Keutamaan Sepuluh Hari Dzulhijjah
Keutamaan Sepuluh Hari Dzulhijjah
Segala puji hanya bagi Allah SWT, shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan
kepada baginda Rasulullah SAW, dan aku bersaksi bahwa tiada tuhan yang
berhak disembah dengan sebenarnya selain Allah yang Maha Esa dan tiada sekutu
bagi -Nya dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan -Nya.. Amma Ba’du:
Sesungguhnya Allah Jalla Wa Ala yang telah menciptakan seluruh makhluk
telah menganugrahkan sebagian makhluk atas makhluk lainnya dan Dia telah
mengistimewakan bagian tertentu di antara makhluk -Nya tersebut.
قال الله تعالى
: ﴿ وَرَبُّكَ
يَخْلُقُ مَا يَشَاء وَيَخْتَارُ مَا كَانَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ سُبْحَانَ اللَّهِ
وَتَعَالَى عَمَّا يُشْرِكُونَ ﴾ (القصص:68)
Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia
kehendaki dan memilihnya.Sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka
persekutukan (dengan
Dia). (QS.
Al-Qoshos: 68).
Di antara zaman yang memliki nilai fadhilah yang besar, di mana Allah telah
mengistimewakannya atas zaman-zaman yang lain adalah sepuluh awal bulan
dzulhijjah.
قال الله
تعالى : ﴿ وَالْفَجْرِ وَلَيَالٍ عَشْرٍ ﴾
“Demi fajar, dan malam yang sepuluh”. (QS. Al-Fajr: 1-2).
Dan bersumpah dengan sesuatu yang mengindikasikan akan
penting dan
agungnya sesuatu tersebut tersebut. Ibnu Abbas, Al-Zubair, Mujahid dan ulama salaf serta khalaf
lainnya berkata: Sesungguhnya dia adalah sepuluh awal bulan zulhijjah”, Ibnu
Katsir rahimhulla berkata: Dan itulah yang benar”.[1]
قال الله
تعالى : ﴿ لِيَشْهَدُوا مَنَافِعَ لَهُمْ وَيَذْكُرُوا
اسْمَ اللَّهِ فِي أَيَّامٍ مَّعْلُومَاتٍ عَلَى مَا رَزَقَهُم مِّن بَهِيمَةِ
الْأَنْعَامِ فَكُلُوا مِنْهَا وَأَطْعِمُوا الْبَائِسَ الْفَقِيرَ ﴾
“Supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan
supaya mereka menyebut nama Allah pada hari
yang telah ditentukan atas rezeki yang Allah telah berikan kepada
mereka berupa binatang ternak. Maka makanlah
sebahagian daripadanya dan (sebahagian lagi) berikanlah untuk dimakan
orang-orang yang sengsara lagi fakir”.
(QS. Al-Hajj: 28).
Bahkan Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam telah memberitahukan bahwa hari-hari itu adalah hari-hari
yang paling mulia dan amal-amal shaleh yang dikerjakan pada waktu-waktu itu
adalah amal shaleh yang lebih tinggi nilainya dibanding dengan amal-amal shaleh
yang dikerjakan pada masa yang lain.
Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan dan
Al-Turmudzi dari Ibnu Abbas radhiallahu anhuma bahwa Nabi shallallahu alaihi wa
sallam bersabda:
Tidaklah ada suatu hari di mana amal-amal shaleh padanya lebih dicintai
oleh Allah selain dari hari-hari sepuluh pertama bulan Dzul Hijjah ini”. Para
shahabat bertanya: Tidak juga berjihad di jalan Allah wahai Rasulullah?. Maka
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menjawab: Tidak juga berjihad di jalan
Allah kecuali seorang lelaki yang berjuang di jalan Allah dengan diri dan
hartanya lalu dia tidak membawa kembali sedikitpun dari harta dan jiwa yang
telah dibawanya”.[3]
Diriwyatkan oleh Imam Ahmad di dalam kitab
musnadnya dari Ibnu Umar bahwa shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Tidak ada suatu hari yang lebih agung di sisi Allah dan tidak pula ada
amal-amalan yang lebih dicintainya selain amal yang dikerjakan pada sepuluh
awal bulan dzulhijjah, maka perbanyaklah padanya tahlil, takbir dan tahmid”.[4]
Pada sepuluh hari pertama ini terjadi hari
Arafah, hari kurban dan hari Al-Qorr, dan dia adalah hari-hari yang paling
mulia di sisi Allah. Diriwayatkan oleh
Abu Dawud di dalam kitab sunannya dari Abdullah bin Farth bahwa Nabi shallallahu
alaihi wa sallam bersabda: Tidak ada hari di mana Allah paling banyak
membebaskan hamba-hamba -Nya dari api neraka padanya melebihi hari Arafah
kemudian hari Al-Qorr”.[5]
([6])
Diriwyatkan oleh
Muslim di dalam kitab shahihnya dari Aisyah radhiallahu anha bahwa Rasulullah shallallahu
alaihi wa sallam bersabda: Tidak ada suatu
haripun di mana Allah paling banyak membebaskan hamba -Nya dari api padanya
melebihi hari Arafah, sesungguhnya Dia mendekat, kemudian berbangga-bangga di
hadapan para malaikat. Kemudian Allah berfirman: Apakah yang doikehendaki oleh mereka ini?.[7]
Maka
hari-hari itu adalah hari-hari pengampunan dan pembebasan dari api neraka dan
puasa pada hari-hari itu akan menghapuskan dosa-dosa selama dua tahun.
Diriwayatkan oleh Muslim dan Al-Turmudzi dari Abi Qotadah bahwa Nabi shallallahu
alaihi wa sallam bersabda: Berpuasa pada
hari Arofah, sungguh aku menganganggap bahwa Allah akan menghapuskan dosa-dosa
selama satu tahun sesudahnya dan satu tahun sebelumnya”.[8]
Ibnu
Hajar berkata: Yang jelas bahwa pada saat itu terkumpul ibadah-ibadah yang
besar seperti shalat, puasa, shadaqah dan haji dan hal itu tidak terjadi pada
masa-masa yang
lainnya[9],
Ibnu Rajab berkata: Pada saat Allah Subhanhu Wa Ta’ala
menghunjamkan di dalam diri para hamba -Nya yang beriman dan merasa rindu untuk
menyaksikan rumah Allah, yaitu tanah haram, dan tidak setiap orang mampu
menyaksikannya secara langsung pada setiap tahunnya maka Dia mewajibkan bagi orang yang mampu berhaji untuk menunaikannya sekali
saja dalam umurnya, dan Dia menjadikan hari-hari yang sepuluh ini sebagai
masa-masa yang dilalui secara bersama oleh orang-orang yang datang berkunjung
kepadanya dan yang tinggal (di daerahnya masing-masing). Maka barangsiapa yang
tidak mampu berhaji pada setiap tahunnya dia diberikan kesempatan untuk
menjalankan amal ibadah pada sepuluh bulan Dzul Hijjah di tempat tinggalnya dan
amal itu lebih baik daripada berjihad”.[10]
Tidak ada perbedaan pendapat diantara para ulama tentang keutamaan sepuluh
pertama bulan Dzulhijjah terhadap bulan-bulan lainnya didasarkan pada kekuatan
dalil-dalil yang menjelaskan hal tersebut. Perbedaan hanya pada malam hari
masa-masa tersebut. Dikatakan bahwa malam-malam bulan ramadhan lebih utama. Di
antara ulama yang menguatkan pendapat ini adalah Ibnul Qoyyim. Dan dia berkata:
Dengan adanya perincian ini maka kesamaran masalah (yang menimbulkan perbedaan)
akan hilang. Dan dia menegaskan bahwa malam-malam bulan ramadhan dimuliakan
karena adanya lailtul qodar dan dia adalah termasuk maktu-waktu malam, dan
sepuluh hari pertama bulan Dzul Hijjah diutamakan karena siang harinya, sebab
padanya terdapat hari kurban, hari Arofah dan hari tarwiyah”.[11]
Dan hendaklah orang yang diberikan taufiq oleh Allah SWT untuk mengetahui
keutamaan hari-hari ini dan Allah memberikan baginya umur yang panjang untuk
berusaha semaksimal mungkin menjalankan amal shaleh yang banyak, yang hanya
beberapa hari saja lalu hari-hari itu berlalu, dan para ulama salafus shaleh
bersungguh-sungguh menjalankan ibadah padanya. Sa’id bin Musayyab
bersungguh-sungguh menjalankan ibadah padanya sehingga seakan dirinya tidak
mampu menjalankannya.
Di antara amal shaleh yang
disyari’atkan pada sepuluh hari bulan Dzul Hijjah ini adalah:
Berhaji ke baitullah. Dan ini adalah amal ibadah dan taqarrub yang paling
baik.
قال الله
تعالى : ﴿ وَلِله عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ
سَبِيلاً وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ الله غَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ ﴾
“Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang
sanggup mengadakan
perjalanan ke
Baitullah; (Barang siapa mengingkari kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari alam semesta”.( QS. Ali Imron: 97)
Diriwayatkan oleh Muslim di dalam kitab shaihnya dari Ibnu Umar bahwa Nabi
shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Islam dibangun di atas lima pondasi:
Bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya kecuali Allah
dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berhaji
dan berpuasa”.[12]
Diriwayatkan oleh Ibnu Hibban di dalam kitab shahihnya dari Abi Sa’id
Al-khudri radhiallahu anhu berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
bersabda: Sesungguhnya Allah Subahanahu Wa Ta’ala
berfirman: Sesungguhnya seorang hamba yang telah Aku sehatkan jasmaninya, telah
Aku luaskan rizkinya di dalam kehidupannya, dan berlalu lima tahun semantara
dirinya tidak datang kepada -Ku maka sungguh dia adalah orang yang terhalangi”.[13]
Di antara amal yang dianjurkan pada
sepuluh hari pertama
bulan Dzulhijjah adalah berpuasa.
قال الله
تعالى : ﴿ وَأَن تَصُومُواْ خَيْرٌ لَّكُمْ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ ﴾
Dan berpuasa lebih baik
bagimu jika kamu mengetahui. (QS. Al-Baqarah: 184)
Dan Allah
Subahanhu Wa Ta’ala menegaskan di dalam firman -Nya tentang orang yang bersegera menuju kebaikan baik
dari kalangan pria atau wanita:
قال الله
تعالى : ﴿ وَالصَّائِمِينَ وَالصَّائِمَاتِ
وَالْحَافِظِينَ فُرُوجَهُمْ وَالْحَافِظَاتِ وَالذَّاكِرِينَ اللَّهَ كَثِيرًا
وَالذَّاكِرَاتِ أَعَدَّ اللَّهُ لَهُم مَّغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا ﴾
laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan
perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan
yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan
untuk mereka ampunan dan pahala yang besar. (QS.
Al-Ahzab: 35)
Diriwayatkan
oleh Al-Bukhari dan Muslim dari hadits Abi Sa’id Al-Khudri radhiallahu anhu
berkata: Aku telah mendengar Rasulullah shallallahu
alaihi wa sallam bersabda: Barangsiapa yang berpuasa satu hari di jalan Allah maka
Allah akan menjauhkan wajahnya dari api neraka sejauh tujuh puluh tahun”.[14]
Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim dari Sahl bin Sa’d radhiallahu anhu
bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Sesungguhnya di dalam surga tersebut
terdapat satu pintu yang disebut dengan pintu Al-Rayyan, orang-orang yang berpuasa
akan masuk melalui pintu tersebut pada hari kiamat, dan tidak akan dimasuki
oleh seorangpun selain mereka yang berpuasa, diseru: Manakah orang-orang yang
berpuasa?. Maka merekapun bangun, dan tidak ada seorangpun akan masuk melalui
pintu tersebut selain mereka, dan apabila pintunya telah ditutup maka tidak ada
seorangpun yang akan masuk setelahnya dari pintu tersebut”.[15]
Di
antara amal yang dianjurkan pada sepuluh pertama bulan Dzulhijjah adalah
bersedekah.
قال الله
تعالى : ﴿ الَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمْوَالَهُم بِاللَّيْلِ
وَالنَّهَارِ سِرًّا وَعَلاَنِيَةً فَلَهُمْ أَجْرُهُمْ عِندَ رَبِّهِمْ وَلاَ
خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُونَ ﴾
Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan di
siang hari secara tersembunyi dan terang-terangan, maka mereka mendapat
pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap
mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
(QS.
Al-Baqarah: 274)
Diriwayatkan oleh Muslim dari
Abi Hurairah radhillahu nahu bahwa Nabi shallallahu
alaihi wa sallam bersabda: Harta yang telah disedekahkan tidak akan pernah
berkurang”.[16]
Diriwayatkan oleh Al-Turmudzi di dalam kitab sunannya dari Muadz bin Jabal
radhiallahu anhu bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Dan shadakah itu akan memadamkan (menghapuskan) kesalahan sebagaimana air memadamkan api”.[17]
Di
antara amal yang dianjurkan pada sepuluh pertama bulan Dzulhijjah adalah
berzikir kepada Allah.
قال الله
تعالى : ﴿ الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللّهَ قِيَامًا
وَقُعُودًا وَعَلَىَ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ
وَالأَرْضِ رَبَّنَآ مَا خَلَقْتَ هَذا بَاطِلاً سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ
النَّارِ ﴾
(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri
atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang
penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami,
tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci
Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. (QS. Ali Imron: 191)
قال الله
تعالى : ﴿ الَّذِينَ آمَنُواْ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم
بِذِكْرِ اللّهِ أَلاَ بِذِكْرِ اللّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ ﴾
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram
dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat
Allah-lah hati menjadi tenteram. (QS. Al-Ro’du: 28)
Diriwayatkan
oleh Al-Bukhari dan Muslim dari Abi Hurairah radhiallahu anhu bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Sesungguhnya Aku seperti apa yang dipersangkakan hamba -Ku, dan Aku bersamanya pada saat dia mengingat -Ku, jika dia mengingat -Ku pada dirinya maka Akupun mengingatnya
pada diri -Ku, dan jika dia mengingat Diri -Ku pada sebuah kumpulan maka Akupun mengingatnya pada kumpulan yang lebih
baik dari mereka”.[18]
Ibnul Qoyyim rahimhullah berkata: Seandianya dzikir
itu tidak memiliki menfaat apapun kecuali ini maka hal itu
telah cukup sebagai sebuah keutamaan dan kemuliaan”.[19]
Berdzikir secara umum dan khususnya dengan cara bertkabir adalah bagian
dari syi’ar Islam yang dianjurkan pada hari-hari ini.
قال الله تعالى : ﴿ وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فِي أَيَّامٍ
مَّعْلُومَاتٍ ﴾
“dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan". (QS. Al-Haj: 28)
Dan telah
disebutkan di dalam hadits sebelumnya: maka perbanyaklah padanya tahlil, takbir dan
tahmid”.[20]
Dan Ibnu Umar dan Abi Hurairah radhiallahu
anhuma keluar menuju pasar pada hari-hari sepuluh ini sambil bertakbir dan
masyarkat yang lainpun ikut bertakbir dengan takbir mereka berdua.[21]
Dan generasi salaf sangat perhatian dalam
menghidupkan syi’ar sepuluh hari pertama bulan zulhijjah ini, dan lafaz takbir
yang dianjurkana adalah:
الله أكبر الله أكبر
لا إله إلا الله الله أكبر الله أكبر
ولله الحمد
Dan banyak lagi
pintu-pintu kebaikan agung lainnya yang telah dibukakan oleh Allah bagi para
hamba-hamba -Nya.
Segala puji bagi
Allah Tuhan semesta alam, semoga shalawat dan salam tetap tercurahkan kepada
Nabi kita Muhammad dan kepada keluarga, shahabat serta seluruh pengikut beliau.
[1] Tafsir Ibnu Katsir berkata:
4/505
[2] Shahih Bukhari halaman: 193
[3] Shahih Bukhari: no: 969 dan
Sunan Turmudzi no: 757 dan ini adalah lafaznya
[4] Musnad Imam Ahmad: 9/323-324
no: 5446 dan para muhaqqiq hadits ini berkata: Hadits shahih
[6] Abu Dawud: no: 1765
[7] Shahih Muslim: no: 749 dan
lafaznya adalah lafaz Muslim.
[8] Muslim: 2/819 no: 1162 dan
Al-Turmudzi no: 143 no: 749
[9] Fathul Bari: 2/460
[10] Lathahiful Ma’arif, Ibnu Rajab
Al-Hambali: halaman: 310
[11] Dzadul Ma’ad: 1/57
[12] Al-Bukhari no: 8 dan Muslim
no: 16
[13] Ibnu Hibban 9/16 no: 3703
[14] Al-Bukhari no: 2840 dan Muslim
no: 1153
[15] Al-Bukhari no: 1896 dan
Muslim: 1152
[16] HR. Muslim: no: 2588
[17] HR. Turmudzi no: 2616
[18] Al-Bukhari no: 7405 dan Muslim
no: 2675
[19] Al-Wabilus Shayyib minal
kalimit thayyib halaman: 71
[20] Musnad Imam Ahmad: 9/323-324
no: 5446 dan para muhaqqiq hadits ini berkata: Hadits shahih
[21] Shahih Bukhari halaman: 193
Post a Comment