambah jumlah warga miskin,dll
Dengan
demikian hendaknya ada diantara kita yang peduli akan kondisi umat saat ini.
Akankah kita biarkan ummat yang mengalami kebodohan ? Mungkinkah hati kecil
kita tak terketuk oleh situasi dan kondisi ummat Islam yang terasing dari
agamanya, tak tahu keislamannya, hancur oleh kebiadaban musuh – musuh Islam
yang memang telah digariskan bahwa mereka tak akan senang apabila Islam
mengalami kejayaan ? Apakah umat Islam saat ini telah kembali kepada
kejahiliyahan seperti umat terdahulu ?
Oleh
sebab itu untuk mencegah meluasnya nilai negatif tersebut, Dakwah ilallah-lah
sebagai salah satu jalannya. Sebab dengan da’wah kita dapat merubah cara
pandang umat Islam, mengubah realitas kehidupan mereka dari keterbatasan
pemahaman, kemiskinan, kelemahan untuk kembali menjadi umat yang jaya, yang
memiliki pemahaman yang sempurna, murni, dan memiliki kekuatan seperti yang
dicontohkan oleh Rasulullah. Da’wah ilallah mengajak setiap manusia untuk
senantiasa mengingat Allah dan Rasulnya, senantiasa produktif dalam bekerja,
dan mampu menangkal pemikiran negatif sebagai dampak dari ghazwul fikr sehingga
terwujudnya khilafah Islamiyah dimuka bumi.
“
Mencegah lebih baik dari mengobati “ begitulah pepatah mengatakan. Keberhasilan
da’wah diawali dengan terbentuknya personil-personil yang tangguh, komitmen
terhadap Islam. Dengan pendekatan antar personil (da’wah fardiyah) diharapkan
akan mempercepat proses pemulihan. Da’wah fardiyah adalah salah satu cara atau
teknik berda’wah.
Definisi Da’wah
Da’wah
adalah aktifitas manusia yang menyeru kepada hidayah Allah SWT, amar ma’ruf
nahi munkar. Sebagai subyek maupun objek da’wah ialah manusia.
Pengertian
da’wah menurut istilah diantaranya yang dikatakan oleh :
- Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah
Da’wah
ialah mengajak seseorang agar berimman kepada Allah dan kepada apa yang
dibawakan oleh Nabi dan Rasul-Nya dengan cara membenarkan apa yang mereka
beritakan dan mengikuti apa yang mereka perintahkan.
- Syaikh Muhamad Ash Shawwaf
Da’wah
ialah risalah langit yang diturunkan ke bumi berupa hidayah Sang Khalik kepada
makhluk, yakni dien dan jalan-Nya yang lurus yang sengaja dipilih-Nya dan
dijadikan sebagai jalan satu-satunya untuk bisa selamat kembali kepada-Nya.
- Drs. Muhammad Al-Wakil
Da’wah
ialah mengumpulkan manusia dalam kebaikan dan menunjukkan mereka jalan yang
benar dengan cara amar ma’ruf nahi munkar.
- Fathi Yakan
Da’wah
ialah penghancur dan pembinaan. Penghancuran jahiliyah dengan segala macam dan
bentuknya, baik pola pikir, moral, perundang – undangan ataupun hukum. Setelah
itu pembinaan masyarakat Islam dengan landasan pijak keislaman, baik dalam
wujud dan kandungannya, dalam bentuk dan isinya, dalam perundang-undangan dan
ccara hidup, maupun dalam segi persepsi keyakinan terhadap alam, manusia, dan
kehidupan.
- Dr. Taufiq Al – Wa’I
Da’wah ialah mengumpulkan manusia
dalam kebaikan, menunjukkan mereka jalan yang benar dengan cara merealisasikan
manhaj Allah di bumi dalam ucapan dan amalan, menyeru kepada yang ma’ruf dan
mencegah dari yang munkar, membimbing mereka kepada shirathal mustaqim dan
bersabar menghadapi ujian yang menghadang di perjalanan.
Dapat
disimpulkan bahwa da’wah ialah bukan terbatas pada penjelasan dan penyampaian
semata, namun juga menyentuh pada pembinaan dan pembentukan pribadi, keluarga,
dan masyarakat.
4 Unsur Da’wah, menurut Dr. Zaid Abdul
Karim az Zaid :
Konsentrasi
dengan da’wah atau berbicara dengan mad’u secara tatap muka atau dengan
kelompok kecil dari manusia yang mempunyai ciri-ciri dan sifat-sifat khusus.
Pernahkah
Anda melihat salah satu anggota keluarga Anda yang tidur ? tentu sering !
Jika
kebakaran melanda, Anda akan coba membangunkannya, bukan ?
Itulah
gambaran sederhana aktivitas setiap Muslim sebenarnya, tak lain adalah
membangunkan anggota ‘keluarga’ yang lain untuk bersama – sama menegakkan
syariat Islam di muka bumi.
Jika
Anda telah melihat kemungkaran terjadi, akankah kita biarkan berlarut dan
men’tumor’ ?
Usaha
apakah yang telah Anda lakukan untuk meminimalisir kemudian memusnahkannya ?
Atau,
paling tidak, mungkinkah Anda membiarkan saudara Anda atau anggota keluarga
Anda terbakar begitu saja tanpa adanya usaha Anda untuk membangunkannya ?
Karenanya
membangunkan sebelum memperingatkan mereka adalah sangat penting. Adakalanya
mereka yang tidur terlalu nyenyak , tak mau diganggu. Tetapi adapula yang dalam
tidurnya tetap terjaga dan dibuktikan dengan usahanya menyelamatkan diri dari
api, itulah bukti kebenaran pendapatnya.
Rasulullah
telah melakukan proses itu, membangunkan, memberitakan, dan memperingatkan
dalam da’wahnya. Namun pukulan, ancaman datang bertubi-tubi, tetapi Rasulullah
tetap tegar, Istiqamah, sabar mengahadapi cobaan itu. Apa jadinya jika
Rasulullah berputus asa ? Tentu Islam itu (mungkin) tak ada di hati kita.
Imam
Syahid Hasan Al Banna mengatakan
,”Jadilah kalian seperti pohon diantara manusia. Mereka melemparinya dengan
batu, tetapi ia membalasnya dengan buah.”
Karakteristik Da’wah Fardiyah
1.
Adanya mukhathabah (perbincangan) dan muwajahah
(tatap muka) dengan mad’u secara dekat dan intens, dengan cara ini muncul
himmah (kemauan) dan keaktifan.
- Istimrariyah
yaitu terjaganya kelanjutan da’wah baik dikala sulit dan sempit.
- Kontinyu yaitu
kondisi yang berlanjut dapat dilakukan setiap saat tanpa menunggu momen
tertentu.
- Mudah,
bisa dilakukan siapapun, tak banyak menyita energi dan peralatan serta tak
memerlukan keterampilan khusus. Hanya kesungguhan, pemikiran yang tertata,
dan cara dialog yang baik.
- Aman. Bisa
terhindar dan tertutupi dari pandangan manusia terutama musuh, sekaligus
menjaga diri dari sifat riya’ dan sum’ah disamping menjaga keamanan.
- Menghasilkan
asas-asas dan pilar- pilar amal.
Hal ini dikarenakan intensnya interaksi dengan mad’u.
- Membantu
proses pengembangan diri, potensi
dan bakat yang terpendam.
- Dapat merealisasikan tarabuth
(keterikatan yang erat) dan ta’awun
(saling kerjasama) antar da’I dan mad’u.
- Da’I
dapat menggali pengalaman dan
pembiasaan beraktivitas dakwah.
- Mendorong
pelakunya untuk menambah bekal dan
pengalaman untuk kemapanan operasional.
- Mengarahkan
da’I untuk bermujahadah, karena
tuntutan sebagai uswah dan qudwah
bagi mad’u.
- Merupakan
kesempatan konsultasi bagi
mad’u berkenaan dengan keislamannya. Hal ini terjadi apabila tarabuth dan
takwin terwujud sempurna.
Faktor penghambat atau kelemahan dalam Da’wah Fardiyah
1.
Banyak membutuhkan tenaga personil da’I yang kompeten. Jumlah da’I yang siap terjun ke medan da’wah terbatas namun jumlah yang siap
menerima seruan da’wah ini banyak.
Solusinya
dengan membentuk dan menyiapkan kelompok besar para da’I dan memberikan
pemahaman medan
da’wah.
2.
Pada kondisi tertentu jumlah mad’u yang mau sedikit.
Solusinya
jumlah anggota tidak menentukan melainkan nau’iyah atau kualitas, jadi
tingkatkan kualitas pertemuan.
3.
Seorang mad’u karena
kefardiyahannya bisa mengalami futur
akibat kebosanan dan kejenuhan.
Solusinya
lakukan tanwi’ dan talin (variasi/keragaman) dalam metode dan strategi da’wah.
Keutamaan
Da’wah Fardiyah menurut Abdul Badi’ Shaqr :
Bentuk Da’wah Fardiyah :
- Da’wah fardiyah muncul dari individu yang sudah
bergabung (intima’) dengan jamaah.
Maksudnya,
setiap individu yang ada dalam suatu jamaah dalam kkapasitasnya sebagai da’I,
melaksanakan kewajiban berupa interaksi yang intens dengan orang-orang baru,
dalam upaya menarik mereka kepada fikrah Islamiyah, dan selanjutnya menarik
mereka untuk bergerak bersama jamaah dalam aktivitas amal Islami.
- Da’wah fardiyah yang muncul dari individu yang
belum bergabung kepada suatu jamaah.
Maksudnya,
seorang muslim dengan kapasitasnya sebagai bagian dari ummat melaksanakan
kewajiban da’wah ilallah dengan khutbah, ceramah, dll,dengan jalan aktivitas
ini tidak mempunyai sanad jama’I (kaitan jamaah) dan organisasi atau tatanan
haraki.
Urgensi da’wah fardiyah
Jika
Anda ingin merubah seseorang biasa-biasa saja, rubahlah tingkah lakunya. Namun
bila Anda ingin merubah orang secara luar biasa, rubahlah pola pikirnya,
paradigmanya atau cara pandangnya.
Tahapan Da’wah Fardiyah
- Tahap Pertama :
Membina
hubungan dan mengenal setiap individu yang hendak didakwahi, memberikan
perhatian dan simpati.
Caranya
:
-
Bangun
persahabatan, ukhuwah,
-
Buat mad’u
merasakan ketulusan perhatian kita kepadanya.
-
Berinteraksilah
tanpa menyinggung isu da’wah sampai hati mereka siap menerimanya.Penerimaan
mereka berbanding lurus dengan perhatian dan emosi yang kita berikan.
- Tahap Kedua :
Membangkitkan
iman yang mengendap dalam jiwa dengan arahan yang tersirat seperti mengajak
memikirkan hakekat ciptaan-Nya dengan contoh atau perumpamaan - perumpamaan
sebiji gandum, seekor lalat yang diciptakan Allah dan tak ada yang mampu
menciptakannya selain Dia.
Caranya
:
-
Wujudkan
ketenangan iman di hati mad’u.
-
Bawalah mad’u
merasakan nikmat yang diberikan oleh Allah SWT, sehingga timbul penyadaran
dalam diri,
-
Jelaskan
urgensi aqidah pada manusia, kemudian …
-
Jelaskan
hakekat keimanan.
- Tahap Ketiga :
Membantu memperbaiki keadaan
dirinya dengan mengenalkan perkara-perkara yang bernuansa ketaatan kepada Allah
dan bentuk-bentuk ibadah yang diwajibkan, membantu melatih dan membiasakan diri
dalam ketaatan dan kedisiplinan melaksanakan ibadah dan dalam usaha menjauhkan
diri dari segala kemaksiatan dan menghiasi dirinya dengan Akhlak Islamiyah.
Caranya
:
-
Berikan bacaan-bacaan
ringan seputar aqidah, akhlak, ibadah dan kisah orang shaleh
-
Ajaklah untuk
menghadiri majelis-majelis ilmu
-
Kenalkan dan
dekatkan dirinya pada orang-orang shaleh
- Tahap Keempat :
Menjelaskan
tentang pengertian ibadah secara syamil, menyeluruh, komprehensif, tidak hanya
sebatas masalah shalat, puasa, zakat, dan haji, melainkan seluruh aspek
kehidupan dengan Niat yang benar dan mengikuti syariat yang dicontohkan
Rasulullah SAW.
Caranya
:
-
Jelaskan akan
kekuatan niat yang tulus ikhlas dan ketaatan pada Islam sebagai sarana
mendekatkan diri pada Allah.
-
Berikan contoh
– contoh ibadah yang bermanfaat bagi diri, keluarga, dan negara serta agama.
- Tahap Kelima :
Menjelaskan
tentang keberagaman manusia, karena Islam adalah agama jama’I, kolektif
integral, sebagai sistem kehidupan, hukum dan perundang-undangan, sistem
kenegaraan, jihad dan kesatuan umat.
Caranya :
-
Jelaskan
hubungan seorang muslim dengan muslim lain yang terikat dengan tali aqidah dan
harus hidup sepenanggungan dan sependeritaan
-
Bangkitkan
perasaan mad’u untuk ikut bertanggungjawab terhadap Islam dan ummatnya dalam
wujud keaktivannya dalam da’wah Islam
-
Jelaskan
kondisi umat Islam saat ini
-
Ajaklah mereka
untuk memikirkan penegakakan kekhilafahan yang bukan saja tugas ulama saja
melainkan tugas seluruh umat Islam.
- Tahap Keenam :
Menjelaskan
bahwa kewajiban dakwah tidak mungkin ditunaikan secara individu, butuh sebuah
jamaah yang memadukan potensi semua individu untuk memperkuat tugas dakwah
tersebut.
Caranya
:
-
Jelaskan
urgensi berjama’ah, atau amal jama’I
-
Memberikan
keuntungan /faedah dari berjamaah dibandingkan jika suatu pekerjaan dilakukan
sendiri
- Tahap Ketujuh :
Menjelaskan
tentang kesadaran seorang mad’u terhadap kepentingan sebuah jamaah, membutuhkan
argumentasi dan penjelasan yang meyakinkan.
Caranya
:
-
Jelaskan
aktivitas pergerakan Islam yang membawa panji Islam
-
Gambarkan
kondisi jamaah yang ada saat ini
Secara ringkas Tahapan – tahapan da’wah
fardiyah meliputi :
- Ta’aruf
Adalah
upaya memperkenalkan diri dan memahami secara mendalam tentang kondisi mad’u,
dari segi kejiwaan, pemikiran, sosial ekonomi, serta suluk/prilaku moral. Hal
ini untuk mengetahui mustawa (tingkat kualitas) mad’u sehingga mampu menentukan
awal pembinaan dan jenis ‘ilaj (penanganan), caranya :
1.
Menghormati
dan memberi kesan kepada mad’u bahwa ia menjadi pusat perhatian, sehingga mad’u
terbuka hatinya dan siap memahami apa yang disampaikan murabbi.
2.
Sementara
menjauhi pembicaraan seputar masalah da’wah.
3.
Berusaha
menggali dan memunculkan sesuatu yang tersembunyi dibalik jiwa mad’u, dalam hal
ini butuh kecermatan dan antisipasi.
4.
Mengikuti
perkembangan keadaan mad’u, baik keluarga, anak, rumah, pekerjaan, dan di
jalan. Dalam suasana suka maupun saat duka.
- Taqarrub
Adalah
pendekatan kepada mad’u dan melakukan perbincangan singkat untuk mengetahui
kurikulum vitae atau data diri mad’u, pendekatan ini dapat ditinjau melalui ;
i.
Pendekatan
internal
Dilakukan
secara antar pribadi, menanyakan kesulitan, atau problem yang dihadapi oleh
diri mad’u
ii.
Pendekatan
eksternal
Pendekatan
yang ditinjau berdasarkan faktor luar dari mad’u misalnya kondisi keluarga,
pekerjaan, sekolah, dll
- Ikhtiyar
Adalah
usaha atau proses meluruskan pemahaman dan membentuk kecenderungan .Dilakukan
dengan penuh kesabaran dan tetap istiqamah dalam menghadapi segala rintangan
yang menghadang.
Strategi
yang dilakukan diantaranya :
1.
Hiwar fardi
(perbincangan empat mata) tentang hakikat dan dasar Islam
2.
Pertemuan
rutin yang terarah.
3.
Menyuruh
membaca buku
4.
Hidup dalam
suasana yang Islami
- Menyampaikan fikrah
Adalah
melakukan perubahan cara pandang dan pemikiran serta melakukan proses pengujian
akan kebenaran dan pemahaman serta kejujuran / loyalitas mad’u, sebagai
realisasi dari sihatul fahmi dan shidqul wala’ dengan cara mu’ayasyah
(bergaul), mushahabah (bersahabat) dan tajribah (mengambil pengalaman).
Metode Da’wah Fardiyah
Untuk
mempermudah jalannya da’wah, maka ia harus melalui proses sbb ;
- Ta’arif
, penyebaran ide Islami – the Spreading of Islamic ideas
- Takwin,
pembentukan kerja yang terorganisir – the Establishment of organized Islamic
work
- Tarbiyah,
pelatihan moral, spiritual, dan fisik setiap individu dan kelompok – the
Moral, Spiritual, and Physical training of individuals and groups.
Dengan
demikian, Rasulullah telah membangun kekuatan aqidah, kekuatan persatuan lalu
kekuatan fisik. Ketika kekuatan ‘basic’ aqidah tertanam dalam hati mad’u maka
ia akan tegar menghadapi musuh dan musibah sebagai cobaan dari Allah serta
mampu memukul mundur musuh Islam dengan kekuatan jamaah.
Imam Syahid Hasan
Al Banna menyatakan akan pentingnya
mempersiapkan individu muslim dalam aqidahnya, rumah tangga dan masyarakat
sebagai basis yang kokoh, yang diatasnya ditegakkan pemerintahan Islami, daulah
Islamiah lalu khilafah Islamiah dengan izin Allah SWT.
Komunikasi da’wah Rasulullah
memiliki karakteristik sbb ;
- Ihtimam,
memberikan perhatian yang serius kepada mad’u.
- Hilm
(sabar), Said bin Ali al Qattani mendefinisikan sabar sebagai menahan diri
dari gejolak amarah atau suatu kondisi pertengahan antara dua sifat
negatif ; marah dan dungu (hina). Jika orang terpancing emosinya tanpa
berpikir lagi, maka ia terhina. Berdiam diri ketika dizalimi juga termasuk
hina. Sebaliknya jika ia bersikap sabar padahal ia mampu membalasnya jika
mau, maka kesabarannya itu bernilai positif. (Al Hikamah fid Da’wah
Ilallah Ta’ala, terj.)
- Jawami’ul Kalim,
mampu menyimpulkan kalimat dalam bentuk singkat dan komprehensif.
- Selalu
berpegang teguh pada kebenaran dan
kejujuran.
Dari Ibnu Mas’ud ra. Rasulullah
berkata,“ Wajib atas kalian berbuat jujur (shidq) sesungguhnya kejujuran itu
membawa kepada kebaikan. Kebaikan akann membawa ke syurga. Seseorang yang terus
berlaku jujur dan memeliharanya akan dia tulis (ditetapkan) di sisi Allah
sebagai orang jujur.” (HR Bukhari, Muslim, Abu Dawud, dan Tirmudzi)
- Pengulangan,
hal ini sebagai penegasan atau untuk memperjelas sebuah makna dari pesan,
sehingga memberi kesan yang mendalam bagi audiens (mad’u)
“
Adalah Nabi Saw, jika berkata diulanginya sebanyak tiga kali, supaya dipahami.”
(HR Bukhari)
Psikologi Da’wah Rasulullah
Sebagai
salah satu daya pikat suatu materi saat disampaikan ialah adanya perhatian. Hal
ini di contohkan saat Rasulullah berbicara dengan mad’unya yaitu Amru bin al
Ash.
“
Rasulullah bila berbicara menghadap kepadaku hingga aku merasa bahwa aku yang
terbaik diantara orang – orang.”.
“
Ya Rasulullah, antara saya dan Abu Bakar, siapa yang lebih baik ?” tanya Amru
bin al Ash.
“
Abu Bakar,” jawab Rasul.
“Bagaimana
jika saya dengan Umar ?”.
“
Umar,”
“
Jika saya dengan Utsman ?”.
“
Utsman.”
Amru
bin al Ash mengatakan : “ Memang apa yang aku tanyyakan kepada beliau benarr
adanya. Rasanya aku tak ingin bertanya lagi.”
(
Qutuf Minasy Syamail Muhammadiyyah, Muhammad Jamil Zainu, ter.h.42 Risalah
Gusti Surabaya.)
Petikan
hadits diatas menunjukkan munculnya dampak psikologis pada mad’u apabila sang
da’I memberikan perhatian penuh padanya.
Faktor
yang mempengaruhi proses psikologis ini diantaranya :
- Faktor
internal, yaitu ditunjukkan dengan gerakan, dan pengulangan.
- Faktor
eksternal, yaitu ditunjukkan dengan pemenuhan kebutuhan.
Sebuah
pepatah mengatakan :
“
Jika Anda memberikan ilmu dengan hati Anda , maka mereka akan menerimanya
dengan hati mereka pula.”
Maka
jagalah hati Anda, para da’I, agar tetap bersih dan suci yang diniatkan hanya
mencari keridhoan Allah semata.
Tarbiyah Fardiyah
Adalah
sebuah proses pembelajaran kepada tiap-tiap individu atau personal yang
memberikan perhatian atau pengaruh kepada binaan.
Imam Hasan
Al Banna mengatakan :
“
Tarbiyah fardiyah adalah suatu kewajiban untuk bersungguh-sungguh dalam
beramal, dengan menempuh proses “Takwin ba’da Tanbih” (pembentukan setelah
pengarahan) dan Ta’sis ba’da Tadris” (Pemantapan setelah pengajaran)
Keuntungan Da’wah Fardiyah :
1.
Da’wah
Fardiyah dapat dijalankan dalam segala situasi.
2.
Da’wah
Fardiyah menciptakan hubungan dan ikatan langsung dengan mad’u.
3.
Da’wah
Fardiyah dapat memperkaya pelaku dengan berbagai pengalaman dan sebagai latihan
berda’wah
4.
Da’wah
Fardiyah mendorong pelakunya agar lebih produktif dan giat membekali diri
dengan bekal da’wah agar dapat menunaikan tanggungjawab dengan sebai-baiknya.
5.
Da’wah
Fardiyah mendorong pelakunya agar menjadi qudwah ‘teladan’ bagi orang lain..
6.
Da’wah
Fardiyah memberikan peluang langsung kepada mad’u untuk meminta penjelasan
berbagai masalah dan dapat menghilangkan ganjalan hati sehingga pembentukan
pribadinya berlangsung dalam keadaan bersih.
7.
Hasil dari
Da’wah Fardiyah dalam waktu yang singkat lebih baik dan berlipat ganda daripada
sistem da’wah ammah.
Maraji’
-
Masyhur,
Syaikh Musthafa, 7 Tahapan Da’wah Fardiyah, cet. Kedua, April 2001, Al I’tishom
Cahaya Ummat
-
Nuh, Drs Sayid
Muhammad, Da’wah Fardiyah Pendekatan Personal dalam Da’wah, cet. Kedua, Oktober
2000, Era Intermedia.
-
As- Siisiy,
Abbas, Bagaimana Menyentuh Hati kiat-kiat memikat objek dakwah, cet. Keempat,
Januari 2001, Era Intermedia.
-
Al – Izzah No.
6 / Th. 1, 30 Juni 2000
Post a Comment