Penyakit Sombong
Penyakit Sombong
Segala
puji hanya untuk Allah Ta'ala, shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulallah.
Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak disembah dengan benar melainkan
Allah semata yang tidak ada sekutu bagiNya, dan aku juga bersaksai bahwa
Muhammad Shalallahu’alaihi wa sallam adalah
seorang hamba dan utusanNya. Amma ba'du:
Diantara sifat-sifat
tercela yang telah dicela oleh Allah dan RasulNya ialah sifat sombong. Dan yang
dimaksud sombong disini ialah sebagaimana dikatakan oleh al-Ghazali: "Yang
dimaksud sombong adalah menganggungkan dirinya sendiri dan memandang dirinya
lebih baik dari pada orang lain".[1]
Adapun para ulama, ada yang
menjelaskan pengertian sombong dengan mengatakan: "Sombong ialah seseorang
mengagungkan dirinya sendiri serta menganggap bahwa dirinya lebih baik dari
pada orang lain, dan merendahkan serta meremehkan orang lain ditambah sikap
membanggakan diri pada kondisi yang seharusnya dia merasa tawadhu (rendah
diri)".[2] Dan kalau kita cermati dari dua pengertian
diatas maka kesimpulannya hampir sama dalam hakikat maknanya.
Dalam sebuah ayat dijelaskan:
﴿
وَلَا تُصَعِّرۡ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمۡشِ فِي ٱلۡأَرۡضِ مَرَحًاۖ
إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخۡتَالٖ فَخُورٖ ١٨ ﴾ [ لقمان : 18]
"Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari
manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan
angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi
membanggakan diri". (QS Luqman: 18).
Firman
Allah ta'ala: "Dan janganlah kamu memalingkan mukamu".
Maksudnya membuang muka dan memalingkan wajah dari orang lain karena sombong,
sedangkan makna al-Marahu ialah berjalan dengan angkuh.
Dan Allah
ta'ala pernah berfirman tentang Musa 'alaihi sallam:
﴿
وَقَالَ مُوسَىٰٓ إِنِّي عُذۡتُ بِرَبِّي وَرَبِّكُم مِّن كُلِّ مُتَكَبِّرٖ
لَّا يُؤۡمِنُ بِيَوۡمِ ٱلۡحِسَابِ ٢٧ ﴾ [ غافر : 27]
"Dan Musa berkata: "Sesungguhnya aku
berlindung kepada Rabbku dan Rabbmu dari setiap orang yang menyombongkan diri
yang tidak beriman kepada hari penghitungan". (QS Ghaafir: 27).
Sedangkan
sombong dalam pengertian yang diberikan oleh syariat adalah orang yang menolak
kebenaran dan meremehkan orang lain, hal itu, seperti yang dijelaskan dalam
sebuah hadits yang dikeluarkan oleh Imam Muslim dari Abdullah bin Mas'ud
radhiyallahu 'anhu, bahwa Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
قال
رسول الله صلى الله عليه وسلم: « لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِى قَلْبِهِ
مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ ». قَالَ رَجُلٌ إِنَّ الرَّجُلَ يُحِبُّ
أَنْ يَكُونَ ثَوْبُهُ حَسَنًا وَنَعْلُهُ حَسَنَةً. قَالَ « إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ
وَغَمْطُ النَّاسِ» [أخرجه مسلم]
"Tidak akan masuk surga orang yang masih
memiliki sikap sombong didalam hatinya walau seberat biji sawi". Maka ada
seorang sahabat yang bertanya pada beliau: 'Sesungguhnya ada orang yang
menyukai kalau pakaianya itu bagus dan sendalnya baru". Maka Nabi
menjawab: "Sesungguhnya Allah itu indah dan mencintai keindahan. (yang
dinamakan) sombong ialah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain".
HR Muslim no: 91.
Didalam
hadits ini Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam menjelaskan kepada kita, bahwa
sombong itu terjadi pada dua hal:
Pertama: Menganggap dirinya lebih
besar dari Allah, atau agama atau Rasulnya. Seperti anggapan Fir'aun serta
orang-orang yang semisal dengannya, yang congkak enggan untuk menjadi hamba
Allah azza wa jalla. Sedangkan Allah subhanahu wa ta'ala berfirman;
﴿
وَقَالَ مُوسَىٰٓ إِنِّي عُذۡتُ بِرَبِّي وَرَبِّكُم مِّن كُلِّ مُتَكَبِّرٖ
لَّا يُؤۡمِنُ بِيَوۡمِ ٱلۡحِسَابِ ٢٧ ﴾ [ غافر : 27]
"Dan Musa berkata: "Sesungguhnya aku berlindung
kepada Rabbku dan Rabbmu dari setiap orang yang menyombongkan diri yang tidak
beriman kepada hari penghitungan". (QS Ghaafir: 27).
Karena
Nabi Allah Musa telah mengajaknya kepada petunjuk dan jalan yang lurus, namun,
dirinya congkak dan sombong, dan dengan angkuhnya mengatakan kepada kaumnya:
﴿
فَقَالَ أَنَا۠ رَبُّكُمُ ٱلۡأَعۡلَىٰ ٢٤ فَأَخَذَهُ ٱللَّهُ نَكَالَ
ٱلۡأٓخِرَةِ وَٱلۡأُولَىٰٓ ٢٥ ﴾ [النازعات : 24-25]
"(Seraya) berkata:"Akulah Tuhanmu yang
paling tinggi". Maka Allah mengazabnya dengan azab di akhirat dan azab di
dunia". (QS an-Nazi'at: 24-25).
Sehingga
karena kesombongan Fir'aun yang luar biasa Allah menjadikan pelajaran bagi
orang-orang yang datang sesudahnya. Sebagaimana yang Allah ta'ala jelaskan
dalam firmanNya:
﴿
فَٱلۡيَوۡمَ نُنَجِّيكَ بِبَدَنِكَ لِتَكُونَ لِمَنۡ خَلۡفَكَ ءَايَةٗۚ وَإِنَّ كَثِيرٗا مِّنَ ٱلنَّاسِ عَنۡ ءَايَٰتِنَا لَغَٰفِلُونَ ٩٢ ﴾ [ يونس : 92]
"Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu
supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan
sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan
kami". (QS Yunus: 92).
Inilah
akhir perjalanan tiap orang yang sombong dan durhaka, baik sebelum Fir'aun
maupun setelahnya. Semuanya sama akan mendapat siksaan yang pedih seperti
halnya mereka juga sama didalam meniti jalannya orang-orang sombong terhadap
Allah dan RasulNya. Berdasarkan firman Allah tabaraka wa ta'ala:
﴿
فَإِنَّهُمۡ يَوۡمَئِذٖ فِي ٱلۡعَذَابِ مُشۡتَرِكُونَ ٣٣ إِنَّا كَذَٰلِكَ
نَفۡعَلُ بِٱلۡمُجۡرِمِينَ ٣٤ إِنَّهُمۡ كَانُوٓاْ إِذَا قِيلَ لَهُمۡ لَآ إِلَٰهَ
إِلَّا ٱللَّهُ يَسۡتَكۡبِرُونَ ٣٥ ﴾ [الصافات:
33-35]
"Maka sesungguhnya mereka pada hari itu bersama-sama
dalam azab. Sesungguhnya demikianlah Kami berbuat terhadap orang-orang yang
berbuat jahat. Sesungguhnya mereka dahulu apabila dikatakan kepada mereka:
"Laa ilaaha illallah" (Tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan
Allah) mereka menyombongkan diri". (QS ash-Shaaffat: 33-35).
Dan
kesombongan merupakan kekhususan dari kekhususan yang dimiliki oleh Dzat yang
Maha Perkasa, Allah subhanahu wa ta'ala. Sebagaimana yang dijelaskan dalam
sebuah hadits, dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, bahwa Nabi shalallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
قال
رسول الله صلى الله عليه وسلم: « قَالَ اللَّهُ الْكِبْرِيَاءُ رِدَائِي وَالْعَظَمَةُ إِزَارِي فَمَنْ
نَازَعَنِي وَاحِدًا مِنْهُمَا أَدْخَلْتُهُ جَهَنَّمَ » [أخرجه مسلم و أبو داود]
"Allah azza wa jalla berfirman: 'Kesombongan
adalah jubahKu, sedangkan keagungan adalah pakaianKu, maka barangsiapa yang
mencabut salah satunya dariKu, maka akan Aku lemparkan ia kedalam neraka".
HR Muslim no: 2620. Abu Dawud no: 4090.
Dalam
hadits yang lain Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam mengabarkan kepada kita
bahwa sombong merupakan salah satu sifat dari sifat-sifatnya penghuni neraka.
Sebagaimana hadits yang dikeluarkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dari sahabat
Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, bahwa Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam
bersabda:
قال
رسول الله صلى الله عليه وسلم: « احْتَجَّتِ النَّارُ وَالْجَنَّةُ فَقَالَتْ هَذِهِ يَدْخُلُنِى
الْجَبَّارُونَ وَالْمُتَكَبِّرُونَ. وَقَالَتْ هَذِهِ يَدْخُلُنِى الضُّعَفَاءُ
وَالْمَسَاكِينُ فَقَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ لِهَذِهِ أَنْتِ عَذَابِى
أُعَذِّبُ بِكِ مَنْ أَشَاءُ - وَرُبَّمَا قَالَ أُصِيبُ بِكِ مَنْ أَشَاءُ -
وَقَالَ لِهَذِهِ أَنْتِ رَحْمَتِى أَرْحَمُ بِكِ مَنْ أَشَاءُ وَلِكُلِّ
وَاحِدَةٍ مِنْكُمَا مِلْؤُهَا » [أخرجه البخاري ومسلم]
"Surga dan neraka pernah berdebat. Neraka mengatakan:
'Aku disiapkan untuk orang-orang yang sombong dan angkuh'. Surga pun
mengatakan: 'Akan dimasukkan kesini orang-orang yang lemah dan miskin'. Maka
Allah ta'ala menengahi, dan berfirman pada neraka: 'Engkau adalah adzabKu, yang
Aku mengadzab denganmu siapa saja yang Aku kehendaki'. Barangkali Allah
mengatakan: 'Aku akan mengadzab denganmu siapa orang yang Aku kehendaki".
Lalu berfirman pada surga: "Engkau adalah rahmatKu, yang akan Aku sayangi
denganmu siapa saja orang yang Aku kehendaki, dan tiap dari kalian akan penuh
dengan penghuninya". HR Bukhari
no: 2620. Muslim no: 2846.
Disebutkan oleh Imam Ahmad dalam musnadnya sebuah kisah dari Abu Salamah
bin Abdurahman bin Auf, dia menceritakan: 'Abdullah bin Umar dan Abdullah bin
Amr bin Ash pernah bertemu di Marwah, lalu keduanya terlihat dalam sebuah
obrolan. Setelah itu, Abdullah bin Amr pergi, tinggal Abdullah bin Umar yang
terlihat menangis, ketika melihat hal tersebut maka salah seorang sahabatnya
bertanya heran: 'Wahai Abu Abdurahman kenapa engkau menangis? Beliau menjawab:
'Orang tadi, maksudnya Abdullah bin Amr
mengatakan pernah mendengar kalau Rasulallah shalallahu 'alaihi wa sallam
pernah bersabda:
قال
رسول الله صلى الله عليه وسلم: « مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ مِنْ كِبْرٍ
أَكَبَّهُ اللَّهُ عَلَى وَجْهِهِ فِي النَّارِ »
[أخرجه أحمد]
"Barangsiapa yang masih ada didalam hatinya
seberat biji sawi dari sifat sombong, maka Allah akan mencampakkan dengan
wajahnya ke dalam neraka". HR Ahmad 11/590 no: 7015.
Orang-orang yang sombong adalah
seburuk-buruk makhluk disisi Allah, dan mereka akan dikumpulkan kelak pada hari
kiamat dengan membawa kerendahan dan kehinaan diwajah-wajah mereka. Berdasarkan
firman Allah tabaraka wa ta'ala:
﴿
وَيَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِ تَرَى ٱلَّذِينَ كَذَبُواْ عَلَى ٱللَّهِ وُجُوهُهُم
مُّسۡوَدَّةٌۚ أَلَيۡسَ فِي جَهَنَّمَ مَثۡوٗى لِّلۡمُتَكَبِّرِينَ ٦٠ ﴾ [الزمر : 60]
"Dan pada hari kiamat kamu akan melihat
orang-orang yang berbuat dusta terhadap Allah, mukanya menjadi hitam. Bukankah
dalam neraka Jahannam itu ada tempat bagi orang-orang yang menyombongkan diri?.
(QS
az-Zumar: 60).
Dan penjelasan Allah dalam ayat yang lain:
﴿
وَتَرَىٰهُمۡ يُعۡرَضُونَ عَلَيۡهَا خَٰشِعِينَ مِنَ ٱلذُّلِّ يَنظُرُونَ
مِن طَرۡفٍ خَفِيّٖۗ ٤٥ ﴾ [الششورى: 45]
"Dan kamu akan melihat mereka dihadapkan ke
neraka dalam keadaan tunduk karena (merasa) hina, mereka melihat dengan
pandangan yang lesu". (QS asy-Syuura: 45).
Adapun
siksa yang akan mereka terima kelak pada hari kiamat adalah seperti yang digambarkan
dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dari Abdullah bin Amr
bin Ash radhiyallahu anhuma, bahwa Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam pernah
bersabda:
قال
رسول الله صلى الله عليه وسلم: « يُحشرُ المُتكَبِرون يَوم القِيامةِ أَمثالَ الذَّر فِي صُورة الرِّجال , يَغشاهُم الذُّل مِن كُل مَكان , يُساقُون إِلى سِجنِ مِن جَهنَّم يُسمَّى
: بُوْلَس تَعلُوهُم نَار الأنْيَار ويُسقَون مِن عُصارَة أَهلِ النَّار طينةَ الخَبال » [أخرجه الترمذي]
"Kelak pada hari kiamat orang-orang yang
sombong akan digiring seperti semut bermuka manusia, yang dikelilingi kehinaan
pada setiap tempat, kemudian mereka digiring menuju penjara didalam neraka yang
bernama Bulas, sedangkan diatas mereka ialah neraka An,yar. Dan minuman mereka
adalah nanah darah yang mengalir dari kulitnya penduduk neraka". HR
at-Tirmidzi no: 2492. Dan beliau menyatakan hadits hasan shahih.
Dan
diantara bentuk kesombongan ialah tatkala sampai pada seseorang, suatu
kebenaran dari al-Qur'an ataupun haditsnya Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam
lalu dirinya enggan menerima serta
tunduk kepadanya, namun, dirinya justru bersikap congkak dan sombong. Maka
Allah ta'ala memperingatkan akan hal tersebut dengan firmanNya:
﴿
فَلۡيَحۡذَرِ ٱلَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنۡ أَمۡرِهِۦٓ أَن تُصِيبَهُمۡ
فِتۡنَةٌ أَوۡ يُصِيبَهُمۡ عَذَابٌ أَلِيمٌ ٦٣
﴾ [النور: 63]
"Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi
perintah-Nya takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih". (QS an-Nuur: 63).
Maka bagi
orang yang menyalahi perintah Allah dan RasulNya ada sebuah ayat yang
diturunkan berkenaan dengan mereka, yaitu:
﴿
فَلَا وَرَبِّكَ لَا يُؤۡمِنُونَ حَتَّىٰ يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ
بَيۡنَهُمۡ ثُمَّ لَا يَجِدُواْ فِيٓ أَنفُسِهِمۡ حَرَجٗا مِّمَّا قَضَيۡتَ وَيُسَلِّمُواْ تَسۡلِيمٗا ٦٥﴾ [النساء: 65]
"Maka demi Rabbmu, mereka (pada hakekatnya) tidak
beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka
perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan
terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan
sepenuhnya". (QS an-Nisaa': 65).
Ada sebuah
hadits yang menceritakan akan kebenaran hal tersebut, sebagaimana yang
dikeluarkan oleh Imam Muslim dari haditsnya Salamah bin al-Akwa' radhiyallahu
'anhu, bahwa ayahnya pernah bercerita, pernah ada seorang yang makan dihadapan
Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam dengan tangan kirinya, maka Nabi menyuruh
padanya: 'Makanlah dengan tangan kananmu". Namun orang tersebut menjawab:
'Aku tidak bisa'. Lalu Nabi menimpali: 'Kamu tidak akan bisa'. Dan tidak ada
yang mencegahnya untuk mentaati perintah Rasul melainkan kesombongannya. Pada
akhir hadits ayahnya mengatakan: 'Maka dirinya betul-betul tidak bisa makan
dengan tangan kanannya". HR Muslim no: 2021.
Kedua: Sombong terhadap makhluk,
adapun pengertiannya telah kita jelaskan diatas, yaitu meremehkan, merendahkan
dan memandang hina orang lain. Dan biasanya hal ini hanya muncul dari kalangan
orang-orang yang rendah martabat dan memiliki kekurangan, karena mereka ingin
mengganti kekurangannya dengan menampakkan yang memang bukan menjadi bagiannya,
sehingga timbul sikap sombong dari mereka. Oleh karena itu, telah datang sebuah
penjelasan dari Nabi yang mulia agar kita semua bersikap rendah diri (tawadhu),
sebagaimana yang beliau katakan dalam sabdanya:
قال
رسول الله صلى الله عليه وسلم: « إِنَّ اللَّهَ أَوْحَى إِلَىَّ أَنْ تَوَاضَعُوا حَتَّى لاَ يَبْغِىَ
أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ وَلاَ يَفْخَرَ أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ »
[أخرجه أبو داود]
"Sesungguhnya Allah telah menurunkan wahyu
padaku: 'Hendaknya kalian bersikap tawadhu jangan sampai salah seorang
(diantara kalian) sombong dihadapan yang lain, karena itu tidak pantas
dilakukan". HR Abu Dawud no: 2765.
Al-Ghazali pernah mengatakan: 'Kesombongan adalah penyakit akut yang
sangat ganas, yang bisa membinasakan orang-orang yang terkemuka dari kalangan
para makhluk. Dan sedikit sekali yang bisa selamat darinya, baik kalangan ahli
ibadah, zuhad maupun para ulama, terlebih orang-orang awamnya.
Bagaimana
tidak bahaya sedangkan Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda: 'Tidak
akan masuk surga orang yang masih ada didalam hatinya sifat sombong walau hanya
seberat biji sawi'. Sehingga sifat
sombong yang dimilikinya sebagai penghalang untuk masuk surga, karena
kesombongan akan membelokkan antara seorang hamba dan akhlak kaum muslimin
secara umum. Sedangkan akhlak mulia
adalah pintu dari pintu-pintu surga, adapun kesombongan maka dia akan menutup
pintu-pintu tersebut. Disamping itu, orang yang sombong biasanya tidak mungkin
sanggup untuk mencintai saudaranya sesama mukmin seperti halnya dia mencintai
untuk dirinya sendiri.
Maka tidak
heran, kalau akhlak yang tercela melainkan pasti orang yang sombong berusaha
dengan keras untuk bisa menjaga kesombongannya, dan sebaliknya tidak ada akhlak
yang terpuji melainkan dirinya tidak mampu untuk melakukannya karena takut akan
kehilangan kehormatannya. Dari sini, menjadi jelas mengapa orang yang masih
mempunyai sifat sombong walau seberat biji sawi tidak akan masuk surga.
Dan antara
sifat sombong dengan akhlak yang tercela adalah suatu hal yang saling
bergandengan, yang saling mengajak satu sama lain. Dan diantara jenis
kesombongan yang teramat buruk ialah yang menghalangi pelakunya untuk mengambil
ilmu dan menerima kebenaran serta tunduk pada kebenaran tersebut". [3]
Dan yang
perlu menjadi catatan disini ialah bahwa sifat sombong ini mencakup mensucikan
diri dan membanggakan diri dihapan orang lain, bangga dengan nasab, harta,
kedudukan, kekuatan serta kecantikan.
Misalkan,
yang dari keturunan mulia sombong dihadapan orang yang keturunannya rendah,
walaupun kalau dilihat dari sisi amalnya lebih tinggi. Orang yang kaya merasa
sombong didepan si miskin yang tidak punya apa-apa. Orang yang punya jabatan
sombong dihadapan orang yang tidak bekerja, wanita yang cantik sombong terhadap
wanita yang pas-pasan. Maka ingatlah bahwa ukuran manusia itu dilihat dari
ketakwaanya, sebagaimana yang Allah katakan dalam firmanNya:
﴿
إِنَّ أَكۡرَمَكُمۡ عِندَ ٱللَّهِ أَتۡقَىٰكُمۡۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ
خَبِيرٞ ١٣ ﴾ [الحجرات : 13]
"Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara
kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu". (QS al-Hujuraat: 13).
Dikeluarkan oleh Imam Tirmidzi
dalam sunannya sebuah hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, bahwa Nabi
shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
قال
رسول الله صلى الله عليه وسلم: « لَيَنْتَهِيَنَّ أَقْوَامٌ يَفْتَخِرُونَ بِآبَائِهِمْ
الَّذِينَ مَاتُوا إِنَّمَا هُمْ فَحْمُ جَهَنَّمَ أَوْ لَيَكُونُنَّ أَهْوَنَ
عَلَى اللَّهِ مِنْ الْجُعَلِ الَّذِي يُدَهْدِهُ الْخِرَاءَ بِأَنْفِهِ ,إِنَّ
اللَّهَ قَدْ أَذْهَبَ عَنْكُمْ عُبِّيَّةَ الْجَاهِلِيَّةِ وَفَخْرَهَا
بِالْآبَاءِ إِنَّمَا هُوَ مُؤْمِنٌ تَقِيٌّ وَفَاجِرٌ شَقِيٌّ النَّاسُ كُلُّهُمْ
بَنُو آدَمَ وَآدَمُ خُلِقَ مِنْ تُرَابٍ » [أخرجه الترمذي]
"Kelak pasti akan ada sekelompok orang yang berbangga-bangga
dengan nenek moyangnya yang telah mati. Mereka terancam menjadi penghuni
neraka, karena perbuatan tersebut sangatlah besar disisi Allah, tidak seremeh
seperti halnya kalian mengusap kotoran dari hidungnya. Sesungguhnya Allah telah
menghilangkan kebiasaan Jahiliyah yang membanggakan dan sombong dengan nenek moyang, akan tetapi, seseorang itu hanyalah seorang
yang beriman dan bertakwa atau seorang fajir yang celaka. Setiap kalian adalah
anak cucu Adam sedangkan Adam diciptakan dari tanah". HR at-Tirmidzi
no: 3955. Dan dinilai shahih oleh al-Albani dalam shahih sunan at-Tirmidzi
3/254 no: 3100.
Sebagai penutup kita
ucapkan segala puji hanya milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat serta salam
semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad, keluarga beliau serta
para sahabatnya.
Post a Comment