DOA MEMOHON HUJAN (SHALAT ISTISQA’)
🌧️ MATERI CERAMAH: DOA MEMOHON HUJAN (SHALAT ISTISQA’)
Pendahuluan
الحمد لله الذي خلق الإنسان من طين، وجعل الماء سببًا للحياة والبقاء إلى يوم الدين.
أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمدًا عبده ورسوله، صلى الله عليه وعلى آله وصحبه أجمعين.
Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan air sebagai sumber kehidupan bagi seluruh makhluk-Nya. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad ﷺ, suri teladan yang mengajarkan umatnya untuk selalu berdoa dan bersyukur dalam setiap keadaan.
Jamaah yang dirahmati Allah,
Di antara bentuk kasih sayang Allah kepada hamba-hamba-Nya adalah diturunkannya hujan. Namun ketika hujan tertahan, bumi menjadi kering, tanaman mati, dan hewan serta manusia menderita kekeringan. Dalam keadaan seperti ini, Islam mengajarkan kita untuk melakukan shalat istisqa’, yaitu salat dan doa memohon turunnya hujan kepada Allah ﷻ.
1. Hukum Shalat Istisqa’
Para ulama sepakat bahwa shalat istisqa’ hukumnya sunnah muakkadah, yaitu sunnah yang sangat dianjurkan. Hal ini berdasarkan perbuatan Rasulullah ﷺ.
Diriwayatkan dari ‘Abdullah bin Zaid radhiyallahu ‘anhu:
"Bahwa Nabi ﷺ keluar menuju tempat salat untuk meminta hujan, beliau menghadap kiblat dan membalikkan selendangnya, lalu beliau salat dua rakaat dengan suara keras."
(HR. Bukhari dan Muslim)
2. Makna dan Tujuan Istisqa’
Shalat istisqa’ berarti memohon kepada Allah agar menurunkan hujan melalui doa, permohonan, dan istighfar di waktu terjadinya kekeringan.
Hujan adalah rahmat dan karunia Allah, sebagaimana firman-Nya:
وَهُوَ الَّذِي يُنَزِّلُ الْغَيْثَ مِنْ بَعْدِ مَا قَنَطُوا وَيَنْشُرُ رَحْمَتَهُ ۚ وَهُوَ الْوَلِيُّ الْحَمِيدُ
“Dan Dialah yang menurunkan hujan setelah mereka berputus asa, dan menyebarkan rahmat-Nya. Dan Dialah Pelindung yang Maha Terpuji.”
📖 (QS. Asy-Syura: 28)
3. Waktu Pelaksanaan
Shalat istisqa’ dilakukan seperti waktu shalat Id, yaitu setelah matahari naik setinggi tombak. Namun, boleh dilakukan kapan saja selama tidak berada pada waktu yang dilarang untuk salat.
‘Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata:
“Rasulullah ﷺ keluar untuk salat istisqa’ ketika matahari telah terbit.”
(HR. Abu Dawud)
4. Persiapan Sebelum Shalat
Sebelum pelaksanaan, imam mengumumkan beberapa hari sebelumnya agar umat:
Bertaubat dari dosa,
Berpuasa,
Bersedekah,
Meninggalkan kezaliman,
Dan memperbaiki hubungan sesama manusia.
Karena dosa adalah sebab turunnya bencana dan tertahannya hujan.
Sebagaimana firman Allah:
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَاتٍ مِّنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَـٰكِن كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُم بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
“Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, niscaya Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan, maka Kami siksa mereka karena perbuatan mereka.”
📖 (QS. Al-A’raf: 96)
5. Tata Cara Pelaksanaan
Shalat istisqa’ dilakukan dua rakaat seperti shalat Idul Fitri:
Rakaat pertama: tujuh kali takbir sebelum membaca Al-Fatihah,
Rakaat kedua: lima kali takbir sebelum membaca Al-Fatihah,
Bacaan setelah Al-Fatihah: Surat Al-A’la (سبح اسم ربك الأعلى) dan Al-Ghasyiyah (هل أتاك حديث الغاشية)
Setelah shalat, imam menyampaikan khutbah yang isinya banyak beristighfar dan berdoa.
Kemudian imam menghadap kiblat dan membalikkan selendangnya, bagian kanan menjadi kiri dan kiri menjadi kanan, seraya berdoa memohon turunnya hujan.
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Sesungguhnya seorang hamba tidak menahan zakat hartanya, kecuali Allah menahan hujan dari langit.”
📖 (HR. Ibnu Majah)
6. Doa-Doa yang Diajarkan Rasulullah ﷺ
Dalam shalat istisqa’, Nabi ﷺ membaca doa-doa yang penuh harapan dan ketundukan, di antaranya:
اللهم اسقنا غيثًا مغيثًا، مريئًا نافعًا غير ضار، عاجلًا غير آجل
“Ya Allah, turunkanlah kepada kami hujan yang menyuburkan, menyenangkan, bermanfaat, tidak membahayakan, segera, dan tidak ditunda-tunda.”
(HR. Abu Dawud)
اللهم اسق عبادك وبهائمك، وانشر رحمتك، وأحي بلدك الميت
“Ya Allah, berilah air kepada hamba-hamba-Mu dan binatang-binatang-Mu, tebarkanlah rahmat-Mu, dan hidupkanlah kembali bumi-Mu yang mati.”
(HR. Abu Dawud dan An-Nasa’i)
Dan apabila hujan mulai turun, beliau berdoa:
اللهم صيّبًا نافعًا
“Ya Allah, jadikanlah hujan ini hujan yang bermanfaat.”
(HR. Bukhari)
7. Hikmah dari Shalat Istisqa’
1. Menyadarkan kita bahwa hanya Allah-lah Pemberi Rezeki dan Penurun hujan.
2. Mengajarkan tawakal dan ketundukan sepenuhnya kepada Allah.
3. Mengingatkan pentingnya taubat, istighfar, dan memperbaiki hubungan sosial.
4. Menumbuhkan rasa syukur dan kesadaran ekologis bahwa manusia memiliki tanggung jawab terhadap bumi.
Penutup
Jamaah yang dimuliakan Allah,
Shalat istisqa’ bukan sekadar doa meminta hujan, tetapi juga seruan untuk kembali kepada Allah. Hujan adalah rahmat, dan rahmat Allah turun bagi hamba-hamba yang bertobat dan berbuat kebaikan.
وَاسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُم مِّدْرَارًا
“Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, kemudian bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia akan menurunkan hujan lebat atasmu.”
📖 (QS. Hud: 52)
Semoga Allah menurunkan hujan yang penuh keberkahan atas negeri kita, menyuburkan tanaman, menghidupkan tanah yang mati, dan menjadikan hujan sebagai rahmat, bukan azab.
آمِين يَا رَبَّ العَالَمِينَ
Post a Comment