Zihar
Zihar
- Zihar: Yaitu menyerupakan isteri
atau sebagian tubuhnya dengan dia yang diharamkan untuk dinikahi selamanya,
seperti perkataan: kamu seperti ibuku, atau seperti punggung saudariku, dan
semisalnya.
- Pada zaman jahiliyah, ketika
seorang suami marah terhadap isterinya, karena disebabkan oleh suatu
permasalahan, dia akan melontarkan perkataan: (bagiku kamu itu seperti punggung
ibuku), maka langsung dia bercerai darinya.
Ketika Islam datang, agama ini
menyelamatkan wanita dari kesulitan ini, dan menjelaskan kalau zihar merupakan
sebuah kemungkaran dari perkataan dan dusta; karena dia berdiri bukan diatas
landasan. Sebab isteri bukanlah seorang ibu, sehingga menjadi haram sepertinya,
hukumnya dibatalkan, dan menjadikan wanita tersebut menjadi haram bagi suaminya
sebelum dia membatalkannya dengan kafarat zihar.
- Ketika suami menzihar
isterinya, kemudian ingin menyetubuhinya, maka hal tersebut diharamkan atasnya
sampai dia melaksanakan kafarat zihar.
- Hukum zihar: Haram, Allah telah mencela
orang-orang yang melakukannya dengan firmannya:
﴿ ٱلَّذِينَ يُظَٰهِرُونَ مِنكُم مِّن نِّسَآئِهِم
مَّا هُنَّ أُمَّهَٰتِهِمۡۖ إِنۡ أُمَّهَٰتُهُمۡ إِلَّا ٱلَّٰٓـِٔي وَلَدۡنَهُمۡۚ وَإِنَّهُمۡ
لَيَقُولُونَ مُنكَرٗا مِّنَ ٱلۡقَوۡلِ وَزُورٗاۚ وَإِنَّ ٱللَّهَ لَعَفُوٌّ غَفُورٞ
٢ ﴾ [المجادلة: ٢]
"Orang-orang yang menzhihar isterinya diantara kamu,
(menganggap isterinya sebagai ibunya, padahal) tiadalah isteri mereka itu ibu
mereka. Ibu-ibu mereka tidak lain hanyalah wanita yang melahirkan mereka. Dan
sesungguhnya mereka sungguh-sungguh mengucapkan suatu perkataan yang mungkar
dan dusta. Dan sesungguhnya Allah Maha Pema'af lagi Maha Pengampun"
(Al-Mujaadilah: 2)
-
Gambaran zihar:
1- Zihar dilakukan dengan jelas
dan langsung, seperti perkataan : kamu mirip dengan punggung ibuku.
2- Zihar dilakukan dengan
tergantung, seperti: jika memasuki bulan ramadhan, kamu sperti punggung ibuku.
3- Zihar dibatasi oleh waktu,
seperti: bagiku kamu seperti punggung ibuku selama bulan sya'ban. Apabila telah
keluar dari bulan sya'ban dan dia menyetubuhi isterinya, berarti tuntaslah
ziharnya, akan tetapi jika dia menyetubuhi isterinya pada bulan sya'ban, maka
dia berkewajiban untuk membayar kafarat zihar.
- Apabila seorang suami
menzihar isterinya, maka dia berkewajiban untuk membayar kafarat sebelum
menyetubuhinya, jika dia menyetubuhinya sebelum membayar kafarat, maka dia akan
berdosa dan wajib membayarnya.
-
Kafarat zihar harus berurutan seperti dibawah ini:
1- Memerdekakan seorang budak
Muslim.
2- Apabila tidak mendapatkan
budak, dia harus berpuasa selama dua bulan berturut-turut, tidak termasuk
pemutus bagi dia yang berbuka pada dua hari raya (iedul fitri dan adha), haidh
dan semisalnya.
3- Apabila tidak mampu, maka
dia boleh memberi makan enampuluh orang miskin dari makanan pokoknya, setiap
orang miskin setengah sho' (satu kilo dua puluh gram), dia cukup memberi makan
siang ataupun makan malam mereka. Allah berfirman:
﴿ وَٱلَّذِينَ يُظَٰهِرُونَ مِن نِّسَآئِهِمۡ
ثُمَّ يَعُودُونَ لِمَا قَالُواْ فَتَحۡرِيرُ رَقَبَةٖ مِّن قَبۡلِ أَن يَتَمَآسَّاۚ
ذَٰلِكُمۡ تُوعَظُونَ بِهِۦۚ وَٱللَّهُ بِمَا تَعۡمَلُونَ خَبِيرٞ ٣ فَمَن لَّمۡ يَجِدۡ
فَصِيَامُ شَهۡرَيۡنِ مُتَتَابِعَيۡنِ مِن قَبۡلِ أَن يَتَمَآسَّاۖ فَمَن لَّمۡ يَسۡتَطِعۡ
فَإِطۡعَامُ سِتِّينَ مِسۡكِينٗاۚ ذَٰلِكَ لِتُؤۡمِنُواْ بِٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦۚ وَتِلۡكَ
حُدُودُ ٱللَّهِۗ وَلِلۡكَٰفِرِينَ عَذَابٌ أَلِيمٌ ٤ ﴾ [المجادلة: ٣، ٤]
"Orang-orang yang menzhihar isteri mereka, kemudian
mereka hendak menarik kembali apa yang mereka ucapkan, maka (wajib atasnya)
memerdekakan seorang budak sebelum kedua suami-isteri itu bercampur.
Demikianlah yang diajarkan kepada kamu, dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan * Barang siapa yang tidak mendapatkan (budak) maka (wajib atasnya)
berpuasa dua bulan berturut-turut sebelum keduanya bercampur. Maka siapa yang
tidak kuasa (wajiblah atasnya) memberi makan enampuluh orang miskin.
Demikianlah supaya kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan itulah
hukum-hukum Allah, dan bagi orang-orang kafir ada siksaan yang sangat pedih"
(Al-Mujaadilah: 3-4)
- Allah Maha Penyayang terhadap
hamba-Nya dengan menjadikan pemberian makan terhadap orang-orang fakir dan
miskin termasuk dari kafarat dari dosa dan sebagai penghapus kesalahan.
- Apabila suami berkata kepada
isterinya: Jika kamu pergi ketempat ini, maka bagiku kamu seperti punggung
ibuku.
Apabila dia bermaksud dengannya
sebagai pengharaman, maka dia telah berbuat zihar dan tidak boleh mendekatinya
sampai dia melaksanakan kafarat zihar.
Sedangkan apabila dia hanya
bermaksud untuk melarangnya melakukan perbuatan tersebut, bukan bermaksud
mengharamkannya, maka isteri tersebut tidak menjadi haram, akan tetapi dia
wajib membayar kafarat yamin (sumpah) barulah setelah itu dia terbebas dari
sumpahnya.
- Apabila dia berzihar terhadap
isteri-isterinya dengan satu kalimat, baginya hanyalah satu kafarat, dan jika
dia menzihar mereka dengan beberapa kali, maka wajib baginya untuk membayar
kafarat dari setiap satunya.
Post a Comment