Menguatkan Keyakinan
Menguatkan Keyakinan
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Rasulullah
saw beserta keluarga dan segenap sahabatnya serta seluruh kaum Muslimin yang
mengikutinya. Amma ba'du.
Wahai kaum Muslimin Rahimakumullah, bertakwalah kepada Allah
dan tingkatkanlah keyakinannya kepada-Nya agar keyakinan itu tertanam kukuh
dalam jiwa dan memenuhinya. Disaat seperti itu orang yang benar-benar kuat
keyakinannya akan berkata seperti Imam Ali kw, ?Sekiranya tabir penutup
kegaiban tersingkap, tidaklah sedikit pun aku bertambah keyakinan.?
Ini menunjukan kuat dan kokohnya iman sehingga menjadi laksana
gunung terjal yang tinggi menjulang, takkan terguncangkan oleh berbagai keraguan
dan kebimbangan, sehingga tiada sedikitpun wujud keraguan dan kebimbangan mampu
bersemayam dihati. Kalaupun hal itu datang dari luar, telinga takkan
mengacuhkanya, tidak pula hati akan perpulang kepadanya. Setanpun tidak akan
mampu mendekati orang yang memiliki keyakinan seperti ini, bahkan ia akan lari
ketakutan dan menghibur dirinya dengan keselamatan, seperti pernah diriwayatkan
dalam sabda Rasulullah saw:
?Setan takut pada bayangan Umar. Karena itu setiap kali Umar
melintasi suatu lorong, pasti setan memilih lorong lainnya.?
Keyakinan dapat dikuatkan dan dibaikkan dengan beberapa hal,
antara lain:
Pertama (yang merupakan pokok dan sumber utama), berusaha
mendengarkan dan menyimak dengan tekun ayat-ayat dan riwayat-riwayat yang
mengungkapkan tentang keagungan Allah serta Kemampuan, Kebesaran, Keperkasaan
dan Kemandirian-Nya dalam soal Penciptaan, Kekuasaan dan Kekuatan-Nya, tentang
kebenaran para Rasul dan kesempurnaan mereka serta mukjizat-mukjizat yang
diberikan Allah kepada mereka guna mendukung kerasulan mereka, tentang berbagai
hukuman dan akibat buruk bagi kaum penentang. Juga riwayat-riwayat tentang hari
kiamat, termasuk yang bersangkutan dengan pahala yang diberikan kepada pelaku
kebajikan dan hukuman yang ditimpakan kepada para pelaku kejahatan. Semua ini
pada hakikatnya sudah cukup disyaratkan oleh firman Allah SWT:
?Tidak cukupkah bagi mereka bahwa kami telah menurunkan
kepadamu al-kitab (Alquran) sedang ia dibacakan kepada mereka? Sesungguhnya
dalam Al-Qur?an itu terdapat rahmat yang besar dan pelajaran bagi orang-orang
yang beriman.? (29: 51)
Kedua, memperhatikan dan merenungkan gejala-gejala pada
kerajaan lelangit dan bumi, keajaiban-keajaiban dan keindahan-keindahan tiada
tara yang ditebarkan Allah pada semua itu seperti diisyaratkan oleh
firman-Nya:
?Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda kami di
segenap penjuru dan pada diri mereka sendiri, sehinga jelaslah bagi mereka bahwa
itu adalah haq. Dan apakah Tuhanmu tidak cukup (bagimu) bahwa sesunguhnya Dia
menyaksikan segala sesuatu?? (41: 53)
Ketiga, mendasari setiap perbuatan dengan konsekwensi
keimanannya secara lahir dan batin, terus menerus dalam hal itu seraya berdaya
upaya semampunya seperti diisyaratkan dalam firman Allah SWT:
?Dan orang-orang yang berjihad untuk mencari keridhoan Kami,
benar-benar akan Kami tunjukan kepada mereka jalan-jalan Kami, dan sesungguhnya
Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.? (29: 69)
Kaum Muslimin yang berbahagia!
Diantara buah keyakinana adalah perasaan tentram akan
terlaksananya janji Allah, kepercayaan hati akan jaminan-Nya, pemusatan himmah
seseorang pada-Nya, penghindaran diri dari segala yang memalingkan dari-Nya,
kembali kepada-Nya dalam setiap keadaan, serta penyaluran seluruh daya dan
tenaga dalam mencari keridhoan-Nya.
Secara umum, keyakinan adalah pokok utama sedangkan segala
macam kedudukan yang mulia, akhlak terpuji dan amal-amal sholeh adalah
cabang-cabang serta buah-buahnya. Akhlak dan amal seseorang selalu mengikuti
keyakinan dirinya baik dalam hal kuat atau lemahnya serta sehat dan sakitnya.
Telah berkata Lukman a.s.:
?Tiada amal baik dapat dilaksanakan kecuali dengan
keyakinan, tiada seorang hamba mampu beramal kecuali sekedar keyakianannya, dan
tiada akan terkurang amalnya sampai berkurang pula keyakinannya.?
Karena itulah Rasulullah saw bersabda, ?Keyakinan adalah
keseluruhan keimanan.?
Adapun keadaan keyakinan kaum Muslimin secara umum dapat
dikelompokkan menjadi tiga macam tingkatan (keadaan keyakinan),
yaitu:
Pertama, tingkatan kaum kanan (ashabul yamin), yakni kepercayaan yang pasti dan kuat namun masih disertai kemungkianan timbulnya keraguan dan guncangan apabila datang ahal-hal yang dapat mempengaruhinya. Keadaan seperti ini biasa disebut keimanan (iman).
Pertama, tingkatan kaum kanan (ashabul yamin), yakni kepercayaan yang pasti dan kuat namun masih disertai kemungkianan timbulnya keraguan dan guncangan apabila datang ahal-hal yang dapat mempengaruhinya. Keadaan seperti ini biasa disebut keimanan (iman).
Kedua, tingkatan orang-orang yang didekatkan (muqarrabin),
yakni berkuasanya iman atas hati secara penuh sedemikian rupa sehinga tidak
terjadi sesuatu yang berlawanan dengannya. Keadaan seperti ini biasa disebut
keyakinan (yakin).
Ketiga, tingkatan para Nabi dan pewaris mereka yang sempurna,
yakni kaum yang tulus (as-shiddiqun), yaitu beralihnya sesuatu yang ghoib
menjadi benar-benar hadir dengn jelas di depan penglihatan mereka. Keadaan
seperti ini biasa disebut ?penyingkapan dan pandangan langsung.?
Diantara masing-masing keadaan keyakinan itu terdapat perbedaan
derajat yang cukup besar. Masing-masing mempunyai keutamaan meskipun sebagian
dari mereka lebih utama dari yang lainnya. Itulah karunia Allah yang
diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan sungguh Allah adalah Maha
Pemurah, Maha Pelimpah karunia yang Agung.
Kaum Muslimin yang berbahagia!
Dari penjelasan di atas, maka dapat dipahami bahwa keyakinan adalah merupakan sesuatu yang penting dan pokok yang harus dipunyai setiap Muslim. Oleh karena itu marilah kita tingkatkan dan kuatkan keyakinan kita. Semoga kita termasuk orang-orang yang keyakinannya semakin meningkat, teguh dan kokoh, amin.
Kaum Muslimin yang berbahagia!
Dari penjelasan di atas, maka dapat dipahami bahwa keyakinan adalah merupakan sesuatu yang penting dan pokok yang harus dipunyai setiap Muslim. Oleh karena itu marilah kita tingkatkan dan kuatkan keyakinan kita. Semoga kita termasuk orang-orang yang keyakinannya semakin meningkat, teguh dan kokoh, amin.
Sumber: Disadur dari kitab terjemahan Jalan Menuju
Kebahagiaan, Allamah Sayyid Abdullah Haddad
Post a Comment