"Didalam kehidupan harus ada keserasian dan keharmonisan, hal
itu adalah merupakan titik temu dari suatu kebersamaan". Didalam kehidupan
bermasyarakat, kita semua merindukan kemesraan dan keharmonisan. Namun
akhir-akhir ini potret kehidupan bermasyarakat kita sungguh memprihatinkan.
Seringkali terjadi percekcokan, baik itu antara keluarga, teman, tetangga,
kelompok se-agama atau pun antar-agama, yang kesemuanya mengarah kepada
kerusakan dan kehancuran. Sungguh Nabi Muhammad SAW diutus demi terwujudnya
keindahan, sebagai Rohmatan lil Alamin yang senantiasa menebarkan dan
menciptakan keindahan kasih sayang di alam semesta ini. Sehingga siapapun dari
kita bila didalam hidupnya tidak mengerti makna kasih sayang, dia adalah perusak
yang harus segera di cermati.
Sungguh Nabi Muhammad SAW diutus demi
terwujudnya keindahan, sebagai Rohmatan lil Alamin yang senantiasa menebarkan
dan menciptakan keindahan kasih sayang di alam semesta ini.
Kemudian
untuk mewujudkan kebersamaan ini ada 2 (dua) hal yang harus
diperhatikan.
Pertama: Mencari titik temu. Artinya kita harus menemukan
keserasian dalam kemesraan sebagai langkah awal kebersamaan. Tetapi kita tidak
boleh terus berhenti disini, karena banyak orang yang mencari titik temu namun
setelah menemukannya terkadang melupakan langkah kedua yang juga tidak kalah
pentingnya dari yang pertama.
Kedua: Tidak boleh sengaja memunculkan
perbedaan. Berbeda boleh tapi tidak mesti dicari-cari. Yang perlu dicatat
adalah" Perbedaan yang boleh di tolerir adalah selagi dalam batas khilafiah
(perbedaan yang dianggap menurut cara pandang ulama Allah)". Dan menentukan ini
khilafiah atau bukan adalah harus didasari ilmu yang mencukupi.
Alangkah indahnya kalau orang sudah bisa mencari makna titik
temu sekaligus tidak menciptakan perbedaan. Yang hanya menyeru kepada titik temu
akan tetapi lupa memahami perbedaam maka ia bukanlah pencari persamaan dan
kebersamaan yang sesungguhnya akan tetapi ia pencipta perbedaan dan pembuat
kerusakan didalam kebersamaan.
Alangkah indahnya kalau orang sudah bisa
mencari makna titik temu sekaligus tidak menciptakan perbedaan.
Dalam
lingkup kaum musliminpun harus dibangun keindahan, agar tidak perlu terjadi
saling mencaci, memaki, dan mencela. Kalau kebersamaan sudah kita temukan dalam
umat islam, maka hal itu adalah keindahan, sebagai rahmat yang akan memunculkan
wibawa umat Islam itu sendiri. Sehingga tatkala kebersamaan umat islam
terciptakan maka pancaran keindahan, keagungan Islam akan sampai ke orang lain
sebelum kita berdakwah secara langsung keluar. Dan sangatlah mustahil kita
menyeru keindahan kepada orang lain sementara diantara kita masih saling mencaci
dan memaki.
Maka dari itu, orang yang kerjanya hanya mencari perbedaan
saja dan orang yang selalu membuat perbedaan adalah ia mengidap penyakit
kebersamaan. Sungguh dusta tatkala ia menyeru kepada kebersaman. Mereka adalah
orang-orang anti kebersamaan yang selalu memunculkan perbedaan,
membesar-besarkan perbedaan dan bahkan menghakimi orang lain salah karena tidak
mengikuti dirinya. Dan alangkah banyaknya perpecahan yang dihadirkan oleh
orang-orang semacam ini di zaman ini dan dikota ini.
Wallahu a'lam
bishshowab.
|
Post a Comment