Seorang wanita di siksa didalam api neraka disebabkan kucing.
Kucing yang mati karena disekap dan tidak diberi makan. Wanita itu tidak
membunuh akan tetapi ia telah tidak membiarkan agar Si kucing mencari makan
sendiri. Begitulah Rasulullah SAW bercerita tentang makna sebuah kasih sayang.
Sekelumit makna kasih sayang yang dilalaikan ternyata menghantarkan seseorang
kedalam neraka. Dalam kesempatan berbeda Rasulullah juga mengingatkan " Jangan
engkau meremehkan dosa sekecil apapun, barangkali dosa itulah yang akan
menghantarkanmu ke dalam neraka".
Kisah tersebut, tentang seorang wanita
dengan Kucing, tapi yang perlu kita pelajari adalah janganlah membatasi kisah
hidup hanya pada wanita tersebut ! Kitapun punya cerita hidup, perjalanan
mengarungi bahtera kehidupan. Dan kita tidak sendiri, bukan hanya dengan seekor
kucing akan tetapi kita dengan beragam makhluk Allah SWT lainnya . Kita tidak
hanya sekelas wanita penyebab terbunuhnya Kucing dalam kemampuan untuk
beraniaya.
Kita bisa sebagai Si Kaya yang tidak peduli dengan kehidupan
Si Fakir hingga ia mati kelaparan, sementara dirumah kita banyak makanan yang
terbuang. Kita bisa sebagai dokter atau perawat atau pelayan kesehatan di sebuah
rumah sakit yang ogah-ogahan memberi pertolongan cepat kepada pasien karena
tidak bisa memberi jawaban disaat ditanya siapa yang menanggung biayanya atau
karena orang tersebut tidak beridentitas. Kita bisa menjadi orang yang hanya
melihat diri dan hawa nafsu kita saja yang layak untuk di hargai hingga begitu
mudah menipu sesama tanpa pernah merasakan hal itu sebagai kesalahan selagi
menguntungkan diri dan hawa nafsu kita.
Seorang wanita di siksa didalam
api neraka disebabkan kucing. Kucing yang mati karena disekap dan tidak diberi
makan. Wanita itu tidak membunuh akan tetapi ia telah tidak membiarkan agar Si
kucing mencari makan sendiri. Begitulah Rasulullah SAW bercerita tentang makna
sebuah kasih sayang.
Kasih sayang, kalimat yang amat indah, hanya yang
disayangkan, keindahan itu sering disembunyikan lalu dianiaya dibalik sebuah
yayasan atau program kasih sayang. Atau karena program dan yayasan kasih sayang
sudah berubah menjadi medan aniaya yang menjanjikan. Sungguh ! seorang yang
sedang merasakan sakit, amat mudah untuk kita aniaya. Nilai kesehatan baginya
adalah segala-galanya hingga ia tidak berfikir lagi berapa uang yang harus ia
bayarkan demi kesehatannya.
Seorang ibu yang melihat anaknya merintih
akan siap membayar berapa saja asal anaknya bisa segera berhenti merintih.
Anak-anak fakir-miskin dan yatim piatu yang hidup dibawah naungan sebuah lembaga
sosial mempunyai daya tarik tersendiri bagi para peduli anak yatim dan fakir
miskin. Hingga lembaga semacam ini amat mudah mendapatkan bantuan dari
sana-sini. Akan tetapi tempat itu juga bisa menjadi lahan yang amat subur untuk
aniaya, yang memanfaatkan keberadaan anak yatim dan fakir miskin hanya sebagai
umpan penggalangan dana pribadi. Pribadi yang tidak takut bahwa Allah SWT akan
menyiksa siapapun yang aniaya kepada mereka. Ini hanyalah sekedar contoh medan
pemusnah kasih sayang, adapun yang terjadi dilapangan lebih dari yang sekedar
dijadikan contoh.
Rasulullah SAW juga mengingatkan " Jangan engkau
meremehkan dosa sekecil apapun, barangkali dosa itulah yang akan menghantarkanmu
ke dalam neraka".
Penganiayaan terus terjadi baik terselubung atau
terang-terangan, akan tetapi jika terjadi penganiayaan, maka berfikir dan
berusahalah agar kita tidak menjadi yang menganiaya ! Pernahkah kita cermati
perlakuan kita kepada seorang yang lemah, sakit dan tertindas. Senyum yang
tertebar di wajah seorang dokter saat berpapasan dengan pasien dan yang
mendampinginya adalah obat luka hati yang dicekam kepanikan.
Selembar
uang yang terulurkan kepada Si Fakir yang merintih menahan lapar atau sakit
adalah penyejuk jiwa yang tertekan oleh suasana yang menyelimutinya selama ini.
Maka dari itu, jika kita yang tengah berkuasa marilah kita lihat rakyat kita
dengan hati. Jika kita para hartawan marilah kita lihat para fakir itu dengan
hati. Jika kita para dokter dan pelayan kesehatan marilah kita lihat para pasien
dengan hati. Jika kita para ustadz dan pembimbing marilah kita lihat umat ini
dengan hati. Jangan sampai kita melihat mereka dengan rumus keberuntungan di
dunia yang hanya akan menjadikan kita terjerumus kepada "aniaya" yang
memusnahkan "kasih sayang". Sadarilah bahwa kitapun bisa sakit, fakir dan
terjepit. Sadarilah bahwa keberuntungan yang sesunggahnya adalah kelak disaat
kita mengahadap Allah SWT! Semoga Allah SWT memberikan kepada kita kesadaran dan
keinsyafan.
|
Post a Comment