Mempersiapkan Ummat Menghadapi Rintangan
Mempersiapkan Ummat Menghadapi Rintangan
Segala puji hanya milik Allah Tuhan semesta alam, shalawat dan
salam selalu tercurah atas pemimpin kita, nabi Muhammad saw, beserta keluarga
dan sahabat. selanjutnya…
Akhir-akhir ini begitu banyak rintangan yang dihadapi oleh umat
Islam, bahaya yang terus mengancam di sekitarnya, kepedihan dan kesedihan datang
silih berganti, krisis dan bencana terus terjadi seakan enggan untuk
berhenti…
Penjajah yahudi zionis hari demi hari terus menambah
kekejamannya, mengepung saudara kita di bumi Palestina yang didukung langsung
oleh rekan dekatnya Amerika, menghancurkan tanaman dan keluarga, melakukan
kerusakan di muka bumi, menghancurkan rumah dan sarana umum, membuat terowongan
bawah tanah, menangkap, memenjarakan, bahkan membunuh dan membunuh warga
Palestina yang tidak berdosa, sementara itu di Bait Hanoun para wanita dengan
gagah berani menjadi tameng hidup menghadapi permusuhan mereka hingga ajal
menjemput mereka
Di Irak masih terus berkecamuk perang antara dua golongan
(sunni dan Syiah), dimana para penjajah membuat warganya menjadi
berkelompok-kelompok, saling menyerang antar kelompok, membantai anak-anak dan
para ulama, merampas harta, dan melakukan polarisasi para penerusnya, yang
kebanyakan dari keturunan Arab, menggunakan nama seperti nama-nama kita,
berbicara dengan bahasa kita, namun mereka tetaplah kelompok jahat yang selalu
memusuhi kita!! Memecah belah umat!! Memporak-porandakkan negara hingga mencapai
titik kehancuran yang menyedihkan.
Di negara Sudan masih saja terjadi persekongkolan untuk memecah
belah negara Sudan; dengan tujuan agar daerah selatan Sudan yang merupakan
seperempat daerah subur negara Sudan berpisah darinya. Setelah itu di bagian
barat Sudan (Darfour) adanya intervensi negara luar (barat) sehingga terus
berkobar perang disana, boleh jadi setelah itu bagian timur Sudan yang saat ini
sedang mengalami kemajuan..
Di Afganistan Amerika berusaha menguasai dan mengokohkan
pendudukannya disana; guna menguasai tempat tersebut secara ekonomi dan politik,
mengeliminir keberadaan daerah yang berbatasan dengan iran, memutus eksistensi
Rusia dan Cina, menguasai sumber minyak di lautan Qazwin dan Asia Tengah, dan
bertujuan mengamankan perekonomian dan kemaslahatan perusahaan minyak
Amerika.
Adapun secara internal mayoritas bangsa Arab dan negara Islam
berada dalam kekuasaan diktator, yang eksis didukung oleh musuh-musuh kita,
pekerjaannya hanya memiskinkan umatnya, membodohi warganya dan melemahkan
keberadaan mereka… politik, militer, ekonomi, ilmu dan seni.
Para pejabat dan pemimpin di negara-negara arab atau negara
mayoritas penduduknya muslim selalu mempertahankan jabatan mereka (kursi
singganasananya) hingga bertahun-tahun lamanya, hidup dengan penuh kemewahan dan
kenikmatan, merampas kekayaan negara… didukung oleh kekuatan penjajah barat -
dipimpin oleh Amerika Serikat - menjajah umat Islam, merampas kekayaan negara,
menghantam siapa saja yang menghalanginya; demi mendapatkan jati diri dihadapan
persekutuan yang baru, satu misi dan visi.
Persekutuan ini telah mengakar dalam tubuh mereka, kediktatoran
internal dengan kejahatan external sehingga umat menjadi terbelakang dalam
bidang keilmuan, tidak memiliki kemampuan yang maksimal, mengharap akan makanan
dan pakaian, hidup dengan kemiskinan ditengah kemajuan negara lain, sehingga
keadaan ini menjadi jurang pemisah antara kami dengan bangsa lain. Demikianlah
nasib kita sebagai warga Arab dalam bidang keilmuan yang tidak bisa meningkatkan
kemampuan pendapatan lebih dari 3 dollar dibanding dengan pendapatan warga
dinegara barat hingga mencapai 409 dollar perhari seperti negara Jerman, 601
Dollar di Jepang dan 681 Dollar di Amerika.
Persekutuan ini terus bertambah kekejamannya dengan
ditangkapnya dan dipenjarakannya orang-orang yang berusaha melakukan perubahan
secara bebas (terbuka), para pemegang prinsip Islam dan akhlak yang mulia dalam
menghadapi kediktatoran yang telah menghancurkan nilai-nilai dan prilaku dari
kehidupan mereka.
Persekutuan tersebut terus bercokol hingga terjadi benturan
dengan tsawabit (keutuhan) islam dan nilai-nilainya, hingga muncul sekelompok
orang yang memerangi hijab (jilbab) dengan menggunakan kekuasaan, menghalangi
dakwah kepada Allah SWT dengan meggunakan undang-undang memangkas segala
aktivitas kebajikan dengan menggunakan jabatan dan membiarkan kebebasan melalui
kekuatan nafsu syahwani.
Persekutuan telah merambah pada penghapusan sejarah umat Islam,
menghilangkan loyalitas para pemuda terhadap Islam, kecendrungan dan keterikatan
mereka pada agama, umat dan negara.
Persekutuan ini telah melahirkan generasi yang kehilangan
kepercayaan terhadap masa depannya, memandang masa depan dengan hampa, penuh
ketakutan, kekhawatiran dan keraguan.
Menghadapi rintangan
Rintangan yang selalu kita pelajari setiap pagi dan sore ini,
yang selalu mengancam eksistensi kita sebagai bangsa dan umat dan mengancam
keyakinan (aqidah) dan syariat kita, sangatlah membutuhkan dari sekelompok umat
yang mau mengerahkan segala potensinya, pengorbanannya, dan selalu berusaha
untuk berada dijalan yang lurus dalam menghadapi ancaman ini.
Kami sangat membutuhkan adanya barisan yang lurus dan para
mukhlisin dari generasi umat guna mengdapi dan menghadang kedzaliman para
penguasa dan penjajah eksternal (barat) dan para diktator internal (penguasa
arab) dan menghancurkan persekutuan mereka. Karena mereka telah megnhinakan
kebangsaan kita, menghancurkan (persatuan) negeri kita. Bahwa tabiat agama kita
adalah kemuliaan, mengajak untuk selalu memiliki himmah aliya (semangat yang
tinggi), azam yang kuat, tsiqoh, serta selalu bergerak guna menyelamatkan umat,
menghadapi rintangan dan ancaman tanpa ada rasa putus asa dan takut, dan tanpa
ada keraguan dalam mengemban amanat, karena syariat dan agama Islam mengharamkan
sikap putus asa dan pesimisme, melarang untuk merasa hina dan lari dari beban
dan amanah. Allah SWT berfirman: “Dan janganlah kamu merasa hina dan bersedih
hati karena kamu adalah yang paling tinggi (mulia) jika kamu beriman” (QS Ali
Imron: 139), dan firman Allah: “Sehingga jika para Rasul sudah merasa putus asa
dan merasa mereka telah didustakan maka datanglah kepada mereka pertolongan
Kami” (QS. An-Nisa : 110).
Kami menyadari.. bahwa kami adalah manusia biasa, kami bersedih
sebagaimana yang dialami umat kami, kami berduka terhadap apa yang dialami oleh
saudara kami, namun kesedihan dan duka bukanlah jalan terbaik kecuali mendorong
kita untuk bersimpuh disisi Allah, tsiqoh pada pertolongan-Nya, tawakkkal
kepada-Nya, berjuang dengan sungguh-sungguh untuk menyelamatkan perahu (yang
hampir karam) dan menghalau rintangan. Allah SWT berfirman: “Dan janganlah
kalian berputus asa dari Ruh (pertolongan) Allah, karena tidaklah berputus asa
dari Ruh Allah kecuali orang-orang kafir” (QS. Yusuf : 78), dan Allah berfirman:
“Dan tidaklah berputus asa dari rahmat Allah kecuali orang-orang yang sesat”
(Al-Hijr : 56), dan Allah berfirman: “Apakah kalian mengira akan masuk surga
sementara belum datang kepada kalian (cobaan) seperti orang-orang sebelum
kalian, mereka ditimpa kesulitan dan kesusahan dan goncangan sehingga Rasul dan
orang-orang beriman yang bersamanya berkata: “Kapan datangnya pertolongan
Allah”. Ketahuilah bahwa pertolongan adalah dekat” (QS. Al-Baqoroh : 214).
Realitasnya
Jika tabiat agama kita mengajak kita untuk selalu bekerja dan
berusaha tanpa henti agar mampu menghalau segala ancaman dan rintangan, dan jika
kabar gembira datang dari langit karena usaha dan kerja keras serta teguh dalam
menghadapi segala ancaman…maka realitasnya adalah menggapai kabar gembira,
menghadirkan kemenangan pada setiap bangsa; selalu bersemangat dalam
menjalankan (melaksanakan) kewajiban, dan mengemban amanah dan tanggung jawab
tanpa ragu-ragu dan merasa hina.
Demikianlah yang terjadi pada saat perang di Libanon;
memperteguh pada diri setiap orang bahwa setiap bangsa memiliki keinginan untuk
merdeka, menghadang setiap ancaman dengan pukulan yang lebih keras terhadap
musuh yang mengklaim dirinya tidak bisa dikalahkan, menggagalkan proyek
pembangunan tatanan timur tengah yang baru.
Demikian juga halnya dengan negara Iran yang mampu merobohkan
kepungan dan menghadang segala rintangan, hingga mampu keluar dari jalan gelap
yang telah direkayasa oleh Amerika melalui negara-negara tetangganya.
Bahkan demikian pula dengan Korea Utara yang mampu keluar
dengan sendirinya dari cengkraman, Amerika telah mendikte dunia yang tidak boleh
dilanggar oleh siapapun.
Demikian pula dengan saudara kita Hamas yang bersikukuh dengan
pendiriannya di hadapan rintangan yang menyelimuti mereka dari berbagai arah dan
menyerbu dari segala penjuru, mereka mampu membawa senjata dalam menghadapi
musuh, keluar mempertahankan diri dan negara mereka. laki-laki dan wanita bahkan
anak-anak rela berkorban tanpa ada rasa takut mati.
Hari demi hari mulai hadir kesadaran terhadap realita yang
terjadi di tengah umat ini, para pemuda yang telah mendapatkan potensi yang
mereka miliki; padahal sebelumnya mereka telah lupa dengan agama, sejarah, azzam
dan loyalitas mereka, namun secara perlahan kesadaran para generasi terhadap
nilai-nilai, agama dan loyalitas mereka terhadap umat lahir kembali.
Apa yang harus dilakukan??
Dengan adanya basyarah ilahiyah (kabar gembira dari Allah) dan
realitas ini, tidak ada yang dapat kita lakukan kecuali melakukan usaha dengan
sungguh-sungguh dan berkesinambungan, karena waktu bukan hanya untuk
kemaslahatan bangsa dan umat kita saja.
Kita membutuhkan generasi dari pemuda yang mengenal Tuhan
mereka, memahami besarnya tantangan, memahami risalah mereka, mampu berdiri
tegak dijalannya dan berpegang teguh dengan misi mereka, memperindah hiasan
agama dan dakwah serts amal untuk kemasalahatan umat; dakwah dan pemahaman,
usaha dan pembinaan, target dan karakter, ikhlas dan kejujuran serta kesucian
dan tauladan.
Kami membutuhkan kesadaran umat dan bangsa dari kelalaiannya,
mengingatkannya dari bahaya yang mengkungkung dan menyelimutinya dari lingkaran
yang menggerogoti hidupnya tanpa menyembunyikan potensi dan tanpa
berlambat-lambat dalam bekerja.
Kami juga membutuhkan adanya tolong-menolong bersama para
mukhlisin guna menyambung keseimbangan ilmiyah dan komunikasi antara kami dan
seluruh umat, ditengah tekanan dari para pemimpin, guna meningkatkan pendapatan
finansial dan melakukan riset ilmiyah dan teknologi yang dapat memberikan
kemaslahatan umat.
Kami juga membutuhkan adanya shaf (barisan) melawan kedzaliman
dan kediktatoran para pemimpin di negeri-negeri kita, dan memobilisasi kepada
para pejabat untuk selalu berpihak pada rakyaknya, condong kepada bangsanya
ketimbang memata-matai untuk kepentingan musuh, agar para pejabat menyadari
bahwa sandaran yang hakiki tidak akan terwujud kecuali jika berpegang teguh
pada tsawabit, aqidah dan syariah, condong kepada rakyat sehingga menjadi
alternatif, bergerak untuk membela umat, melawan/menghadang berbagai ancaman
yang menyelimuti bangsa negara.
Shalawat dan salam semoga selalu tercurah pada baginda Muhammad
saw, nabi yang ummi, kepada keluarga, para sahabat… dan segala puji hanyalah
milik Allah.
Post a Comment