Kesyirikan Pada Kaumnya Nabi Isa alaihissalam
Kesyirikan Pada Kaumnya Nabi Isa
alaihissalam
Segala puji hanya bagi Allah,
kami memujiNya, memohon pertolongan dan ampunan kepadaNya, kami berlindung
kepada Allah dari kejahatan diri-diri kami dan kejelekan amal perbuatan kami.
Barangsiapa yang Allah beri petunjuk, maka tidak ada yang dapat menyesatkannya,
dan barangsiapa yang Allah sesatkan, maka tidak ada yang dapat memberinya
petunjuk.
Aku bersaksi bahwasanya tidak
ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah semata, yang tidak
ada sekutu bagiNya. Dan aku juga bersaksi bahwasannya Nabi Muhammad adalah
hamba dan RasulNya. Amma Ba'du:
Kaum Nabi Isa 'alaihi sallam:
Allah azza wa jalla telah
banyak menceritakan tentang mereka didalam beberapa tempat, salah satunya
firman Allah ta'ala:
﴿ إِذۡ
قَالَتِ ٱلۡمَلَٰٓئِكَةُ يَٰمَرۡيَمُ إِنَّ ٱللَّهَ يُبَشِّرُكِ بِكَلِمَةٖ مِّنۡهُ ٱسۡمُهُ ٱلۡمَسِيحُ عِيسَى ٱبۡنُ مَرۡيَمَ وَجِيهٗا فِي ٱلدُّنۡيَا وَٱلۡأٓخِرَةِ وَمِنَ ٱلۡمُقَرَّبِينَ ٤٥ وَيُكَلِّمُ
ٱلنَّاسَ فِي ٱلۡمَهۡدِ وَكَهۡلٗا وَمِنَ ٱلصَّٰلِحِينَ ٤٦ قَالَتۡ رَبِّ أَنَّىٰ يَكُونُ لِي وَلَدٞ
وَلَمۡ يَمۡسَسۡنِي بَشَرٞۖ قَالَ كَذَٰلِكِ ٱللَّهُ يَخۡلُقُ مَا يَشَآءُۚ إِذَا
قَضَىٰٓ أَمۡرٗا فَإِنَّمَا يَقُولُ لَهُۥ كُن فَيَكُونُ ٤٧ ﴾ [ آل عمران: 45-47]
"(Ingatlah),
ketika Malaikat berkata: "Hai Maryam, seungguhnya Allah menggembirakan
kamu (dengan kelahiran seorang putera yang diciptakan) dengan kalimat (yang
datang) daripada-Nya, namanya al-Masih Isa putera Maryam, seorang terkemuka di
dunia dan di akhirat dan termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah),
dan dia berbicara dengan manusia dalam buaian dan ketika sudah dewasa dan dia
adalah termasuk orang-orang yang saleh". Maryam berkata: "Ya Tuhanku,
betapa mungkin aku mempunyai anak, padahal aku belum pernah disentuh oleh
seorang laki-lakipun." Allah berfirman (dengan perantaraan Jibril):
"Demikianlah Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. apabila Allah
berkehendak menetapkan sesuatu, maka Allah hanya cukup berkata kepadanya:
"Jadilah", lalu jadilah dia". (QS al-Imraan: 45-47).
Dalam kesempatan yang
lain Allah azza wa jalla juga berfirman tentang mereka:
﴿ فَأَتَتۡ
بِهِۦ قَوۡمَهَا تَحۡمِلُهُۥۖ قَالُواْ يَٰمَرۡيَمُ لَقَدۡ جِئۡتِ شَيۡٔٗا فَرِيّٗا ٢٧ يَٰٓأُخۡتَ هَٰرُونَ مَا كَانَ أَبُوكِ ٱمۡرَأَ سَوۡءٖ وَمَا كَانَتۡ أُمُّكِ بَغِيّٗا ٢٨ فَأَشَارَتۡ إِلَيۡهِۖ قَالُواْ كَيۡفَ نُكَلِّمُ مَن كَانَ فِي
ٱلۡمَهۡدِ صَبِيّٗا ٢٩ قَالَ إِنِّي عَبۡدُ ٱللَّهِ ءَاتَىٰنِيَ ٱلۡكِتَٰبَ وَجَعَلَنِي
نَبِيّٗا ٣٠ وَجَعَلَنِي مُبَارَكًا أَيۡنَ مَا كُنتُ وَأَوۡصَٰنِي بِٱلصَّلَوٰةِ
وَٱلزَّكَوٰةِ مَا دُمۡتُ حَيّٗا ٣١ وَبَرَّۢا بِوَٰلِدَتِي وَلَمۡ يَجۡعَلۡنِي جَبَّارٗا شَقِيّٗا ٣٢ وَٱلسَّلَٰمُ عَلَيَّ يَوۡمَ وُلِدتُّ وَيَوۡمَ أَمُوتُ وَيَوۡمَ
أُبۡعَثُ حَيّٗا ٣٣ ذَٰلِكَ عِيسَى ٱبۡنُ مَرۡيَمَۖ قَوۡلَ ٱلۡحَقِّ ٱلَّذِي فِيهِ يَمۡتَرُونَ
٣٤﴾ [ مريم: 27-34 ]
"Maka Maryam
membawa anak itu kepada kaumnya dengan menggendongnya. kaumnya berkata:
"Hai Maryam, sesungguhnya kamu telah melakukan sesuatu yang amat mungkar.
Hai saudara perempuan Harun, ayahmu sekali-kali bukanlah seorang yang jahat dan
ibumu sekali-kali bukanlah seorang pezina". Maka Maryam menunjuk kepada
anaknya. mereka berkata: "Bagaimana kami akan berbicara dengan anak kecil
yang masih di dalam ayunan? Berkata Isa: "Sesungguhnya aku ini hamba
Allah, Dia memberiku Al kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang Nabi, dan
Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia
memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku
hidup, dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang
sombong lagi celaka. Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepada ku, pada hari
aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup
kembali". Itulah Isa putera Maryam, yang mengatakan perkataan yang benar,
yang mereka berbantah-bantahan tentang kebenarannya". (QS
Maryam: 27-34).
Dalam ayat yang lain
Allah ta'ala juga mengkisahkan tentang nabi Isa 'alaihi sallam, Allah
berfirman:
﴿ إِنَّمَا
ٱلۡمَسِيحُ عِيسَى ٱبۡنُ مَرۡيَمَ رَسُولُ ٱللَّهِ وَكَلِمَتُهُۥٓ أَلۡقَىٰهَآ إِلَىٰ
مَرۡيَمَ وَرُوحٞ مِّنۡهُۖ ١٧١ ﴾ [ النساء: 171 ]
"Sesungguhnya
al-Masih, Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan
dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh
dari-Nya". (QS an-Nisaa': 171).
Demikian pula didalam firmanNya:
﴿ إِنۡ هُوَ إِلَّا عَبۡدٌ أَنۡعَمۡنَا عَلَيۡهِ وَجَعَلۡنَٰهُ مَثَلٗا
لِّبَنِيٓ إِسۡرَٰٓءِيلَ ٥٩ ﴾ [ الزخرف: 59 ]
"Isa tidak lain
hanyalah seorang hamba yang Kami berikan kepadanya nikmat (kenabian) dan Kami
jadikan dia sebagai tanda bukti (kekuasaan Allah) untuk Bani lsrail". (QS az-Zukhruf: 59).
Inilah dia Isa putera Maryam yang
telah Allah azza wa jalla ceritakan kepada kita didalam kitabNya yang suci,
didalam al-Qur'an Allah ta'ala telah menjelaskan secara detail tentang nabi Isa
bin Maryam yang sudah mencukupi untuk membuang keraguan dan perdebatan yang
berkaitan tentang beliau.
Disana tegaskan kalau beliau bukanlah
seorang Tuhan apalagi anak Tuhan, namun, diterangkan beliau hanyalah seorang
hamba sama seperti para hamba yang lain, yang dijadikan sebagai permisalan bagi
Bani Israil. Seperti yang Allah terangkan didalam firmanNya:
﴿ إِنَّ
مَثَلَ عِيسَىٰ عِندَ ٱللَّهِ كَمَثَلِ ءَادَمَۖ خَلَقَهُۥ مِن تُرَابٖ ثُمَّ قَالَ لَهُۥ كُن فَيَكُونُ ٥٩ ٱلۡحَقُّ مِن رَّبِّكَ فَلَا تَكُن
مِّنَ ٱلۡمُمۡتَرِينَ ٦٠ ﴾ [ آل عمران: 59-60 ]
"Sesungguhnya
permisalan (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam.
Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya:
"Jadilah" (seorang manusia), Maka jadilah dia. (apa yang telah Kami
ceritakan itu), itulah yang benar, yang datang dari Tuhanmu, karena itu
janganlah kamu termasuk orang-orang yang ragu-ragu". (QS
al-Imran: 59-60).
Dan Allah membantah keyakinan yang
menyatakan nabi Isa adalah Allah, yaitu dalam firmanNya:
﴿ لَقَدۡ كَفَرَ ٱلَّذِينَ قَالُوٓاْ إِنَّ ٱللَّهَ هُوَ ٱلۡمَسِيحُ
ٱبۡنُ مَرۡيَمَۖ ٧٢ ﴾ [ المائدة: 72 ]
"Sesungguhnya
telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah ialah
al-Masih putera Maryam". (QS
al-Maaidah: 72).
Demikian pula sanggahan Allah didalam
beberapa ayatNya yang lain, Allah berfirman:
﴿ لَّقَدۡ
كَفَرَ ٱلَّذِينَ قَالُوٓاْ إِنَّ ٱللَّهَ هُوَ ٱلۡمَسِيحُ ٱبۡنُ مَرۡيَمَۚ قُلۡ فَمَن
يَمۡلِكُ مِنَ ٱللَّهِ شَيًۡٔا إِنۡ أَرَادَ أَن يُهۡلِكَ ٱلۡمَسِيحَ ٱبۡنَ مَرۡيَمَ
وَأُمَّهُۥ وَمَن فِي ٱلۡأَرۡضِ جَمِيعٗاۗ ٞ ١٧﴾ [ المائدة: 17 ]
"Sesungguhnya
telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah itu ialah
al-Masih putera Maryam". Katakanlah: "Maka siapakah (gerangan) yang
dapat menghalang-halangi kehendak Allah, jika Dia hendak membinasakan al-Masih
putera Maryam itu beserta ibunya dan seluruh orang-orang yang berada di bumi
kesemuanya?". (QS al-Maaidah: 17).
Dan juga didalam firmanNya:
﴿ مَّا
ٱلۡمَسِيحُ ٱبۡنُ مَرۡيَمَ إِلَّا رَسُولٞ قَدۡ خَلَتۡ مِن قَبۡلِهِ ٱلرُّسُلُ وَأُمُّهُۥ
صِدِّيقَةٞۖ ٧٥﴾ [ المائدة: 75 ]
"Al-Masih
putera Maryam itu hanyalah seorang Rasul yang sesungguhnya telah berlalu
sebelumnya beberapa rasul, dan ibunya seorang yang sangat benar". (QS al-Maaidah: 75).
Beliau lah yang di ceritakan oleh Allah
azza wa jalla didalam firmanNya, yang telah menyeru kepada Bani Israil dengan
ucapannya. Seperti yang Allah nukil dalam firmanNya:
﴿ وَقَالَ ٱلۡمَسِيحُ يَٰبَنِيٓ إِسۡرَٰٓءِيلَ ٱعۡبُدُواْ ٱللَّهَ رَبِّي
وَرَبَّكُمۡۖ إِنَّهُۥ مَن يُشۡرِكۡ بِٱللَّهِ فَقَدۡ حَرَّمَ ٱللَّهُ عَلَيۡهِ ٱلۡجَنَّةَ
وَمَأۡوَىٰهُ ٱلنَّارُۖ وَمَا لِلظَّٰلِمِينَ مِنۡ أَنصَارٖ ٧٢﴾ [المائدة: 72]
"Padahal Al masih
(sendiri) berkata: "Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan
Tuhanmu". Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah,
maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka,
tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun". (QS al-Maaidah: 72).
Begitulah al-Qur'an yang mulia telah
menceritakan kepada kita tentang nabi Isa 'alaihi sallam secara gamblang, dan
kesimpulan yang bisa kita rangkum melalui nushsus diatas ialah:
Bahwa nabi Isa 'alaihi sallam adalah
seorang hamba Allah dan rasulNya, serta kalimatNya yang ditiupkan kepada Maryam
dan ruhNya.
Beliau merupakan nabi dan rasul terakhir yang
Allah utus kepada umat Bani Israil, sebagaimana nabi Muhammad shalallahu
'alaihi wa sallam menjadi nabi dan rasul terakhir yang diutus kepada seluruh
umat manusia.
Namanya sering disebut didalam al-Qur'an
dengan lafadh al-Masih, kadang pula disebut dengan namanya langsung Isa,
terkadang dengan kun'yahnya sebagai putera Maryam.
Adapun ibunya Maryam 'alaiha sallam, maka
jati dirinya juga telah banyak dijelaskan didalam banyak ayat, salah satunya ialah
firman Allah azza wa jalla:
﴿ إِنَّ ٱللَّهَ ٱصۡطَفَىٰٓ ءَادَمَ وَنُوحٗا وَءَالَ إِبۡرَٰهِيمَ
وَءَالَ عِمۡرَٰنَ عَلَى ٱلۡعَٰلَمِينَ ٣٣﴾ [آل عمران: 33]
"Sesungguhnya
Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga 'Imran melebihi
segala umat (di masa mereka masing-masing)". (QS al-Imran: 33).
Dan Imran, ayah Maryam ini merupakan
seorang yang memiliki kedudukan, termasuk ulama besar dikalangan Bani Israil,
yang dahulu istrinya pernah bernadzar untuk menyerahkan apa yang ada didalam perutnya
(janinnya) untuk berkhidmat kepada agama, dan tatkala janinnya lahir ternyata
perempuan maka ibunya memberi nama Maryam.
Nabi Isa 'alaihi sallam merupakan
silsilah terakhir dari periode-periode panjang bagi agama Israiliyah, yang mana
Allah azza wa jalla menjadikan beliau dan ibunya sebagai tanda akan
kebesaranNya, baik berkaitan dengan kelahirannya ataupun pertumbuhannya. Dimana
masyarakat Bani Israil ketika itu telah kehilangan ruh agama yang benar,
membeku dalam suasana dan ilustrasi serta simpang siur ibadah yang begitu
beragam, masyarakat yang telah terjerembab dalam dunia dan materinya, tumpang
tindih dalam tindakan kejahatan yang menjijikan, seperti yang Allah sinyalir
didalam al-Qur'an dalam surat an-Nisaa', Allah ta'ala mengatakan:
﴿ فَبِظُلۡمٖ مِّنَ ٱلَّذِينَ هَادُواْ حَرَّمۡنَا عَلَيۡهِمۡ طَيِّبَٰتٍ أُحِلَّتۡ
لَهُمۡ وَبِصَدِّهِمۡ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِ كَثِيرٗا ١٦٠ وَأَخۡذِهِمُ ٱلرِّبَوٰاْ وَقَدۡ نُهُواْ عَنۡهُ وَأَكۡلِهِمۡ أَمۡوَٰلَ
ٱلنَّاسِ بِٱلۡبَٰطِلِۚ وَأَعۡتَدۡنَا لِلۡكَٰفِرِينَ مِنۡهُمۡ عَذَابًا أَلِيمٗا ١٦١
﴾ [ النساء: 160-161 ]
"Maka disebabkan
kezaliman orang-orang Yahudi, Kami haramkan atas (memakan makanan) yang
baik-baik (yang dahulunya) dihalalkan bagi mereka, dan karena mereka banyak
menghalangi (manusia) dari jalan Allah, dan disebabkan mereka memakan riba,
padahal sesungguhnya mereka telah dilarang daripadanya, dan karena mereka
memakan harta benda orang dengan jalan yang batil. Kami telah menyediakan untuk
orang-orang yang kafir di antara mereka itu siksa yang pedih". (QS
an-Nisaa': 160-161).
Begitu didalam ayat yang sebelumnya,
Allah ta'ala befirman:
﴿
فَبِمَا نَقۡضِهِم مِّيثَٰقَهُمۡ وَكُفۡرِهِم بَِٔايَٰتِ ٱللَّهِ وَقَتۡلِهِمُ
ٱلۡأَنۢبِيَآءَ بِغَيۡرِ حَقّٖ وَقَوۡلِهِمۡ قُلُوبُنَا غُلۡفُۢۚ بَلۡ طَبَعَ ٱللَّهُ عَلَيۡهَا بِكُفۡرِهِمۡ
فَلَا يُؤۡمِنُونَ إِلَّا قَلِيلٗا ١٥٥﴾ [ النساء: 155 ]
"Maka (kami lakukan terhadap mereka
beberapa tindakan), disebabkan mereka melanggar perjanjian itu, dan karena
kekafiran mereka terhadap keterangan-keterangan Allah dan mereka membunuh
nabi-nabi tanpa (alasan) yang benar dan mengatakan: "Hati Kami
tertutup". Bahkan, sebenarnya Allah telah mengunci mati hati mereka karena
kekafirannya, karena itu mereka tidak beriman kecuali sebahagian kecil dari
mereka". (QS an-Nisaa': 155).
Sedangkan Bani Israil, mereka adalah umat yang keras kepala, suka
melanggar perintah, terkadang mereka menyembah berhala atau patung, kadang juga
menyembah Allah ta'ala. Membunuh para nabi tanpa ada alasan yang bisa
dibenarkan, menghalalkan perkara-perkara yang telah diharamkan oleh Allah
dengan tipu muslihat mereka, oleh karena itu mereka dilaknat melalui lisannya
nabi Dawud 'alaihi sallam, dan mereka lah kaum yang telah menghancurkan Baitul
Maqdis sebagaimana maklum bersama dikalangan para penganut agama semuanya.[1]
Begitu pula telah merasuk pada pemahaman mereka aqidah ta'thil,
dimana sebelumnya ketika mereka berada pada zamannya nabi Isa 'alaihi sallam
berada diatas agama tauhid, dengan menetapkan sifat-sifat Allah azza wa jalla,
dan membenarkan pembicaraan Allah bersama hambaNya nabi Musa 'alaihi sallam.
Hingga ketika nabi Musa 'alaihi sallam meninggal, maka masuklah penyusup yang
ingin merusak Bani Israil, memasukan aqidah ta'thil ditengah-tengah
mereka, yang kemudian kelompok tersebut -sebagai musuhnya nabi Musa 'alaihi
sallam- semakin banyak dan berkembang, dan mereka lebih mendahulukan ilmu akal
yang berisikan ta'thil, mengebiri nash-nash yang ada didalam kitab Taurat, maka
Allah timpakan kepada mereka kehinaan dengan hilangnya kekuasaan yang telah
dimiliki oleh Bani Israil sebelumnya, sehingga mereka melarikan diri dari
negerinya, dan anak keturunannya menjadi budak dan tawanan.[2]
Artinya, ketika penyakit akut ini masuk ke tengah-tengah Bani Israil
yakni menta'thil sifat-sifat Allah, maka hal itu sebagai faktor kehinaan,
kebinasaan dan kehancuran kekuasaan yang telah mereka milik sebelumnya.
Maka ketika Allah azza wa jalla ingin membangkitkan tidur panjang
masyarakat ini dari kebengkokannya maka Allah mengobarkan kembali kekuatan
rohani mereka yang telah lama dilupakan.
Kemudian Allah memberikan tiga ayat besar sebagai tanda yang datang
saling berurutan satu sama lainnya, ketiga ayat tersebut ialah, kelahiran
Maryam 'alaihi sallam, dimana ibunya adalah seseorang yang telah divonis mandul
tidak bisa melahirkan lagi, maka ibunya bernadzar jikalau dirinya dikaruniai
oleh Allah seorang anak maka akan dia persembahkan dan siapkan untuk berkhidmat
kepada Baitul Maqdis.
Dan
tatkala dirinya melahirkan Maryam, dia menyayangkan karena yang lahir adalah
perempuan, sebab perempuan dinilai
kurang sempurna untuk bisa berkhidmat kepada Baitul Maqdis, maka ibunya
mengemukakan udzurnya kepada Allah, sebagaimana yang Allah rekam secara jelas
perkataanya didalam firmanNya, yaitu:
﴿ فَلَمَّا
وَضَعَتۡهَا قَالَتۡ رَبِّ إِنِّي وَضَعۡتُهَآ أُنثَىٰ وَٱللَّهُ أَعۡلَمُ بِمَا وَضَعَتۡ
وَلَيۡسَ ٱلذَّكَرُ كَٱلۡأُنثَىٰۖ وَإِنِّي سَمَّيۡتُهَا مَرۡيَمَ وَإِنِّيٓ أُعِيذُهَا
بِكَ وَذُرِّيَّتَهَا مِنَ ٱلشَّيۡطَٰنِ ٱلرَّجِيمِ ٣٦ ﴾ [ آل عمران: 36 ]
"Maka tatkala
isteri 'Imran melahirkan anaknya, diapun berkata: "Ya Tuhanku, sesunguhnya
aku melahirkannya seorang anak perempuan; dan Allah lebih mengetahui apa yang
dilahirkannya itu; dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan. Sesungguhnya
aku telah menamai dia Maryam dan aku mohon perlindungan untuknya serta
anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau daripada syaitan yang
terkutuk". (QS al-Imran: 36).
Dan Allah ta'ala tidak
menyia-yiakannya, Allah menerima nadzarnya dan membesarkan Maryam secara baik,
setelah itu ibunya membawa Maryam ke para ulama yang berada di Baitul Maqdis
lalu menyerahkan anaknya kepada mereka sembari berpesan, "Saya serahkan
kepada kalian anak ini yang telah saya nadzarkan untuk berkhidmat pada Allah".
Maka para ulama Bani Israil berlomba-lomba
untuk menjadi orang yang bisa mengasuhnya, akan tetapi, Allah lebih memilih
Zakaria 'alaihi sallam yang mengasuhnya, sebab istrinya masih bibinya Maryam,
kemudian nabi Zakaria membuat tempat untuk Maryam di samping mihrab masjid, dan
beliau menjumpai keajaiban pada anak ini, yaitu setiap kali beliau masuk
menemui Maryam di dalam mihrab maka
dirinya menjumpai makanan yang Allah turunkan kepadanya. Seperti yang Allah
rekam didalam firmanNya:
﴿ كُلَّمَا
دَخَلَ عَلَيۡهَا زَكَرِيَّا ٱلۡمِحۡرَابَ وَجَدَ عِندَهَا رِزۡقٗاۖ قَالَ يَٰمَرۡيَمُ أَنَّىٰ لَكِ هَٰذَاۖ قَالَتۡ هُوَ مِنۡ عِندِ ٱللَّهِۖ
إِنَّ ٱللَّهَ يَرۡزُقُ مَن يَشَآءُ بِغَيۡرِ حِسَابٍ ٣٧ ﴾ [ آل عمران: 37 ]
"Setiap Zakariya
masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan di sisinya. Zakariya
berkata: "Hai Maryam dari mana kamu memperoleh (makanan) ini? Maryam
menjawab: "Makanan itu dari sisi Allah". Sesungguhnya Allah memberi
rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab". (QS al-Imran: 37).
Melihat hal itu menjadikan nabi
Zakaria 'alaihi sallam sangat menginginkan untuk bisa dikarunia anak oleh Allah
walaupun dirinya sadar kalau umurnya sudah sangat tua, dan beliau wujudkan keinginannya tersebut
dengan berdoa kepada Allah, dengan doa yang sangat memohon dan merendahkan
diri, sambil bertawasul kepada Allah dengan wasilah yang paling dicintai
olehNya, yaitu menunjukan kebutuhan dan hajat serta kefakiranya kepada Allah,
dan menginginkan kepadaNya semata, beliau berdoa sebagaimana yang Allah nukil
didalam firmanNya:
﴿ قَالَ
رَبِّ إِنِّي وَهَنَ ٱلۡعَظۡمُ مِنِّي وَٱشۡتَعَلَ ٱلرَّأۡسُ شَيۡبٗا وَلَمۡ أَكُنۢ بِدُعَآئِكَ رَبِّ شَقِيّٗا ٤ وَإِنِّي خِفۡتُ ٱلۡمَوَٰلِيَ مِن وَرَآءِي وَكَانَتِ ٱمۡرَأَتِي
عَاقِرٗا فَهَبۡ لِي مِن لَّدُنكَ وَلِيّٗا ٥ يَرِثُنِي وَيَرِثُ مِنۡ ءَالِ
يَعۡقُوبَۖ وَٱجۡعَلۡهُ رَبِّ رَضِيّٗا ٦ ﴾ [ مريم: 4-6 ]
"Ia berkata "Ya Tuhanku, sesungguhnya
tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku belum pernah
kecewa dalam berdoa kepada Engkau, Ya Tuhanku. Dan sesungguhnya aku khawatir
terhadap mawaliku sepeninggalku, sedang isteriku adalah seorang yang mandul,
maka anugerahilah aku dari sisi Engkau seorang putera, yang akan mewarisi aku
dan mewarisi sebahagian keluarga Ya'qub dan Jadikanlah ia, Ya Tuhanku, seorang
yang diridhai". (QS Maryam: 4-6).
Tidak selang berapa lama kemudian, sebelum beliau meninggalkan mihrab,
terdengar suara malaikat yang memanggilnya untuk mengabarkan kepadanya bahwa
Allah telah mengaruniakan kepadanya Yahya yang akan membenarkan perkataanNya,
sebagai anugerah dari Allah ta'ala, yang dijadikan sebagai pemimpin yang sangat
takut kepada Allah serta sebagai nabi bagi orang-orang yang sholeh.
Mendengar berita gembira tersebut nabi Zakaria merasa heran, bagaimana
mungkin dirinya masih bisa mempunyai anak, dikarenakan usianya yang sudah tidak
muda lagi ditambah istrinya yang mandul.
Dan ketakjuban beliau dijawab oleh Allah ta'ala dengan firmanNya:
﴿ قَالَ كَذَٰلِكَ ٱللَّهُ يَفۡعَلُ مَا يَشَآءُ ٤٠ ﴾ [ آل عمران:
40 ]
"Allah berfirman:
"Demikianlah, Allah berbuat apa yang dikehendaki-Nya". (QS al-Imran: 40).
Kemudian nabi Zakaria 'alaihi sallam
meminta tanda yang membuktikan kehamilan istrinya, dan permohonan beliau
dikabulkan dengan firmanNya:
﴿ قَالَ ءَايَتُكَ أَلَّا تُكَلِّمَ ٱلنَّاسَ ثَلَٰثَ لَيَالٖ سَوِيّٗا
١٠ ﴾ [ مريم: 10 ]
"Allah berfirman:
"Tanda bagimu ialah bahwa kamu tidak dapat bercakap-cakap dengan manusia
selama tiga malam, padahal kamu sehat". (QS Maryam: 10).
Selanjutnya lahirlah Yahya, lalu
dirinya menjadi dewasa dengan kesucian dan keistiqomahan, nabi Yahya menjadi
mukjizat akan ke wara'an dan kezuhudan serta ketaatannya kepada Allah azza wa
jalla ditambah baktinya terhadap kedua orang tuanya, kemudian Allah mengaruniai
ilmu dan hikmah kepadanya, diberi anugerah untuk mengemban risalah. Dan inilah
tanda kedua yang Allah ta'ala berikan kepada umat Bani Israil.
Adapun ayat yang ketiga ialah kelahiran
nabi Isa 'alaihi sallam. Dan Allah azza wa jalla telah mengkisahkan kepada kita
secara indah dan gamblang tentang kisah beliau secara sempurna didalam surat
Maryam. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:
﴿ وَٱذۡكُرۡ
فِي ٱلۡكِتَٰبِ مَرۡيَمَ إِذِ ٱنتَبَذَتۡ مِنۡ أَهۡلِهَا مَكَانٗا شَرۡقِيّٗا ١٦ فَٱتَّخَذَتۡ مِن دُونِهِمۡ حِجَابٗا فَأَرۡسَلۡنَآ إِلَيۡهَا رُوحَنَا فَتَمَثَّلَ لَهَا بَشَرٗا سَوِيّٗا ١٧ قَالَتۡ إِنِّيٓ أَعُوذُ بِٱلرَّحۡمَٰنِ مِنكَ إِن كُنتَ تَقِيّٗا ١٨ قَالَ إِنَّمَآ أَنَا۠ رَسُولُ رَبِّكِ لِأَهَبَ لَكِ غُلَٰمٗا زَكِيّٗا ١٩ قَالَتۡ أَنَّىٰ يَكُونُ لِي غُلَٰمٞ وَلَمۡ يَمۡسَسۡنِي بَشَرٞ
وَلَمۡ أَكُ بَغِيّٗا ٢٠ قَالَ كَذَٰلِكِ قَالَ رَبُّكِ هُوَ عَلَيَّ هَيِّنٞۖ وَلِنَجۡعَلَهُۥٓ
ءَايَةٗ لِّلنَّاسِ وَرَحۡمَةٗ مِّنَّاۚ وَكَانَ أَمۡرٗا مَّقۡضِيّٗا ٢١ ۞فَحَمَلَتۡهُ فَٱنتَبَذَتۡ بِهِۦ مَكَانٗا قَصِيّٗا ٢٢ فَأَجَآءَهَا ٱلۡمَخَاضُ إِلَىٰ جِذۡعِ ٱلنَّخۡلَةِ قَالَتۡ يَٰلَيۡتَنِي
مِتُّ قَبۡلَ هَٰذَا وَكُنتُ نَسۡيٗا مَّنسِيّٗا ٢٣ فَنَادَىٰهَا مِن تَحۡتِهَآ أَلَّا تَحۡزَنِي قَدۡ جَعَلَ رَبُّكِ
تَحۡتَكِ سَرِيّٗا ٢٤ وَهُزِّيٓ إِلَيۡكِ بِجِذۡعِ ٱلنَّخۡلَةِ تُسَٰقِطۡ عَلَيۡكِ رُطَبٗا جَنِيّٗا ٢٥ فَكُلِي وَٱشۡرَبِي وَقَرِّي عَيۡنٗاۖ فَإِمَّا تَرَيِنَّ مِنَ ٱلۡبَشَرِ أَحَدٗا فَقُولِيٓ إِنِّي نَذَرۡتُ لِلرَّحۡمَٰنِ صَوۡمٗا فَلَنۡ أُكَلِّمَ ٱلۡيَوۡمَ إِنسِيّٗا ٢٦ فَأَتَتۡ بِهِۦ قَوۡمَهَا تَحۡمِلُهُۥۖ قَالُواْ يَٰمَرۡيَمُ لَقَدۡ
جِئۡتِ شَيۡٔٗا فَرِيّٗا ٢٧ يَٰٓأُخۡتَ هَٰرُونَ مَا كَانَ أَبُوكِ ٱمۡرَأَ سَوۡءٖ وَمَا كَانَتۡ أُمُّكِ بَغِيّٗا ٢٨ فَأَشَارَتۡ إِلَيۡهِۖ قَالُواْ كَيۡفَ نُكَلِّمُ مَن كَانَ فِي
ٱلۡمَهۡدِ صَبِيّٗا ٢٩ قَالَ إِنِّي عَبۡدُ ٱللَّهِ ءَاتَىٰنِيَ ٱلۡكِتَٰبَ وَجَعَلَنِي
نَبِيّٗا ٣٠ وَجَعَلَنِي مُبَارَكًا أَيۡنَ مَا كُنتُ وَأَوۡصَٰنِي بِٱلصَّلَوٰةِ
وَٱلزَّكَوٰةِ مَا دُمۡتُ حَيّٗا ٣١ وَبَرَّۢا بِوَٰلِدَتِي وَلَمۡ يَجۡعَلۡنِي جَبَّارٗا شَقِيّٗا ٣٢ وَٱلسَّلَٰمُ عَلَيَّ يَوۡمَ وُلِدتُّ وَيَوۡمَ أَمُوتُ وَيَوۡمَ
أُبۡعَثُ حَيّٗا ٣٣ ذَٰلِكَ عِيسَى ٱبۡنُ مَرۡيَمَۖ قَوۡلَ ٱلۡحَقِّ ٱلَّذِي فِيهِ
يَمۡتَرُونَ ٣٤ ﴾ [مريم: 16-34 ]
"Dan seritakanlah
(kisah) Maryam di dalam al-Qur'an, yaitu ketika ia menjauhkan diri dari
keluarganya ke suatu tempat di sebelah timur. Maka ia mengadakan tabir (yang
melindunginya) dari mereka, lalu Kami mengutus roh Kami kepadanya, maka ia
menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna. Maryam berkata:
"Sesungguhnya aku berlindung dari padamu kepada Tuhan yang Maha pemurah,
jika kamu seorang yang bertakwa". Ia (Jibril) berkata: "Sesungguhnya
aku ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki
yang suci". Maryam berkata: "Bagaimana akan ada bagiku seorang anak
laki-laki, sedang tidak pernah seorang manusiapun menyentuhku dan aku bukan
(pula) seorang pezina! Jibril berkata: "Demikianlah". Tuhanmu
berfirman: "Hal itu adalah mudah bagiku dan agar dapat Kami menjadikannya
suatu tanda bagi manusia dan sebagai rahmat dari kami dan hal itu adalah suatu
perkara yang sudah diputuskan". Maka Maryam mengandungnya, lalu ia
menyisihkan diri dengan kandungannya itu ke tempat yang jauh. Maka rasa sakit
akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada pangkal pohon kurma, dia berkata:
"Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi barang
yang tidak berarti, lagi dilupakan". Maka Jibril menyerunya dari tempat
yang rendah: "Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah
menjadikan anak sungai di bawahmu. Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke
arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu,
Maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu. jika kamu melihat seorang
manusia, maka katakanlah: "Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk
Tuhan yang Maha pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang
manusiapun pada hari ini". Maka Maryam membawa anak itu kepada kaumnya
dengan menggendongnya. kaumnya berkata: "Hai Maryam, sesungguhnya kamu
telah melakukan sesuatu yang amat mungkar. Hai saudara perempuan Harun, ayahmu
sekali-kali bukanlah seorang yang jahat dan ibumu sekali-kali bukanlah seorang
pezina". Maka Maryam menunjuk kepada anaknya. mereka berkata:
"Bagaimana kami akan berbicara dengan anak kecil yang masih di dalam
ayunan? Berkata Isa: "Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku
al-kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang Nabi, dan Dia menjadikan aku
seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku
(mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup, dan berbakti
kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka.
Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada
hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali". Itulah
Isa putera Maryam, yang mengatakan perkataan yang benar, yang mereka
berbantah-bantahan tentang kebenarannya". (QS Maryam: 16-34).
Allah azza wa jalla mengutusnya kepada
Bani Israil sebagai seorang rasul, yang sebelumnya kerasulan telah mengalami
kevakuman di tengah-tengah Bani Israil, Allah menjadikan beliau sebagai tanda
kekuasaanNya kepada manusia, dimana beliau dilahirkan tanpa memiliki seorang
ayah, sebagai bukti akan kesempurnaan kemampuan yang Allah miliki, serta kesyumulan
kalimatNya, dimana Allah telah membagi jenis manusia menjadi empat macam, yang
pertama, menciptakan Adam tanpa memiliki ayah dan ibu, kedua, menciptakan
istrinya Hawa tanpa ayah dan ibu, ketiga, menciptakan al-Masih putera Maryam
dari seorang wanita tanpa suami, dan yang terakhir, Allah menciptakan seluruh
manusia melalui perantara pasangan laki dan perempuan.
Selanjutnya Allah menganugerahkan
kepada al-Masih tanda-tanda mukjizat yang sangat jelas selaras dengan sunahNya,
yaitu mampu menghidupkan orang yang telah mati, menyembuhkan orang yang buta
dan tuli, mengabarkan kepada manusia apa yang mereka makan serta yang mereka
simpan didalam rumahnya.
Lalu, beliau mengajak kaumnya untuk
beribadah kepada Allah, mengikuti jejak para nabi dan rasul yang datang
sebelumnya, membenarkan apa yang datang sebelumnya, dan sebagai pemberi kabar
gembira akan kedatangan utusan yang datang setelahnya.[3]
Dimana Allah ta'ala telah menceritakan
nabi Isa 'alaihi sallam didalam al-Qur'an yang mulia, berkaitan dengan sepak
terjang dakwah tauhidnya dan juga berita tentang kerasulannya dalam banyak
tempat.
Dan ditengah-tengah kisah beliau Allah
azza wa jalla membantah kaum Nashrani yang mengklaim bahwa nabi Isa 'alaihi
sallam adalah anakNya, serta ucapan mereka yang mengatakan, sesungguhnya Tuhan
adalah tiga dalam satu.
Yang mana Bani Israil telah merubah
ajaran nabi Isa 'alaihi sallam serta menyelesihi dakwah beliau, sebab nabi Isa
tidaklah menyeru kaumnya melainkan sama persis seperti apa yang diserukan oleh
para rasul yang datang sebelumnya dari mentauhidkan Allah azza wa jalla dan
mengesakan ibadah hanya kepadaNya. Seperti yang Allah ta'ala tegaskan didalam
firmanNya tentang muatan dakwah beliau, Allah berfirman:
﴿ وَيُعَلِّمُهُ
ٱلۡكِتَٰبَ وَٱلۡحِكۡمَةَ وَٱلتَّوۡرَىٰةَ وَٱلۡإِنجِيلَ ٤٨ وَرَسُولًا إِلَىٰ بَنِيٓ
إِسۡرَٰٓءِيلَ أَنِّي قَدۡ جِئۡتُكُم بَِٔايَةٖ مِّن رَّبِّكُمۡ أَنِّيٓ أَخۡلُقُ لَكُم مِّنَ ٱلطِّينِ كَهَيَۡٔةِ
ٱلطَّيۡرِ فَأَنفُخُ فِيهِ فَيَكُونُ طَيۡرَۢا بِإِذۡنِ ٱللَّهِۖ وَأُبۡرِئُ ٱلۡأَكۡمَهَ
وَٱلۡأَبۡرَصَ وَأُحۡيِ ٱلۡمَوۡتَىٰ بِإِذۡنِ ٱللَّهِۖ وَأُنَبِّئُكُم بِمَا تَأۡكُلُونَ
وَمَا تَدَّخِرُونَ فِي بُيُوتِكُمۡۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَأٓيَةٗ لَّكُمۡ إِن كُنتُم مُّؤۡمِنِينَ ٤٩ وَمُصَدِّقٗا لِّمَا بَيۡنَ يَدَيَّ مِنَ ٱلتَّوۡرَىٰةِ وَلِأُحِلَّ لَكُم بَعۡضَ
ٱلَّذِي حُرِّمَ عَلَيۡكُمۡۚ وَجِئۡتُكُم بَِٔايَةٖ مِّن رَّبِّكُمۡ فَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَأَطِيعُونِ ٥٠ إِنَّ ٱللَّهَ
رَبِّي وَرَبُّكُمۡ فَٱعۡبُدُوهُۚ هَٰذَا صِرَٰطٞ مُّسۡتَقِيمٞ ٥١ ﴾ [ آل عمران:
48-51 ]
"Dan Allah akan mengajarkan kepadanya al-Kitab,
hikmah, Taurat dan Injil. Dan (sebagai) Rasul kepada Bani Israil (yang berkata
kepada mereka): "Sesungguhnya aku telah datang kepadamu dengan membawa
sesuatu tanda (mukjizat) dari Tuhanmu, yaitu aku membuat untuk kamu dari tanah
berbentuk burung, kemudian aku meniupnya, maka ia menjadi seekor burung dengan
seizin Allah, dan aku menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahirnya dan
orang yang berpenyakit sopak, dan aku menghidupkan orang mati dengan seizin
Allah, dan aku kabarkan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan
di rumahmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu adalah suatu tanda (kebenaran
kerasulanku) bagimu, jika kamu sungguh-sungguh beriman. Dan (aku datang
kepadamu) membenarkan Taurat yang datang sebelumku, dan untuk menghalalkan
bagimu sebagian yang telah diharamkan untukmu, dan aku datang kepadamu dengan
membawa suatu tanda (mukjizat) daripada Tuhanmu. karena itu bertakwalah kepada
Allah dan taatlah kepadaku. Sesungguhnya Allah, Tuhanku dan Tuhanmu, karena itu
sembahlah Dia. Inilah jalan yang lurus". (QS
al-Imran: 48-51).
Demikian pula yang Allah ceritakan didalam firmanNya:
﴿ لَقَدۡ
كَفَرَ ٱلَّذِينَ قَالُوٓاْ إِنَّ ٱللَّهَ هُوَ ٱلۡمَسِيحُ ٱبۡنُ مَرۡيَمَۖ وَقَالَ
ٱلۡمَسِيحُ يَٰبَنِيٓ إِسۡرَٰٓءِيلَ ٱعۡبُدُواْ ٱللَّهَ رَبِّي وَرَبَّكُمۡۖ إِنَّهُۥ
مَن يُشۡرِكۡ بِٱللَّهِ فَقَدۡ حَرَّمَ ٱللَّهُ عَلَيۡهِ ٱلۡجَنَّةَ وَمَأۡوَىٰهُ ٱلنَّارُۖ
وَمَا لِلظَّٰلِمِينَ مِنۡ أَنصَارٖ ٧٢﴾ [ المائدة: 72 ]
"Sesungguhnya
telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah ialah al-Masih
putera Maryam", Padahal al-Masih (sendiri) berkata: "Hai Bani Israil,
sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu". Sesungguhnya orang yang
mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, Maka pasti Allah mengharamkan kepadanya
surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu
seorang penolongpun". (QS al-Maaidah: 72).
Begitu juga yang Allah jelaskan
didalam firmanNya:
﴿ وَلَمَّا
جَآءَ عِيسَىٰ بِٱلۡبَيِّنَٰتِ قَالَ قَدۡ جِئۡتُكُم بِٱلۡحِكۡمَةِ وَلِأُبَيِّنَ
لَكُم بَعۡضَ ٱلَّذِي تَخۡتَلِفُونَ فِيهِۖ فَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَأَطِيعُونِ ٦٣ إِنَّ
ٱللَّهَ هُوَ رَبِّي وَرَبُّكُمۡ فَٱعۡبُدُوهُۚ هَٰذَا صِرَٰطٞ مُّسۡتَقِيمٞ ٦٤ ﴾
[ الزخرف: 63-64 ]
"Dan tatkala Isa
datang membawa keterangan dia berkata: "Sesungguhnya aku datang kepadamu
dengan membawa hikmah dan untuk menjelaskan kepadamu sebagian dari apa yang
kamu berselisih tentangnya, maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah (kepada)
ku". Sesungguhnya Allah Dialah Tuhanku dan Tuhan kamu Maka sembahlah Dia,
ini adalah jalan yang lurus". (QS
z-Zukhruf: 63-64).
Dan Allah menceritakan kepada kita
didalam surat al-Maaidah sebuah ilustrasi gambaran apa yang akan terjadi kelak
pada hari kiamat manakala nabi Isa 'alaihi sallam ditanya oleh Allah azza wa
jalla apakah benar dirinya yang menyuruh kepada kaum Nashrani untuk menjadikan
dirinya bersama ibunya sebagai sesembahan selain Allah, maka beliau memberikan
jawaban yang membungkam seluruh kaum Nashrani, sebuah jawaban yang menghujam
lagi tegas. Allah ta'ala rekam hal tersebut didalam firmanNya:
﴿ وَإِذۡ
قَالَ ٱللَّهُ يَٰعِيسَى ٱبۡنَ مَرۡيَمَ ءَأَنتَ قُلۡتَ لِلنَّاسِ ٱتَّخِذُونِي وَأُمِّيَ
إِلَٰهَيۡنِ مِن دُونِ ٱللَّهِۖ قَالَ سُبۡحَٰنَكَ مَا يَكُونُ لِيٓ أَنۡ أَقُولَ مَا
لَيۡسَ لِي بِحَقٍّۚ إِن كُنتُ قُلۡتُهُۥ فَقَدۡ عَلِمۡتَهُۥۚ تَعۡلَمُ مَا فِي نَفۡسِي
وَلَآ أَعۡلَمُ مَا فِي نَفۡسِكَۚ إِنَّكَ أَنتَ عَلَّٰمُ ٱلۡغُيُوبِ ١١٦ مَا قُلۡتُ
لَهُمۡ إِلَّا مَآ أَمَرۡتَنِي بِهِۦٓ أَنِ ٱعۡبُدُواْ ٱللَّهَ رَبِّي وَرَبَّكُمۡۚ
وَكُنتُ عَلَيۡهِمۡ شَهِيدٗا مَّا دُمۡتُ فِيهِمۡۖ فَلَمَّا تَوَفَّيۡتَنِي كُنتَ أَنتَ ٱلرَّقِيبَ
عَلَيۡهِمۡۚ وَأَنتَ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٖ شَهِيدٌ ١١٧ إِن تُعَذِّبۡهُمۡ فَإِنَّهُمۡ عِبَادُكَۖ وَإِن تَغۡفِرۡ
لَهُمۡ فَإِنَّكَ أَنتَ ٱلۡعَزِيزُ ٱلۡحَكِيمُ ١١٨﴾ [ المائدة: 116-118 ]
"Dan (ingatlah)
ketika Allah berfirman: "Hai Isa putera Maryam, adakah kamu mengatakan
kepada manusia: "Jadikanlah aku dan ibuku dua orang Tuhan selain
Allah?". Isa menjawab: "Maha suci Engkau, tidaklah patut bagiku
mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). jika aku pernah mengatakan
maka tentulah Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak
mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha mengetahui
perkara yang ghaib-ghaib". aku tidak pernah mengatakan kepada mereka
kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku (mengatakan)nya yaitu:
"Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu", dan adalah aku menjadi saksi
terhadap mereka, selama aku berada di antara mereka. Maka setelah Engkau
wafatkan aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka. dan Engkau adalah Maha
menyaksikan atas segala sesuatu. Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya
mereka adalah hamba-hamba Engkau, dan jika Engkau mengampuni mereka, maka
sesungguhnya Engkaulah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana". (QS
al-Maaidah: 116-118).
Begitu pula dalam
kesempatan-kesempatan yang lain al-Qur'an juga menegaskan kepada kita bahwa
nabi Isa 'alaihi sallam berlepas diri dari segala perkara jelek yang
dinisbatkan kepada dirinya. Dan menyatakan bahwa tidaklah dirinya melainkan
sama tugasnya seperti salah seorang diantara para rasul lainya yang diutus
sebelum beliau yaitu mengajak kaumnya untuk mentauhidkan Allah serta
memberangus peribadatan kepada selain Allah.[4]
Kesimpulannya, al-Masih ialah hamba
Allah dan rasulNya, kalimatNya yang ditiupkan kepada Maryam. Beliau diutus
untuk membimbing orang-orang yang telah tersesat dari kalangan Bani Israil. Beliau memperbaharui agama mereka serta
memperjelas ajaran-ajarannya. Mengajak mereka hanya beribadah kepada Allah
semata, berlepas diri dari perkara-perkara baru dan pemikiran yang sesat,
namun, balasan mereka kepada beliau justru memusuhinya, mendustakan serta
menuduh dirinya dan ibunya dengan tuduhan-tuduhan yang sangat buruk, hingga
sampai ada diantara mereka yang berusaha dan berkomplot untuk membunuhnya,
tapi, Allah mensucikan beliau dari tangan-tangan jahat mereka, lalu beliau
diangkat untuk berada disisiNya, sehingga mereka tidak dapat merealisasikan
niatan buruknya.
Dan sebelumnya Allah ta'ala telah
menganugerahi al-Masih para pengikut setia yang menolong dakwahnya dengan
mengajak manusia kepada agama serta syariat yang beliau bawa, hingga akhirnya
agama beliau mampu mengungguli agama yang menyelisihinya, banyak para raja yang
masuk agamanya, hingga akhirnya agama beliau mampu menyebar, kebenaranpun
mengalahkan kebatilan, kondisi itu terus berlangsung beberapa zaman kurang
lebih tiga ratus tahun.[5]
Awal Mula Kesyirikan
Yang Terjadi Pada Kaumnya Nabi Isa 'alaihi sallam.
Setelah kematian nabi Isa 'alaihi
sallam sekitar tujuh puluh tahun kemudian, ada salah seorang tokoh paganisme
yang masuk agamanya yang bernama Paulus –dalam keadaan nifak, islamnya hanya
sekedar kedok- dimana sebelum masuk agama Nashrani dirinya menindas kaum
Nashrani, berlaku sewenang-wenang pada mereka serta membunuhnya dengan cara
yang sangat buruk. Kemudian setelah dirinya menyatakan keislamannya dia memberi
gagasan pendapat yang belum pernah dikatakan sebelumnya, diantara pendapat aneh
tersebut ialah:
01.
Mengajak orang untuk meyakini aqidah Trinitas.
02.
Menyeru manusia untuk menyakini ketuhanan al-Masih, dan ketuhanan Ruh
al-Qudus.
03.
Membikin cerita bohong tentang adanya tebusan dosa bagi kesalahan umat
manusia.
04.
Menjadikan hari ahad sebagai hari suci bagi kaum Nashrani, dengan
argumen jika pada hari tersebut nabi Isa bangkit dari kuburnya, untuk mengganti
hari sabtu yang sebelumnya telah disucikan oleh kaum Yahudi.
05.
Memberikan hak bagi para pembesar dan rahib untuk mengatur syariat, yang
sebelumnya merupakan tugasnya para nabi dan rasul.
06.
Dirinya memberi maklumat dengan dihapusnya kitab suci Taurat. Hal itu ia
lakukan tatkala dirinya menjumpai orang Yahudi dan Nashrani masih kuat dalam
memegangi ajaran Taurat. Makar tersebut ia lakukan, sebagai permulaan misinya
untuk bisa memasukan aqidah paganisme dan pelakunya kedalam agama Nashrani,
sebab Paulus merasa kalau kitab Taurat sebagai penghalang terbesar yang
menghadang dirinya, kemudian dia memproklamirkan dihadapan pengikutnya bahwa
hanya dengan mengimani al-Masih sudah bisa menjamin mereka untuk bisa selamat.[6]
Dengan
berpijak pada penghapusan Taurat, Paulus mampu menutup banyak sekali hukum yang
sebelumya telah dikenal oleh orang Yahudi dan al-Masih. Diantaranya ialah hukum
khitan bagi laki-laki, maka dia menghapus hukum khitan ini.[7]
Sebagaimana dirinya juga membolehkan bagi kaum Nashrani yang baru masuk
agamanya untuk memakan daging babi, sedangkan dalam syariat yang turun
sebelumnya dari langit telah diharamkan, dan sebelumnya masih ada yang tersisa
ditengah-tengah mereka ajaran agamanya al-Masih semisal khitan, mandi dari
janabah, mengagungkan hari sabtu, haramnya daging babi, disamping itu mereka
juga masih mengharam apa telah diharamkan oleh Taurat kecuali apa yang
dibolehkan bagi mereka melalui nash Taurat, akan tetapi, tatkala keluar
maklumat dihapusnya Taurat, Paulus dengan cerdik mampu memasukan ajaran-ajaran
paganisme kedalam agama al-Masih.
Namun,
bukan berarti dirinya sukses seratus persen dalam misinya, sebab Paulus gagal
untuk bisa menyakinkan kaum Nashrani untuk menyudahi prinsip-prinsip yang telah
mereka yakini sebelumnya, dirinya juga gagal untuk menyakinkan orang-orang
Yahudi dan Nashrani yang berada dibelahan timur, dikarenakan masih adanya para Hawariyun
(pengikut setia nabi Isa 'alaihi sallam) dan murid-muridnya yang masih kuat
memegang nasehat dan ajaran nabi Isa 'alaihi sallam, namun, Paulus tetap ngeyel
tidak mau merubah sikap dan kelakuannya, justru dirinya membawa keyakinan yang
lain lagi, yang ia layangkan kepada benua Eropa dimana dirinya membikin
pemikiran baru tentang al-Masih, diantaranya yaitu:
07.
Bahwa ajaran al-Masih bersifat universal untuk seluruh dunia. Sedangkan
kita ketahui kalau dakwahnya nabi Isa 'alaihi sallam diperuntukan secara khusus
bagi kaum Yahudi.[8]
08.
Nabi Isa 'alaihi sallam mati ditiang salib untuk menebus dosa umat
manusia.
09.
Kebangkitan nabi Isa 'alaihi sallam dari kematiannya. Yang kemudian
beliau naik ke langit dan duduk disebelah kanannya Allah.[9]
Inilah beberapa prinsip ajaran agama
yang disempalkan oleh Paulus kedalam agama Nashrani, yang mendapat kecaman
keras dari kalangan Nashrani pada awal mulanya, dimana mereka menolak secara
mentah-mentah.
Dan Paulus sendiri mengungkapkan dengan
jelas didalam suratnya yang kedua yang ditujukan kepada Taimutsaus,
"Sesungguhnya seluruh orang (Nashrani) yang berada di Asia murtad
dariku".[10]
Dan ada kemungkinan besar faktor yang
menyebabkan hal tersebut karena disana masih ada yang hidup dari kalangan Hawariyun
atau orang-orang yang masih menetapi kebenaran serta pernah melihat nabi Isa
'alaihi sallam.
Kecaman keras terhadap prinsip-prinsip
ajaran tersebut terus berlangsung –kecuali orang yang nyleneh dikalangan mereka
dari penduduk Romawi dan Yunani terlebih penduduk Eropa barat. Dimana keyakinan
dan ajaran paganisme telah menguasainya sehingga mereka sering menisbatkan
pemikirannya serta mengambil mentah-mentah-. Adapun kaum Nashrani yang berada
di Asia dan tempat yang kedapatan utusan yang ditugaskan oleh al-Masih maka
mereka sangat menentang prinsip tersebut kurang lebih mampu bertahan selama
tiga ratus tahun -seperti yang kami kemukakan diawal-.
Akan tetapi, setelah itu agama
al-Masih mulai mengalami perubahan dan pergeseran, hingga akhirnya betul-betul
hilang dan lenyap, tidak ada yang tersisa sedikitpun ajarannya ditengah-tengah
kaum Nashrani, yang ada justru mereka beragama dengan agama yang telah
terkontaminasi antara agama al-Masih dan agama Filsafat para penyembah patung.
Tatkala kondisinya sudah demikian maka
kaum Nashrani mulai berpecah-pecah kurang lebih hingga delapan puluh kelompok,
selanjutnya mereka menjadi bergolong-golongan dengan perbedaan dan permusuhan,
saling mencela satu sama lain, hingga akhirnya mampu disatukan kembali oleh
raja Qostantin dari perpecahan tadi mulai dari kepulauan, negeri dan belahan
dunia. Dirinya menyatukan seluruh penganut agama Nashrani hingga terkumpul pada
saat itu sebanyak tiga ratus delapan belas.[11]
Kejadian itu terjadi pada tahun
325 Masehi,[12] dimana berkumpul disisinya orang-orang Nashrani yang
menyatakan konsep Trinitas, beserta kaum Nashrani yang masih berada pada
pemahaman yang benar berkaitan dengan al-Masih semisal Arios dan para
pengikutnya. Akan tetapi, sang raja lebih condong kepada pendapat yang menganut
paham Trinitas, dan diputuskan dalam pertemuan tersebut ketuhanan al-Masih
'alaihi sallam, dijelaskan kalau beliau turun untuk disalib dalam rangkan
menebus dosa-dosa yang dilakukan oleh manusia –sebagaimana telah kami singgung
ketika menjelaskan pemikiran Paulus- dengan sebab itu agama Nashrani berubah
menjadi kotanya Paulus bukan untuk al-Masih, kecuali hanya tinggal penamaan
saja.[13]
Kesyirikan Pada Kaumnya
Nabi Isa 'alaihi sallam.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah
menjelaskan, "Kaum Nashrani telah banyak tergerus dengan praktek
kesyirikan".[14] Dalam kesempatan lain beliau menuturkan,
"Sesungguhnya kaum Nashrani lebih buruk dari pada orang Yahudi, dimana
mereka lebih tersesat dan banyak
melakukan perbuatan syirik".[15]
Beliau juga menjelaskan, "Dan
tatkala pokok agama Nashrani dibangun diatas kesyirikan dengan banyaknya jalan
menuju Allah makanya mereka lebih tersesat dari pada kaum Yahudi".[16]
Begitu pula apa yang dikatakan oleh
Imam Ibnu Qoyim, beliaumenjelaskan, "Pondasi agama Nashrani dibangun
diatas celaan kepada Allah, dan menyekutukanNya".[17]
Dalam kesempatan lain beliau menuturkan,
"Sesungguhnya terkumpul pada kaum ini kesyirikan dan celaan kepada Allah
serta suka mengurangi hakNya".[18]
Bila demikian apa kesyirikan yang
dikerjakan oleh kaum ini? Didapati ternyata ada berbagai macam jenis kesyirikan
yang di lakukan oleh mereka, diantaranya ialah:
A.
Berkaitan dengan konsep trinitas.
Dan yang dimaksud dengan trinitas
sebagaimana dinukil oleh kamus kitab suci mereka, ialah, "Satu Tuhan,
Tuhan bapak dan anak serta ruh qudus, dan Tuhan dzat, yang masing-masing
memiliki kesamaan dalam kemampuan dan kemulian".[19]
Mereka menerangkan konsep ini dengan
perkataannya, "Sesungguhnya ajaran trinitas terkandung didalamnya beberapa
perkara, yaitu:
1.
Mengesakan Allah.
2.
Ketuhanan bagi bapak, anak dan ruh Qudus.
3.
Sesungguhnya bapak, anak dan ruh Qudus adalah orang yang masing-masing
mempunyai kelebihan semenjak dulu dan untuk selama-lamanya.
4.
Sesungguhnya ketiga komponen tersebut sejatinya adalah satu dzat, yang
memiliki kesamaan dalam kemampuan dan kemulian.
5.
Dan diantara tiga komponen tadi juga mempunyai kelebihan dalam perkara
tugas dan pekerjaanya.
6.
Sesungguhnya sebagian pekerjaan tuhan ada yang dinisbatkan dalam kitab
suci kepada bapak, anak dan ruh Qudus, semisal menciptakan alam semesta serta
menjaganya. Sebagian pekerjan ada yang dinisbatkan secara khusus hanya
dilakukan oleh tuhan bapak semisal memilih dan menyeru orang. Sebagain pekerjan
lagi ada yang dinisbatkan secara khusus kepada tuhan anak semisal pembelaan.
Dan sebagian pekerjaan ada yang dinisbatkan secara khusus kepada tuhan Ruh
qudus semisal memperbaharui dan mensucikan.[20]
Lebih jelasnya mereka mengatakan,
"Sesungguhnya keesaan Allah merupakan keesaan hakiki, begitu pula
trinitasnya, artinya tuhan yang tiga juga hakiki, yakni tiga orang yang dalam
satu waktu mempunyai kelebihan yang saling berbeda satu sama lain dari tiga
orang tadi dengan pekerjaan-pekerjaan dan kelebihan-kelebihan yang tidak
dimiliki oleh yang lainya, dan didalam satu waktu juga mereka mempunyai
kesamaan dari segi kemampuan dan kemulian, serta keberadaanya, tidak ada yang
saling mendahului satu sama lainnya".
Sanggahan untuk mereka, "Pada kenyataannya konsep tadi sedang
menyatukan dua perkara yang saling kontradiktif, sebab keesaan akan menafikan
persekutuan, demikian pula persekutuan akan menafikan keesaan. Dimana tidak
mungkin bisa berkumpul jadi satu antara keesaan dan persekutuan dalam satu tempat,
sehingga menjadi jelas kalau konsep tersebut merupakan dua perkara yang
kontradiktif yang tidak mungkin bisa berkumpul, hal ini sama persis seperti
menyatukan antara hitam dan putih".[21]
Dalam hal ini Syaikhul Islam Ibnu
Taimiyah menjelaskan, "Dan ada kaum yang ekstrim kepada nabi Isa 'alaihi
sallam dengan mengklaim bahwa Isa adalah Tuhan atau anak Tuhan, dia adalah
tuhan yang menitis bersama manusia menjadi dzat yang satu, tiga orang, bahwa
diantara salah satu orang tersebut berpangkal dari kalimat, yaitu ilmu, yang
bersatu bersama tabiat manusia.
Seperti yang telah dimaklumi bersama
bahwa kalau salah satu dari keduanya tentunya tidak mungkin bisa terpisah satu
sama lainnya, melainka jika mereka menjadikan tiga Tuhan yang saling berbeda,
namun, hal tersebut tidak dikatakan oleh seorangpun diantara mereka".[22]
Dan orang Nashrani menyakini bersatunya
dua hal tadi, yang tentunya hal tersebut saling kontradiksi yang diingkari
indera, akal, dan nash.
Orang Nashrani berusaha untuk bisa
mendekatkan keyakinan ini kepada manusia dengan cara mengilustrasikan dalam sebuah misal dan
perumpamaan yang dibuat.
Terkadang mereka mengilustrasikan
dengan tubuh manusia yang tergabung dari darah, nyawa dan badan.
Kadang dengan matahari yang tersusun
dari panas, dimana dengannya bisa menyinari dunia dan kadang menghilang.
Diantara mereka ada yang membuat
permisalan dengan sebuah pohon, sesungguhnya pohon berasal dari akar, batang
dan daun.[23]
Diantara mereka ada yang menyatakan,
"Sesungguhnya al-Masih dari tuhan bapak kedudukanya sama seperti kobaran
api yang menyala dengan sebab apinya, tidak berkurang yang pertama apabila yang
kedua redup".[24]
Ilustrasi dan permisalan-permisalan
semacam ini sama sekali tidak ada yang cocok apalagi sesuai dengan konsep
trinitas yang mereka gembar-gemborkan. Sebab perkara-perkara yang dijadikan
perumpamaan tadi adakalanya memang satu dzat yang mempunyai cabang dan bagian,
atau memiliki sifat dan efek, berbeda dengan dakwah trinitas mereka.
Dimana mereka menyatakan, "Mereka
adalah tiga Tuhan yang hakiki yang mempunyai tugas berbeda-beda, namun, dalam
satu waktu mereka adalah satu Tuhan yang hakiki". Ucapan ini sangat jauh
panggang dari apinya dengan perumpamaan yang mereka berikan, seperti manusia
yang terdiri dari darah, nyawa dan tubuh, bila diperhatikan maka unsur-unsur
tubuh tadi tidak bisa terpisahkan satupun diantara unsure-unsur tadi dari
dzatnya, sebagaimana diketahui pula jika darah bukanlah nyawa, dan nyawa
bukanlah jasad, dan jasad juga bukan darah dan nyawa. Berbeda dengan klaim
mereka tentang konsep trinitas. Yang mereka sangka dalam konsep tersebut bahwa
masing-masing dari ketiga Tuhan adalah tuhan yang berbeda.
Oleh sebab itu banyak diantara ulama
mereka yang terus terang tidak mampu mencerna aqidah trinitas ini, mereka
menyatakan, "Sesungguhnya konsep trinitas merupakan perkara yang tidak
bisa dicerna dan masuk akal".[25]
Maksud dari penjelasan ini ialah bahwa
kaum Nashrani telah terjatuh kedalam kesyirikan dengan sebab ucapannya yang
menganut paham trinitas. Dan hal tersebut masuk dalam kategori kesyirikan
rububiyah. Dimana mereka menjadikan Allah tersusun dari perkara-perkara tadi,
disamping itu mereka juga mengurangi hak Allah azza wa jalla, mereka telah
mencela dan menuduh dengan perkara-perkara yang tidak pantas kepada Allah
ta'ala.
Yang mana mereka mengklaim bahwa Allah
–maha suci Allah dari ucapan mereka- turun dari singgasanaNya dan dari
keagungan kursiNya lalu masuk kedalam lubang kemaluan wanita, lalu tinggal
disana selama Sembilan bulan tertimpa antara air kencing, darah dan kotoran.
Mereka mengemukakan alasanya dengan tahapan-tahapan yang harus dilalui mulai
dari ari-ari, rahim dan dalam perut.
Kemudian tuhannya dikatakan keluar dari
tempat dimana dirinya masuk, setelah itu menjadi bayi yang menetek, dirinya
berada dalam balutan, diatas ranjang, menangis, merasa lapar, haus, kencing,
buang kotoran dan digendong kemana-mana oleh banyak orang.
Selanjutnya setelah besar dirinya di
tampar pipinya oleh orang Yahudi, lalu diikat kedua tanganya, diludahi
wajahnya, dipukul tengkuknya, kemudian mereka menyalibnya terang-terangan
dihadapan para penjahat, lalu mereka mengenakan padanya kalung bunga yang
terbuat dari duri, dan memaku kedua tangan dan kakinya serta menyiksanya.
Inikah Tuhan yang benar yang berada
dikedua tangannya kemampuan untuk mengurusi alam semesta, diakah tuhan yang
wajib di ibadahi dan tempat bersujud kepadanya.
Sungguh ucapan yang sangat menyesatnkan, oleh sebab itu Allah mengatakan
didalam firmanNya:
﴿ تَكَادُ ٱلسَّمَٰوَٰتُ يَتَفَطَّرۡنَ مِنۡهُ وَتَنشَقُّ ٱلۡأَرۡضُ
وَتَخِرُّ ٱلۡجِبَالُ هَدًّا ٩٠ أَن دَعَوۡاْ لِلرَّحۡمَٰنِ وَلَدٗا ٩١ ﴾ [ مريم:
90-91 ]
"Hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu, dan bumi belah, dan
gunung-gunung runtuh, karena mereka menda'wakan Allah yang Maha Pemurah
mempunyai anak". (QS Maryam: 90-91).
Disebutkan dalam hadits
Qudsi Allah ta'ala berfirman:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « شَتَمَنِي ابْنُ آدَمَ وَلَمْ يَكُنْ
لَهُ ذَلِكَ كَذَّبَنِي ابْنُ آدَمَ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ ذَلِكَ. وَأَمَّا شَتْمُهُ
إِيَّايَ أَنْ يَقُولَ اتَّخَذَ اللَّهُ وَلَدًا وَأَنَا الأحد الصَّمَدُ الَّذِي
لَمْ يلِدْ وَلَمْ يولَدْ وَلَمْ يَكُنْ لِي كُفُؤًا أَحَدٌ » [أخرجه البخاري]
"Anak cucu Adam
telah mencelaKu dan perkara itu tidak layak untuk dilakukan. Anak Adam
mendustakanKu dan hal itu tidak pantas baginya. Adapun celaan mereka padaKu
ialah ucapannya, sesungguhnya Allah mempunyai anak. Sedangkan Aku adalah Esa
tempat bergantung segala sesuatu yang tidak beranak tidak pula diperanakan dan
tidak ada yang semisal denganNya".[26]
Imam Ibu Qoyim menjelaskan,
"Secara ringkas, kami tidak mengetahui ada suatu umat dari umat-umat yang
ada yang sampai mencela penciptanya dan sesembahannya serta Tuhannya seperti
yang dikerjakan oleh umat ini (Nashrani). Seperti dikatakan oleh Umar
radhiyallahu 'anhu, "Sesungguhnya mereka telah memaki Allah dengan makian
yang belum pernah diucapkan oleh seorangpun dari kalangan manusia".
Bahkan, sebagian ulama ada yang
memejamkan mata tatkala melihat salib, seraya berkata, "Aku tidak sanggup
untuk membuka mataku untuk orang yang telah mencaci Tuhan dan sesembahannya
dengan cacian yang teramat jelek".[27]
Diantara bentuk kesyirikan mereka
dalam perkara rububiyah dari sisi ini ialah ekstrim terhadap makhluk hingga
menjadikanya sebagai sekutu bagi sang Pencipta dan bagian dariNya, serta
sesembahan bersamaNya, dan mereka menyatakan sebagai hambanya".[28]
Kesyirikan mereka yang lainnya dalam
masalah rububiyah ialah adanya sebagian mereka yang menyerupakan bersatunya
sifat ketuhanan dengan tabiat manusia dan bercampur antara keduanya bagaikan
api dengan besi, sebagian lagi ada yang mengumpamakan hal tersebut seperti
bercampurnya air dengan susu, ada pula yang menyerupakan hal itu dengan
bercampurnya bahan makanan hingga bisa menjadi makanan tertentu -Maha Tinggi
Allah dari kedustaan dan kebohongan mereka-.
Diantara bentuk kesyirikan mereka dalam
rububiyah lainya ialah sikap persetujuan mereka kalau nabi Isa di tawan, bahwa
kaum Yahudi mendatangi nabi Isa lalu memukulnya dan menusuknya dengan tombak
lalu menyalib dan membunuhnya hingga meninggal. Mereka membiarkan dirinya tetap
dalam tiang salib hingga rambutnya menempel bersama kulitnya, baru kemudian
mereka menguburkannya dibawah tanah setelah tiga hari, selanjutnya ketuhanan
Isa bangkit dari dalam kuburnya.[29]
Semua perkara-perkara diatas termasuk
jenis kesyirikan dalam rububiyah, sebab mereka menyerupakan makhluk dengan
penciptanya dan menyamakan pencipta bersama makhluk, yang merupakan pokok
kesyirikan -sebagaimana sering kita jelaskan dimuka-.
B.
Ucapan mereka berkaitan dengan penyaliban Isa sebagai
penebus dosa.
Ini juga termasuk jenis kesyirikan dalam
rububiyah, karena terkandung didalamnya kedustaan atas nama Allah azza wa jalla
dikarenakan Allah telah menerima taubatnya nabi Adam 'alaihi sallam serta
mengampuni dosa-dosanya.
Lalu mereka menisbatkan kepada Allah
dengan kesewenang-wenangan yang sangat buruk, dimana mereka mengklaim kalau
Allah telah memenjarakan para nabi dan rasulNya serta para wali-waliNya di
neraka Jahanam, dikarenakan kesalahan yang dilakukan oleh bapak mereka. Serta
menisbatkan padaNya dengan kepandiran yang sangat, dimana dirinya lebih rela
untuk disiksa oleh mereka dengan cara menyerahkan diri kepada musuhnya, hingga
akhirnya mereka membunuh, menyalib dan menumpahkan darahnya.
Dan menuduhNya lemah, dimana mereka
mengatakan diriNya tidak mampu berbuat apa-apa dengan kekuasaan yang
dimilikiNya untuk membela diri dari bencana tersebut. demikian pula menisbatkan
padaNya dengan kekurangan, dimana musuh-musuhnya mampu menguasai anak dan
diriNya. Sungguh mereka melakukan seenak perutnya sendiri berkaitan dengan
Allah.[30]
C.
Pernyataan mereka bahwa al-Masih yang akan menghisab
manusia.
Ini juga termasuk dalam kesyirikan
rububiyah, sebab tugas menghisab manusia adalah kewenangan Pencipta subhanahu
wa ta'ala yang maha mulia, tidak ada andil sedikitpun dari kalangan manusia.
Itulah tadi kesyirikan-kesyirikan
mereka yang semuanya berkaitan dalam perkara rububiyah. Sedangkan kesyirikan
mereka dari sisi uluhiyah ialah sebagai berikut:
D.
Menyembah al-Masih.
Yaitu dalam ritual ibadah sholat mereka,
dimana mereka mengerjakan ibadah sholat kepada al-Masih dikarenakan dirinya
dianggap sebagai wasilah oleh mereka.[31]
E.
Pengagungan mereka terhadap salib hingga sampai pada
derajat ibadah.
Sesungguhnya umat Nashrani menjadikan
salib sebagai sesembahan yang biasa disembah, mereka jika memiliki masalah yang
serius, dan bersungguh-sungguh, lalu punya keinginan untuk bersumpah dan tidak
bohong maka mereka bersumpah dengan nama salibnya, mereka lebih memilih untuk
berdusta apapbila bersumpah dengan nama Allah dan jujur bila bersumpah dengan
nama salib.
Hingga sampai ada sebagian cendekia
mereka yang menyatakan, "Sesungguhnya pengagungan kami kepada salib sama
seperti pengagungan kepada kubur para nabi, sebab salib adalah kubur al-Masih
karena beliau mati disana, kemudian tatkala dirinya dikubur dibumi maka
kuburnya tetap didalam salib".
Mana ada kebodohan yang
bertumpuk-tumpuk semacam ini, karena sesungguhnya sujud kepada kubur para nabi
serta menyembahnya adalah praktek kesyirikan, bahkan termasuk kesyirikan
terbesar, dimana penutup para nabi dan imamnya orang yang bertauhid nabi kita
Muhammad shalallahu 'alihi wa sallam
pernah mengkutuk orang Yahudi dan nashrani tatkala mereka menjadikan
kubur para nabi mereka sebagai tempat ibadah.
Disebabkan pula, pokok kesyirikan dan
peribadatan kepada berhala bermula dari berdiam diri di sisi kubur dan
menjadikanya sebagai tempat ibadah. [32]
F.
Melukis al-Masih didalam gereja dan menyembahnya.
Tidak ada satupun gereja dari
gereja-gereja milik mereka yang kosong dari lukisan Maryam, al-Masih, Gergos,
Petrus dan selain mereka –yang dianggap suci menurut mereka- dari kalangan para
syuhada.
Dan kebanyakan dari mereka sujud kepada
lukisan-lukisan tersebut lalu berdoa kepada selain Allah azza wa jalla, hingga
sampai ditulis melalui Alexander untuk raja Romawi sebuah surat yang berisikan
keperluan untuk sujud kepada lukisan, bahwa Allah telah memerintahkan kepada
nabi Musa 'alaihi sallam untuk melukis.
Jelas ini adalah kedustaan yang nyata,
kemudian taruhlah benar maka paling banter sebagai bentuk pengingat akan
kesalahan yang pernah dilakukan sehingga mereka tidak melupakannya sebagaimana
ada data yang menunjukan hal tersebut disebagian kalangan mereka. Akan tetapi,
hal tersebut bukan sebagai dalil pelegalan untuk sujud kepada lukisan, lalu
dimana pemahaman ini jika ditubrukan dengan apa yang dilakukan oleh mereka,
kaum musyirikan yang merendahkan diri, tunduk, dan sujud dihadapan
lukisan-lukisan tersebut.[33]
G.
Termasuk kesyirikan yang
dipraktekan oleh umat yang sesat ini ialah menjadikan pastor dan pendetanya
sesembahan selain Allah, yaitu dengan beberapa tindakan mereka, semisal:
i.
Memberikan kewenangan mutlak kepada mereka untuk membikin syariat.
Dimana mereka memberikan kekuasan absolut kepada para ulamanya untuk membuat
syariat, sehingga merekapun membikin syariat sesuai dengan apa yang mereka
inginkan. Sedangkan mereka membaca pesan
yang sampaikan oleh al-Masih kepada murid-muridnya, "Diriku datang kepada
kalian hanyalah untuk menjelaskan kandungan Taurat serta menunaikan wasiat para
nabi yang datang sebelumku, aku datang bukan untuk membatalkan kandungan Taurat
namun untuk menyempurnakannya, kalau seandainya Allah meletakan langit dimuka
bumi niscaya lebih ringan bagiNya dari pada aku menghapus sedikit saja dari
syariatnya Musa 'alaihi sallam".
Dan
kondisi para pengikut nabi Isa 'alaihi sallam masih terus melaksanakan wasiat
tersebut selama tiga ratus tahun setelah kematiannya. Selanjutnya ajaran beliau
mulai dirubah dan diganti serta dibuat sedemikian rupa agar lebih sesuai dengan
selera orang banyak.
Makar
Yahudi serta kelancangan mereka dengan menghapus kandungan isi Taurat
menjadikan agama al-Masih dilupakan dan dikebiri sebagiannya.
Ditambah
faktor lain, seperti yang terangkum didalam kitab mereka, yang berisi,
"Bahwa suatu ketika ada sekelompok orang dari kalangan Nashrani yang
keluar berdakwah dari Baitul Maqdis ke negeri Anthakiyah serta negeri-negeri
lainnya di wilayah Syam, untuk mengajak manusia mengikuti ajaran nabi Isa
'alaihi sallam yang masih murni, mereka mengajak manusia untuk mengamalkan isi
Taurat, mengharamkan sembelihan orang yang bukan ahlinya, mengajak mereka untuk
berkhitan, mengagungkan hari sabtu, mengharamkan babi serta perkara-perkara
yang telah diharamkan oleh kitab Taurat.
Tapi,
hal tersebut sangat memberatkan bagi manusia, sehingga orang Nashrani berkumpul
di Baitul Maqdis untuk memusyawarahkan apa solusi yang terbaik agar manusia mau
mencintai agama al-Masih dan mau mengikutinya. Akhirnya mereka sepakat untuk
berbaur dengan umat-umat yang lain, memberi keringanan bagi mereka, dan mau
bercampur dengan mereka, memakan sembelihannya, mengikuti keinginan mereka, dan
meniru akhlak mereka.
Lalu
membuat syariat yang disarikan dari kitab Injil dan usulan umat-umat yang lain,
lalu ditulis dalam sebuah buku panduan, dan ini berlaku pada kelompok-kelompok
yang mempunyai masa besar.
Dan
mereka setiap kali ingin menentukan perkara baru maka mereka berkumpul menjadi
satu, lalu berpencar sesuai dengan hasil keputusannya".[34] Bila diperhatikan maka agama Nashrani dibangun diatas
pondasi agama orang banyak.
ii.
Taklidnya umat yang tersesat ini kepada pastor dan pendetanya didalam
menjalankan apa yang mereka syariatkan untuk kaumnya. Dan ini termasuk kategori
kesyirikan dalam masalah uluhiyah. Dikarenakan membikin syariat merupakan hak
preogatif Allah semata, sehingga syariat yang dibuat oleh pastor dan pendetanya
terkandung didalamnya kesyirikan dalam perkara rububiyah, sedangkan kepatuhan
Bani Israil atas syariat yang dibuat-buat ini sama dengan bentuk peribadatan
kepada rahib, pendeta dan pastornya.
iii.
Kesyirikan yang mereka kerjakan dengan memberi kewenangan kepada pastor
dan pendetanya untuk mengasih pengampunan dan pengakuan taubat. Sehingga tidak
dijumpai dalam agama Nashrani bagi orang yang berzina, homoseksual, atau mabuk,
hukuman bagi mereka didunia, selama-lamanya, tidak pula diakhirat kelak, oleh
karena pastor dan pendetanya telah mengampuni mereka.
Dalam masalah ini Imam Ibnu Qoyim
pernah menuturkan, "Maka setiap kali ada orang yang mengerjakan dosa,
dirinya segera mengasih hadiah kepada pendeta atau memberinya uang atau
pemberian yang lain supaya dia bisa mendapat ampunannya !? dan apabila ada
seorang wanita dikalangan mereka yang berzina maka wanita tersebut diantar
kepada sang pastor untuk dinasehati olehnya, jika wanita tersebut pulang maka
dia menceritakan kepada suaminya, kalau sang pastor telah menasehatinya sebelum
dirinya pulang, lalu sang suamipun mendatanginya dan bertabaruk
kepadanya!!!".[35]
Efek Negatif Dari Kesyirikan
Nashrani Terhadap Umat Ini
Akan datang penjelasan secara rinci
beberapa pengaruh negatif kesyirikan mereka terhadap umat ini ketika kita
menjabarkan tentang kesyirikan yang terjadi pada umat Islam pada era modern
ini.
Oleh karena itu, disini kita hanya
sekedar mencukupkan beberapa keyakinan yang dijumpai secara jelas atau telah
dimodifkasi pada sebagian orang yang menisbatkan dirinya kepada agama Islam.
Dan paragraf berikut akan menyebutkan beberapa contohnya, semisal:
01.
Dijumpainya pada sebagian pengikut aliran sufiyah dan sekte Jahmiyah
paham al-Hulul (Pemahaman bahwa Allah bisa menitis kedalam tubuh
manusia). Dimana didapati ada sebagian sekte dan golongan yang menisbatkan
dirinya kepada agama Islam yang telah terjatuh
ke dalam kesyirikan dan kekufuran yang hampir mirip dengan mereka.
Mereka menyerupai aqidah Nashrani seperti apa yang menimpa hati orang yang
telah mencapai derajat ma'rifat dari keimanan kepada Allah, pengetahuan
kepadaNya, cahaya dan petunjukNya, dimana mereka mengira bahwa hal tersebut
sama dengan dzatnya Allah subhanahu wa ta'ala.[36]
02.
Dijumpainya pada umat ini disebagian kaum Sufi keyakinan ektstrim
(berlebih-lebihan) didalam mengagungkan orang-orang sholeh, dimana mereka
begitu ektstrim ketika mengagungkan Rasulallah shalallahu 'alihi wa sallam dan
mengangkat beliau dari seorang hamba kepada tingkatan yang disembah.
03.
Adanya keyakinan pada sebagian orang yang menisbatkan dirinya kepada
agama Islam bolehnya untuk sujud kepada kubur dan menjadikan kubur sebagai
tempat ibadah.
04.
Orang Nashrani mengklaim kalau al-Masih adalah cahaya[37], begitu juga ada sebagian sekte Sufi yang bodoh
dengan nabi shalallahu 'alaihi wa sallam yang menyatakan bahwa beliau adalah
cahaya dari cahayanya Allah, dan mereka berlebihan dalam masalah ini.
05.
Orang Nashrani memberikan kewenangan penuh untuk membuat syariat kepada
pendeta dan pastornya, begitu pula kita jumpai pada sebagian orang yang taklid
buta, dan juga masyarakat yang memberikan kewenangan untuk membuat aturan
syariat kepada penguasa dan ulamanya, lalu mereka mengikuti aturan tersebut
tanpa melihat dan mencoba untuk memperhatikan apakah selaras dengan nushus
syariat ataupun tidak.
Sehingga hal ini menjadi bukti akan
kebenaran sabda nabi shalallahu 'alaihi wa sallam yang bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « لَتَتَّبِعُنَّ سَنَنَ مَنْ
قَبْلَكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ سَلَكُوا جُحْرَ
ضَبٍّ لَسَلَكْتُمُوهُ. قُلْنَا: يَا رَسُولَ اللَّهِ الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى.
قَالَ: فَمَنْ إذن » [أخرجه البخاري ومسلم]
"Benar-benar
kalian akan mengikuti metode orang-orang sebelum kalian, sejengkal demi
jengkal, sehasta demi hasta, hingag
kalau sekiranya mereka masuk kedalam lubang biawak sekalipun niscaya kalian
akan mengikutinya". Para sahabat bertanya, "Wahai Rasul, apakah yang
anda maksud orang Yahudi dan Nashrani? Beliau menjawab, "Siapa lagi kalau
bukan mereka".[38]
[9] . al-Masih fiil Qur'an hal: 340 oleh D. Abdul Karim
al-Khatib. Ahamu 'Awamil Inhiraf Nashraniyah hal: 128 oleh Ibrahim Khalaf
at-Turki. Dan kitab al-Adyaan wal Firaq wal Madzaahib al-Mu'ashirah hal: 35
oleh Abdul Qodir Syaibah al-Hamad.
[12] . Seperti dikatakan oleh Abdul Qodir Syaibah al-Hamad
dalam kitabnya al-Adyaan wal Firaq wal Madzaahib al-Mu'ashirah hal: 35. dan
dalam kitab al-Yahudiyah wal Masihiyah hal: 302, oleh D. Dhiyaurahman
al-A'dhami.
[20] . Lihat ucapan ini oleh pastor Faizy Faris dalam
bukunya Haqaiq Asasiyah fil Iman al-Masihi hal: 53. dan para pengikut Nashrani
yang setuju dengan ucapannya Paulus dari kalangan Ya'qubiyah, Nasthariyah dan
Mulkaniyah menyetujui hal tersebut.
Lihat penjelasannya secara mendalam dalam kitab
Jawabul Shahih liman Badala Dinil Masih 3/202-227. dan al-Khathat 3/550-551.
Nashiha Imaniyah hal: 119-121 oleh Nashr bin Yahya bin Isa.
[24] . Lihat nukilannya dalam kitab Jawabul Shahih liman
Badala Dinil Masih 3/22 oleh Ibnu Taimiyah.
Post a Comment