Dari Jurang Sengsara Menuju Puncak Bahagia
Perjalanan manusia di akhirat berakhir di finish yang berbeda-beda. Setelah berakhirnya keputusan di Makhsyar, dibagikan catatan amal, dihisab dan ditimbang amalnya, maka ada yang langsung digiring ke neraka tanpa melewati jembatan shirath. Mereka adalah orang-orang kafir dan musyrikin. Yang Kekal di Neraka
Imaam Ibnul Jauzi رحمه الله, berkata, “Adapun orang-orang yang musyrik maka mereka itu tidak akan melewati jembatan shirath, dan mereka akan dimasukkan ke dalam Jahannam bahkan sebelum dipancangkannya Shirath.” Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam,
يَجْمَعُ اللَّهُ النَّاسَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَيَقُولُ مَنْ كَانَ يَعْبُدُ شَيْئًا فَلْيَتَّبِعْهُ. فَيَتَّبِعُ مَنْ كَانَ يَعْبُدُ الشَّمْسَ الشَّمْسَ وَيَتَّبِعُ مَنْ كَانَ يَعْبُدُ الْقَمَرَ الْقَمَرَ وَيَتَّبِعُ مَنْ كَانَ يَعْبُدُ الطَّوَاغِيتَ الطَّوَاغِيتَ
“Allah Ta’ala akan mengumpulkan manusia pada Hari Kiamat dan berfirman, “Barangsiapa yang menyembah sesuatu, maka ikutilah dia.” Maka orang yang menyembah matahari akan mengikuti matahari. Siapa yang menyembah bulan maka ia akan mengikuti bulan. Siapa yang menyembah thaghut, maka ia pun akan mengikuti thaghut –orang yang rela diibadahi-.” (HR Bukhari)
Ibnu al-Jauzi رحمه الله melanjutkan keterangannya, “Hadits tersebut dengan jelas menerangkan bahwa siapa saja yang pernah menampakkan penghambaan diri kepada selain Allooh سبحانه وتعالى, misalnya dari kalangan Ahlul Kitab, orang Nashoroyang menyembah Al Masih, dan orang Yahudi yang menyembah ‘Uzair,maka mereka semua akan mengikuti di belakang kaum musyrikin untuk jatuh ke dalam neraka sebelum dihamparkannya Shirath.”
Mereka itulah orang-orang yang kekal di neraka. Mereka tak bisa keluar dari neraka, tak bisa masuk ke dalam jannah seperti mustahilnya onta masuk ke dalam lubang jarum. “Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami dan menyombongkan diri terhadapnya, tidak akan dibukakan baginya pintu langit dan tidak pula masuk surga sampai unta masuk lubang jarum” (QS al-A’raf 40)
Ayat tersebut dan juga ayat-ayat sebelumnya menunjukkan, bahwa yang kekal di neraka itu adalah orang-orang kafir dan musyrikin. Adapun orang-orang mukmin yang bermaksiat tidak masuk dalam ketegori ayat tersebut. Jahannamiyun, dari Sengsara Menuju Bahagia
Adapun orang-orang yang memiliki keimanan, akan menyeberangi shirath dengan tingkat kesulitan dan kemudahan tergantung amalnya di dunia. Ada yang lolos dalam penyeberangan, namun tidak sedikit yang berguguran jatuh ke dalam neraka jahannam yang terletak di bawah shirath.
Mereka akan merasakan pedihnya neraka dengan aneka ragam siksa dan jangka waktu tergantung kadar maksiatnya di dunia. Tapi seringan-ringannya siksa di neraka adalah tatkala diletakkan kerikil di kakinya, maka mendidihlah kepalanya saking panasnya.
Mereka tidak selamanya berada di neraka. Pada akhirnya akan tersudahilah derita yang luar biasa. Mereka dikeluarkan dari neraka sementara wajah mereka telah gosong lantaran terpanggang api neraka. Hingga kemudian diceluplah mereka di sungai Hayat (sungai kehidupan). Dan setelah itu dimasukkanlah mereka ke dalam jannah. Sebagaimana kabar dari Nabi shallallahu alaihi wasallam,
يَدْخُلُ أَهْلُ الْجَنَّةِ الْجَنَّةَ وَأَهْلُ النَّارِ النَّارَ ثُمَّ يَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى أَخْرِجُوا مِنْ النَّارِ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ مِنْ إِيمَانٍ فَيُخْرَجُونَ مِنْهَا قَدْ اسْوَدُّوا فَيُلْقَوْنَ فِي نَهَرِ الْحَيَا (أَوْ الْحَيَاةِ) فَيَنْبُتُونَ كَمَا تَنْبُتُ الْحِبَّةُ فِي جَانِبِ السَّيْلِ أَلَمْ تَرَ أَنَّهَا تَخْرُجُ صَفْرَاءَ مُلْتَوِيَةً
“Yang berhak masuk surga akan masuk surga, yang harus masuk neraka akan masuk neraka. Lalu Allah Ta’ala berfirman, “Keluarkanlah mereka yang mempunyi iman walaupun hanya seberat satu biji benih sawi!!! Maka mereka keluar dari neraka dan benar-benar mereka itu sudah gosong hitam pekat kemudian mereka ini dicelup ke dalam sungai Hayat, lalu dia tumbuh seperti benih diujung aliran air…”(HR Bukhari no.21).
Mereka itulah yang dijuluki jahannamiyun, atau mantan penduduk jahannam lantaran mereka pernah menjadi penghuni neraka. Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda,
لَيُصِيبَنَّ أَقْوَامًا سَفْعٌ مِنَ النَّارِ بِذُنُوبٍ أَصَابُوهَا عُقُوبَةً ثُمَّ يُدْخِلُهُمُ اللَّهُ الْجَنَّةَ بِفَضْلِ رَحْمَتِهِ يُقَالُ لَهُمُ الْجَهَنَّمِيُّونَ
“Dari Anas r.a. bahwa Nabi Saw bersabda, “Akan ada beberapa kaum tampak sangat hitam dari api neraka, karena dosa-dosa yang pernah mereka lakukan sebagai hukuman atas mereka, kemudian Allah memasukkan mereka ke dalam surga dengan kurnia rahmat-Nya, mereka itulah yang dinamakan jahannamiyun (mantan penghuni neraka jahannam).” (HR Muslim)
Maka berubahlah keadaan mereka secara total. Yang sebelumnya berada di jurang kesengsaraan neraka dan disiksa tanpa jeda, akhirnya berpindah ke tempat yang penuh dengan kenikmatan tiada tara. Dimulai sejak dicelupkannya mereka ke dalam sungai Hayat, kelak, hanya dengan sekali celupan saja di jannah, penderitaan orang yang paling sengsara di duniapun akan hilang seketika tanpa bekas, tanpa sisa. Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda,
وَيُؤْتَى بِأَشَدِّ النَّاسِ بُؤْسًا فِي الدُّنْيَا، مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ، فَيُصْبَغُ صَبْغَةً فِي الْجَنَّةِ، فَيُقَالُ لَهُ: يَا ابْنَ آدَمَ هَلْ رَأَيْتَ بُؤْسًا قَطُّ؟ هَلْ مَرَّ بِكَ شِدَّةٌ قَطُّ؟ فَيَقُولُ: لَا، وَاللهِ يَا رَبِّ مَا مَرَّ بِي بُؤْسٌ قَطُّ، وَلَا رَأَيْتُ شِدَّةً قَطُّ
Kemudian didatangkan seorang penghuni jannah yang paling sengsara sewaktu di dunia, lalu ia dicelupkan sekali celupan di jannah, kemudian ia ditanya,”Adakah engkau merasakan penderitaan? adakah engkau pernah merasakan kesengsaraan?” Ia menjawab,”Tidak, demi Allah wahai Rabbku. Aku tidak merasakan penderitaan sedikitpun dan sama sekali belum pernah mengalami kesengsaraan.” (HR Muslim)
Merekapun tinggal di kediaman kenikmatannya belum pernah dilihat oleh mata, belum pernah didengar telinga dan belum pernah mereka bayangkan sebelumnya.
Mereka sama sekali tidak menyesal lantaran di dunia belum memliki rumah megah ataupun kendaraan mewah. Karena telah disediakan untuk mereka sebuah rumah, “Yang batu batanya dari perak, dan batu bata dari emas, lantainya dari minyak kasturi yang kuat wanginya, kerikilnya berupa permata dan berlian, dan tanahnya dari za’faron.” Kemahnya, enampuluh mil panjangnya. Seluruh yang dilihat dan dirasakan adalah kenikmatan belaka.
Post a Comment