Hal-hal yang Membatalkan Amal
Hal-hal yang Membatalkan Amal
Segala
puji hanya bagi Allah, shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada
baginda Rasulullah, dan aku bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah
dengan sebenarnya selain Allah yang Maha Esa dan tiada sekutu bagiNya dan aku
bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusanNya.. Amma Ba’du.
Allah
swt berfirman:
إِنَّ
الَّذِينَ هُم مِّنْ خَشْيَةِ رَبِّهِم مُّشْفِقُون َوَالَّذِينَ هُم بِآيَاتِ
رَبِّهِمْ يُؤْمِنُونَ وَالَّذِينَ هُم بِرَبِّهِمْ لَا يُشْرِكُونَ وَالَّذِينَ
يُؤْتُونَ مَا آتَوا وَّقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ أَنَّهُمْ إِلَى رَبِّهِمْ
رَاجِعُونَ أُوْلَئِكَ يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَهُمْ لَهَا سَابِقُونَ
أُوْلَئِكَ يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَهُمْ لَهَا سَابِقُونَ
Sesungguhnya
orang-orang yang berhati-hati karena takut akan (azab) Tuhan mereka, (58)dan
orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Tuhan mereka, (59)dan orang-orang
yang tidak mempersekutukan dengan Tuhan mereka (sesuatu apa pun), (60)Dan
orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang
takut, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan
mereka, (61)mereka itu bersegera untuk mendapat kebaikan-kebaikan, dan
merekalah orang-orang yang segera memperolehnya.
QS. Al-Mu’minun: 57-61
Dari
Aisyah ra berkata: Aku bertanya kepada Rasulullah saw tentang ayat ini:
وَالَّذِينَ
يُؤْتُونَ مَا آتَوا وَّقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ (Dan
orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang
takut)
Aisyah
berkata: Apakah mereka yang meminum khamar dan mencuri?. Rasulullah saw
menjawab: Tidak demikian wahai anak As-Shiddiq, akan tetapi mereka yang
berpuasa, shalat dan bersehedekah, mereka takut jika amal mereka tidak
diterima, maka mereka inilah yang sebut sebagai orang yang bersegera dalam
kebaikan.[1]
Dan
para shahabat Radulullah saw yang bersungguh-sungguh dalam dalam mengerjakan
amal shaleh, mereka takut jika amal mereka dihapuskan oleh Allah dan khawatir
jika tidak diterima, hal itu karena kekuatan ilmu yang mereka miliki dan
kedalaman keimanan mereka. Abu Darda berkata: Seandainya aku mengetahui bahwa
Allah menerima dariku dua rekaat, maka hal itu lebih aku sukai dari pada dunia
dan seisinya. Sebab Allah swt berfirman:
إِنَّمَا
يَتَقَبَّلُ اللّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ
"Sesungguhnya
Allah hanya menerima (kurban) dari orang-orang yang bertakwa".
QS. Al-Maidah: 27
Abdullah
bin Mulaikah berkata: Aku telah mengetahui tiga puluh shahabat Rasulullah saw,
di mana mereka takut terhadap kemunafikan yang akan menimpa dirinya. Tidak ada
seorangpun di antara mereka yang berkata bahwa mereka berada pada keimanan
seperti keimanan Jibril dan Mika’il alaihimas salam.
Perakra-perakara
yang membatalkan amal sangat banyak sekali, di antaranya ada yang membatalkan
seluruh amal seperti syirik, kemurtadan dan nifak akbar (kemunafikan yang
besar). Selain itu, ada yang membatalkan amal itu sendiri, seperti
menyebut-nyebut shadaqah dan yang lainnya, dan saya hanya akan menyebutkan lima
perkara saja, semoga lima perkara perkara pembatal amal ini akan menanamkan
kewaspadaan bagi kita atas perkara yang lain:
Pertama:
Syirik kepada Allah. Syirik adalah penghapus semua amal. Allah swt berfirman
kepada Nabi Muhammad saw:
وَلَقَدْ
أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ
لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
Dan
sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu:
"Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan
tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.
QS. Al-Zumar: 65
وَقَدِمْنَا
إِلَى مَا عَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَاء مَّنثُورًا
Dan
Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu
yang berterbangan. QS. Al-Furqon: 23
Dari
Abi Sa’d bin Abi Fadholah Al-Anshori dan
dia teramsuk salah seorang shahabat, dia berkata: Aku mendengar Rasulullah saw
bersabda: Apabila Allah mengumpulkan manusia pada hari kiamat, hari yang tidak
ada keraguan padanya, datanglah penyeru dan berkata: Barangsiapa yang
mempersekutukan Allah dengan seseorang pada sebuah amal yang dikerjakannya
karena Allah maka hendaklah dia meminta pahalanya kepada selain Allah, sebab
Allah adalah zat yang paling tidak butuh terhadap sekutu”.[2]
Kedua:
Riya’, dan dia bagi menjadi dua bagian:
Pertama:
Seseorang beramal dengan maksud selain Allah. Maka ini adalah syirik yang bisa
menghapuskan amal, dan sebagian ahlul ilmi berkata: syirik dalam niat dan
maksud serta tujuan. Allah swt berfirman:
مَن
كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ
أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لاَ يُبْخَسُونَ أُوْلَـئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ
لَهُمْ فِي الآخِرَةِ إِلاَّ النَّارُ وَحَبِطَ مَا صَنَعُواْ فِيهَا وَبَاطِلٌ
مَّا كَانُواْ يَعْمَلُونَ
Barang
siapa yang menghendaki kehidupan dunia dan
perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka
balasan pekerjaan
mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia
itu tidak akan dirugikan. Itulah
orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di
akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang
telah mereka kerjakan? pahalanya di akhirat nanti.
QS. Hud: 15-16
Ibnu
Abbas berakata: Sesungguhnya orang-orang yang riya’ dalam amal mereka diberikan
balasan kebaikan mereka di dunia dan mereka tidak akan dizalimi walau sekecil
apapun. Ibnu Abbas berkata: Barangsiapa yang beramal shaleh guna mencari dunia
baik amal tersebut berupa puasa, shalat, tahajjud sementara dia tidak
mengamalkannya kecuali untuk tujuan duniawi maka Allah berfirman kepadanya: Aku
akan memberikan balasan bagi amal yang dikerjakannya selama berada di dunia dan
dihapuskan baginya balasan amal yang dikerjakan untuk mencari keduaniaan dan
dia di akherat kelak termasuk orang-orang yang merugi”.[3]
Kedua:
Seseorang beramal untuk mencari keredaan Allah
kemudian riya datang menjangkitinya setelah dia memulai amalnya, maka ini
adalah syirik kecil.
Dari
Mahmud bin Lubaid ra bahwa Nabi saw bersabda: Hal yang paling aku takutkan akan
menjangkiti kalian adalah syirik kecil”, para shahabat bertanya apakah yang
dimaksud dengan syirik kecil itu wahai Rasulullah?. “yaitu riya’, Allah akan
berkata pada ahri kiamat pada saat Dia memberikan balasan bagi amal-amal
manusia: Pergilah kepada orang yang telah kalian perlihatkan kebaikan bagi
mereka semua kebaikan kalian dan lihatlah apakah mereka memberikan balasan
terhadap apa yang kalian kerjakan?”.[4]
Dari
Abi Sa’id Al-Khudri ra bahwa Nabi saw bersabda: Apakah kalian mau aku
beritahukan tentang sebuah perkara yang lebih aku takutkan daripada Al-Masihud
Dajjal?, yaitu syairik khafi, di mana seseroang mengerjakan shalat lalu dia
memperindah shalatnya karena dia mangetahui bahwa ada orang lain yang melihat
dirinya shalat”.[5]
Sebagian orang meremehkan perkara ini
syirik ini, disebabkan karena penyebutannya dengan nama syirik kecil, dia
dinamakan syirik kecil pada saat dibandingkan dengan syirik besar, walau
demikain dia termasuk lebih besar daripada dosa-dosa yang paling besar, oleh
karena itulah para ulama berkata:
1-Apabila
syirik kecil merasuki sebuah amal ibadah maka amal ibadah tersebut menjadi
rusak dan dihapuskan.
2-Sesungguhnya
pelaku syirik kecil tidak akan diampuni oleh Allah, dan pelakunya tidak
termasuk di dalam orang yang diampuni dengan kehendak Allah seperti apa yang
akan dialami oleh para pelaku dosa besar. Allah swt berfirman:
إِنَّ
اللّهَ لاَ يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَن يَشَاء
Sesungguhnya
Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia
mengampuni dosa yang selain dari
syirik itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya. QS.
Al-Nisa’: 116
Yang
seharusnya bagi orang yang beriman adalah agar dia waspada terhadap semua jenis
kesyirikan dan dia khawatir terhadap dirinya agar tidak dijangkiti oleh
penyakit ini, Nabi Ibrahim alaihis salam sangat takut terjangkiti oleh syirik
padahal dia adalah imam orang-orang yang bertauhid. Dia berkata kepada
Tuhannya:
وَاجْنُبْنِي
وَبَنِيَّ أَن نَّعْبُدَ الأَصْنَامَ
“…dan
jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala”. QS.
Ibrahim: 35
Ibrahim
Al-Taimy berkata: Siapakah yang merasa aman dari becana ini setelah nabi
Ibrahim?”.[6]
Ketiga: Mneyebut-nyebut
kebaikan dan menyakti hati penerima. Allah swt berfirman:
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ لاَ تُبْطِلُواْ صَدَقَاتِكُم بِالْمَنِّ وَالأذَى
Hai
orang-orang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan
menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si
penerima), QS.
Al-Baqarah:262
Seorang
penyair berkata:
Dengan menyebut-nyebut kebaikan dirimu telah merusak apa yang
telah kau perbuat dari kebaikan
Bukanlah orang yang mulia itu, orang yang menampakkan kebaikan
lalu dia menyebut-nyebutnya.
Dari
Abu Dzar ra bahwa Nabi saw bersabda: Tiga orang yang tidak akan diajak bicara,
tidak dilihat dan tidak disucikan oleh Allah pada hari kiamat dan bagi mereka
azab yang sangat pedih”. Rasulullah saw menyebutnya sejumlah tiga kali. Abu
Dzar berkata: Mereka kecewa dan merugi wahai Rasulullah. Rasulullah saw
melanjutkan: Orang yang menjulurkan pakaiannya sehingga di bawah mata kaki,
menyebut-nyebut kebaikan dan orang yang menjual barangnya dengan sumpah palsu”.[7]
Keempat: Meninggalkan shalat
asar. Allah swt berfirman:
حَافِظُواْ
عَلَى الصَّلَوَاتِ والصَّلاَةِ الْوُسْطَى
Peliharalah
segala salat (mu), dan (peliharalah) salat
wusthaa.(^) Berdirilah karena Allah (dalam salatmu)
dengan khusyuk.
Dari
Abi Buraidah ra bahwa Nabi saw bersabda: Barangsiapa yang meninggalkan shalat
asar maka amalnya akan dihapuskan”.[8]
Kelima:
Bersumpah atas nama Allah. Dari Dhomdhom bin Jaus
Al-Yamamy berkata: Aku memasuki mesjid Madinah lalu seorang tua renta
memanggilku, dia berkata: Wahai Yamami kemarilah!. Dan aku tidak mengetahui orang tersebut. Dia
berkata: Janganlah engkau sekali-kali berkata kepada seorang lelaki: Demi
Allah!, Allah pasti tidak mengampunimu selamanya, dan Allah tidak memasukkanmu
ke dalam surga selamanya. Aku bertanya: Siapakah dirimu, semoga Allah
memberikan rahmatNya bagimu? Tanyaku. Dia berkata: Abu Hurairah. Perawi
berkata: Sesungguhnya kalimat ini dikatakan oleh salah seorang di antara kita
kepada orang lain atau kepada istrinya jika dia marah kepadanya. Abu Hurairah
ra berkata: Aku telah mendengar Rasulullah saw bersabda: Disebutkan bahwa dua
orang lelaki yang saling mencintai dari kalangan Bani Isro’il, salah seorang di
antara mereka bersungguh-sungguh dalam ibadah dan yang lain, sepertinya nabi
saw menyebutkannya bahwa dia seorang pendosa. Dia selalu diperingatkan:
Berhentilah dari apa yang engkau lakukan, dia berkata: Biarkanlah aku bersama
tuhanku. Sehingga pada suatu ketika dia mendapatkannya berbuat suatu dosa yang
dianggapnya besar: Temannya memperingatkan: Berhentilah. Namun orang itu tetap
menjawab: Biarkanlah aku bersama tuhanku, apakah engkau dibangkitkan sebagai
pengawas atas perlakuanku?. Orang tersebut berkata: Sungguh engkau tidak akan
diampuni selamanya, dan tidak pula dimasukkan ke dalam surga selamanya. Nabi
saw bersabda: Allah mengutus seorang malaikat untuk mencabut nyawa mereka
berdua, lalu mereka berdua mengadap Allah,
Dia berfirman kepada sang pendosa: Masuklah surga dengan rahmatKu, dan
Dia berfirman kepada yang lain: Apakah engkau bisa menghalangi rahmatku dari
seorang hambaKu?, dia berkata: Tidak wahai tuhanku. Maka Allah berfirman:
Bawalah orang ini ke neraka”. Abu Hurairah ra berkata: Demi yang jiwaku berada
di sisiNya, dia telah mengucapkan suatu kalimat yang telah menghancurkan dunia
dan akheratnya”.[9]
Segala
puji bagi Allah Tuhan semesta alam, semoga shalawat dan salam tetap tercurahkan
kepada Nabi kita Muhammad dan kepada keluarga, shahabat serta seluruh pengikut
beliau.
Post a Comment