Akad yang Disaksikan Langit, Harta yang Dipertanggungjawabkan, dan Hati yang Akan Dihisab

Akad yang Disaksikan Langit, Harta yang Dipertanggungjawabkan, dan Hati yang Akan Dihisab


PEMBUKAAN (±10 menit)

(Suara pelan, tenang, menunduk sejenak)

Alhamdulillāh…
Alhamdulillāhilladzī khalaqal insāna min nafsin wāḥidah,
yang menciptakan manusia dari satu jiwa,
yang mengikat hidup kita dengan amanah,
yang tidak pernah lalai walau seberat zarrah.

Shalawat dan salam semoga tercurah
kepada junjungan kita Nabi Muhammad ﷺ,
yang diutus bukan hanya membawa ibadah,
tetapi keadilan,
bukan hanya membawa syariat,
tetapi rahmat.

Jamaah yang dimuliakan Allah…

Malam ini…
kita tidak sedang membahas hukum kering,
kita tidak sedang menghitung pasal demi pasal,
tetapi kita sedang bercermin.

Cermin tentang:

  • bagaimana kita memperlakukan pasangan
  • bagaimana kita menyentuh harta
  • bagaimana kita menyimpan niat
  • dan bagaimana kita berdiri kelak di hadapan Allah

(hening sejenak)


**BAGIAN I

AKAD NIKAH: PERJANJIAN YANG MEMILIKI SUARA DI LANGIT (±15 menit)**

Allah berfirman:

﴿وَكَيْفَ تَأْخُذُونَهُ وَقَدْ أَفْضَىٰ بَعْضُكُمْ إِلَىٰ بَعْضٍ وَأَخَذْنَ مِنكُم مِّيثَاقًا غَلِيظًا﴾

“Bagaimana mungkin kalian mengambil kembali hak istri,
padahal kalian telah saling menyatu,
dan mereka telah mengambil dari kalian perjanjian yang kuat.”

Jamaah…

Allah tidak menyebut akad nikah dengan kata biasa.
Allah menyebutnya:

مِيثَاقًا غَلِيظًا
Perjanjian yang berat… perjanjian yang agung…

Bukan hanya ditandatangani di hadapan penghulu,
bukan hanya disaksikan wali dan saksi,
tetapi disaksikan oleh Allah.

(nada diturunkan)

Berapa banyak pernikahan hari ini
yang dimulai dengan ayat Al-Qur’an
tetapi berakhir dengan zalim?

Berapa banyak istri yang menangis diam-diam
karena suaminya lupa:
bahwa akad itu bukan izin menindas,
tetapi janji untuk melindungi?

Rasulullah ﷺ bersabda:

«اسْتَوْصُوا بِالنِّسَاءِ خَيْرًا»
“Berwasiatlah kalian untuk berbuat baik kepada perempuan.”

Jamaah…

Kalimat ini bukan nasihat ringan.
Ini wasiat Nabi di akhir hidupnya.

(hening sejenak)


**BAGIAN II

ISLAM MEMUTUS JALUR KEZALIMAN MORAL (±15 menit)**

Allah mengharamkan seluruh pintu yang merusak kehormatan:

  • menikahi bekas istri ayah
  • hubungan mahram
  • pernikahan yang merendahkan martabat
  • dan semua bentuk syahwat tanpa tanggung jawab

Mengapa?

Karena kehormatan manusia lebih mahal
daripada kenikmatan sesaat.

Jamaah…

Zina tidak selalu dimulai di tempat gelap.
Ia sering dimulai dari:

  • pandangan yang dibiarkan
  • obrolan yang dianggap biasa
  • hati yang tidak dijaga

Rasulullah ﷺ bersabda:

«العَيْنَانِ تَزْنِيَانِ»
“Dua mata bisa berzina.”

(nada tegas namun lembut)

Islam bukan agama yang memusuhi naluri,
tetapi agama yang menyucikan naluri.


**BAGIAN III

ALLAH INGIN KITA BERTAUBAT, BUKAN BINASA (±10 menit)**

Allah berfirman:

﴿يُرِيدُ اللَّهُ أَن يُخَفِّفَ عَنكُمْ﴾
“Allah ingin memberi keringanan kepada kalian…”

Jamaah…

Kalau Allah mau,
Allah bisa jadikan agama ini sempit.
Tapi Allah memilih rahmat.

Manusia itu lemah.
Maka pintu taubat dibuka lebar.

Tetapi…

Jangan tunda taubat
dengan alasan Allah Maha Pengampun.

Karena Allah juga Maha Adil.

(hening sejenak)


**BAGIAN IV

HARTA HARAM: API YANG KITA MAKAN PERLAHAN (±15 menit)**

Allah berfirman:

﴿لَا تَأْكُلُوا أَمْوَالَكُم بَيْنَكُم بِالْبَاطِلِ﴾

“Jangan kalian memakan harta sesama kalian dengan cara batil.”

Jamaah…

Tidak semua yang legal itu halal.
Tidak semua yang lancar itu diridhai.

Riba…
korupsi kecil…
mark up…
upah yang dipotong zalim…
janji yang dikhianati…

Rasulullah ﷺ bersabda:

«كُلُّ لَحْمٍ نَبَتَ مِنْ سُحْتٍ فَالنَّارُ أَوْلَى بِهِ»

“Daging yang tumbuh dari harta haram,
neraka lebih pantas baginya.”

(suara diperlambat)

Bayangkan…
anak-anak yang kita beri makan
dari harta yang Allah murkai.

Apakah kita benar-benar siap
menyerahkan mereka pada api neraka?

(hening panjang)


**BAGIAN V

HASAD, RAKUS, DAN LUPA SYUKUR (±10 menit)**

Allah berfirman:

﴿وَلَا تَتَمَنَّوْا مَا فَضَّلَ اللَّهُ بِهِ بَعْضَكُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ﴾

Jamaah…

Iri hati itu halus.
Ia tidak berisik.
Tapi ia membakar pahala diam-diam.

Kita melihat:

  • orang lain lebih kaya
  • rumahnya lebih besar
  • hidupnya tampak mudah

Padahal kita lupa:

  • setiap orang diuji berbeda
  • setiap nikmat akan dimintai hisab

**BAGIAN VI

KEPEMIMPINAN LAKI-LAKI: TANGGUNG JAWAB, BUKAN KUASA (±10 menit)**

Allah berfirman:

﴿الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ﴾

Qiwāmah bukan berarti keras.
Bukan berarti semena-mena.
Bukan berarti tangan diangkat dan suara dibentak.

Qiwāmah berarti:

  • melindungi
  • menafkahi
  • menenangkan
  • menjadi tempat pulang

Dan jika rumah retak…

Allah tidak langsung menyuruh cerai.
Allah menyuruh islah.

Karena perceraian itu halal…
tetapi paling dibenci Allah.


**BAGIAN VII

RIYA: AMAL BESAR YANG KOSONG (±5 menit)**

Allah tidak menyukai
orang yang sombong, pamer, dan riya.

Sedekahnya terlihat…
doanya terdengar…
tetapi hatinya kosong dari ikhlas.

Rasulullah ﷺ bersabda:

«أَخْوَفُ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمُ الرِّيَاءُ»

Yang paling aku takutkan atas kalian adalah riya.

(hening sejenak)


**PENUTUP AGUNG

ALLAH TIDAK MENZALIMI ZARRAH (±10 menit)**

Allah menutup dengan firman-Nya:

﴿إِنَّ اللَّهَ لَا يَظْلِمُ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ﴾

Allah tidak pernah zalim.

Jika kita bahagia hari ini,
itu karunia.

Jika kita diuji hari ini,
itu keadilan.

Jika kita belum dihukum hari ini,
itu kesempatan,
bukan jaminan.

(suara sangat lirih)

Mari pulang malam ini dengan:

  • taubat di hati
  • niat yang diluruskan
  • zalim yang dihentikan
  • dan amanah yang dijaga

Karena suatu hari…
kita akan berdiri sendiri
tanpa pasangan
tanpa harta
tanpa nama besar

kecuali amal dan rahmat Allah.


Baik, Jordan.
Berikut DOA PENUTUP LIRIH & PANJANG (±10–15 menit), siap dibaca perlahan, bernada tunduk, menangis batin, dengan irama munajat malam.
Cocok dibaca setelah ceramah panjang, malam Jumat, atau majelis dzikir.

Silakan membaca pelan, beri jeda hening pada tanda (hening) agar jamaah ikut larut.


DOA PENUTUP L

(Suara diturunkan, kepala menunduk, jeda sejenak)

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ

اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ
عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ

(hening)

Ya Allah…
dalam hening malam-Mu ini,
kami datang bukan membawa kebanggaan,
bukan membawa amal yang layak dibanggakan,
tetapi membawa hati yang lelah,
dan jiwa yang penuh kekurangan.

Ya Allah…
jika Engkau buka catatan hidup kami satu per satu,
betapa banyak janji yang kami ingkari,
betapa banyak amanah yang kami lalaikan,
betapa sering lisan kami berdzikir
namun hati kami jauh dari-Mu.

(hening lebih panjang)

Ya Allah…
kami malu mengangkat kepala,
karena nikmat-Mu tidak pernah berhenti,
sementara taat kami sering terputus.

اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ
مِنْ قَلْبٍ لَا يَخْشَعُ
وَمِنْ عَيْنٍ لَا تَدْمَعُ
وَمِنْ دُعَاءٍ لَا يُسْتَجَابُ

Ya Allah…
jangan Engkau jadikan hati kami keras,
jangan Engkau biarkan air mata kami kering,
jangan Engkau angkat doa kami tanpa jawaban.

(hening)

Ya Allah…
ampunilah dosa kami
yang kami lakukan dengan sadar,
dan dosa yang kami lakukan karena lalai.

Ampunilah dosa lisan kami,
yang menyakiti tanpa terasa.
Ampunilah dosa pandangan kami,
yang melampaui batas tanpa kami sadari.
Ampunilah dosa hati kami,
yang iri, sombong, dan penuh prasangka.

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا
وَكَفِّرْ عَنَّا سَيِّئَاتِنَا
وَتَوَفَّنَا مَعَ الْأَبْرَارِ

Ya Allah…
jika Engkau hukum kami karena keadilan-Mu,
kami binasa…
tetapi jika Engkau selamatkan kami dengan rahmat-Mu,
kami hidup.

(hening, suara semakin lirih)

Ya Allah…
kami takut pada hari
ketika semua rahasia dibuka,
ketika harta tak bisa membela,
ketika pasangan tak bisa menolong,
ketika anak-anak berlari menjauh.

Ya Allah…
jangan Engkau hinakan kami di hari itu.

رَبَّنَا لَا تُخْزِنَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ
إِنَّكَ لَا تُخْلِفُ الْمِيعَادَ

Ya Allah…
perbaikilah hubungan kami dengan-Mu,
dan perbaikilah hubungan kami dengan sesama.

Jika kami pernah menzalimi pasangan kami,
lembutkanlah hati kami untuk meminta maaf.
Jika kami pernah mengkhianati amanah,
kuatkan kami untuk mengembalikannya.
Jika harta kami tercampur yang haram,
bersihkanlah ia dengan taubat yang jujur.

(hening)

Ya Allah…
jadikan rumah-rumah kami rumah yang Engkau ridai,
yang di dalamnya ada sabar,
ada syukur,
ada saling memaafkan.

Jauhkan rumah kami dari teriakan,
dari kekerasan,
dari ego yang merusak cinta.

اللَّهُمَّ أَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِنَا
وَاصْرِفْ عَنَّا الشَّيْطَانَ

Ya Allah…
kami lemah dalam ujian,
kami rapuh dalam cobaan,
kami mudah jatuh oleh dunia.

Tolong kami ya Allah…
agar dunia berada di tangan kami,
bukan di hati kami.

(hening)

Ya Allah…
berkahilah rezeki kami,
cukupkan yang halal,
jauhkan kami dari yang Engkau murkai.

Jangan Engkau jadikan anak-anak kami
tumbuh dari harta yang Engkau benci.
Jangan Engkau jadikan doa kami terhalang
karena sesuap yang haram.

اللَّهُمَّ اكْفِنَا بِحَلَالِكَ عَنْ حَرَامِكَ
وَأَغْنِنَا بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ

(hening)

Ya Allah…
jika hidup kami masih Engkau panjangkan,
panjangkanlah dalam ketaatan.

Jika ajal kami Engkau dekatkan,
akhirilah dengan husnul khatimah.

Jangan Engkau cabut nyawa kami
kecuali dalam keadaan Engkau ridha kepada kami.

اللَّهُمَّ اخْتِمْ لَنَا بِخَيْرٍ
وَاجْعَلْ آخِرَ كَلَامِنَا
لَا إِلٰهَ إِلَّا اللَّهُ

(hening panjang, suara hampir berbisik)

Ya Allah…
kami titipkan diri kami,
keluarga kami,
umat kami,
dan negeri kami
dalam penjagaan-Mu.

Ampuni kami…
sayangi kami…
jangan Engkau tinggalkan kami
walau sekejap mata.

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا
إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
وَتُبْ عَلَيْنَا
إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ

وَصَلَّى اللَّهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ

وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ



Tidak ada komentar