Yang Akan Membinasakan Kita
Yang Akan Membinasakan Kita
Rasulullah ﷺ mengingatkan kepada kita tentang fitnah harta yang banyak membinasakan manusia. Beliau ﷺ bersabda:
إِنَّ لِكُلِّ أُمَّةٍ فِتْنَةً وَفِتْنَةُ أُمَّتِيْ الْـمَـالُ
“Setiap umat memiliki fitnah (ujian), dan fitnah umatku adalah harta.” [Shahih: HR. At-Tirmidzi, no. 2336; Ahmad, IV/160; Ibnu Hibban, no. 2470-al-Mawaarid), dan al-Hakim (IV/318). Lafal ini milik at-Tirmidzi, beliau t berkata, “Hadis ini Hasan Shahih.” Dari Sahabat Ka’ab bin ‘Iyadh radhiyallahu ‘anhu. Lihat Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah, no. 592]
Rasulullah ﷺ juga bersabda:
إِنَّمَا أَهْلَكَ مَـنْ كَـانَ قَبْلَكُمُ الدِّيْنَارُ وَالدِّرْهَمُ، وَهُمَا مُهْلِكَاكُمْ
“Sesungguhnya Dinar dan Dirham telah membinasakan orang-orang sebelum kalian dan keduanya juga membinasakan kalian.” [Shahih: HR. Al-Bazzar, V/51, no. 1612 dengan sanad Jayyid.]
Rasulullah ﷺ menyebutkan, bahwa harta adalah fitnah. Maka wajib bagi kita untuk waspada, jangan sampai harta itu membinasakan kita. Allah ﷻ menurunkan harta agar manusia melaksanakan ibadah kepada Allah ﷻ. Seorang Muslim dan Muslimah wajib menggunakan hartanya untuk mendekatkan diri kepada Allah ﷻ menurut cara yang sesuai dengan syariat Islam, seperti mengeluarkan zakatnya, menginfakkan dan menyedekahkannya kepada fakir miskin, membantu dakwah yang sesuai sunnah, membangun masjid, membantu pondok pesantren ahlus sunnah, menunaikan ibadah haji dan umrah, menolong orang-orang yang susah, dan lainnya.
Adapun orang yang tamak kepada harta dan tidak menggunakannya di jalan Allah ﷻ , maka orang yang demikian pasti celaka dan binasa. Ia akan mengalami kesusahan di dunia dan Akhirat.
Penggila harta dan pecinta dunia yang lebih mengutamakan dunia daripada Akhirat adalah orang yang paling bodoh dan paling idiot. Sebab ia:
• Lebih mengutamakan khayalan daripada kenyataan,
• Lebih mengutamakan tidur daripada terjaga,
• Lebih mengutamakan bayang-bayang yang segera hilang daripada kenikmatan yang kekal,
• Lebih mengutamakan rumah yang segera binasa daripada tempat tinggal yang kekal, dan
• Menukar kehidupan yang abadi nan nyaman dengan kehidupan yang tidak lebih dari sekadar mimpi atau bayang-bayang yang segera hilang.
Sesungguhnya orang yang cerdas tidak akan tertipu dengan hal-hal semacam itu. [Diringkas dari ‘Uddatush Shabirin wa Dzakhiratusy Syakirin, hlm. 355-356, karya Ibnul Qayyim, tahqiq dan takhrij Syaikh Salim al-Hilali, dan hlm. 434-435 tahqiq Isma’il bin Ghazi Marhaba, cet. Daar ‘Alamil Fawa`id]
Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata:
مُـحِبُّ الدُّنْيَا لَا يَنْفَكُّ مِنْ ثَلَاثٍ: هَمٌّ لَازِمٌ، وَتَعَبٌ دَائِمٌ، وَحَسْرَةٌ لَا تَنْقَضِى
“Pecinta dunia tidak akan terlepas dari tiga hal:
1. Kesedihan (kegelisahan) yang terus-menerus,
2. Kecapekan (keletihan) yang berkelanjutan, dan
3. Penyesalan yang tidak pernah berhenti.” [Ighatsatul Lahafan (I/87-88) dan lihat Mawaridul Aman al-Muntaqa min Ighatsatil Lahafan (hlm. 83-84).
Post a Comment