Mengingat bahwa ‘alam syahadah merupakan sarana pendakian ke ‘alam malakut, mengertilah kita bahwa ungkapan “melintasi shirath mustaqim” adalah suatu ungkapan tentang pendakian semacam ini. Adakalanya hal itu diungkapkan dengan kata din (agama) atau juga “terminal-terminal hidayah”. Nah, sekiranyadi antara kedua alam ini tak ada kesesuaian dan kaitan, niscaya tak dapat dibayangkan kemungkinan pendakian dari satu kepada yang lainnya. Maka dijadikanlah alam kasat mata ini oleh Al-Rahman al-Ilahiyah seimbang dengan ‘alam malakut.
Sehingga, tak sesuatu pun di alam yang “ini” kecuali ia merupakan misal untuk alam yang “itu”. Adakalanya untuk sesuatu yang berada di ‘alam malakut tersedia misal-misal yang amat banyak di alam kasat mata. Dan tentunya sesuatu tidak dapat disebut “misal”, kecuali bila ia memiliki sejenis kesamaan atau kesuaian dengan yang dimisalkan.
Untuk menghitung ‘misal-misal’ itu, kita diundang untuk menginvetarisasi di alam semesta secara keseluruhan. Tentunya hal ini tak mungkin terpenuhi oleh kemampuan manusia, tak akan cukup terjangkau oleh kekuatannya, dan tak akan cukup usia singkat mereka semuanya untuk menguraikannya. Sejauh yang dapat kulakukan untuk Anda ialah memberikan sebuah contoh saja agar dengan yang sedikit ini Anda mengetahui yang banyak dan terbuka bagi Anda pintu-pintu pemahaman rahasia-rahasia sejenis itu.
Post a Comment