Tidur Diwaktu Siang
Tidur Diwaktu Siang
939/1238.
Dari
As-Sa'ib (Ibnu Yazid) dari
Umar, berkata,
ربما
قعد على باب بن مسعود رجال من قريش فإذا فاء الفيء قال قوموا فما بقي فهو للشيطان
ثم لا يمر على أحد إلا أقامه قال ثم بينا هو كذلك إذ قيل هذا مولى بني الحسحاس يقول
الشعر فدعاه فقال كيف قلت فقال ودع سليمى إن تجهزت غاديا كفى الشيب والإسلام للمرء
ناهيا فقال حسبك صدقت صدقت
"Terkadang beberapa orang
Quraisy duduk di pintu Ibnu Mas'ud. Apabila bayangan telah
bergeser ia berkata, 'Berdirilah,1
jika masih ada yang tertinggal maka dia menjadi bagian bagi syetan.' Kemudian setiap melewati
seseorang maka dia membangunkannya."
Umar berkata,
Kemudian disaat dia melakukan hal tersebut
diberitahukan kepadanya, 'Inilah sahaya Al Himas (maula Al Himas) melantunkan syair) Lalu dia dipanggil dan ditanyakan
kepadanya, 'Apa yang engkau katakan?' la menjawab,
'Ucapkanlah selamat tinggal kepada Sulaiman
Bila
engkau hendak turun ke medan perang
Cukup
sudah uban usia senja
Dan
Islam sebagai pengekang bagi manusia'
la pun
berkata, 'Cukup, engkau benar, engkau benar.'"
Hasan
sanadnya.
939/1239.
Dalam
suatu riwayat dari Saib,
berkata,
كان عمر
رضي الله عنه يمر بنا نصف النهار أو قريبا منه فيقول قوموا فقيلوا فما بقي
فللشيطان
"Umar
Radhiallahu 'anhu
melewati kami pada tengah hari -atau mendekatinya-
lalu berkata, 'Bangun dan tidurlah (Qailulah) kalian. Adapun
yang masih tertinggal, adalah bagiannya syetan."
Hasan
sanadnya.
940/1240. Dari
Anas berkata,
كانوا
يجمعون ثم يقيلون
"Mereka
berkumpul untuk (shalat Jum'at), kemudian tidur sejenak (Qailulah)."
Shahih,
di
dalam kitab Shahih Abu Daud (997).
Bukhari].2
941/1241. Dari Anas,
ما
كان لأهل المدينة شراب حيث حرمت الخمر أعجب إليهم من التمر والبسر فإني لأسقي أصحاب
رسول الله صلى الله عليه وسلم وهم عند أبي طلحة مر رجل فقال إن الخمر قد حرمت فما
قالوا متى أو حتى ننظر قالوا يا أنس أهرقها ثم قالوا عند أم سليم حتى أبردوا
واغتسلوا ثم طيبتهم أم سليم ثم راحوا إلى النبي صلى الله عليه وسلم فإذا الخبر كما
قال الرجل قال أنس فما طعموها بعد
"Tidak ada minuman
penduduk Madinah -ketika khamar diharamkan- yang lebih menarik mereka dari tamar (kurma yang
masak) dan busr (kurma muda
sebelum masak). Sungguh aku menuangkannya kepada sahabat-sahabat Rasulullah
shallallahu 'alaihi
wasallam -sedangkan mereka berada pada Abu Thalhah- lewatlah seseorang, lalu
berkata, 'Sesungguhnya khamar telah diharamkan/ Lalu
mereka pun bertanya-tanya, 'Kapan? atau biarkan
sampai kita memeriksanya! Mereka berkata, 'Wahai Anas, tuangkanlah khamar tersebut.' Lalu mereka pun Qailulah3 di tempat Ummu Sulaim sampai mereka merasa
agak sejuk dan kemudian mandi. Lalu mereka diberi wewangian
oleh Ummu Sulaim dan pergi
menuju Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dan ternyata kabar tersebut seperti
yang dikatakan seseorang tadi." Anas berkata, "Setelah itu mereka
tidak pernah meminumnya lagi."
Shahih sanadnya. [Bukhari, 46-
Kitab Al Mazhalim, 21- Bab Shabbul Khamri fit Thariq.
Muslim, 36- Kitab Al Asyribah,
Hadits 3A5A7].4
_______________________
1 Artinya: bangunlah lalu tidurlah kalian,
seperti dalam atsar selanjutnya. Disitu terdapat
penguat hadits: "Tidurlah kalian (Qailulah), karena syetan tidak
tidur di tengah hari." Hadits tersebut disebutkan dalam Ash-Shahihah
(1647).
2 Muhaqqiq mencatat hadits ini, tapi tidak
mentakhrijnya, karena ia
menyangka (sebagaimana banyak orang sepertinya) bahwa itu adalah atsar mauquf (bukan marfu'),
karena Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tidak disebut di sana , dan memang kebiasaannya ia tidak
mentakhrij atsar. Tapi ini
sangkaan yang salah, karena menyelisihi hal yang sudah baku dalam Musthalah hadits, bahwa itu berhukum marfu'. Yang menguatkan hal itu di sini
adalah riwayat Ibnu Majah dan Ibnu Hibban, dengan sanad
keduanya yang bagus {jayyid) dari Anas ia berkata: "Kami shalat Jum'at bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, kemudian kami kembali dan tidur
(siang)." Tapi anehnya Syaikh Jailani tidak menisbatkannya pada Ibnu Majah. Ia (Syaikh Jailani) menisbatkannya pada Ibnu
Khuzaimah dengan lafazh yang singkat "Kami bergegas
shalat Jum'at, kemudian tidur siang." Ini ada pada
Bukhari di dua tempat (905 dan 940).
3 Qailulah: Istirahat
tengah hari, sekalipun tidak tidur. An-Nihayah dan
Syarhul Qaamus
4 Kukatakan: Ini pada keduanya seperti itu
(keduanya: Syaikhani) tanpa ada kata "Tsumma Qaaluu ".
(Lalu mereka qailulah... dst) di
dalamnya ada penempatan judul (terjemah) Al Qaa'ilah
(Tidur waktu siang) tapi itu tidak terdapat pada keduanya. Dan dalam suatu riwayat muallif (4617) dan Muslim (6/87), juga (ada lafazh):
"la berkata: Maka mereka pun tidak bertanya-tanya tentang hal tersebut, dan
tidak pula membantahnya setelah kabar orang tersebut.
Post a Comment