Seringkali kita mendengar kalimat sunnah Nabi
Muhammad SAW diucapkan di lidah akan tetapi bagaimana yang sesungguhnya
menjalankan sunnah Nabi Muhammad SAW. Ada orang-orang yang hidup bersama Nabi
Muhammad akan tetapi tidak ada Nilainya dihadapan Allah dan Rasulullah SAW,
mereka adalah orang-orang munafiq. Bahkan banyak cerita yang dihadirkan oleh
Rasulullah tentang sekelompok orang yang menjalankan sunnah Nabi, dia ahli
alquran, gemar berinfaq akan tetapi di sebut oleh Allah sebagai “pendusta”.
Bagaimana orang yang menjalankan Sunnah Nabi disebut sebagai pendusta? Bukankah
mempelajari alquran adalah perintah Rasulullah SAW? Bukankah berinfah adalah
ajaran Rasulullah SAW.
Ada yang tertinggal bagi orang-orang yang disebut
pendusta oleh Allah di saat melaksanakan Sunnah Nabi SAW. Yang mereka lakukan
dari sunnah Nabi hanyalah sunnah dhohir, dan sunnah dhohir bisa dilakukan oleh
orang yang tulus kepada Nabi Muhammad SAW dan orang yang tidak tulus. Sunnah
dhohir adalah mengikuti Nabi Muhammad SAW yang tanpa dibarengi ruh mengikuti
Nabi Muhammad SAW. Dan ruh mengikuti itu adalah cinta. Alangkah banyaknya
kelalaian kita akan ruh mengikuti ini. Mengikuti Nabi Muhammad SAW belum tentu
cinta akan tetapi yang mencintai Nabi Muhammad SAW pasti akan patuh dan
mengikuti Nabi Muhammad SAW.
Dan kitapun harus sesering mungkin mencermati
hati kita disaat jasad kita meniru Nabi Muhammad SAW, agar ada makna sunnah Nabi
dalam gerak dan langkah kita dalam mengikuti Nabi Muhammad SAW. Jangan-jangan
kita adalah orang yang disaat mengikuti Nabi Muhammad SAW akan tetapi hati kita
lalai sama sekali akan kehadiran Nabi Muhammad SAW dihati kita. Barangkali kita
adalah orang yang disaat menjalankan sunnah Nabi SAW yang kita ingat adalah
kalimat yang terangkai di sebuah buku hadits. Mungkin kita adalah orang yang
disaat jasad kita menjalankan sunnah Nabi akan tetapi yang hadir di hati kita
adalah kalimat–kalimat yang kita dengar dari guru kita.
Menjalankan sunnah Nabi adalah makna yang dirasa
oleh hati disaat jasad ini menjalankan sunnah Nabi. Hati yang merasakan
kehadiran Nabi Muhammad SAW disaat menjalankan Sunnah Nabi adalah hatinya orang
yang benar-benar menjalankan sunnah Nabi Muhammad SAW. Sebagai contoh marilah
kita lihat diri kita sendiri, apa yang ada di hati kita disaat kita meminum air
dengan tangan kanan kita. Apakah kita menyadari disaat kita mengangkat gelas
dengan tangan kanan kita lalu kita hadirkan di hati kita Rasulullah SAW yang
lagi meminum dengan tangan kanan beliau sebagi tanda sambung hati kita dengan
hakekat Sunnah Nabi. Atau kita disaat itu sama sekali tidak merasakan kehadiran
Nabi Muhammad SAW melakukan hal yang demikian itu karena memang kita adalah
orang yang hanya mengerti sunnah dhohir yang belum pernah merasakan indah dan
hakekat sunnah batini.
Wallahu a'lam bissawab.
Post a Comment