Lanjutan 30 Langkah Mendidik Anak
LANGKAH 2
MEMBERI ANAK NAMA YANG BAIK
Nama memiliki pengaruh penting
dalam membangun kepribadian, cara hidup, bahkan lingkungan.
Ketika Nabi -shalallahu
alaihi wasallam- tiba di Kota Madinah, kota Madinah masih bernama Yatsrib.
Beliau menggantinya dengan nama Thoibah atau Madinah. Keduanya
menunjukkan makna nama yang baik. Nama yang baik itu sendiri pada dasarnya
menjadi sumber pengharapan yang baik. Karena itu, sudah seharusnya kedua orang
tua memilih nama yang baik, hingga menjadi penginspirasi kebaikan bagi anak.
* * *
Contoh Praktis Dan Kisah-Kisah
Pentingnya Memilih Nama Dalam Membangun Kepribadian Anak
a.
Sisi
positif nama baik.
Abdurrahman Ibn Auf berkata:
“Dahulu namaku Abdu Amr
(artinya budak Amr). Ketika memeluk Islam Rasulullah -shalallahu alaihi
wasallam- menamaiku Abdurrahman (artinya hamba Allah Yang Maha Pengasih)[1]
Diriwayatkan bahwa Abdurrahman
menjual tanahnya. Hasilnya dibagikan kepada orang fakir dari bani Zahroh, Muhajirin dan Ummul Mukminin (istri-istri
Nabi). Al-Musawar berkata:
'Aku mendatangi Aisyah untuk menyerahkan
pemberian itu.'
Aisyah -radiallahu'anha- bertanya:
'Siapa yang mengirimkan ini?'
'Abdurrahman Ibn Auf.' Jawabku.
Aisyah -radiallahu'anha- berkata:
'Aku mendengar Rasulullah -shalallahu alaihi
wasallam- bersabda:
((لا يحنو عليكنَّ بعدي إلا الصابرون))
‘Tidaklah
berempati kepada kalian setelahku selain Sôbirun (para penyabar).’”[2]
Nama Abdurrahman diserap dari
kata [ar-rahman] yang diambil dari sifat kasih. Nabi -shalallahu alaihi
wasallam- mendapati pada diri lelaki ini sifat kasih dan sayang sehingga
beliau menamainya Abdurrahman.
* * *
B. Sisi yang sejalan dengan
nama yang tidak baik.
Diriwayatkan oleh Ibnu al-Musayyib dari ayahnya, bahwa ayahnya
datang kepada Nabi -shalallahu alaihi wasallam-. Nabi menanyakan
namanya:
“Siapa namamu?”
“Huzn (=sedih).” Jawabnya.
“Engkau Sahl (=mudah).” Timpal Nabi.
“Aku tak dapat merubah nama yang telah diberikan
oleh ayahku.” Tolaknya.
Ibnu al-Musayyib berkata:
'Kesedihan itu senantiasa merundung kami
setelahnya.”[3]
Ad-Dawudi berkata:
"Maksud Sa’id Ibn Musayyib adalah kesedihan
akan sulitnya merubah tabiat akhlak mereka. Dalam hal ini Sa'id membawakannya
kepada hal yang memicu kemurkaan Allah."
Yang lain berkata:
"Ibn Musayyib mengisyaratkan akan kejumudan
yang masih tersisa pada akhlak mereka."[4]
Demikianlah. Ketika kita ingin
anak keturunan kita baik, hendaknya kita melakukan tahap kedua, yaitu memilih
nama-nama yang baik, karena ia mempengaruhi kepribadian anak seperti yang kita
dapati pada contoh di atas.
* * *
Post a Comment