Adab Menuntut Ilmu
Zuhud & Kelembutan Hati
Adab Menuntut Ilmu
Mukadimah
Segala puji bagi Allah ﷻ yang meninggikan derajat orang-orang berilmu, namun menjatuhkan mereka yang berilmu tanpa adab. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad ﷺ, guru seluruh manusia, teladan dalam ilmu, amal, dan akhlak.
Jamaah yang dimuliakan Allah,
Ilmu dalam Islam bukan sekadar informasi, tetapi cahaya. Dan cahaya tidak akan singgah di hati yang kotor oleh riya’, sombong, dan cinta dunia. Karena itu, para ulama mengatakan:
الأدب قبل العلم
“Adab itu lebih dahulu daripada ilmu.”
(Imam Malik رحمه الله)
1. Mengikhlaskan Niat dalam Menuntut Ilmu
Dalil Al-Qur’an
﴿وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ﴾
“Padahal mereka tidak diperintahkan kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya.”
(QS. Al-Bayyinah: 5)
Dalil Hadis
مَنْ تَعَلَّمَ عِلْمًا مِمَّا يُبْتَغَى بِهِ وَجْهُ اللَّهِ لَا يَتَعَلَّمُهُ إِلَّا لِيُصِيبَ بِهِ عَرَضًا مِنَ الدُّنْيَا لَمْ يَجِدْ عَرْفَ الْجَنَّةِ
“Barangsiapa menuntut ilmu yang seharusnya untuk mencari wajah Allah, namun ia menuntutnya demi dunia, maka ia tidak akan mencium bau surga.”
(HR. Ahmad, Abu Dawud)
Ulasan Ulama
Imam Al-Ghazali رحمه الله berkata:
“Ilmu tanpa ikhlas adalah hujjah yang akan menuntut pemiliknya di hadapan Allah.”
Ilmu yang tercampur riya’ tidak menghidupkan hati, justru mengeraskannya.
2. Banyak Berdoa Memohon Ilmu yang Bermanfaat
Dalil Al-Qur’an
﴿وَقُلْ رَبِّ زِدْنِي عِلْمًا﴾
“Dan katakanlah: Wahai Rabbku, tambahkanlah aku ilmu.”
(QS. Thaha: 114)
Dalil Hadis
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ
“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, dan aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat.”
(HR. Muslim)
Komentar Ulama
Ibnu Rajab رحمه الله menjelaskan:
“Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang melahirkan rasa takut kepada Allah dan mendorong ketaatan.”
3. Bersungguh-sungguh dan Haus Ilmu
Dalil Hadis
اثْنَتَانِ لَا يَشْبَعَانِ: طَالِبُ عِلْمٍ وَطَالِبُ دُنْيَا
“Ada dua yang tidak pernah kenyang: pencari ilmu dan pencari dunia.”
(HR. Al-Baihaqi)
Ulasan
Imam Asy-Syafi’i رحمه الله berkata:
“Ilmu tidak akan memberikan sebagian dirinya kepadamu sampai engkau memberikan seluruh dirimu kepadanya.”
4. Menjauhi Dosa dan Maksiat
Dalil Al-Qur’an
﴿وَاتَّقُوا اللَّهَ وَيُعَلِّمُكُمُ اللَّهُ﴾
“Bertakwalah kepada Allah, niscaya Allah akan mengajarimu.”
(QS. Al-Baqarah: 282)
Perkataan Ulama
Imam Asy-Syafi’i رحمه الله:
“Aku mengadu kepada Waki’ tentang buruknya hafalanku, lalu ia menasihatiku agar meninggalkan maksiat.”
5. Tidak Sombong dan Tidak Malu Bertanya
Atsar Sahabat
لَا يَتَعَلَّمُ الْعِلْمَ مُسْتَحْيٍ وَلَا مُسْتَكْبِرٌ
“Tidak akan belajar ilmu orang yang pemalu dan orang yang sombong.”
(HR. Bukhari secara mu’allaq)
Penjelasan
Malu dalam perkara dunia adalah akhlak,
malu dalam menuntut ilmu adalah penghalang hidayah.
6. Mendengarkan dengan Penuh Adab
Dalil Al-Qur’an
﴿فَبَشِّرْ عِبَادِ ٱلَّذِينَ يَسْتَمِعُونَ ٱلْقَوْلَ فَيَتَّبِعُونَ أَحْسَنَهُ﴾
“Mereka yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti yang terbaik.”
(QS. Az-Zumar: 17–18)
Ibnu Katsir رحمه الله:
“Ini dalil keutamaan mendengar dengan hati, bukan sekadar telinga.”
7. Diam dan Tidak Sibuk Sendiri
Dalil Al-Qur’an
﴿وَإِذَا قُرِئَ الْقُرْآنُ فَاسْتَمِعُوا لَهُ وَأَنْصِتُوا﴾
“Apabila Al-Qur’an dibacakan, dengarkanlah dan diamlah.”
(QS. Al-A’raf: 204)
8. Memahami dan Mengikat Ilmu
Dalil Hadis
قَيِّدُوا الْعِلْمَ بِالْكِتَابَةِ
“Ikatlah ilmu dengan tulisan.”
(HR. Ibnu ‘Abdil Barr)
9. Menghafal Ilmu
Dalil Hadis
نَضَّرَ اللَّهُ امْرَأً سَمِعَ مَقَالَتِي...
“Semoga Allah memberi cahaya pada wajah orang yang mendengar sabdaku, memahaminya, menghafalnya, dan menyampaikannya.”
(HR. At-Tirmidzi)
10. Mengamalkan Ilmu
Dalil Hadis
مَثَلُ الْعَالِمِ الَّذِي يُعَلِّمُ النَّاسَ الْخَيْرَ وَيَنْسَى نَفْسَهُ كَمَثَلِ السِّرَاجِ
“Perumpamaan orang alim yang mengajarkan kebaikan tapi tidak mengamalkannya seperti lampu yang menerangi orang lain namun membakar dirinya.”
(HR. Ath-Thabrani)
11. Mendakwahkan Ilmu
Dalil Al-Qur’an
﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا﴾
“Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.”
(QS. At-Tahrim: 6)
Penutup: Doa Penyembuhan Hati
(sesuai permintaan khusus)
اللَّهُمَّ اشْفِ قُلُوبَنَا مِنَ الرِّيَاءِ وَالنِّفَاقِ، وَمِنْ قَسْوَةِ الْقُلُوبِ، وَمِنْ حُبِّ الدُّنْيَا، وَمِنْ كُلِّ دَاءٍ يُبْعِدُنَا عَنْكَ.
اللَّهُمَّ اجْعَلْ عِلْمَنَا نُورًا، وَعَمَلَنَا خَالِصًا، وَقُلُوبَنَا لَيِّنَةً، وَأَعْمَالَنَا مَقْبُولَةً.
رَبَّنَا لَا تَجْعَلْنَا مِمَّنْ يَعْلَمُ وَلَا يَعْمَلُ، وَلَا مِمَّنْ يَدْعُو وَيَنْسَى نَفْسَهُ.
“Ya Allah, sembuhkanlah hati kami dari riya’, nifaq, kerasnya hati, dan cinta dunia. Jadikan ilmu kami cahaya, amal kami ikhlas, hati kami lembut, dan amal kami Engkau terima.”
Post a Comment