Jangan Bunuh Anak-Anak
Jangan Bunuh Anak-Anak
Ma'asyiral muslimin rakhimakumullah!
Dalam kehidupan sebuah rumah tangga, kehadiran anak adalah anugerah dan kebahagian tersendiri bagi orang tua. Ini sesuai dengan fitrah manusia yang suka kepada anak-anak. Allah berfirman yang artinya, "Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan...." (Ali Imran: 14).
Dalam kehidupan sebuah rumah tangga, kehadiran anak adalah anugerah dan kebahagian tersendiri bagi orang tua. Ini sesuai dengan fitrah manusia yang suka kepada anak-anak. Allah berfirman yang artinya, "Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan...." (Ali Imran: 14).
Namun, di balik kebahagian dan kecintaan ini ada amanat yang
besar. Ada hak yang harus dipenuhi oleh orang tua. Islam mewasiatkan kepada
orang tua agar menjaga dan melaksanakan hak ini secara sempurna sebagaimana
telah diajarkan dalam kitab dan sunah. Allah SWT berfirman berkenaan dengan hak
anak, yang artinya "Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut
kemiskinan. Kami akan memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka."
Sebab munculnya ayat di atas karena kebiasaan orang jahiliyah,
yang karena hiasan dari setan, membunuh anak perempuan karena aib (malu),
sebagaimana firman Allah Ta'ala: "Apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur
hidup-hidup ditanya." (At-Takwir: 8). Orang yang akan ditanya dalam ayat ini
adalah mereka yang telah membunuh bayi yang tidak berdosa itu hanya karena Allah
telah menciptakannya sebagai perempuan. Mereka marah dan malu kalau mendapat
kabar kelahiran anaknya adalah perempuan, padahal perempuan itu telah mereka
nisbahkan kepada Allah. Allah berfirman, "Dan mereka menetapkan bagi Allah
anak-anak perempuan. Maha Suci Allah, sedang untuk mereka sendiri (mereka
tetapkan) apa yang mereka sukai (yaitu anak-anak laki-laki). Dan apabila seorang
dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah
padamlah) mukanya, dan dia sangat marah. Ia menyembunyikan dirinya dari orang
banyak, disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya. Apakah dia akan
memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah akan menguburkannya ke dalam
tanah (hidup-hidup)? Ketahuilah alangkah burukunya apa yang mereka tetapkan
itu." (An-Nahl: 57 -- 59).
Selain karena aib, barangkali mereka membunuh anak itu juga
karena kemiskinan. Dalam sebuah hadis, Abdullah bin Mas'ud ra berkata, "Wahai
Rasulullah, dosa apakah yang paling besar?" Beliau menjawab: "Engkau membuat
sekutu bagi Allah, padahal Dia yang telah menciptakanmu." Lalu saya
bertanya, "Apalagi ya Rasulullah?" Beliau menjawab: "Engkau bunuh anakmu
karena takut ia akan makan bersamamu." Saya bertanya, "Kemudian apa lagi ya
Rasulullah?" Beliau menjawab, "Engkau menzinahi istri tetanggamu,"
kemudian Rasulullah saw membacakan firman Allah yang artinya: "Dan
orang-orang yang tidak menyembah ilah yang lain beserta Allah dan tidak membunuh
jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan
tidak berzina....
Dalam hadis di atas dijelaskan bahwa pembunuhan terhadap
anak-anak pada masa jahiliyah karena takut kemiskinan, sebagaimana tersebut
dalam firman Allah: "Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karerna takut
(imlaq) kemiskinan. Kami akan memberi rezeki kepadamu." Ibnu Abbas berkata,
"Yang dimaksud dengan imlaq adalah kefakiran. Sehingga, makna ayat
adalah: "Janganlah engkau membunuh mereka karena kelaparannya."
Ma'asyiral muslimin rakhimakumullah!
Dalam surat Al-Isra' Allah SWT berfirman: "Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan...." Artinya, takut di masa datang akan muncul kemiskinan. Oleh karena itu, dalam ayat selanjutnya Allah berfirman: "Kami akan memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka." Maka, Allah memberikan rezeki kepada mereka sebagi perhatian kepadanya. Maksud dari ayat ini adalah janganlah kalian takut miskin karena adanya anak. Karena Allahlah yang akan memberi rezeki kepada para makhluknya. Allah SWT berfiman, "Dan tidaklah Aku menciptkan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaku. Aku tidak menghendaki rezeki sedikit pun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi makan Aku. Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi Rezeki Yang Mempunyai Kekuatan Lagi Sangat Kokoh." (Adz-Dzariat: 56 -- 57).
Dalam surat Al-Isra' Allah SWT berfirman: "Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan...." Artinya, takut di masa datang akan muncul kemiskinan. Oleh karena itu, dalam ayat selanjutnya Allah berfirman: "Kami akan memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka." Maka, Allah memberikan rezeki kepada mereka sebagi perhatian kepadanya. Maksud dari ayat ini adalah janganlah kalian takut miskin karena adanya anak. Karena Allahlah yang akan memberi rezeki kepada para makhluknya. Allah SWT berfiman, "Dan tidaklah Aku menciptkan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaku. Aku tidak menghendaki rezeki sedikit pun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi makan Aku. Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi Rezeki Yang Mempunyai Kekuatan Lagi Sangat Kokoh." (Adz-Dzariat: 56 -- 57).
Ayat ini menjelaskan sebab munculnya pembunuhan terhadap anak
adalah dari bisikan dan hiasan setan agar mereka hancur dan berada dalam
kesesatan, sebagaimana Allah berfirman dalam surat al-An'am ayat 137: "Dan
demikianlah pemimpin-pemimpin mereka telah menjadikan kebanyakan dari
orang-orang yang musyrik itu memandang baik membunuh anak-anak mereka untuk
membinasakan mereka dan untuk mengaburkan bagi mereka agamanya...."
(Al-An'am: 137). Yaitu, agar dien mereka kabur sehingga bercampur antara yang
hak dan batil, yang menyebabkan diri mereka menjadi tersesat.
Sesungguhnya orang yang membunuh anak-anaknya akan rugi di
dunia dan akhirat. Allah SWT berfirman: "Sesungguhnya rugilah orang yang
membunuh anak-anak mereka karena kebodohan lagi tidak mengetahui, dan mereka
mengharamkan apa yang telah Allah rezekikan kepada mereka dengan semata-mata
mengada-adakan terhadap Allah.."(Al-An'am: 140).
Kerugian di dunia dalam bentuk kematian anak, kesempitan rezeki
karena mereka telah mengharamkan sesuatu yang mereka ada-adakan sendiri. Adapun
kerugian di akhirat akan menghantarkan kepada kedudukan yang paling buruk karena
kedustaan mereka terhadap Allah. Wallahu a'lam.
Post a Comment