Sikap Tergesa-Gesa
Sikap Tergesa-Gesa
Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam kepada
Rasulullah saw, dan aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah dengan
sebenarnya kecuali Allah, Yang Maha Esa dan tiada sekutu bagiNya, dan aku
bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusanNya.
Wa Ba’du:
Di antara sifat tercela yang dilarang oleh syara'
adalah sikap tergesa-gesa. Al-Ragib mengatakan: Tergesa-gesa adalah meminta dan
menuntut terwujudnya sesuatu sebelum waktu yang ditentukan. Dia adalah tuntutan
hawa nafsu, oleh karena itulah dia termasuk sifat yang tercela di dalam
berbagai ayat Al-Qur'an. Bahkan dikatakan: Tergesa-gesa dari setan.[1]
Allah
swt berfirman kepada NabiNya:
16. Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk
(membaca) Al Quran Karena hendak cepat-cepat (menguasai)nya.[2]
Akhla
Nabi saw adalah Al-Qur'an, beliau berakhlak dengan akhlak dan adab-adab
Al-Qur'an, oleh karena itulah beliau tetap komitmen dengan arahan yang berkah
ini, maka beliau bukanlah orang yang suka tergesa-gesa bahkan beliau selalu
bertindak pelan-pelan dan bersabar dan mengajak umatnya untuk bertindak seperti
itu. Beliau saw bersabda: Sikap pelan-pelan adalah dari Allah dan tergesa-gesa
adalah dari setan".[3]
Firman
Allah Ta'ala:
35. Maka Bersabarlah kamu seperti orang-orang
yang mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul Telah bersabar dan janganlah
kamu meminta disegerakan (azab) bagi mereka. pada hari mereka melihat azab yang
diancamkan kepada mereka (merasa) seolah-olah tidak tinggal (di dunia)
melainkan sesaat pada siang hari. (Inilah) suatu pelajaran yang cukup, Maka
tidak dibinasakan melainkan kaum yang fasik.[4]
Beliau
adalah suri tauladan yang terbaik, manusia paling utama yang berpegang dengan
perkara ini.
Dari Aisyah ra berkata: Wahai Rasulullah pernahkah datang
kepadamu suatu hari yang lebih parah dari hari Uhud?. Beliau bersabda: Aku
telah mendapatkan perlakuan buruk dari kaummu
tehadapku, dan perlakuan itu adalah tindakan terburuk yang aku alami pada hari Aqobah, yaitu ketika
aku menawarkan diriku kepada Ibnu Abi Yalil bin Abdi Kilal namun mereka tidak
mau menerima tawaranku, maka akupun pergi meninggalkan mereka dengan wajah yang
bimbang dan aku tidak sadar kecuali di Qarni tsa'alib, lalu aku mengangkat
kepalaku tiba-tiba ada segumpal awan telah menaungi diriku, maka akupun
melihatnya dan ternyata dia adalah Jibril. Kemudian dia memanggilku dan
berkata: Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan kaummu terhadap dirimu
dan sikap mereka terhadap dirimu. Dan Tuhanmu telah mengutus kepadamu malaikat
gunung agar engkau memerintahkan kepadanya apa saja yang engkau kehendaki untuk
menghancurkan mereka. Rasulullah saw melanjutkan: Maka malaikat penjaga gunung memanggil dan mengucapkan
salam kepadaku kemudian berkata: Wahai Muhammad!, sesungguhnya Allah telah
mendengar perkataan kaummu terhadap dirimu, dan saya adalah malaikat penjaga
gunung di mana Tuhanmu telah mengutusku kepadamu agar engkau memerintahkan
kepada diriku apa yang engkau kehendaki?. Jika engkau mau niscaya aku membalikkan dua gunung yang besar ini
kepada mereka. Maka Rasulullah saw
bersabda: Akan tetapi berharap semoga Allah mengeluarkkan dari tulang rusuk
mereka orang-orang yang beribadah kepada Allah yang Maha Esa dan tidak mempersekutukannya
dengan sesuatu apapun".[5]
Adapun bersegera berbuat baik, berlomba-lomba
padanya, memanfaatkan kesempatan pada saat kesempatan ada adalah perkara yang
terpuji bukan tercela. Firman Allah Ta'ala:
133. Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari
Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan
untuk orang-orang yang bertakwa,[6]
Musa
Alihis salam berkata:
84. Berkata Musa: "Itulah mereka sedang
menyusuli Aku dan Aku bersegera kepada-Mu. Ya Tuhanku, agar supaya Engkau ridha
(kepadaku)".[7]
Sebab yang dimaksud dengan kertergesa-gesaan
yang dicela dalah memutuskan sebah
perkara sebelum berfikir matang,
bermusyawarah dan beristikharah. Oleh karena itulah Abu Hatim Al-Basti rahimahullah
berkata: Sesungguhnya orang yang bersikap tergesa-gesa selalu berkata sebelum
dia mengetahuinya, menjawab sebelum memahami, memuji sebelum terjun mencoba,
mencela setelah memuji dan orang yang tergesa-gesa selalu ditemani penyesalan,
jauh dari keselamatan dan masyarakat Arab menyebutnya dengan julukan induk bagi
semua penyesalan".[8]
Seorang
penyair pernah berkata:
Terkadang
orang yang berjalan berhasil meraih apa yang dicita-citakan
Namun
terkadang bagi orang yang selalu tergesa-gesa banyak kesalahan
Diantara
contoh bagi sikap tergesa-gesa yang tercela adalah tergesa-gesa berdo'a keburukan
atas keluarga, harta dan anak pada saat emosi tidak terkendali. Firman Allah
Ta'ala:
11. Dan manusia mendoa untuk kejahatan
sebagaimana ia mendoa untuk kebaikan. dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa.[9]
Dari
Jabir ra dia berkata: Rasulullah saw bersabda: Janganlah kalian berdoa'
keburukan atas diri kalian, dan janganlah kalian berdo'a keburukan atas
harta-harta kalian, dan janganlah kalian berdo'a keburukan atas anak-anak
kalian jangan sampai kalian bertepatan dengan sebuah saat di mana kalian
meminta sesatu lalu Allah mengabulkan permintaan kalian".[10]
Jangan-jangan
apa yang kita saksikan berupa musibah dan penyakit serta kerusakan yang menimpa
anak-anak kita disebabkan karena do'a
keburukan yang kita lantunkan untuk kebinasaan mereka, namun banyak orang yang
tidak menyadari hakekat ini, masihkah ada orang yang sadar?".
Di
antara contoh tergesa-gesa yang tercela adalah tergesa-gesa agar do'anya segera
diterima. Dari Abi Hurairah ra bahwa Nabi saw bersabda: " Akan diterima
permohonan kalian selama kalian tidak bertindak tergesa-gesa dengan mengatakan:
Aku telah berdo'a kepada Tuhanku namun Dia tidak memperkenankan do'a
permohonanku".[11]
Di
antaranya tergesa-gesa dalam menunaikan shalat dimana mereka tidak melaksanakan
thuma'ninah di dalam ruku' dan sujud mereka. Di sebutkan di dalam riwayat Abu Hurairah
ra bahwa seorang lelaki shalat di sisi Nabi saw lalu beliau mengingatkannya:
Kembalilah dan ulangi shalatmu sebab kamu belum shalat". Rasulullah
menegurnya sejumlah tiga kali dan pada setiap kalinya beliau mengatakan hal
yang sama. Kemudian barulah berliau bersabda: Apabila engkau hendak bangkit
melaksanakan shalat maka sempurnakanlah wudhu', kemudian menghadaplah ke kiblat
lalu bertakbirlah, kemudian bacalah apa yang mudah bagimu dari Al-Qr'an,
kemudian ruku'lah sehingga engkau bisa tenang di dalam ruku'mu, kemudian
bangkitlah sehingga engkau bisa berdiri tegak, kemudian bersujudlah sehinga
engkau bisa tenang dalam sujudmu..".[12]
Di dalam realita kehidupan kita
sekarang ini kita dapatkan orang yang
ditimpa penyesalan pada saat penyesalan tersebut sudah tidak berarti,
hanya disebabkan ketergesa-gesaan mereka pada perkara yang seharusnya menuntut
bersikap lambat, di antaranya seseorang lelaki menceraikan istrinya hanya karena
sebab yang sepele, sehingga keluarga menjadi hancur, anak-anak menjadi
tersia-siakan, rumah –rumah menjadi keropos sehingga menimbulkan kebimbangan
dan kebingungan luar biasa yang hanya diketahui oleh Allah, smua itu terjadi
karena sikap tergesa-gesa.
Di antaranya sikap tergesa-gesa dalam
mengendarai mobil. Apa yang kita dengar berupa kecelakaan lalu lintas yang
dahsyat yang menyebabkan melayangnya banyak nyawa secara sia-sia, dan munculnya
berbagai penyakit yang sangat berbahya serta cacat yang permanen semua itu
terjadi karena sebab ketergesa-gesaan.
Di
antara bentuk sifat tergesa-gesa yang tercela adalah seorang yang merasa
rizkinya datang terlambat lalu dia bertindak tergesa-gesa dengan menerjang
jalan yang diharamkan dan melakukan tindakan yang tidak disyari'atkan. Dari Abi
Umamah ra dia berkata: Rasulullah saw
bersabda: Sesungguhnya ruh qudus telah meniupkan ke dalam jiwaku bahwa satu
jiwa tidak akan mati sehingga dia menyempurnakan ajalnya dan menghabiskan
rizkinya. Bertaqwalahkepada Allah dan memintalah dengan ungkapan yang gelobal,
da janganlah perasaan bahwa rizki datang terlambat menggiringmu untuk
menuntutnya dengan cara bermaksiat kepada Allah, sesngguhnya tidak aakn
didapatkan apa yang ada di sisi Allah Ta'ala kecuali dengan menjalankan ketaatan
kepadaNya".[13]
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Semoga
Allah mencurahkan shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad dan seluruh
keluarga dan shahabatnya.
[1] M'jam mufrodat
alfazhil Qur'an: hal. 334
[2] QS. Al-Qiyamah: 16
[3] Musnad Abi Ya'la no:
4256 dan dishahihkan oleh Albani: 1795
[4] QS. Al-Ahqof: 35
[5] Shahih Muslim: 1795
[6] QS. Ali Imron: 133
[7] QS. Thaha: 84
[8] Radhatl Uqola hal.:
288
[9] QS. Al-Isro': 11
[10] HR. Muslim: 3009
[11] HR. Muslim: 2735
[13] Hlyatl Aliya' 10/27
dan shahihkan oleh Albani di dalam kitab Aljami'us shagir 1/420 no: 2085
Post a Comment