SHALAT GERHANA – TANDA KEBESARAN ALLAH
🌒 MATERI CERAMAH: SHALAT GERHANA – TANDA KEBESARAN ALLAH
Pendahuluan
الحمد لله الذي جعل الشمس والقمر آيتين من آياته، لا يكسفان لموت أحد ولا لحياته، بل ليخوف بهما عباده.
أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمدًا عبده ورسوله، صلى الله عليه وعلى آله وصحبه أجمعين.
Segala puji bagi Allah, yang telah menciptakan matahari dan bulan sebagai tanda kekuasaan-Nya, bukan karena kehidupan atau kematian seseorang. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad ﷺ, suri teladan dalam menghadapi setiap fenomena alam dengan penuh keimanan dan ketundukan.
1. Gerhana: Tanda Kekuasaan Allah, Bukan Tanda Sial
Jamaah yang dirahmati Allah,
Ketika terjadi gerhana matahari atau bulan, sebagian manusia di masa jahiliyah dahulu menganggapnya sebagai pertanda buruk — kematian raja, lahirnya tokoh besar, atau datangnya bencana. Namun Islam datang untuk meluruskan keyakinan itu.
Dari Abu Mas’ud Al-Anshari radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah ﷺ bersabda:
إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ لَا يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ مِنَ النَّاسِ، وَلَكِنَّهُمَا آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ، فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُمَا فَصَلُّوا وَادْعُوا اللَّهَ حَتَّى يُكْشَفَ مَا بِكُمْ
“Sesungguhnya matahari dan bulan tidaklah mengalami gerhana karena kematian atau kelahiran seseorang, tetapi keduanya adalah tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Maka apabila kalian melihatnya, berdoalah kepada Allah dan salatlah hingga gerhana itu hilang.”
📖 (HR. Bukhari dan Muslim)
Maka gerhana bukan tanda kesialan, tetapi peringatan dan pelajaran agar manusia kembali mengingat kebesaran Allah.
2. Hukum dan Waktu Shalat Gerhana
Para ulama sepakat bahwa shalat gerhana hukumnya sunnah muakkadah bagi laki-laki dan perempuan.
Pelaksanaannya dimulai sejak terjadinya gerhana hingga selesai, baik gerhana matahari (kusuf) maupun bulan (khusuf).
Apabila gerhana berakhir di tengah-tengah salat, maka salat boleh disempurnakan secara ringan. Namun jika gerhana terjadi pada waktu-waktu yang dilarang untuk salat, maka disunnahkan memperbanyak dzikir, doa, dan istighfar.
3. Amalan yang Dianjurkan Saat Terjadi Gerhana
Rasulullah ﷺ menganjurkan umatnya untuk memperbanyak amal kebaikan ketika gerhana terjadi.
Beliau bersabda:
فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُمَا فَافْزَعُوا إِلَى الصَّلَاةِ وَالدُّعَاءِ وَالِاسْتِغْفَارِ وَالصَّدَقَةِ
“Apabila kalian melihatnya (gerhana), maka bersegeralah melakukan salat, berdoa, beristighfar, dan bersedekah.”
📖 (HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam riwayat lain disebutkan, beliau juga menganjurkan untuk memerdekakan budak, bertasbih, dan berbuat kebajikan.
Ini menunjukkan bahwa gerhana adalah momen refleksi spiritual, bukan tontonan fenomena semata.
4. Tata Cara Shalat Gerhana
Tata cara shalat gerhana berbeda dengan shalat sunnah biasa.
Rasulullah ﷺ menjelaskannya melalui perbuatan beliau sendiri, sebagaimana diriwayatkan oleh ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha:
“Matahari pernah gerhana di masa Rasulullah ﷺ. Beliau keluar ke masjid, bertakbir, lalu berdiri lama membaca bacaan panjang. Kemudian beliau ruku’ lama, bangun dan membaca lagi dengan bacaan panjang yang lebih pendek dari sebelumnya. Lalu beliau ruku’ lagi dan sujud. Pada rakaat kedua, beliau melakukan hal yang sama hingga empat kali ruku’ dan empat kali sujud.”
📖 (HR. Bukhari dan Muslim)
Ringkasnya:
Dilakukan dua rakaat,
Setiap rakaat memiliki dua kali ruku’ dan dua kali sujud,
Bacaan panjang dan tartil,
Tanpa adzan dan iqamah, cukup dengan seruan:
“As-shalātu jāmi‘ah” (“Salat akan segera dimulai”).
5. Khutbah Setelah Salat Gerhana
Setelah selesai salat, Rasulullah ﷺ berkhutbah untuk mengingatkan umat agar takut kepada Allah, banyak berdoa, dan memperbanyak amal saleh.
Dalam khutbahnya beliau bersabda:
يَا أُمَّةَ مُحَمَّدٍ، وَاللَّهِ مَا مِنْ أَحَدٍ أَغْيَرُ مِنَ اللَّهِ أَنْ يَزْنِيَ عَبْدُهُ أَوْ تَزْنِيَ أَمَتُهُ
“Wahai umat Muhammad, demi Allah! Tidak ada seorang pun yang lebih cemburu daripada Allah terhadap hamba laki-laki atau perempuan yang berbuat zina.”
📖 (HR. Bukhari)
Beliau menegaskan bahwa gerhana merupakan peringatan agar manusia menjauhi dosa-dosa besar dan memperbanyak taubat.
6. Shalat Gerhana Bulan
Untuk gerhana bulan (khusuf), hukum dan tata caranya sama dengan gerhana matahari.
Namun, sebagian ulama berpendapat bahwa salat gerhana bulan boleh dilakukan secara individu di rumah, karena tidak ada riwayat pasti bahwa Rasulullah ﷺ mengumpulkan jamaah untuk gerhana bulan.
Namun keduanya sama-sama disyariatkan, berdasarkan sabda Nabi ﷺ:
فَإِذَا رَأَيْتُمْ شَيْئًا مِنْ ذَلِكَ فَصَلُّوا حَتَّى يَنْجَلِيَ
“Apabila kalian melihat salah satu dari keduanya (matahari atau bulan) mengalami gerhana, maka salatlah hingga terang kembali.”
📖 (HR. Muslim)
7. Hikmah Terjadinya Gerhana
Gerhana bukan hanya fenomena alam, tapi tanda kebesaran Allah dan peringatan bagi manusia.
Allah berfirman dalam Al-Qur’an:
وَمِنْ آيَاتِهِ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ ۚ لَا تَسْجُدُوا لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ وَاسْجُدُوا لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَهُنَّ إِن كُنتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam dan siang, serta matahari dan bulan. Janganlah kamu sujud kepada matahari maupun bulan, tetapi sujudlah kepada Allah yang menciptakannya, jika kamu benar-benar menyembah-Nya.”
📖 (QS. Fussilat: 37)
Gerhana mengingatkan kita untuk tidak lalai dari kekuasaan Allah. Fenomena itu menjadi panggilan untuk tunduk, bersujud, dan bertaubat.
Penutup
Jamaah yang dimuliakan Allah,
Apabila gerhana terjadi, janganlah kita panik atau hanya menjadikannya tontonan langit. Tetapi hendaknya kita segera berwudhu, pergi ke masjid, melaksanakan salat gerhana, dan memperbanyak doa serta istighfar.
Rasulullah ﷺ bersabda:
فَادْعُوا اللَّهَ وَكَبِّرُوا وَصَلُّوا وَتَصَدَّقُوا
“Maka berdoalah kepada Allah, bertakbirlah, salatlah, dan bersedekahlah.”
📖 (HR. Bukhari)
Semoga setiap gerhana yang kita saksikan menjadi pengingat akan kebesaran Allah, mempertebal iman, dan memperbanyak amal kebaikan kita.
اللهم اجعلنا من عبادك الذاكرين الشاكرين، ولا تجعلنا من الغافلين، واجعلنا من الذين إذا رأوا آياتك ازدادوا إيمانًا وتسليمًا
آمِين يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ
Post a Comment