Memilih Mati Syahid atau Mati Munafik


Memilih Mati Syahid atau Mati Munafik

"Katakanlah: 'tidak ada yang kamu tunggu-tunggu terjadi pada kami, kecuali salah satu dari dua kebaikan. Sedangkan kami meunggu-nunggu bagi kamu bahwa Allah akan menimpakan kepadamu azab dari sisi-Nya, atau dengan tangan kami. Sebab itu tunggulah, sesungguhnya kami menunggu-nunggu bersama kamu.'" (At-Taubah: 52)
Ketika kaum muslimin bersiap-siap untuk Perang Tabuk, kaum munafikin tidak senang dengan hal itu. Mereka berusaha menghalang-halangi kaum muslimin untuk keluar berjihad di jalan Allah. Hal itu didorong oleh ketakutan mereka untuk pergi berjihad karena mereka memang kaum yang pengecut. Kecintaan mereka terhadap diri mereka dan dunia lebih dari kecintaan mereka kepada Allah dan rasul-Nya. Tidak hanya itu, mereka pun tidak senang kalau kaum muslimin mendapatkan kemenangan dan kebahagiaan, dan justru mereka akan sangat senang jika musibah dan kekalahan menimpa kaum muslimin.
Mereka lupa bahwa Allah tidak pernah menyia-nyiakan hambanya yang beriman. Sungguh apa pun yang didapatkan seorang mukmin dalam jalan Allah tidaklah sia-sia. Dalam peperangan menegakkan kalimatullah, hanya ada dua kemungkinan: menang atau mati syahid. Memang jika dilihat dari kacamata dunia, orang yang mati dijalan Allah itu sepertinya tidak mendapat apa-apa, hanya kehilangan nyawa. Begitulah orang-orang munafik dan kuffar melihat kaum muslimin sebagai kaum yang merugi, padahal merekalah kaum yang sebenarnya merugi.
Dengan ayat ini Allah memberi berita gembira bagi kaum muslimin yang ikut berjihad di jalan-Nya bahwa apa pun yang menimpa mereka, kemenangan atau kematian, adalah baik semuanya. Jika menang, mereka mendapat pahala jihad dan kemenangan dunia dengan segala keuntungannya. Jika kalah dan mati, maka mati syahid adalah kematian terindah yang selalu didambakan oleh orang-orang yang mengharapkan ridha Allah, hal yang tidak semua orang yang mengharapkannya mendapatkannya. Ingatlah, bagaimana sahabat Khalid bin Walid Radhiayallau 'anhu--panglima perang Islam yang sangat terkenal--beliau begitu mendambakan mati syahid dalam jihad tetapi justru meninggal di atas pembaringannya. Balasan surga dan ridha Allah bagi orang yang mati syahidlah yang mendorong kaum muslimin untuk berlomba-lomba menggapai kematian jenis ini. Dengan begitu, hilanglah rasa takut akan kehilangan dunia dengan segala keindahan dan kesenangannya karena mereka tahu bahwa dunia ini tidak ada apa-apanya dibandingkan akhirat.
Orang-orang munafik dan kuffar mungkin merasa bisa menipu kaum muslimin dengan iming-iming dunia dan menyebarkan rasa takut akan kekalahan dan kematian. Padahal, sebenarnya merekalah yang tertipu karena kebodohan mereka sendiri akan hakikat kehidupan ini. Mereka mengira dunia adalah segalanya. Mereka lalai akan adanya hari akhir yang semua perbuatan baik dan buruk akan diperhitungkan dan dipertanggungjawabkan di hadapan Sang Maha Pencipta seluruh alam, Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Sekarang kaum muslimin pun tidak lepas dari usaha tipu daya dari kaum munafik dan kuffar untuk meruntuhkan semangat mereka dari berjihad di jalan Allah. Kaum muslimin di beberapa negeri di bumi ini ditindas dan dijajah. Begitu mereka bangkit melawan kaum penindas, malah mereka dibilang teroris, pemberontak, dan sebagainya. Bahkan saudara mereka di kawasan lain yang ingin membantu perjuangan mereka, dihambat dan dihalangi dengan pendapat-pendapat menjijikkan, seperti: ini bukan perang agama, jangan mati sia-sia, itu urusan intern, jihad bukan hanya berperang, dsb. Bahkan, mereka menyebarkan pendapat ini melalui segala media yang mereka miliki dan kuasai. Bahkan, sebagian mereka adalah dari kalangan kaum muslimin sendiri yang sudah terdidik atau termakan akan pemahaman Islam gaya Barat. Aneh, ada orang yang memahami Islam ala Barat, bukan ala Rasulullah saw dan para sahabatnya, padahal Rasulullahlah yang membawa risalah agama ini dan yang paling memahaminya, dan para sahabatnya adalah generasi terbaik dari ummat ini, yang mendapat predikat "radhiyallahu 'anhum." (Allah telah ridha akan mereka). Wallahu a'lam.

Tidak ada komentar