MANAJEMEN RAPAT
MANAJEMEN RAPAT
Pengantar
Menyelenggarakan rapat bukanlah
merupakan ide yang menyenangkan bagi kebanyakan orang. Anda mungkin sering mendengar ( atau menggunakan sendiri
) ungkapan-ungkapan seperti :
·
“ Rapat hanya membuang-buang waktu saja “
·
“ Rapat tidak pernah mecapai hasil apapun “
·
“ Sebenarnya rapat cukup 30 menit saja, tetapi sampai
menghabiskan waktu hingga
tiga jam !”
·
“Tidak ada
kontrol sama sekali “
·
“Mengapa saya diundang ? Saya bosan “
Mengapa ada orang yang mampu menyelenggarakan rapat
secara efektif, sementara yang lain tidak, padahal situasinya sama ? Sebenarnya
rapat dapat diselenggarakan secara lebih efektif dengan mengikuti beberapa
langkah yang jelas. Bahkan, rapat dapat diselenggarakan secara menyenangkan !
Langkah-langkahnya adalah sebagai
berikut :
q
Pastikan bahwa anda benar-benar perlu menyelenggarakan
rapat tersebut.
q
Persiapkan
secara matang :
-
tujuan, sasaran, peserta.
-
agenda, tempat, ruangan, perlengkapan.
q
Beritahukan
para undangan / peserta pada waktu yang tepat.
q
Susunlah
agenda rapat secara tepat.
q
Kendalikan
semua input / masukan secara efektif.
q
Lakukan follow up selanjutnya.
Mari kita melangkah lebih maju…
AGENDA SATU.
Apakah kita perlu rapat ?
Pernahkah anda menghadiri rapat yang
kemudian menjadi sebuah percakapan antara dua orang yang sebenarnya dapat
diselesaikan melalui telepon ? Oleh karena itu, anda mungkin perlu tahu apakah
persoalan dapat diselesaikan lewat telepon atau dengan sebuah memo, dan
bukannya dengan mengumpulkan semua orang untuk duduk dalam rapat selama dua
jam.
Kaidah efektifitas rapat : Jangan mengadakan
rapat jika tidak ada tujuan jelas yang
akan mendatangkan hasil.
Mengapa ada rapat yang begitu tidak efektif ?
Ø
“ Rapat apa ?” : Tidak ada atau
tidak cukup pemberitahuan sebelumnya
Ø “Mengapa kita
mengadakan rapat ini ?” Tidak mampu menyampaikan manfaat rapat
Ø “Lalu apa yang
akan kita diskusikan ?” Tidak ada
agenda yang efektif
Ø “Itu membuat kita
mundur setengah jam !” Mereka yang datang terlambat mengakibatkan
terjadinya kemunduran / pengulangan
Ø
“Berapa lama rapat
ini akan berlangsung ? Saya harus menghadiri rapat lainnya siang ini” Tidak ada jadwal waktu yang terencana
tentang selesainya sebuah rapat.
Ø
“Tidakkah kita
perlu mendiskusikan hal ini sebelum mengambil keputusan terakhir ?” Kontrol struktur
yang buruk dari ketua rapat :
Ø
“Rapat itu,
seperti biasanya menjadi arena pertarungan antara bagian Penjalan dan bagian
Produksi. Sungguh-sungguh merupakan sebuah rapat yang tidak ada gunanya” Gagalnya ketua rapat dalam mengontrol para
peserta secara tepat :.
Ø “Kita telah mendiskusikannya mati-matian tanpa
menghasilkan suatu keputusan apapun!” Tidak
ada tujuan untuk mencapai sesuatu yang khusus :
Kapan penyelenggaraan rapat dapat dibenarkan ?
Mungkin akan lebih
bermanfaat jika lebih dahulu didefinisikan apa yang dimaksud dengan “rapat”
dalam makalah ini. Rapat adalah :
Pertukaran informasi, ide atau pendapat diantara dua
orang atau lebih yang berperanan aktif untuk mencapai hasil tertentu.
Beberapa
alasan yang tepat untuk menyelenggarakan sebuah rapat adalah untuk :
q
Mengambil
keputusan.
q
Merencanakan atau meninjau kemajuan yang dicapai.
q
Memecahkan
persoalan.
q
Menyampaikan informasi dan memberikan penjelasan.
q
Mengetahui
reaksinya sebelum melakukan perubahan.
q
Memotivasi.
AGENDA DUA
Persiapan Rapat : manfaat,
tujuan & peserta rapat.
Kegagalan mempersiapkan berarti mempersiapkan kegagalan. Ini adalah pepatah kuno, tetapi sampai
sekarang tetap megandung kebenaran. Persiapan yang tidak memadai adalah penyebab utama dari kegagalan rapat.
Sebagian manajer
mengatakan begini : “Saya terlalu sibuk untuk mempersiapkan sebuah
rapat yang dengan mudah dapat saya selenggarakan tanpa persiapan sekalipun.
Padahal para manajer ini seharusnya juga menanyakan bagaimana perasaan
para peserta lainnya. Jika Kita ingin
rapat itu efektif, maka kitapun harus menyediakan waktu untuk membuat
persiapan. Hal ini jelas lebih baik daripada membuang-buang waktu berlama-lama
dalam sebuah rapat yang sebenarnya dapat dipersingkat waktunya.
Manfaat rapat.
Dalam langkah ini dua pertanyaan harus
dapat dijawab :
@
Mengapa harus diadakan rapat ?
@
Apakah rapat itu merupakan cara yang terbaik untuk mencapai manfaat
tersebut ?
Tengok kembali
pada bagian “Kapan penyelenggaraan sbuah
rapat dapat dibenarkan ?”
Tunjukkan manfaat dari rapat itu
sekhusus mungkin, misalnya :
v
Untuk memilih
komputer baru.
v
Untuk meninjau kembali kemajuan pada sebuah proyek.
v
Untuk memberitahu mereka adanya sistem akuntansi yang
telah direvisi.
v
Untuk menyepakati target penjualan bulan depan.
Langkah berikutnya adalah memutuskan : apakah sebuah rapat memang merupakan cara yang
terbaik untuk mencapai manfaat tersebut ?
Tujuan rapat.
Tujuan rapat yang dimaksud disini adalah hasil yang harus sudah dicapai
disaat akhir sebuah rapat . Tujuan yang
dinyatakan secara baik seharusnya seperti berikut :
q
Jelas
q
Realistis
q
Jika mungkin,
dapat diukur.
q
Harus
menunjukkan hasilnya, batas waktunya dan memperhitungkan kendalanya.
Misalnya : Bandingkan antara tujuan rapat A dengan tujuan rapat B :
A. Tujuan Rapat A :
Mendiskusikan Proyek ‘X’ dengan
B. Tujuan Rapat B :
Menjelang akhir rapat ini Kita sudah harus meninjau kemajuan dari
Proyek
‘X’ dengan mengenal berbagai
persoalannya yang
potensial, memutuskan tindakan apa
yang diperlukan,
menyepakati siapa
yang akan melaksanakan dan kapan.
Meskipun yang kedua jauh lebih jelas,
tetapi diperlukan waktu yang cukup untuk memikirkannya. Dan Kita yakin bahwa waktu Kita dan
waktu para peserta rapat adalah begitu berharga !
Peserta rapat.
Semua orang harus punya alasan untuk
menghadiri rapat dan jika mungkin juga punya peranan aktif untuk dilaksanakan. Yang
sangat vital adalah bahwa setiap orang harus memahami mengapa mereka hadir dan apa
yang seharusnya dapat mereka sumbangkan. Pihak manajer mungkin tahu alasannya. Meskipun demikian, hal
ini tidak berarti bahwa para peserta rapat telah
mengetahuinya.
Ketika memilih para peserta rapat, berhati-hatilah terhadap tiga
‘perangkap’ berikut :
Ø
Berhati-hatilah terhadap ‘para pengganti’. Kaidah untuk
peserta pengganti adalah : Untuk rapat yang harus mengambil keputusan, para
pengganti tidak diperbolehkan ikut serta kecuali jika mereka memiliki / diberi wewenang yang diperlukan untuk mengambil
keputusan.
Ø
Berhati-hatilah terhadap ‘pengambilalihan’ oleh pihak
manajemen senior. Mereka mungkin tidak menyadari apa yang mereka lakukan ketika
tiba-tiba mengambil alih kepemimpinan rapat tersebut. Untuk pencegahannya maka
cobalah untuk menemui mereka sebelum rapat dimulai. Para manajer kebanyakan
akan siap untuk mendiskusikan kekhawatiran anda secara pribadi dan akan
membantu anda asalkan anda tetap bersikap konstruktif dan bukan sekedar
mengeluh saja.
Ø
Berhati-hatilah terhadap ‘undangan berdasarkan status’. Jika
masalah yang dibicarakan dalam rapat itu tidak menyangkut kepentingan mereka,
maka mereka mungkin justru akan merasa
lebih senang tidak diundang daripada harus duduk selama dua jam dalam rapat
yang tidak ada manfaat langsungnya bagi mereka.
AGENDA TIGA
Persiapan :
Menetapkan rapat.
Membuat agenda yang efektif.
Orang kebanyakan sudah tahu perlunya
agenda untuk memberikan gambaran atau struktur rapat. Tetapi selain untuk
membantu ketua mengendalikan rapat, agenda juga harus dapat membantu para
peserta rapat dalam mempersiapkan diri
mereka untuk rapat itu.
Agenda
yang efektif seharusnya :
q
Menunjukkan
tujuan khusus dan bukannya topik-topik saja.
q
Menunjukkan
perkiraan jam selesainya rapat, termasuk jam dimulainya.
q
Menunjukkan
siapa yang terlibat untuk mencapai setiap tujuan.
q
Jika mungkin,
ijinkanlah seseorang untuk menghadiri hanya acara-acara yang ada relevansinya
dengan mereka.
Marilah
Kita meninjau sebuah agenda yang cukup khas.
Agenda yang khas
Tanggal : 15 November 2000 / Rabu.
Tempat : Kantor Pusat, Ruangan No. 3
Jam :
10 pagi.
Peserta : JA, AM, RY, MA, TM,
RK.
Masalah yang
dibicarakan :
1.
Rincian
rapat terakhir.
2.
Proyek
‘X’
3.
Anggaran
4.
Komputer
baru
5.
Masalah
lainnya
6.
Tanggal
rapat berikutnya
Bagaimana lintasan pikiran anda ketika mendapat kan
agenda rapat yang demikian ? Mungkin anda akan mengatakan :
“ Ini terlalu global, tidak jelas tujuan yang hendak
dicapai “,
“ Saya tidak terlibat dalam proyek ‘X’ , kenapa saya
harus hadir ?”
“ Kapan selesainya rapat tersebut ?”
“ Saya berharap agar Kita tidak menghabiskan waktu selama
satu jam hanya untuk mendiskusikan rasa kopi dalam “ Masalah lainnya “ itu.
Mari kta bandingkan dengan agenda berikut :
Format agenda yang disarankan
Tanggal : 15 November 2000 / Rabu
Tempat : Kantor Pusat, Ruangan No. 3
Jam : 10 pagi ( mohon
ditepati ) sampai 12 siang
Peserta : Julisman ( ketua )
, Agus M. ( penulis ), Rama Y, M. Apud, Tri M., Rika C.
No. Tujuan Pembicara Waktu
Di akhir rapat Kita harus telah
1 Mengulas kembali kemajuan tentang langkah- Julisman 15 menit
Langkah yang Kita sepakati dalam rapat
Terakhir.
2.
Mendiskusikan persyaratan individual dan Semua 1 jam
menghasilkan anggaran departemen untuk
tahun depan.
3.
Memutuskan
tambahan komputer pribadi yang
Semua 15 menit
akan dibeli untuk departemen itu (
dengan
lampiran yang berisi informasi tenting adanya tiga
pilihan )
4.
Mengulas kembali kemajuan tentangproyek “X” Tri
M. 30 menit
menunjukkan tindakan yang diperlukan ,
siapa
yang akan melaksanakannya dan kapan
akan
dilaksanakan.
Jika ada masalah penting lainnya yang muncul diantara
hari ini dan tanggal diadakannya rapat ini, mohon saya diberitahu dan saya akan
merevisi agenda ini.
Kehadiran yang vital :
Tujuan 1 –3 : Semua peserta.
Tujuan 4 :
Julisman + Tri M., Rika C. ( Tim
Proyek )
Sekarang anggaplah diri anda sebagai peserta yang
diundang, bagaimana reaksi anda terhadap agenda ini, bagaimana harapan anda
tentangjalannya rapat itu nanti ?
Berikut adalah beberapa hal penting yang terdapat dalam agenda rapat.
1.
Waktu dimulainya rapat .
Rapat
kebanyakan memiliki waktu resmi, tetapi jarang sekali yang benar-benar dimulai
tepat pada waktunya. Seperti yang anda lihat dari contoh agenda ini ( mohon
ditepati ) itu dicantumkan di belakang jam mulainya rapat, Jika anda
menggunakannya, maka andapaun harus menepatinya
.
2.
Tujuan.
Dengan
dicantumkannya hasil-hasil yang spesifik dan bukan sekedar topik-topik yangburuk
pendefinisiannya, maka persiapan yang dibuat oleh peserta rapatpun
kemungkinannya akan menjadi lebih efektif. Tujuan yang spesifik juga membuat
ketua rapat lebih mudah memperkirakan waktu yang diperlukan untuk mencapai
hasilnya.
3.
Waktu.
Pikirkanlah
setiap tujuan Pertimbangkan pula lamanya waktu yang memadai untuk menanganinya.
Lalu pada hari-hari pertama selama waktu perkiraan itu, berikanlah sedikit
‘tambahan waktu’ untuk mengurangi kemungkinan yang berlebihan. Jika anda tidak
menggunakan ‘waktu tambahan ‘ itu, maka tidak ada peserta yang keberatan terhadap
suatu rapat yang berakhirlebih awal.
4.
Siapa yang dilibatkan.
Kolom yang berjudul
‘Pembicara’ menunjukkan peserta yang terutama bertanggung jawab atas tujuan
spesifik yang telah ditetapkan.
5.
Membaca bahan sebagai persiapan.
Jika mungkin bagi-bagikanlah bahan atau dokumen itu bersama-sama dengan
undangan dan agendanya. Dengan demikian peserta akan dapat membacanya pada
waktu yang longgar bagi mereka.
6.
Masalah lainnya.
Sebagian
besar Kita mungkin berharap agar agenda pembicaraan ‘masalah lainnya’ dalam
sebuah rapat agar dihilangkan saja.
Hal ini karena tidak dapat dilakukannya persiapan untuk menangani
masalah-masalah ini, sehingga hasil diperoleh pun kemungkinan besar bukan yang
terbaik.
7.
Kehadiran yang vital.
Berilah kesempatan
kepada peserta yang tidak berkepentingan secara langsung dengan sebuah agenda
rapat, untuk dapat meninggalkan rapat tersebut tatkala agenda yang berhubungan
dengannya sudah selesai dibahas.
8. Lokasi rapat.
Tampaknya ada
peraturan tidak tertulis yang menyatakan bahwa ‘lokasi rapat akan selalu
menyangkut masalah peserta rapat yang paling senior’. Sebaiknya
pertimbangkanlah :
q
Lokasi untuk semua peserta rapat, dan putuskanlah
tempat yang paling cocok untuk meminimalkan waktu atau ongkos perjalanan maupun
ketidaknyamanan apapun lainnya.
q
Apakah sarana-sarana yang akan membantu tercapainya
tujuan rapat. Apakah diperlukan ukuran ruang yang luas, tata letak yang
tertentu, peralatan audiovisual ataupun penerangan, pemanasan dan ventilasi
yang dibutuhkan. Tanyakanlah sarana apa yang dibutuhkan peserta atau
beritahukanlah mereka sarana apa yang tersedia.
AGENDA EMPAT
STRUKTUR RAPAT
1. Membuka Rapat
a.
Menyambut peserta dengan hangat
Mulailah
dengan menyampaikan ucapan terima kasih atas kehadiran mereka dan juga, jika
mereka melakukannya, atas kedatangan mereka yang tepat pada waktunya sehingga
rapat dapat dimulai dengan segera. Tinjaulah kembali apakah semua peserta
benar-benar telah menerima agenda rapat. Sampaikanlah kisah singkat atau humor
ringan yang akan dapat memotivasi mereka untuk lebih semangat mengikuti rapat
tersebut.
b.
Meninjau kembali agenda rapat
Tujuan
dari peninjauan kembali ini adalah untuk memeriksa apakah ada masalah penting
dan atau mendesak ( ynag tidak anda ketahui ) yang muncul selama periode ini,
atau bahkan keadaan darurat yang muncul segera sebelum rapat dimulai.
c.
Menangani kedaan darurat yang tidak tercantum dalam agenda
rapat.
Pertanyaan
pertama yang timbul adalah : “Relevankah masalah itu dengan rapat ini ?”
Seandainya relavan, maka sasaran atau agenda itu harus direvisi. Tergantung
pada situasinya, anda mungkin memiliki dua alternatif : membuang satu nomor atau
lebih dari agenda rapat, atau memperpanjang waktu rapat.
d.
Membuat sasaran menjadi dapat dilihat.
Selama
rapat, agenda ini dengan sngat mudah dapat terkubur di bawah tumpukan kertas
atau arsip. Kita dapat memperoleh manfaat besar berkat agenda yang tertulis
pada papan flip chart yang dapat
dilihat oleh semua peserta. Dengan cara itu, sasaran itu selalu dapat dilihat
dan sekaligus dapat mengingatkan orang akan hasil-hasil yang diharapkan dapat
dicapai, termasuk waktu dan urutan-urutannya yang dapat membantu dalam
pengendalian rapat itu pada umumnya.
2. Memperkenalkan
setiap nomor dalam agenda.
Ketika memperkenalkan setiap nomor dalam agenda, poin-poin
berikut ini harus dicakup : jelaskan tujuannya, dan jelaskan pula latar
belakangnya.
Menjelaskan tujuan dimaksudkan
untuk memastikan bahwa semua peserta secara jelas sudah mengetahui hasil-hasil
yang diharapkan . Sedangkan pada poin menjelaskan latar belakang, jelaskanlah
secara singkat mengapa tujuan ini yang diambil, beserta tingkat kepentingan dan
kemendesakannya.
3. Menjelaskan peranan para peserta rapat.
Yang penting dalam
poin ini adalah menjelaskan peranan ‘ketua rapat’, ‘para peserta rapat’ dan
juga ‘penulis’ . Yang dimaksud dengan ‘peranan’ disini adalah tingkat keterlibatan yang diharapkan dari
para peserta. Ketua rapat seharusnya menjelaskan keterlibatan apa yang
diperlukan dari kelompok peserta untuk dapat mencapai sasaran dan mengapa
demikian.
4.
Menetapkan peraturan dasar rapat.
‘Peraturan dasar’
merupakan salah satu cara terbaik untuk mencegah timbulnya persoalan selama
diskusi rapat. Banyak ketua rapat yang sangat terlambat menetapkannya ( atau
bahkan tidak menetapkan sama sekali ). Jika anda melihat kemungkinan akan
timbulnya gangguan pada salah satu nomor dalam agenda , maka tetapkanlah aturan
dasarnya ketika anda memperkenalkan agenda tersebut. “Peraturan dasar’ adalah
metode operasi atau standar tingkah laku yang berlaku untuk seluruh kelompok peserta
untuk ikut memastikan tercapainya sasaran. Misalnya apakah keputusan diambil
secara musyawarah, atau berdasarkan suara terbanyak atau juga keputusan diambil
oleh pimpinan berdasarkan masukan-masukan dari peserta dll. Gunakan peraturan
dasar ini untuk mencegah timbulnya gangguan selama rapat.
5.
Jenis Proses Dalam Rapat
Para peserta dalam rapat mungkin sudah jelas benar
tentangsasaran rapat, tetapi agak
Kurang
yakin mengenai cara terbaik untuk benar-benar mencapainya. Misalnya, mereka
tahu bahwa mereka harus memutuskan komputer mana yang harus dibeli untuk
departemen, tetapi kurang yakin mengenai cara terbaik untuk memilih secara
kolektif ketika kesukaan mereka ternyata sangat berbeda satu sama lain.
Berikut
adalah beberapa jenis proses dalam rapat :
a.
Mengambil Keputusan
Pada
dasarnya ada dua jenis keputusan, yang masing-masing Kita sebut keputusan ‘logis’
dan keputusan ‘kreatif ‘.
Keputusan
logis adalah keputusan yang memiliki sejumlah pilihan yang telah ditetapkan
sebelumnya, sehingga sasarannya adalah memutuskan pilihan mana yang terbaik
untuk memenuhi persyaratan yang diinginkan. Struktur untuk keputusan yang logis
adalah :
1. Pastikan bahwa
tujuan jelas, dan jelaskan pula mengapa keputusan itu harus diambil.
2.
Tentukanlah
kriterianya da cantumkan diatas flip chart .
3.
Tinjaulah
kembali pilihannya, catatlah informasinya, dan lihatlah pilihan terbaik yang memenuhi
kriteria tersebut.
4.
Jangan lupa
untuk mempertimbangkan kendalanya, termasuk keuntungannya.
5.
Pimpinlah
rapat itu unutk memastikan bahwa yang diambil adalah keputusan yang obyektif.
Keputusan
kreatif adalah keputusan yang tidak memiliki pilihan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Pilihan-pilihan itu harus diciptakan lebih dulu sebelum mereka menentukan
pilihannya. Struktur untuk
keputusan yang ‘kreatif’ :
1.
Cakuplah
manfaatnya, tegasnya, hasilkan pilihanpilihannya.
2.
Tentukan
peraturan dasarnya :
a.
pada tahap ini
yang penting adalah kuantitasnya, bukan kualitasnya.
b.
Jangan
tetapkan kriterianya lebih dulu; pastikanlah bahwa orang tahu kalau mereka
tidak boleh menilai ide apapun, dan mengapa demikian.
c.
Semua ide
harus dicatat kata demi kata.
3.
Ciptakan
suasana yang santai, bersahabat dan produktif.
4.
Jika ide-ide
telah dihasilkan, tetapkan kroterianya dan gunakanlah yang penting-penting
untuk meniadakan pilihan apapun yang tidak dapat dilaksanakan.
5.
Kemudian
kembalikan struktur itu untuk keputusan yang ‘logis’
b.
Membuat Rencana
Struktur untuk
membuat rencana :
1. Jelaskan sasaran
yang ada hubungannya dengan rencana. Pastikanlah bahwa sasaran itu jelas,
realistis, dapat diukur, dan berorientasi ke hasil, termasuk kendala dan batas
waktunya.
2. Kenalilah apa yang
harus dilakukan untuk mencapai sasaran, tegasnya, putuskan apa yang menjadi
tugas kuncinya.
3. Pertimbangkanlah sumber daya yang diperlukan
untuk mencapai sasaran, disamping
sumber daya yang benar-benar sudah
tersedia.
4. Putuskanlah siapa yang bertanggung jawab
untuk memastikan bahwa setiap tugas
kunci itu dapat diselesaikan dengan
standar yang benar dan tepat pada waktunya.
5. Akhirnya, putuskanlah kapan setiap tugas
kunci itu harus diselesaikan untuk meme-
nuhi
batas waktu secara keseluruhannya.
c.
Meninjau kemajuan suatu proyek
Struktuk untuk
meninjau kemajuan suatu proyek :
1.
Tinjaulah lagi
apa yang seharusnya telah terlaksana pada poin ini.
2. Tinjaulah lagi apa
yang benar-benar telah terjadi bersama-sama dengan alasannya. Jika timbul
beberapa perbedaan, dan yang lebih penting lagi apa yang telah dilakukan
tenting hal itu untuk menempatkan rencana tersebut kembali ke jalurnya.
3. Pandanglah ke
depan, kenalilah berbagai kesulitan utama yang potensial dan putuskanlah secara
kolektif apa yang dapat dilakukan untuk meniadakan penyebabnya , atau untuk
mengurangi pengaruhnya jika kesulitan itu muncul.
4. Putuskanlah
tindakan lanjutan apa ayng diperlukan, oleh siapa dan kapan dan daptkan
komitmen, tanggung jawab dari irang-orang yang bertanbggung jawab atas tindakan
dan batas waktu tersebut.
d.
Memecahkan Masalah.
Pada dasarnya ada tiga langkah utama
dalam struktur pemecahan masalah :
1.
Definisikan
masalah.
2.
Kenalilah
kemungkinan penyebabnya.
3. Putuskan penyebab
mana yang menimbulkan masalah.
Definisikan persoalan dengan menggunakan
: Apa, Mengapa, Kapan, Bagimana, Dimana dan Siapa.
Kenali kemungkinan penyebabnya dengan
meminta kelompok peserta untuk mengenali perubahan yang telah terjadi dan yang
relevan dengan persoalan itu.
Putuskan penyebabnya dengan
menghubungkannya dengan data relavan yang ada dan menyeleksinya berdasarkan
data tersebut.
e.
Menyampaikan Informasi.
Panduan
untuk penyampaian informasi :
1. Buatlah menjadi
singkat dan sederhana.
2. Gunakan alat
peraga jika mungkin.
3. Doronglah
pertanyaan-pertanyaan sehingga tercapai kejelasan.
4. Hindarilah
pembelokan/penyimpangan yang tidak relevan.
Beberapa tips
menangani peserta ‘bermasalah’.
a.
Peserta yang selalu terlambat : jika keterlambatannya
tidak dapat dibenarkan , abaikan dia selama lima menit.
b.
Peserta yang terlalu banyak bicara : biarkan dia bicara, buat ringkasannya, katakan padanya
ringkasan tersebut lalu lanjutkan diskusi dengan memberi kesempatan pada
peserta lainnya.
c.
Peserta yang pendiam ( tidak paham ) : tunjukkan keahliannya dan berilah ‘waktu untuk berpikir’.
d.
Peserta yang pendiam ( tidak berkepentingan ) : cobalah untuk mengetahui mengapa demikian, jelaskan
relevansinya dengan kepentingannya.
e.
Peserta yang suka bercanda : jelaskan bagaimana perasaan anda, mintalah saran yang
relevan untuk kembali ke jalur semula.
f.
Peserta yang suka menghalangi : ‘sorotilah’, selidiki alasannya, cobalah untuk meminta
sarannya yang konstruktif.
g.
Peserta yang agresif :
hentikan secepatnya, berikan penjelasan yang tegas tenting peraturan dasarnya,
jika masih terus agresif, istirahatlah untuk minum kopi dan bicaralah secara
pribadi.
AGENDA LIMA
MEMASTIKAN PENCAPAIAN HASIL
Untuk
memastikan pencapaian hasil, setidaknya dibutuhkan tiga komponen berikut :
1.
Membuat notulen.
2.
Mendapatkan komitmen / tanggung jawab untuk bertindak.
3.
Tindak lanjut seusai rapat.
Membuat Notulen
Panduan untuk membuat
notulen :
1. Putuskan tujuan
dari notulen dan tingkat rincian yang harus ditulis dalam notulen
2. Buatlah ringkasan
/ kesimpulannya sebelum mencatat sebuah nomor pada agenda rapat dalam notulen/
laporan.
3. Pertimbangkanlah
penggunaan notulen untuk menunjukkan hasil-hasil kunci dari rapat itu.
Melaksanakan komitmen atau tanggung
jawab :
1. Komitmen /
tanggung jawab adalah ‘persetujuan yang khusus guna memikul tanggung jawab
untuk bertindak ( dan mendapatkan hasilnya )’
2. Jangan menganggap
bahwa anda telah memiliki komitmen / tanggung jawab. Tanyailah orang-orang itu
apakah mereka benar-benar setuju untuk melaksanakan tugas dan mintalah
jawabannya.
Tindak lanjut seusai rapat :
1.
Libatkan
kelompok itu dalam memutuskan bagaimana caranya tindak lanjut tersebut harus
ditangani. Pantaulah tugas-tugas yang kritis untuk mencapai hasil secara
keseluruhannya, termasuk tugas yang merupakan tempat bergantungnya tugas-tugas
lainnya.
2.
Lakukan tindak
lanjut itu tepat pada waktunya untuk mencegah timbulnya masalah .
3.
Jika segalanya
ada diluar ‘jalur’ selidikilah mengapa demikian. Apa yang dapat dilakukan untuk
membuat segalanya kembali ke jalurnya dan apa yang dapat dilakukan untuk
mencegah terulangnya kejadian itu dalam rapat yang akan datang.
Penutup
Kita
semua tahu betapa sulitnya memimpin sebuah rapat yang benar-benar baik. “Ketua
rapat” yang sempurna belum lahir dan tidak ada bukunya yang akan dapat menjamin untuk dapat
melahirkannya. Pengalaman dan pengamalanlah yang akan menjamin untuk
melahirkannya.
Orang dan situasi memang jauh berbeda. Oleh karena itu,
mohon diingat bahwa hanya anda yang dapat memutuskan kapan dan bagaimana
caranya menerapkan pedoman-pedoman yang ada dalam makalah ini. Harapan kami
dari makalah ini adalah timbulnya berbagai ide-ide yang lebih baiklagi untuk
menangani jalannya sebuah rapat. Kami tunggu ide-ide anda selalu….
Post a Comment