RISALAH PENTING UNTUK PARA JAMAAH HAJI
RISALAH PENTING
UNTUK PARA JAMAAH HAJI
Segala
puji bagi Allah yang telah menolong hambanya melaksanakan ibadah dan
memudahkannya. Shalawat dan salam atas nabi kita Muhammad, keluarganya dan para
sabahat-sahabatnya. Amma ba'du:
Sesungguhnya nikmat
Allah itu banyak sekali, tidak dapat dihitung dan dijumlah.
"Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu
tak dapat menentukan jumlahnya. (QS.an-Nahl:18)
Nikmat yang paling
besar dan agung adalah nikmat Islam yang dengannya Allah memuliakan kita.
Bagi-Nyalah pujian dan sukur atas karunia dan keutamaan ini.
"Mereka merasa telah memberi nikmat kepadamu dengan
keislaman mereka. Katakanlah: "Janganlah kamu merasa telah memberi nikmat
kepadaku dengan keislamanmu, sebenarnya Allah, Dialah yang melimpahkan nikmat
kepadamu dengan menunjuki kamu kepada keimanan jika kamu adalah orang-orang
yang benar." (QS.al-Hujuraat:17)
Berapa banyak manusia
di mungka bumi ini yang diharamkan dari mendapatkan nikmat Islam. Berapa banyak
bangsawan dan orang berpangkat, saudagar dan penguasa yang ditutup untuk mereka
pintu nikmat ini. Segala puji bagi-Mu, Tuhan kami, sebagaimana yang layak bagi
kemuliaan wajah-Mu dan keagungan kekuasaan-Mu.
Kemudian, di antara
nikmat Allah kepada kalian, wahai para jamaah haji adalah Dia menaungimu dengan
rahmat-Nya dan memudahkan jalanmu menunaikan haji. Penyakit, kekurangan harta
dan kekhawatiran diperjalanan tidak mencegah dan membuatmu menunda pelaksanaan
rukun Islam yang kelima ini, yang oleh Nabi r telah diberitakan
dengan berita gembira bagi yang menunaikannya,
مَنْ حَجَّ هَذَا الْبَيْتَ فَلَمْ
يَرْفُثْ وَلمَ ْيَفْسُقْ، رَجَعَ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ
"Barangsiapa yang berhaji di rumah ini (Mekkah) dan tidak
berbuat senonoh dan kefasikan (kemaksiatan), kembali (dari hajinya) seperti
hari pertama dia dilahirkan (tanpa dosa)."
[Mutafak alaih]
Sabda Nabi r
yang lain,
وَالْحَجُّ الْمَبْرُوْرُ
لَيْسَ لَهُ جَزَاء إِلاَّ الْجَنَّة
"Dan haji mabrur, tidak ada balasannya selain surga."
[Hadits riwayat Muslim]
Menunaikan ibadah
haji adalah salah satu dari rukun Islam. Ibadah haji adalah amal yang paling
agung setelah iman dan jihad. Ia merupakan bentuk pendekatan diri kepada Allah
yang paling utama, yang menghapus (dosa) sebelumnya.
Bergembiralah dihari
yang penuh dengan perjuangan dan dimapuninya kesalahan. Nabi r
telah bersabda,
مَا مِنْ يَوْمٍ
أَكْثَرُ مِنْ أَن يَعْتِقَ اللهُ فِيْهِ عَبْداً مِنَ النَّارِ مِنْ يَوْمِ عَرَفَة
"Tidak ada hari yang Allah lebih banyak membebaskan
hambanya dar api neraka daripada hari arafah." [Hadits
riwayat Muslim]
Nikmatilah kebaikan
yang besar ini. Ia merupakan hembusan keimanan yang mencuci kotoran kemaksiatan
dan dosa. Aku berwasiat kepadamu dengan takwa kepada Allah dan ikhlas dalam
amal, jauh dari riya dan ujub (takabur). Atas kalian meminta pertolongan,
tunduk dan merendah kepada Tuhan-mu U
serta berterimakasihlah atas kesempatan menunaikan rukun yang agung ini.
Berikut hal-hal yang tidak
boleh luput dari ingatanmu:
Pertama:
Ingatlah bahwa engkau
berada dihari yang agung yaitu sepuluh Zulhijjah. Nabi r
bersabda,
{ مَا العَمَلُ فِي أَيَّامِ أَفْضَلُ مِنْ هَذِهِ الْعَشْرِ } قَالوُا:
وَلاَ الْجِهَادُ؟ قَالَ: { وَلاَ الْجِهَاد، إِلاَّ رَجُلٌ خَرَجَ يُخَاطِرُ بِنَفْسِهِ
وِمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ بِشَيءٍ
"Tidak ada amal (yang dikerjakan) pada setiap harinya yang
lebih utama daripada sepuluh Zulhijjah." Para sahabat bertanya, tidak pula jihad? Nabi menjawab: "Tidak
pula jihad. Kecuali seorang yang keluar sendirian (mengorbankan dirinya) dengan
harta dan jiwanya dan tidak kembali." [Hadits riwayat al-Bukhari]
Ibnu Taymiah t
ditanya manakah yang lebih baik antara sepuluh Zulhijjah dan sepuluh terakhir
bulan Ramadhan?
Beliau menjawab:
(Siang) sepuluh Zulhijjah lebih utama dari sepuluh terakhir Ramadhan. Sedangkan
malam-malam di sepuluh hari terakhir Ramadhan lebih utama dari malam di sepuluh
Zulhijjah.
Ibnu Hajar t
berkata di dalam kitab al-Fath, "Yang nampak jelas bahwa sebab keutamaan
sepuluh Zulhijjah karena terkumpulnya ibadah-ibadah utama ketika itu; seperti
shalat, puasa, sodaqoh dan haji, yang itu tidak terdapat pada hari-hari
selainnya.
Kedua:
Engkau berada di
Biladullah al-Haram (tanah suci) Mekkah. Negeri yang setiap kebaikan
dilipatgandakan ( pahalanya ) demikian pula halnya dengan keburukan,
dilipatgandakan dosanya. Allah U
telah menjanjikan azab yang pedih bagi mereka yang ingin membuat kerusakan di
dalamnya. Firman Allah I,
"Dan siapa yang bermaksud di dalamnya melakukan kejahatan
secara zalim, niscaya akan Kami rasakan kepadanya sebahagian siksa yang
pedih." (QS.al-Hajj:25)
Ibnu Katsir t
berkata (dalam tafsirnya), "Yaitu mereka yang konsen dalam perbuatan nista
dari kemaksiatan dosa besar."
Ibnu Abbas t
berkata, "Dari apa yang dikatakan Rasulullah r
bahwa 'Ada
tiga orang yang paling dimurkai Allah', Beliau menyebutkan satu di
antaranya adalah mulhid (orang yang berbuat kejahatan atau kekufuran)
di tanah haram (Mekkah).[Hadits riwayat al-Bukhari]
Disebutkan di dalam
Fath al-Baari: "Yang nampak jelas dari teks hadits bahwa perbuatan dosa kecil
di tanah haram lebih besar dosanya dari pada perbuatan dosa besar di tempat
yang lain."
Ibnu Mas'ud t
berkata, "Seandainya seseorang terbersit dalam hatinya ingin berbuat ilhad
(kejahatan/kekufuran di tanah haram) dan dia berada di Adan Abin[1],
Allah akan merasakan kepadanya azab yang pedih."
Ini bagi siapa yang
terbersit dalam hatinya, lalu bagaimana dengan mereka yang melakukannya.
Berusahalah
senantiasa mengagungkan syiar-syiar Allah, firman-Nya I,
"Demikianlah (perintah Allah). Dan Barangsiapa mengagungkan
syi'ar-syi'ar Allah[2],
maka Sesungguhnya itu timbul dari Ketakwaan hati." (QS.al-Hajj:32)
Ketiga:
Pada waktu dan tempat
seperti ini adalah kesempatan untuk bertaubat kepada Allah U,
dan mengintropeksi diri atas apa yang telah dilalaikan. Membelenggu diri dengan
belenggu kembali kepada Allah dan memperbanyak air mata penyesalan dan taubat.
Cukup sudah catatan amal yang penuh dengan dosa dan kesalahan. Cukup sudah umur
yang tersiakan serta apa saja yang telah diperbuat dari kelalaian dan kealpaan.
Allah r
berfirman,
"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan
hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok
(akhirat)…" (QS.al-Hasyr:18)
Ibnu katsir berkata
menafsiri ayat ini, "Maksudnya adalah hitunglah diri kalian sebelum kalian
dihitung. Dan lihat apa yang telah kalian upayakan untuk diri kalian dari
amal-amal shaleh dihari pembalasan dan dihadapkan kepada Tuhan kalian."
Malik bin Dinar
–semoga Allah merahmatinya- berkata, "Allah merahmati seorang hamba yang
berkata kepada jiwanya, 'Bukankah engkau pelaku perbuatan demikian?!' Kemudian
ia membelenggu jiwanya, lalu dijadikannya mengikuti kitab Allah I
dan penuntun baginya.
Keempat:
Engkau telah
meninggalkan keluarga, rumah, harta dan anak-anak mengharap apa yang ada di
sisi Allah. Jangan sia-siakan waktu yang berharga ini. Bebaskan dirimu dari
bertemu dengan manusia dan banyak bicara. Konsentrasilah untuk urusan
akhiratmu. Rasakanlah pengawasan zat yang Mahamemperhatikan dan keagungan Tuhan
yang Mahaperkasa.
Kelima:
Hendaknya engkau
menjadikan sabar sebagai syi'ar dan pilihan. Berhiaslah dengannya dan jagalah
dia. Engkau sedang berada pada ibadah yang agung yang berisi
kesulitan-kesulitan, kelelahan, bekal yang terbatas, sempitnya kendaraan,
kemacetan dan panjangnya perjalanan. Jangan berkeluh kesah dan jangan menyakiti
orang yang ada disekitarmu. Hendaknya berlaku lembut dan tenang.
Dari Jabir bin
Abdullah, bahwa Nabi r
mendengar suara sangat gaduh, benturan dan suara onta. Beliau bersabda,
أَيُّهَا
النَّاسُ عَلَيْكُمْ بِالسَّكِيْنَةِ، فَإِنَّ الْبِرَّ لَيْسَ بِالإِيْضَاعِ - يَعْنِي
اْلإِسْرَاعُ
"Wahai manusia tenanglah tenanglah, sesungguhnya kebaikan
itu bukan dengan tergesa-gesa. [Mutafak Alaih]
Nabi r
juga bersabda,
أَيُّهَا
النَّاسُ السَّكِيْنَةُ السَّكِيْنَةُ
"Wahai manusia, tenanglah tenanglah." [Hadits
riwayat Muslim]
Dan di antara khutbah
Umar bin Abdul Aziz –semoga Allah merahmatinya- di Arafat, "Bukanlah sang
pemenang itu dia yang memacu cepat onta dan kudanya, tetapi pemenang adalah dia
yang diampuni (dosa-dosanya).
Keenam:
Ingatlah saudaraku
bahwa Allah U
telah mengharamkan kezaliman atas diri-Nya dan dia menjadikannya haram. Dia
mengharamkan menyakiti muslim dan muslimah lain. Hindari lidahmu dari
melontarkan kalimat yang melukai atau tangan yang menyakiti jamaah haji lain,
tinggi hati, takabur atau sok tahu. Jauhilah berbuat yang tidak senonoh dan
kefasikan ketika berhaji. Allah I
berfirman,
"(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi.
Barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, Maka
tidak boleh rafats (berbuat yang tidak senonoh), berbuat Fasik dan
berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji."(QS.al-Baqarah:197)
Ibnu Sa'di
rahimahullah
berkata, "Ar-Rafast adalah hubungan kelamin serta
pendahuluannya, baik perbuatan maupun ucapan, khususnya ketika ada para wanita.
Al-fusuk adalah semua maksiat termasuk larangan-larang bagi orang yang
berihram. Al-Jidal adalah saling mencurigai, berselisih dan mendendam,
kerena semuanya itu membekaskan keburukan dan permusuhan. Sedangkan maksud dari
berhaji adalah merendahkan diri, luluh dihadapan Allah dan mendekatkan diri
kepada-Nya dengan apa-apa yang mungkin dari bentuk-bentuk ibadah. Ia merupakan
perjalanan untuk memisahkan diri dari keburukan. Jika ini terpenuhi tentu akan
menjadi haji yang mabrur. Haji mabrur tidak ada balasannya selain surga. Apa
yang telah disebutkan, sekalipun terlarang disetiap waktu dan tempat tetapi
ketika berhaji hal itu lebih ditekankan lagi.
Ketujuh:
Pada hari yang penuh
berkah ini rasakanlah bahwa waktu begitu terbatas lagi cepat berlalu.
Berupayalah mendapatkan sabahat yang baik dan teman terbaik. Pilihlah mereka
yang paling menjaga shalat, melakukan ibadah sunnah dan membaca al-Qur'an.
Jadikan dia sebagai penolong dan tempat meminta bantuan. Agar dia menjadi teman
perjalanan yang membantu mengencangkan tali pinggangmu dalam berbuat taat dan melakukan ibadah.
Kedelapan:
Berdoalah, berdoalah.
Rasulullah r
bersabda:
الدُّعَاءُ هُوَ
الْعِبَادَةُ
"Doa adalah ibadah." [Hadits riwayat Abu
Dawud]
Jagalah agar
senantiasa berdoa dan memperbanyaknya dengan kehadiran hati dan berharap
dikabulkan, karena sesungguhnya Allah Mahapemurah dan Mahamulia. Telah
terkumpul padamu tempat yang suci, waktu yang utama, sedang berhaji dan
musafir. Berupayalah membuka pintu-pintu (terkabulkannya do'a). Perbanyaklah
do'a untuk dirimu, orang tuamu, anak keturunmu dan agar menjadikanmu termasuk
dari orang-orang yang dikabulkan (diterima amal ibadahnya). Sertakan juga untuk
umat Muhammad r
bagian dari do'amu, agar Allah memperbaiki keadaan mereka dan memberi mereka
petunjuk kepada jalan yang lurus.
Nabi r
mengingatakn Ali bin Abi Thalib t
yang merupakan orang yang bertakwa dan wara. Nabi r
berkata kepadanya, "Wahai Ali, sesungguhnya engkau memiliki harta karun
di surga. Janganlah engkau ikuti pandangan dengan pandangan berikutnya,
sesungguhnya bagimu pandangan pertama tetapi tidak yang setelahnya."
[Hadits riwayat Ahmad]
Dan Ibnu Siiriin
–semoga Allah merahmatinya- berkata, "Aku melihat wanita yang tidak halal
bagiku di dalam mimpi, maka akupun memalingkan wajahku darinya…"
Ingatlah wahai engkau
yang sedang berada di negeri suci akan besarnya dosa dan singkatnya perjalanan.
Inggatlah akan hari dibagikannya buku-buku catatan amal yang membuat anak kecil
menjadi beruban (tua).
Allah telah
membukakan pintu-pintu kebaikan yang banyak untukmu, diantaranya:
1. Menjaga
pelaksanaan shalat tepat pada waktunya. Biasakanlah datang ke masjid bersamaan
dengan adzan. Saat ini engkau sedang berlibur dari kesibukan duniawi, khusus
untuk berbuat ketaatan dan ibadah. Ibadah yang paling utama setelah syahadatain
adalah melaksanakan shalat. Nabi r
bersabda,
لَوْ يَعْلَمُ النَّاسُ
مَا فِي النِّدَاءِ وَالصَّفِ اْلأَوَّلِ، ثُمَّ لاَ يَجِدُوا إِلاَّ أَنْ يَسْتَهِمُوا
عِلَيْهِ لاَسْتَهَمُوا عَلَيْهِ
"Seandainya manusia
tahu apa yang ada pada panggilan adzan dan shaf pertama, lalu mereka tidak bisa
mendapatkannya kecuali dengan mengundinya, nisacaya mereka akan
mengundinya." [Mutafak Alaih]
2. Amar makruf nahi
munkar memiliki tempat yang agung di dalam Islam. Sebagian ulama
mengkatagorikannya sebagai rukun keenam dari rukun-rukun Islam. Allah
mendahulukan penyebutannya sebelum iman di dalam al-Qur'an,
"Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk
manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan
beriman kepada Allah." (QS.Ali 'Imran:110)
Di dalam surat at-Taubah Allah
mendahulukan penyebutannya sebelum menegakkan shalat dan menunaikan zakat.
Firman Allah,
"Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan,
sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. mereka
menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan
shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. mereka itu
akan diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana."(QS.at-Taubah:71)
Pendahuluan ini
merupakan penjelasan akan urgennya amar makruf dan nahi munkar[3],
agungnya kedudukanya dan akibat buruk jika meninggalkannya. Tingkatan amar
makruf dan nahi munkar disebutkan oleh Nabi r dengan sabdanya,
مَنْ رَأَى مُنْكَراً
فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ
فَبِقَلْبِهِ، وَذَلِكَ أَضْعَفُ اْلإِيْمَانِ
"Barangsiapa
yang melihat kemungkaran hendaknya merubahnya dengan tangannya. Jika tidak bisa
maka dengan lisannya. Jika tidak bisa juga hendaknya dengan hatinya, dan yang
demikian itu adalah selemah-lemah iman." [Hadits riwayat
Muslim]
Bidang garap amar
makruf banyak sekali di musim-musim haji, diantaranya: meluruskan shaf ketika
shalat, mengingatkan orang yang lalai, mengajarkan orang yang tidak tahu,
memisahkan lelaki dengan perempuan (yang bukan mahrom), memerintahkan untuk
mengenakan hijab dan memperingatkan bahaya bersolek (di depan umum). Bagi kaum muslimah
dapat mengajar para wanita bagaimana cara shalat yang benar, hukum bersuci,
memperingatkan mereka dari (bahaya) syirik dan bid'ah, mengajak mereka untuk
mengenakan hijab (jilbab) dan lain sebagainya.
3. Berdakwah kepada
Allah U
adalah pintu yang agung dari pintu-pintu kebaikan. Rasulullah r
bersabda:
مَنْ دَعَا إِلىَ هُدَى،
كَانَ لَهُ مِنَ اْلأَجْرِ مِثْلُ أُجُوْرِ مَنْ تَبِعَهُ، لاَ يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ
أُجُوْرِهِمْ شَيْئاً
"Siapa yang menyeru kepada huda (kebaikan), baginya pahala
seperti pahala orang yang mengikutinya, tidak mengurangi sedikitpun pahala orang
yang mengerjakannya."[Hadits riwayat Muslim]
Hal itu dilakukan
dengan mengajari orang yang jahil (tidak tahu) dan lalai, membagikan buku-buku
syari'at dan kaset-kaset islami, menunjukkan tempat belajar, pengajian dan
banyak lagi yang lainnya.
Saya sarankan kepada
saudara-saudara yang memiliki ilmu syar'i atau wawasan untuk turut serta dalam
acara-acara perkemahan. Berapa banyak orang yang mendapat petunjuk dari
perjalanan ini. Keikutsertaan menjadikan jamaah haji lebih dekat dan terikat,
juga menjauhkan mereka dari pembicaraan yang tidak ada dasarnya (sia-sia).
4. Di antara amal
ibadah haji yang dikenal sejak dahulu adalah memberi makan, terkhusus di
waktu-waktu sangat ramai. Memberi makan memiliki pahala yang besar. Allah r
berfirman,
"Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang
miskin, anak yatim dan orang yang ditawan."
(QS.al-Insan:8)
Dahulu Salafussoleh
antusias dalam memberi makan. Sama saja apakah dalam memberi makan orang
kelaparan atau menjamu saudaranya yang shaleh. Nabi r
bersabda,
أَيُّمَا مُؤْمِنٌ أَطْعَمَ
مُؤْمِناً عَلىَ جُوْعٍ أَطْعَمَهُ اللهُ مِنْ ثَمَارِ الْجَنَّةِ
"Mukmin manapun yang memberi makan mukmin lain yang
kelaparan, akan Allah beri dia makanan dari buah-buahan surga."
[Hadits riwayat at-Turmudzi]
5. Manfaatkan waktu
dalam berbagai bentuk ibadah dan ketaatan. Hari-hari haji hanya sedikit, jangan
menyia-nyiakannya dengan pembicaraan yang tidak berdasar, menyindir, mencela,
menggosipi manusia, mengkritik makanan, minuman, kemah juga pendingin ruangan.
Hendaknya jauhkan dirimu dari perkara-perkara dunia.
6. Bersegera membantu
orang-orang lanjut usia dan melayani mereka. Pada yang demikian itu adalah
bentuk penghormatan dan memuliakan orang tua serta bentuk kasih kepada mereka.
7. Membagikan minuman
dingin (as-sukya) ketika penuh kemacetan dan kehausan. Rasulullah r
bersabda,
وَمَنْ سَقَى مُؤْمِناً
عَلىَ ظَمَأٍ سَقَاهُ اللهُ مِنْ الرَّحِيْقِ الْمَخْتُوْمِ
"Siapa yang memberi minum seorang mukmin yang kehausan,
akan Allah beri dia minum dari ar-Rahiq al-makhtum[4]."
[Hadits riwayat at-Turmudzi dengan sanad yang baik]
8. Bersedekah dengan
harta. Berinfak termasuk pendekatan diri yang paling agung dan ketaatan yang
mulia. Ayat-ayat dan hadits-hadits tentang keutamaan sedekah banyak sekali.
Di antara kumpulan
jamaah haji yang penuh berkah itu ada orang-orang fakir dan membutuhkan.
Berinfak kepada mereka berarti menghilangkan lapar mereka dan memenuhi
kebutuhan mereka sehingga dapat mencegah mereka meminta-minta, walaupun dengan
jumlah sedikit. Rasulullah r
bersabda,
اتَّقُوا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ
تَمْرَةٍ
"Berlindunglah dari api neraka walaupun hanya dengan kulit
biji kurma."
Pinjamkanlah kepada
Allah U
yang Mahakaya agar dilipatgadakan ganjaran dan pahalanya. Firman Allah r,
"Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman
yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), Maka Allah akan meperlipat
gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak." (QS.al-Baqarah:245)
Ibnul Qoyyim t
berkata, "Sedekah memiliki pengaruh yang menakjubkan dalam menolak bala
(bencana) sekalipun dari pelaku dosa, palaku zalim bahkan sekalipun dari orang
kafir. Sungguh Allah menolak dengan sedekah berbagai macam bala
(bencana)."
9. Menebar salam.
Pada saat manusia
berkumpul dan di tengah kemacetan yang silih berganti serta udara yang sangat
panas, senyum tentu menjadi jalan kasih sayang. Ia dapat menghilangkan keluhan
dan menampakkan keterikatan dan saling kasih. Nabi r
bersabda,
لاَ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ
حَتىَّ تُؤْمِنُوا، وَلاَ تُؤْمِنُوا حَتىَّ تَحَابوُا، أَوْ لاَ أَدُلُّكُمْ عَلىَ
شَيْءٍ إِذَا فعلتموه تحاببتم؟ أفشوا السلام بينكم
"Kalian tidak akan masuk surga sampai kalian beriman, dan
kalian tidak akan beriman sampai saling mencintai. Maukah aku tunjukkan kepada
sesuatu yang jika kalian kerjakan kalian akan saling mencintai?! Sebarkan salam
di antara kalian." [Hadits riwayat Muslim]
10. Bermungka cerah
dan tersenyum.
Nabi r
bersabda,
لاَ تَحْقِرَنَّ مِنَ
الْمَعْرُوْفِ شَيْئاً وَلَوْ أَنَ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهِ طَلِق
"Janganlah
kalian meremehkan kebaikan meskipun sedikit, sekalipun engkau bertemu dengan
saudaramu dengan wajah ceria." [Hadits riwayat Muslim]
Abdullah bin
al-Harits berkata, "Aku belum pernah melihat orang yang lebih banyak
tersenyum dari pada Rasulullah r.
[Riwayat Ahmad]
Jangan memperbanyak
tertawa dan bergurau, sesungguhnya hari-hari ini adalah hari-hari ibadah dan
kesungguhan, bukan waktu santai dan tawa.
11. Membantu orang
yang kesusahan.
Dalam perjalanan terdapat
kesulitan kelelahan dan musibah. Membantu kaum muslimin dan menyelesaikan
kesusahan mereka adalah kebaikan yang besar. Rasulullah r
bersabda,
وَمَنْ فَرَجَ عَنْ مُسْلِمٍ
كُرْبَةً فَرَجَ اللهُ بِهَا كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ
"Barangsiapa menyelesaikan satu kesusahan dari seorang
muslim, Allah akan selesaikan satu kesusahan dari kesusahan-kesusahannya pada
hari kiamat." [Mutafak alaihi]
12. Berkorban dan
mendahulukan orang lain.
Di antara kebiasaan
sahabat Rasulullah r
adalah berkorban dan mendahulukan saudara muslim yang lain dari pada diri
mereka sendiri dalam makanan dan minuman, serta bertahan dalam kesederhanaan
dan keprihatinan.
13. Menjadi teman
yang baik.
Dalam pertemanan
memiliki adab (etika) yang sebaiknya diketahui. Engkau saat ini berada di
perjalanan. Dengan safar (perjalanan) diketahui akhlak seseorang. Hindarilah
banyak bertanya dan mendetailkanya serta berbicara tentang segala sesuatu. Nabi
r
bersabda,
مَنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ
الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيْهِ
"Di antara kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan
sesuatu yang bukan urusannya (tidak bermanfaat)."
[Hadits riwayat at-Turmudzi]
14. Meminta izin
ketika keluar atau masuk.
Jika hendak pergi
menuju Mekkah atau melempar jumroh atau selainnya, hendaknya memberitahu
penanggung jawab (rombongan), agar dia tahu tujuan setiap aggotanya dan mudah
pengaturannya. Yang demikian tentu lebih dapat menghindarkan perpecahan dan
tersesat jalan.
15. Jadikan pada
hari-hari yang penuh berkah ini jadwal untuk menghafal surat dari al-Qur'an. Seperti surat al-Baqarah, surat
al-Kahfi atau surat
an-Nuur. Mintalah tolong kepada Allah, semoga Allah membukakan hatimu (untuk
menghafal).
16. Berusahalah
sedapat mungkin untuk menjaga kebersihan tempat dimanapun kita singgah dan di
jalan yang kita lalui. Di antara sedekah yang dianjurkan adalah menghilangkan
gangguan dari jalan.
17. Di antara adab
(etika) safar yang syar'i (memenuhi ketentuan syari'at) adalah mengangkat amir
(pemimpin) kelompok perjalanan. Nabi r
bersabda,
إِذَا خَرَجَ ثَلاَثَةٌ
فِي سَفَرِ فَلْيُؤَمّرُوا أَحَدُهُمْ
"Jika tiga orang keluar melakukan perjalanan, hendaknya
mengangkat salah seorang dari mereka menjadi amir (pemimpin perjalanan)." [Hadits
riwayat Abu Dawud]
Yang demikian lebih
menjaga persatuan dan lebih menghindari perselisihan dan perbedaan pendapat.
Saudaraku yang
terhormat.
Hindari ujub
(takabur) dan berbangga dengan amalmu, karena sesungguhnya Allah U-lah
yang telah memberimu taufik dan membantumu. Dialah yang telah memberimu
hidayah. Jangan takjub dengan amal perbuatanmu, karena itu sesungguhnya hanya
sedikit di sisi Allah U.
Bahkan hendaknya rasakan keagungan penciptamu dan keluasan pengampunan-Nya.
Mintalah kepada Allah U
agar tidak bergantung (bangga) kepada amal perbuatanmu, tidak pula kepada
dirimu sekejappun.
Hindari riya
(berharap mendapat perhatian) dan sum'ah (berharap mendapat pujian)
ketika telah kembali (dari pelaksanaan haji), berbangga diri serta
menyiarkannya kepada orang-orang agar mengagungkanmu.
Jangan rusak amal
baikmu dengan ungkapan yang tidak baik. Jangan tiru perkataan sebagian mereka
yang jahil (bodoh): 'melelahkan!', 'macet!', 'udara panas!' atau 'aku
rugi demikian!', tetapi bersabar dan berharaplah mendapat ganjaran pahala.
Ibadah ini berisi dengan kesulitan-kesulitan, perjalanan panjang dan penuh
dengan keramaian. Tentu ketika itu terlihat perkara-perkara yang tidak lumrah
di negerimu.
Terbayangkan olehmu
keterasinganmu di Mekkah padahal itu hanyalah hari-hari yang singkat dan media
komunikasi masih terbuka. Lalu bagaimana dengan keterasinganmu di alam kubur
beserta kengeriannya. Ketahuilah bahwa engku akan mati seorang diri, dihitung
amalmu seorang diri dan akan dibangkitkan seorang diri. Bersiaplah untuk hari
ini dan yang setelahnya. Perbanyaklah do'a agar Allah menerima ibadah hajimu
dan menulis pahalamu serta meneguhkanmu di atas agama-Nya sampai bertemu
dengan-Nya.
Kodisi setelah
kembali
Apakah engkau sudah
berhaji ke Baitullah al-Haram dan telah Allah muliakan dengan menunaikan syi'ar
agama yang agung ini. Mohonlah kepada Allah U semoga engkau telah
keluar dari dosa-dosamu seperti kali pertama dilahirkan. Aku kabarkan berita
gembira melalui ungkapan seorang yang jujur lagi tidak berbicara dengan hawa
nafsunya,
مَا أَهَلَّ ـ يَعْنيِ
لَبّى ـ مُهَلِّ وَلاَ كَبَّرَ مُكَبِّرٌ قَطّ إِلاَّ بُشِّرَ باِلْجَنَّةِ
"Tidaklah bertalbiah[5]
orang yang bertalbiah atau bertakbir[6]
orang yang bertakbir melainkan diberikan berita gembira kepadanya dengan
syurga." [Shahih al-Jami' as-Shaghir no:5445]
Nabi r
bersabda,
مَا تَرْفَعُ إِبِلُ
الحْاَجِ رِجْلاً وَلاَ تَضَعُ يَداً إِلاَّ كَتَبَ اللهُ بِهَا حَسَنَةً، أَوْ مَحَا
عَنْهُ سَيْئَةً، أَوْ رُفِعَ لَهُ دَرَجَةً
"Tidaklah onta
tunggangan orang yang berhaji mengangkat kaki
belakang atau menurunkan kaki depannya, melainkan Allah catat (bagi
penunggangnya) sebagai satu kebaikan, atau dihapuskan darinya satu keburukan,
atau diangkat satu derajatnya." [Shahih al-Jami as-Shaghir no.572]
Demikianlah, catatan
amalmu telah kembali putih. Maka apa setelah pengampunan dan pembebasan ini?
Apakah engkau ingin mengulang apa yang telah engkau lalui sebelumnya, yang
penuh dengan dosa dan kesalahan? Atau bersegera mengisi catatan itu dengan
ketaatan dan memperbanyak ibadah?!
Semoga Allah menerima
dari kami dan dari kalian amal-amal yang shaleh dan menjadikannya benar lagi
murni mengharap wajah Allah yang mulia.
Shalawat dan salam
atas Nabi kita Muhammad, keluarga dan para sahabatnya.
[1] Satu
tempat di Yaman. Maksudnya dari tempat yang jauh. Sebagian ahli ilmu
mengatakan bahwa keinginan di sini adalah keinginan yang kuat. Dan ini hanya
khusus pada tanah haram. (pent)
[2] Syi'ar
Allah Ialah: segala amalan yang dilakukan dalam rangka ibadat haji dan
tempat-tempat mengerjakannya.
[3] Mengajak
kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran.
[4]
Ahlul ilmu mengatakan Ar-Rahiiq adalah khamr disyurga atau nama sungai khar
disyurga.
[5] Mengumandangkan
labaik allahumma labaik..dst.
[6]
Mengumandangkan takbir (ucapan "Allahu akbar").
Post a Comment