Orang yang Menjulurkan Dua Kakinya ke Sumur Bila Duduk dan Membuka Dua Betisnya
Orang yang Menjulurkan
Dua Kakinya ke Sumur Bila Duduk dan Membuka Dua Betisnya
878/1151.
Dari
Abu Musa Al Anshari
berkata,
خرج النبي صلى الله عليه وسلم يوما إلى حائط من حوائط المدينة لحاجته وخرجت
في إثره فلما دخل الحائط جلست على بابه وقلت لأكونن اليوم بواب النبي صلى الله عليه
وسلم ولم يأمرني فذهب النبي فقضى حاجته وجلس على قف البئر وكشف عن ساقيه ودلاهما في
البئر فجاء أبو بكر رضي الله عنه ليستأذن عليه ليدخل فقلت كما أنت حتى أستأذن لك
فوقف وجئت النبي صلى الله عليه وسلم فقلت يا رسول الله أبو بكر يستأذن عليك فقال
ائذن له وبشره بالجنة فدخل فجاء عن يمين النبي صلى الله عليه وسلم فكشف عن ساقيه
ودلاهما في البئر فجاء عمر فقلت كما أنت حتى أستأذن لك فقال النبي صلى الله عليه
وسلم ائذن له وبشره بالجنة فجاء عمر عن يسار النبي صلى الله عليه وسلم فكشف عن
ساقيه ودلاهما في البئر فامتلأ القف فلم يكن فيه مجلس ثم جاء عثمان فقلت كما أنت
حتى أستأذن لك فقال النبي صلى الله عليه وسلم ائذن له وبشره بالجنة معها بلاء يصيبه
فدخل فلم يجد معهم مجلسا فتحول حتى جاء مقابلهم على شفة البئر فكشف عن ساقيه ثم
دلاهما في البئر فجعلت أتمنى أن يأتي أخ لي وأدعو الله أن يأتي به فلم يأت حتى
قاموا قال بن المسيب فأولت ذلك قبورهم اجتمعت ها هنا وانفرد
عثمان
"Nabi
slwllallahu 'alaihi wasallam suatu hari ke luar ke suatu dinding Madinah untuk satu keperluan, Saya pun ke luar
mengikutinya. Ketika
beliau masuk dinding tersebut, Saya duduk di pintunya dan berkata, 'Hari ini
Saya akan menjadi penjaga Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.'
Sedangkan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tidak menyuruh Saya.'1 Lalu Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam pergi menyelesaikan hajatnya dan duduk
di pinggir sumur dengan menyingkap dua betisnya serta
menjulurkannya di sumur lalu datang Abu Bakar radhiallahu 'anhu meminta
izin masuk, lalu Saya bilang, 'Tetap di tempatmu sampai Saya mintakan
izin.' Lalu iapun berhenti, lalu Saya datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata, 'Wahai Rasulullah!
Abu Bakar meminta izin kepadamu.' Jawab
Nabi, 'Izinkan dia, dan berikan kabar
gembira dia dengan surga.'
Lalu ia pun masuk, kemudian datang2 dari sebelah kanan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Kemudian dia menyingkap dua
betisnya dan menjulurkannya di
sumur.
Kemudian datang
Umar. Saya
berkata, 'Tetap di tempatmu sampai Saya memintakan
izin untukmu.' Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda, 'Izinkan dia dan beri berita gembira dengan
surga.' Lalu Umar datang3 dari sebelah kiri
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan dia menyingkap dua betisnya dan menjulurkannya ke
sumur. Jadilah dinding sumur penuh sesak tidak ada lagi tempat
duduk.
Lalu datang Utsman, Saya berkata, 'Tetaplah di tempatmu, sampai Saya
meminta izin untukmu.'
Nabi pun bersabda, 'Persilahkan dia
dan beri kabar gembira dengan surga yang diwarnai dengan musibah yang telah
dirasakannya.' Lalu ia masuk, tapi tidak mendapatkan tempat duduk bersama
mereka... Kemudian dia mencari tempat sehingga berhadapan
dengan mereka di pinggir sumur, lalu dia menyingkap dua betisnya dan dijulurkannya ke
sumur. Saya pun berharap agar saudara Saya datang dan
Saya berdoa kepada Allah agar dia datang. Tetapi dia
tak kunjung datang sampai mereka bangun."
Ibnu Musayyab berkata, "Maka Saya menafsirkan itu adalah kuburan
mereka. Bersatu di
sini sedangkan Utsman terpisah
sendirian.
Shahih, [Bukhari, 62- Kitab Al Fadhailu Ashhabin-Nabiyyi shallallahu 'alaihi wasallam, 5- Bab Qaulun-Nabiyyi shallallahu
'alaihi wasallam, Lau Kunta Muttakhidzan Khalilan. Muslim,
44- Kitab Fadha’ilush Shahabah,
hadits 29].4
879/1152. Dari
Abu Hurairah,
خرج النبي صلى الله عليه
وسلم في طائفة من النهار لا يكلمني ولا أكلمه حتى أتى سوق بني قينقاع فجلس بفناء
بيت فاطمة فقال أثم لكع أثم لكع فحبسته شيئا فظننت أنها تلبسه سخابا أو تغسله فجاء
يشتد حتى عانقه وقبله وقال اللهم أحببه وأحبب من يحبه
Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam ke luar di suatu (siang hari), beliau tidak
berbicara kepada Saya dan begitu juga sebaliknya, hingga sampai ke pasar bani Qainuqa.' Lalu duduk di halaman rumah
Fatimah kemudian bersabda, "Apa ada anak
di situ? Apa ada anak di situ?". Lalu ia (Fatimah) menahannya
sejenak dan Saya mengira ia memakaikannya untaian
tumbuh-tumbuhan kepadanya atau memandikannya. Lalu dia datang tergesa-gesa hingga Nabi memeluknya dan mencium anak tersebut dan Nabi bersabda, "Ya Allah, cintailah
dia5 dan cintailah orang yang
mencintainya."
Shahih, di dalam kitab Adh-Dha'ifah pada hadits (3486). [Bukhari, 34- Kitab Al Buyu', 49-
Bab Ma Dzukirafil Aswaqi.
Muslim,
44- Kitab FadhaHlush-Shahabah, hadits 57].
___________
1 Saya berkata: Ini bertentangan dengan riwayat
yang telah lalu dalam komentar hadits (742/965) dengan kata: Wa'mumii bi Hifdhi Baabil Haaith (Dan Nabi
menyuruh Saya untuk menjaga pintu dinding/kebun). Ini lebih shahih dari yang tersebut di sini, karena di situ ada Syuraik bin Abdullah, yaitu Ibnu Abu Namr, ia walaupun termasuk perawi Bukhari dan Muslim,
tapi sebagian ulama telah memperbincang-kan tentangnya, karena beberapa kesalahannya pada hadits Mi'raj
oleh karena itulah Al Hafizh Ibnu hajar dalam At-Taqriib
berkata, "Shaduq (jujur), tapi ada kesalahan."
Walaupun demikian ia berusaha untuk
mengkompromikan antara riwayatnya yang meniadakan perintah Nabi kepadanya, dan
riwayat shahih tersebut yang
menetapkannya dalam Al Fath (7/36-37) Tetapi sudah sepantasnya untuk dimasukkan
dalam kesalahan-kesalahannya yang telah diisyaratkan
tadi. Mungkin karena itulah Muslim sengaja menghapusnya dari
riwayatnya (7/118) atau memang seperti itu
adanya. Yang jelas, sama saja apakah karena itu
atau satunya, itu termasuk yang membuatnya
tidak valid. Wallahu a'lam.
2 Demikian dalam asalnya
Fa Jaa'a di dua
tempat, juga di Shahihnya pengarang (7097/Al Fitan), dan di riwayat Muslim (7/118): Fa Jalasa (lalu
duduk) ini riwayat muallif di tempat yang diisyaratkan/ ditunjukkan muhaqqiq
pada "Al Fadlaail" (3674).
3 Lihat komentar
sebelumnya
4 Saya katakan: Dalam sanad keduanya Syuraik bin
Abdullah bin Abu Namr dan sudah diketahui keadaannya
dikomentar sebelumnya, dan secara global/umum, hadits ini ada tabi'innya. Di dalamnya ada sebagian perincian yang berbeda dan ada perbedaan dalam perkataannya "Dan ia (Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam) tidak menyuruh Saya." Sebagian telah lalu karena itu
adalah Syadz. Wallahu
a'lam.
5 Demikian dalam teks ini (Ahbibhu)
sedang dalam Shahihain dengan lafazh Ahibbahu wa Ahabba dengan idghatn.
Catatan: Sanad hadits ini pada teks asal: Ali bin Muhammad telah
menceritakan kepada kami, ia berkata: Sufyan telah
menceritakan kepada kami dari Ubaidillah bin Abu Yazid dari Nafi' bin Jubair dari Abu Hurairah. Maka ketahuilah bahwa Sufyan di sini adalah Ibnu Uyainah. Adapun Ali bin Muhammad telah disebut Al
Mizzi dalam daftar perawi dari Ibnu Uayainah, dia adalah At-Thanafisi.
Tetapi ia tidak disebut baik olehnya (Mizzi) maupun oleh Ibnu Hajar dalam daftar guru-guru muallif. Mereka juga tidak memberi pertanda hal tersebut,
sebagaimana kebiasaan mereka, maka hal tersebut berkisar antara kelupaan mereka
berdua, atau ada kesalahan di teks asalnya sampai Saya melihat pensyarah berkata, "Dalam naskah tulisan tangan Ali tanpa kunyah
(demikian) dan dalam cetakan Ali bin Muhammad. Tapi yang mendekati
kebenaran dia adalah Ali bin Abdullah bin Al Madini, sebagaimana
dalam Ash-Shahih: Ali bin Abdullah."
Saya berkata: Apa yang dikatakannya sebagai
mendekati kebenaran itulah yang benar, berdasarkan yang telah Saya nyatakan dari
dua Hafizh (Al Mizzi dan
Ibnu Hajar) Kemudian juga berdasarkan apa
yang ia (Syarik) sebut tentang Ash-Shahih. Tetapi perkataannya "Yang dicetak" kalau yang dimaksud adalah selain
cetakan India , itu mungkin. Kalau tidak, maka di situ Ali tanpa nisbatnya seperti dalam naskah tulisan
tangan.
Post a Comment