Bangga Menjadi Muslim
Bangga Menjadi Muslim
"Dialah (Allah) yang telah menamakan kamu sekalian muslimin
dari dulu dan didalam (Alquran) ini, supaya rasul itu menjadi saksi atas diri
kalian dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, maka dirikanlah
salat, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dialah
Pelindungmu, maka Dialah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong."
(Al-Hajj: 78).
Saat ini kebanyakan orang bangga dengan nama dan julukan serta
gelar yang disandangnya, namun enggan menyandang julukan sebagai muslim. Hingga
banyak di antara mereka yang enggan menyatakan dan menampakkan bahwa dirinya
muslim. Sebagian lagi malah lebih parah, mereka banyak yang bangga mendapat
julukan dan sebutan yang negatif dan buruk dan bangga akan keburukan dan
kejahatan yang mereka lakukan. Sementara itu, yang muslim ada juga yang tidak
puas dengan titel muslim saja, maka mereka menambahinya dengan embel-embel yang
tak jelas juntrungnya. Seperti tambahan liberal, subtantif, moderat dan lain
sebagainya. Tidak puas dengan diri sendiri, mereka juga menjuluki muslimin lain
dengan bermacam-macam, seperti ekstrim, fundamentalis, dan lain sebagainya.
Adalah julukan dan predikat sebagai muslim merupakan
penghormatan dan kemuliaan dari Allah Sang Pencipta Alam yang langsung menamakan
orang-orang yang beriman dengan julukan tersebut. Lalu, apakah yang membuat
orang-orang enggan menampakkannya? Mungkin yang paling menonjol adalah timbulnya
pandangan di kalangan muslimin bahwa dunia itu segalanya, dan orang yang
memiliki kedudukan, harta di dunia memiliki kemuliaan di atas mereka, sehingga
menimbulkan rasa rendah diri di hadapan kemewahan dunia. Seharusnya sebagai
muslim kita justru harus bahagia dan gembira. Sebab, jika kita tidak dapat
dunia, masih ada akhirat, sedangkan orang-orang kafir, walaupun dapat dunia,
tetapi tidak dapat apa-apa di akhirat.
Renungkanlah firman Allah SWT yang artinya, "Barangsiapa
yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada
mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna, dan mereka di dunia
itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh apa-apa di
akhirat kecuali neraka, dan lenyaplah segala yang mereka usahakan di dunia serta
sia-sialah segala yang telah mereka kerjakan." (Huud: 16).
Sebagai muslim kita harus bangga menampilkan diri dalam warna
keislaman dari segala segi kehidupan dengan segala corak dan warnanya. Bukankah
agama kita, Islam, merupakan agama yang sempurna? Di dalamnya terdapat segala
aturan dan bimbingan untuk segala bidang kehidupan. Dari hal yang kecil, seperti
buang air dan meludah, kita sudah dibimbing dan diarahkan untuk tampil sebagai
muslim yang berbeda dari orang-orang kafir, apalagi dalam perkara yang lebih
besar. Jikalau seseorang mengamati ajaran Islam, niscaya ia akan mendapatkan
bahwa Islam memberikan pemeluknya identitas dan jati diri yang jelas, agar
dengan mengetahui dan menyadari hakikat dirinya, ia dapat menempuh kehidupan
dunia ini dengan baik dan selamat. Suatu hal yang tidak akan pernah ditemukan
pada agama lain.
Kita tidak boleh ragu mengatakan bahwa kita muslim dan Islam
adalah agama yang lurus dan benar. Jangan termakan hasutan orang-orang
pluralisme agama. Karena, hal sebenarnya bagi orang-orang yang bingung tidak
tahu mau ke mana.
Renungkan dan camkanlah firman Allah SWT yang artinya,
"Siapakah yang lebih baik ucapannya daripada orang yang menyeru kepada Allah,
mengerjakan amal saleh dan berkata: 'Sesungghnya aku termasuk orang-orang yang
berserah diri (muslimin)'." (Fushshilat: 33).
Dalam banyak hal kaum muslimin selalu jadi bahan tertawaan dan
cemoohan dari orang-orang yang banyak berdosa. Kesabaran adalah senjata
pemusnahnya, karena memang itulah tabiat mereka, sebagaimana yang terdapat dalam
firman Allah SWT yang artinya, "Sesungguhnya orang-orang yang berdosa adalah
mereka dahulunya (di dunia) menertawakan orang-orang yang beriman. Dan apabila
orang-orang beriman lewat di hadapan mereka, mereka saling mengedip-ngedipkan
mata. Dan apabila orang-orang berdosa itu kembali kepada kaumnya mereka dalam
keadaan senang (karena telah mengejek orang-orang beriman). Dan apabila mereka
melihat orang-orang beriman, mereka berkata: "Sesungguhnya mereka ini
benar-benar orang yang sesat. Padahal, mereka tidak diutus untuk menjadi penjaga
bagi orang-orang beriman. Maka pada hari ini, orang-orang yang berimanlah yang
menertawakan orang-orang kafir, mereka duduk di atas dipan-dipan sambil
memandang. Sesungguhnya orang-orang kafir telah diberi ganjaran terhadap apa
yang dahulu mereka kerjakan." (Al-Muthaffifiin: 29 -- 36).
Biarkanlah mereka begitu, dan janganlah kita merasa rendah diri
di hadapan mereka. Persiapkanlah bekal untuk menjadi orang yang menertawakan
mereka di akhirat nanti dengan bertakwa kepada Allah. Semoga kita termasuk ke
dalam golongan orang-orang yang selamat dan akan berbalik menertawakan mereka
orang-orang kafir kelak di akhirat yang di dunia ini kita ditertawakan,
docemooh, dihinakan dan diinjak-injak martabatnya.
Post a Comment