Ulama yang Konsisten Melaksanakan Metode Ahli Sunnah


Ulama yang Konsisten Melaksanakan Metode Ahli Sunnah adalah Hujjah bagi Manusia Jika Mereka Meyebarkan Ilmunya dan Menjelaskannya kepada Manusia; Adanya Sebagian Kelompok yang Melaksanakan Perintah Allah


Allah SWT akan senantiasa menanamkan tunas-Nya, yaitu generasi penerus para nabi dan rasul bagi agama Islam yang dapat menegakkan hujjah-hujjah-Nya bagi manusia. Mereka akan berjuang untuk menjelaskan agama Allah dan syariat-Nya dan memberikan bantahan atas orang-orang yang mengingkari kitab-Nya (Alquran) dan aagama-Nya serta menyelewengkannya dari tempatnya.
Imam Ahmad berkata, "Segala puji bagi Allah SWT yang telah menciptakan segolongan ulama yang hidup pada setiap masa antara rasul-rasul-Nya, mereka meyeru orang-orang sesat untuk kembali kepada Allah, bersabar dalam menerima cobaan, menghidupkan orang-orang mati dengan kitab Allah, menjadikan orang-orang buta dapat melihat dengan cahaya Allah. Berapa banyak orang yang gugur karena melawan iblis telah dihidupkannya, dan berapa banyak pula orang-orang sesat yang telah mereka berikan petunjuk. Alangkah baiknya jejak mereka bagi manusia dan alangkah buruknya jejak orang-orang sesat. Mereka menghapuskan penyelewengan atas kitab Allah yang dilakukan oleh orang-orang yang lalai dan orang-orang yang sesat serta penafsiran orang-orang bodoh, yang merupakan para pembuat bid'ah. Mereka juga membersihkan para pembuat fitnah, orang-orang yang menyeleweng dari dan bertentangan dengan kitab Allah bersepakat meninggalkan kitab-Nya tanpa berdasarkan ilmu, membicarakan masalah-masalah mutasyabih (yang samar-samar) dari firman Allah dan membodohi orang-orang awam dengan penafsiran mereka tentang mutasyabih. Kami berlindung kepada Allah dari fitnah orang-orang yang sesat." (Ar-Radd 'ala al-Jahmiyyah wal Zanadiqah, 85, tahqiq Dr. Abdurrahman Umairah).
Mereka adalah kelompok yang selamat dan mendapat pertolongan Allah yang keberadaannya telah diberitahukan oleh Rasulullah saw ketika terjadi perbedaan pendapat di antara manausia dan perpecahan. Bahkan, beliau memberitakan bahwa kelanggengan golongan selamat di lingkungan umat ini hingga Allah menurunkan pertolongannya yang mana kesesatan orang-orang yang menyeleweng dan tipu daya para pembohong tidak akan memalingkan mereka. Hal demikian telah dikemukakan pada banyak hadis Rasulullah saw yang diriwayatkan para sahabat yang mulia, di antaranya riwayat Imam Muslim dengan sanadnya kepada Tsauban ra bahwa ia berkata, Rasulullah saw bersabda, "Di antara umatku masih ada segolongan orang yang menjalankan kebenaran, yang mana mereka tidak dapat disesatkan oleh orang yang memperdaya mereka hingga pertolongan Allah datang, dan mereka pun demikian."
Juga hadis lain yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Abu Hurairah dari Rasulullah saw, bahwa beliau bersabda, "Di dalam umat ini masih terdapat segolongan orang yang berada dalam kebenaran, yang mana mereka tidak akan disesatkan oleh orang yang menentang mereka hingga datang pertolongan Allah, begitulah keadaan mereka."
Golongan yang selamat ini memiliki ciri-ciri tertentu, dan beberapa ciri, di antaranya adalah:

  1. Berada dalam kebenaran (al-haq), mereka menjalankan agama yang benar, berpegang teguh padanya, seperti halnya mengamalkan ilmu yang benar yang berdasarkan pada dalil-dalil syar'i, dan merealisasikannya dengan sepenuh hati dan anggota tubuh.
    Syekh Salman bin Fahd al-Audah mengatakan, "Beberapa aspek yang menonjol dari kebenaran yang dapat menjadi pegangan bagi segolongan orang hingga menjadikannya sebagai golongan ang selamat adalah:

    1. Istiqamah (konsisten) dalam memegang keyakinan dan menjalankan apa-apa yang telah dilakukan oleh Rasulullah saw dan sahabat-sahabatnya, serta menjauhi bid'ah dan orang-orangnya.
    2. Konsisten dalam menempuh jalan hidup dengan tetap pada petunjuk dan perilaku yang berdasarkan pada metode nabi yang diwariskan kepada sahabat-sahabatnya, dan terbebas dari sebab-sebab kefasikan, keraguan, dan nafsu yang diharamkan.
    3. Konsisten dalam jihad (berjuang di jalan Allah), baik dengan jiwanya maupun hartanya, mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran, serta menegakkan hujjah bagi seluruh alam semesta.

  2. Menjalankan perintah-perintah Allah dalam menyebarkan agama yang benar, menjelaskannya kepada manusia dan mencegah keragu-raguan, menyebarkan sunnah kepada kaum muslimin, memerangi bid'ah, dan menjalankan kewajibannya dalam memerintahkan kebaikan dan mencegah kemungkaran serta berjihad di jalan Allah.
  3. Mereka tetap ada hingga hari kiamat. Syekh Salman al-Audah mengatakan, "Kata azh-zhuhur (tampak atau ada) dalam konteks ini--seperti yang terlihat--mencakup beberapa makna, yaitu: pertama, makna yang sering digunakan dalam tema ini, yakni jelas, nyata, dan tidak ada penghalang atau penutup, jadi mereka benar-benar terlihat nyata dan jelas.
    Secara global, pengertian demikian adalah ilustrasi yang benar mengenai golongan ini, karena kegiatan dakwah yang mereka lakukan, ajakan mereka kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran, jihad, menegakkan hujjah, yaitu bahwa golongan ini muncul ke permukaan dan terkenal, metodenya telah dikenal dan arahnya jelas.... Upaya golongan ini dalam menjalankan kewajiban tabligh (penyampaian) dan dakwah, memerangi kemungkaran dan menghancurkan musuh-musuhnya, hal itu semua memerlukan penampilan mereka secara terang-terangan tanpa ada penghalang, berusaha keras menyuarakan kebenaran secara lantang begi setiap muslim, bahkan setiap orang."

Golongan yang selamat dan yang mendapatkan pertolongan Allah ini juga memiliki banyak ciri-ciri yang lain.
Abdullah bin al-Mubarak mengatakan, "Menurutku, mereka adalah orang-orang yang melaksanakan hadis."
Yazid bi Harun mengatakan, "Jika mereka bukan orang-orang yang melaksanakan hadis, saya tidak tahu siapa mereka."
Imam Ahmad berkata, "Jika mereka bukan orang-orang yang melaksanakan hadis, saya tidak tahu siapa mereka."
Imam al-Bukhari menyebutkan sebuah hadis, "Di antara umatku masih terdapat segolongan....' Mereka adalah para ulama."
Demikian beberapa pendapat para ulama tentng golongan yang selamat dan masih banyak pendapat lain yang pengertiannya tidak jauh berbeda dari apa yang telah dikemukakan di atas.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari pendapat-pendapat di atas adalah bahwa orang-orang yang menekuni ilmu syariat, akidah, fikih, hadis, tafsir, belajar-mengajar, dakwah, dan praktik mereka adalah kaum yang paling pertama disebut sebagai golongan yang selamat. Mereka adalah orang yang paling utama melakukan dakwah dan jihad, mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran, menolak para pembuat bid'ah. Itu semua harus didampingi oleh ilmu yang benar yang diambil dari wahyu.
Jika golongan yang selamat ini ada yang terdiri dari pemimpin-pemimpin yang memegang teguh syariat, para ulama, dam mujahid, maka manusia pada umumnya akan menyambut mereka dengan ilmu dan keutamaan, sehingga ilmu yang benar yang berdasarkan Alquran dan sunnah Nabi saw akan melauas di masyarakat. Dengan demikian, hujjah Allah dapat ditegakkan bagi manusia, karena Allah Ta'ala telah menjadikan golongan yang selamat ini sebagai hujjah bagi hamba-hambaa-Nya sampai terjadinya kiamat. dari merekalah manusia mempelajari ilmu.
Keberadaan golongan ini di suatu tempat dapat menjadikan isyarat untuk menentukan bahwa hujjah Allah telah ditegakkan bagi orang-orang yang hidup di tempat tersebut. sebaliknya, keberadaan mereka yang tingal di lingkungan golongan selamat berbeda dengan orang-orang yang hidup di lingkungan yang mayoritas penghuninya adalah orang-orang yang sesat dan ahli bid'ah dan sunnah, karenanya menjadi sesuatu yang asing.

Tidak ada komentar